Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pemanfaatan Teknik Random Amplified Polymorphic DNA ( RAPD ) Untuk Pengelompokan Secara Genetik Plasma Nutfah Jambu Mete (Annacardium occidentale L.) Randriani, Enny; Tresniawati, Cici; Syafaruddin, Syafaruddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budidaya jambu mete di Indonesia selama ini belum menggunakan varietas unggul sehingga mengakibatkan rendahnya produksi, yaitu sekitar 493 kg/ha/tahun. Peningkatan genetik terkendala oleh kurangnya informasi tentang variabilitas genetik jambu mete. Dalam merakit suatu varietas unggul diperlukan variabilitas genetik yang luas dari plasma nutfah yang tersedia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kekerabatan dan keragaman genetik koleksi plasma nutfah jambu mete berdasarkan profil pita DNA menggunakan teknik RAPD. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler BB-Biogen, Bogor mulai bulan Mei-November 2010. Materi genetik yang digunakan adalah JN26, Oniki1, Oniki2, Oniki3, Kodi4, NDR31, Nigeria P9, Nigeria P2, JN7, Srilanka, Mojokerto, Pamotan, Karimun, Larantuka, BO2, SM9, JT21 dengan menggunakan 25 primer. Adapun kegiatannya meliputi pengumpulan materi koleksi plasma nutfah jambu mete (17 aksesi). Dilanjutkan kegiatan di Laboratorium dengan tahapan-tahapan kegiatan, seperti ekstraksi dan purifikasi DNA, loading dan running produk PCR dan analisis RAPD serta analisis data. Hasil penelitian menunjukkan dari dua puluh lima primer PCR-RAPD yang digunakan untuk mengamplifikasi sebanyak 17 sampel jambu mete, terdapat 24 primer yang memberikan pita DNA, 21 di antaranya polimorfisme dan tiga primer menunjukkan monomorfis. Hasil analisis kekerabatan 17 sampel jambu mete dengan program NTSys 2.1 menunjukkan bahwa terdapat variasi genetik yang cukup tinggi. Pada koefisien 88%, 17 jambu mete tersebut mengelompok menjadi lima, kelompok yang pertama terdiri dari delapan individu (Oniki1, Kodi4, JN26, NDR31, Srilanka, Mojokerto, Karimun, dan JT21), kelompok dua terdiri dari lima individu (Nigeria P9, B02, Nigeria P2, JN7, Pamotan), kelompok tiga terdiri dua individu (SM9, dan Larantuka), kelompok empat  terdiri dari satu individu (Oniki3), dan kelompok lima terdiri dari satu individu (Oniki2). Use of Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) Technique on grouping cashew (Anacardium occidentale L.) germplasmABSTRACT Many cashew plantations in Indonesia do not use superior variety. As a result, national cashew production is only 493 kg/ha/year. Genetic improvement is limited by the lack of information of genetic variability of germplasm. Wide genetic variability in cashew germplasms is necessary to produce superior variety. The purpose of this study was to evaluate the genetic variation and relationship of among cashew germplasms based on band pattern of DNA by using RAPD technique. The experiment was conducted at Molecular Biology Laboratory of BB-Biogen, Bogor since May till November 2009. Genetic materials used were JN26, Oniki1, Oniki2, Oniki3, Kodi4, NDR31, Nigeria P9, Nigeria P2, JN7, Srilanka, Mojokerto, Pamotan, Karimun, Larantuka, BO2, SM9, and JT21 by using 25 primers. The activity consisted of collecting of cashew germplasm (17 accessions), followed with laboratory activities such as: DNA extraction and purification, loading and running of PCR product, RAPD and data analysis. Results shows that 25 primers used were 24 primers shown DNA band pattern 21 of which there are polymorphism and 3 the monomorphism. Germplasm collection of cashew has wide variation. At 88% coefficient, 17 accessions of cashew were divided into five clusters. The first cluster  consisted of 8 individuals (Oniki 1, Kodi4, JN26, NDR31, Srilanka, Mojokerto, Karimun, dan JT 21), the second cluster of five individuals (Nigeria P9, B02, Nigeria P2, JN7, Pamotan ), third cluster two individuals (SM9 and Larantuka), the fourth cluster of one individual (Oniki3) and the fifth cluster consisted of one individual (Oniki2).  
Pengaruh Komposisi Media terhadap Pembentukan Kalus Embriogenesis Somatik Kopi Arabika ( Coffea arabica ) Ibrahim, Meynarti Sari dewi; Sudarsono, Sudarsono; Rubiyo, Rubiyo; Syafaruddin, Syafaruddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Induksi embrio somatik pada kopi arabika (Coffea arabica) dengan menggunakan beberapa zat pengatur tumbuh (ZPT) telah berhasil dilakukan. Pengaruh komposisi media terutama kombinasi antara jenis ZPT yang berbeda dan tanggap genotipe tanaman dilaporkan sangat bervariasi. Tujuan penelitian untuk mengkaji pengaruh pemberian 2,4-D dan kinetin dalam proses pembentukan dan pertumbuhan kalus embriogenik asal daun. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Agustus 2011 sampai Januari 2012. Bahan tanaman yang digunakan adalah daun dari kopi arabika varietas Sigarar Utang yang merupakan tanaman koleksi Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 5 eksplan. Peubah yang diamati, meliputi persentasi kalus yang terbentuk, morfologi kalus, berat basah kalus, dan jumlah globular. Hasil menunjukkan semua perlakuan dapat membentuk kalus, pertambahan berat eksplan tertinggi diperoleh pada media kombinasi 2,4-D 1 mg/l atau 2 mg/l dan kinetin 1 sampai 4 mg/l. Embrio somatik terbanyak diperoleh pada media yang diberi 2,4-D 0,5 mg/l dan kinetin 1 mg/l. Selain kalus, massa proembrio dan embrio, juga terbentuk akar adventif yang jumlahnya tidak nyata antar perlakuan.  The Effect of Composition Media to Callus Formation of Somaticembryogenesis of Arabica Coffee (Coffea arabica)ABSTRACT Induction of somatic embryos with plant growth regulators (PGR) has successfully performed in arabica coffee. However, the influence of media composition combined with different PGR, explants and genotype of plants is widely various in response yields. The objective of this study was to examine the effects of 2,4-D and kinetine in process of formation and growth of embryogenic callus developed from leaves of arabica coffee. The studiy was carried out at a laboratory of Indonesian Research Center for Estate Crops (Puslitbangbun) from August 2011 to January 2012. Plant materials used are coffee leaves var. Sigarar Utang taken from a germplasm collection of the crop grown at Pakuwon Research Station, Indonesian Research Institute for Industry Crops (Balittri) located at Sukabumi, West Java. A completely randomized design with 5 replications and plot size of five explants was used. Parameters observed are percentage of callus formation, morphology of the callus, fresh weight of callus, and number of globular. Results show that all treatments examined are able to form callus. The highest increase in weight of explants was obtained from the media treated with 2,4-D (conc. of 1mg/l or 2 mg/l) and kinetin (conc. of 1 to 4 mg/l). While, the most number of somatic embryo formed was obtained from those of treated with 2,4-D 0.5 mg/l and kinetin 1 mg/l. In addition to callus formation, proembryo mass, embryo and adventive roots were also formed in spite of not significant between different the treatments.
Keragaman 17 Aksesi Plasma Nutfah Kakao Berdasarkan Penanda Morfologi dan Molekuler Syafaruddin, Syafaruddin; Nasution, M A
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kakao merupakan tanaman potensial, informasi lengkap termasuk molekuler sangat diperlukan untuk pengembangan ragam selanjutnya. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi keragaman genetik, hubungan kekerabatan dan identifikasi kultivar tanaman kakao baik secara morfologi maupun molekuler.  Penelitian dilaksanakan di lapangan, yaitu di Kabupaten Pinrang dan Luwu Provinsi Sulawesi Selatan, serta di Laboratorium Biologi Molekuler, BB-Biogen, Bogor. Penelitian dimulai Maret sampai Desember 2011. Bahan tanaman yang digunakan 17 aksesi kakao. Selain pengamatan karakteristik morfologi, dilakukan juga analisa molekuler dengan beberapa tahapan: Isolasi DNA mengikuti metode CTAB Doyle dan Doyle, pemurnian DNA mengikuti metode Sambrook dan Russel, penetapan kualitas DNA, dan Reaksi amplifikasi dan elektroforesis mengikuti metode Williams. Sedangkan untuk uji similaritas digunakan software N-Tsys. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 46 pola pita yang dihasilkan oleh 8 primer diperoleh 36 pita polimorfisme (78%) dan 10 pita monomorfik. Analisis kluster terhadap 14 karakter utama morfologi tanaman kakao menghasilkan dendrogram dengan koefisien kemiripan berkisar antara 65-98% atau terdapat keragaman genetik sebesar 2-35%.  Sedangkan analisis kluster terhadap 46 pola pita DNA menghasilkan dendrogram dengan koefisien kemiripan berkisar antara 64-91% atau terdapat keragaman genetik sebesar 9-36%. Hasil analisis secara morfologi maupun molekuler, keduanya menunjukkan variasi yang sempit.  Variation of 17 Cocoa Accessions Germplasm Based on Morphological and Molecular Marker ABSTRACT Cocoa is one of other important crops of Indonesia. Comprehensive information of cocoa is therefore needed, including molecular information for crop improvement.The purpose of this experiment was to find out information of genetic variation, genetic relationship and cultivar identification of cocoa by using morphology character and molecular analysis. The experiment was conducted at field in South Sulawesi and Molecular Biology Laboratory of BB-Biogen, Bogor since March till December 2011. Genetic material used were 17 accessions of cocoa, and other material were chemical substances. Besides morphological characteristics, molecular markers were also analyzed by using several steps: DNA isolation uses CTAB methods by Doyle and Doyle, DNA purification uses Sambrook and Russel methods, and amplification and electrophoresis reaction uses Williams methods. Whereas genetically similarity were analyzed by using N-Tsys. Result showsed that of 46 band patterns of DNA is resulted from 8 primers yielded of 36 band patterns of polymorphism (78%) and 10 band patterns of monomorphism.  Based on the cluster analysis of 14 main morphologycal characters, it was obtained a dendrogram with similarity coefficient about 65-98% or genetic variation about 2-35%. While cluster analysis to 46 band patterns of DNA was obtained a dendrogram with similarity coefficient about 64-91% or genetic variation about 9-36%. Based on morphologycal and genetic characters, both the results show narrow variation.
Penggunaan Air Kelapa dan Beberapa Auksin untuk Induksi Multiplikasi Tunas dan Perakaran Lada Secara In Vitro Sulistiyorini, Indah; Ibrahim, Meynarti Sari Dewi; Syafaruddin, Syafaruddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan produktivitas lada perlu didukung oleh ketersediaan benih unggul. Perbanyakan lada secara in vitro dapat digunakan sebagai alternatif untuk menghasilkan benih lada dalam jumlah banyak dan waktu yang relatif singkat. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kultur in vitro adalah penggunaan zat pengatur tumbuh. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar mulai bulan Maret-September 2011. Penelitian terdiri dari 2 kegiatan yaitu induksi multiplikasi tunas dan induksi perakaran. Masing-masing bertujuan untuk menganalisis penggunaan konsentrasi air kelapa terhadap multiplikasi tunas lada dan pengaruh penggunaan jenis dan konsentrasi auksin terhadap induksi perakaran lada secara in vitro. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan uji lanjut DMRT. Perlakuan induksi multiplikasi terdiri dari konsentrasi air kelapa, yaitu 10, 20, 30, 40, 50% dan sebagai pembanding adalah BA 0,3 mg/l, sedangkan induksi perakaran lada digunakan beberapa auksin, yaitu IBA, IAA dan 2,4-D dengan konsentrasi masing-masing adalah 0,1, 0,3, dan 0,5 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan air kelapa untuk perlakuan induksi multiplikasi tunas pada semua konsentrasi lebih memacu pembentukan akar, selain itu kultur yang dihasilkan mempunyai pertumbuhan normal dan lebih vigor dibandingkan perlakuan BA 0,3 mg/l. Perlakuan BA 0,3 mg/l menghasilkan jumlah tunas dan jumlah daun lebih banyak dibandingkan perlakuan air kelapa sebesar 2,69 dan 10,73. Penggunaan IAA 0,1 mg/l untuk induksi perakaran mampu menginduksi akar sebanyak 8,26 lebih banyak dibandingkan auksin yang lain.  The Use of Coconut Water And Several Auxin for Shoot Multiplication And Rooting Induction in Black Pepper In VitroABSTRACT Increased productivity of pepper should be supported by the availability of improved seed. Propagation black pepper in vitro can be used as an alternative to produce large amounts of black pepper cuttings in a relatively short time. One of the factors that determine the success of in vitro culture is the use of plant growth regulators used. Research was conducted in the laboratory tissue culture from March to September 2011. This research consists of two activities, the induction of shoot multiplication and rooting induction. Each aims to analyze the addition of coconut water concentration on shoot multiplication black pepper and determine the effect of the addition of the type and concentration of auxin for induction in vitro rooting of black pepper. Design used were completely randomized design and use advanced testing DMRT. Treatment consisted of induction multiplication coconut water concentration, namely 10, 20, 30, 40, 50%, and as a comparison is BA 0.3 mg/l, and black pepper root induction treatment using several auxin is IBA, IAA and 2.4-D with the concentration of each was 0.1 mg/l, 0.3 mg/l and 0.5 mg/l.  The results showed the use of coconut water for shoot multiplication induction treatment at all concentrations stimulate root formation, in addition to the culture that has produced more normal growth and vigor than the treatment of BA 0.3 mg/l. Treatment BA 0.3 mg/l produce shoots leaves more than coconut water treatment at 2.69 and 10.73. The use of IAA 0.1 mg/l for induction were able to induce root 8.26 more as compared to other auxin.
EVALUASI PRODUKSI DAN FISIKO-KIMIA MINYAK CENGKEH ZANZIBAR GORONTALO Supriadi, Handi; Syafaruddin, Syafaruddin; Bermawie, Nurliani; Hadad EA, Mochamad
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cengkeh Zanzibar Gorontalo telah lama dijadikan sebagai sumber benih oleh petani cengkeh di Provinsi Gorontalo karena cengkeh tersebut memiliki keunggulan yaitu berproduksi tinggi dan aroma bunganya disukai oleh banyak pabrik rokok  kretek. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi produksi, fisiko-kimia minyak dan karakteristik morfologi 17 pohon induk cengkeh Zanzibar Gorontalo yang sudah digunakan sebagai sumber benih oleh petani. Kegiatan dilaksanakan di Desa Taludaa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, mulai Januari sampai September 2012, dengan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cengkeh Zanzibar Gorontalo memiliki produksi bunga basah lebih tinggi dibandingkan cengkeh Afo dan komposit Zanzibar Karo. Pohon induk tersebut memiliki mutu bunga cengkeh yang baik dengan kadar minyak atsiri 19,94-23,00% dan kadar eugenol total 87,43-93,00%. Ukuran bunga lebih besar dengan aroma bunga khas, serta seragam dalam penampilan karakter vegetatif dan generatif tanaman.EVALUATION OF GORONTALO ZANZIBAR CLOVE PRODUCTION AND ITS PHYSICO-CHEMICAL ESSENTIAL OILABSTRACT The Clove of Zanzibar Gorontalo has been used as a source of seeds by farmers in Gorontalo province due to high production and its scents preferred by many cigarette industries. A research was carried out to evaluate production and physico-chemical properties of essential oil of Zanzibar clove trees grown. The study (in form of surveys) was focused on the morphological characters (vegetative and generative) of 17 mother trees of Zanzibar clove from January to September 2012 at Taludaa village, Bone Bolango district, Gorontalo. The results showed that the fresh yield of Gorontalo Zanzibar clove was 133,46 kg/tree/year being much higher than those of Afo and Zanzibar Karo composite varieties, 103.0 and 47.0 kg/tree/year respectively. In addition to high in yields, the clove mother trees have good quality in essential oil (19,94-23,00%) and total of eugenol content (87,43-93,00%), larger in flower sizes, distinctive in floral aroma, and homogeny in performance of vegetative and generative characters.
Pemanfaatan Teknik Random Amplified Polymorphic DNA ( RAPD ) Untuk Pengelompokan Secara Genetik Plasma Nutfah Jambu Mete (Annacardium occidentale L.) Randriani, Enny; Tresniawati, Cici; Syafaruddin, Syafaruddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budidaya jambu mete di Indonesia selama ini belum menggunakan varietas unggul sehingga mengakibatkan rendahnya produksi, yaitu sekitar 493 kg/ha/tahun. Peningkatan genetik terkendala oleh kurangnya informasi tentang variabilitas genetik jambu mete. Dalam merakit suatu varietas unggul diperlukan variabilitas genetik yang luas dari plasma nutfah yang tersedia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kekerabatan dan keragaman genetik koleksi plasma nutfah jambu mete berdasarkan profil pita DNA menggunakan teknik RAPD. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler BB-Biogen, Bogor mulai bulan Mei-November 2010. Materi genetik yang digunakan adalah JN26, Oniki1, Oniki2, Oniki3, Kodi4, NDR31, Nigeria P9, Nigeria P2, JN7, Srilanka, Mojokerto, Pamotan, Karimun, Larantuka, BO2, SM9, JT21 dengan menggunakan 25 primer. Adapun kegiatannya meliputi pengumpulan materi koleksi plasma nutfah jambu mete (17 aksesi). Dilanjutkan kegiatan di Laboratorium dengan tahapan-tahapan kegiatan, seperti ekstraksi dan purifikasi DNA, loading dan running produk PCR dan analisis RAPD serta analisis data. Hasil penelitian menunjukkan dari dua puluh lima primer PCR-RAPD yang digunakan untuk mengamplifikasi sebanyak 17 sampel jambu mete, terdapat 24 primer yang memberikan pita DNA, 21 di antaranya polimorfisme dan tiga primer menunjukkan monomorfis. Hasil analisis kekerabatan 17 sampel jambu mete dengan program NTSys 2.1 menunjukkan bahwa terdapat variasi genetik yang cukup tinggi. Pada koefisien 88%, 17 jambu mete tersebut mengelompok menjadi lima, kelompok yang pertama terdiri dari delapan individu (Oniki1, Kodi4, JN26, NDR31, Srilanka, Mojokerto, Karimun, dan JT21), kelompok dua terdiri dari lima individu (Nigeria P9, B02, Nigeria P2, JN7, Pamotan), kelompok tiga terdiri dua individu (SM9, dan Larantuka), kelompok empat  terdiri dari satu individu (Oniki3), dan kelompok lima terdiri dari satu individu (Oniki2). Use of Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) Technique on grouping cashew (Anacardium occidentale L.) germplasmABSTRACT Many cashew plantations in Indonesia do not use superior variety. As a result, national cashew production is only 493 kg/ha/year. Genetic improvement is limited by the lack of information of genetic variability of germplasm. Wide genetic variability in cashew germplasms is necessary to produce superior variety. The purpose of this study was to evaluate the genetic variation and relationship of among cashew germplasms based on band pattern of DNA by using RAPD technique. The experiment was conducted at Molecular Biology Laboratory of BB-Biogen, Bogor since May till November 2009. Genetic materials used were JN26, Oniki1, Oniki2, Oniki3, Kodi4, NDR31, Nigeria P9, Nigeria P2, JN7, Srilanka, Mojokerto, Pamotan, Karimun, Larantuka, BO2, SM9, and JT21 by using 25 primers. The activity consisted of collecting of cashew germplasm (17 accessions), followed with laboratory activities such as: DNA extraction and purification, loading and running of PCR product, RAPD and data analysis. Results shows that 25 primers used were 24 primers shown DNA band pattern 21 of which there are polymorphism and 3 the monomorphism. Germplasm collection of cashew has wide variation. At 88% coefficient, 17 accessions of cashew were divided into five clusters. The first cluster  consisted of 8 individuals (Oniki 1, Kodi4, JN26, NDR31, Srilanka, Mojokerto, Karimun, dan JT 21), the second cluster of five individuals (Nigeria P9, B02, Nigeria P2, JN7, Pamotan ), third cluster two individuals (SM9 and Larantuka), the fourth cluster of one individual (Oniki3) and the fifth cluster consisted of one individual (Oniki2).  
EVALUASI PRODUKSI DAN FISIKO-KIMIA MINYAK CENGKEH ZANZIBAR GORONTALO Supriadi, Handi; Syafaruddin, Syafaruddin; Bermawie, Nurliani; Hadad EA, Mochamad
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cengkeh Zanzibar Gorontalo telah lama dijadikan sebagai sumber benih oleh petani cengkeh di Provinsi Gorontalo karena cengkeh tersebut memiliki keunggulan yaitu berproduksi tinggi dan aroma bunganya disukai oleh banyak pabrik rokok  kretek. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi produksi, fisiko-kimia minyak dan karakteristik morfologi 17 pohon induk cengkeh Zanzibar Gorontalo yang sudah digunakan sebagai sumber benih oleh petani. Kegiatan dilaksanakan di Desa Taludaa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, mulai Januari sampai September 2012, dengan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cengkeh Zanzibar Gorontalo memiliki produksi bunga basah lebih tinggi dibandingkan cengkeh Afo dan komposit Zanzibar Karo. Pohon induk tersebut memiliki mutu bunga cengkeh yang baik dengan kadar minyak atsiri 19,94-23,00% dan kadar eugenol total 87,43-93,00%. Ukuran bunga lebih besar dengan aroma bunga khas, serta seragam dalam penampilan karakter vegetatif dan generatif tanaman.EVALUATION OF GORONTALO ZANZIBAR CLOVE PRODUCTION AND ITS PHYSICO-CHEMICAL ESSENTIAL OILABSTRACT The Clove of Zanzibar Gorontalo has been used as a source of seeds by farmers in Gorontalo province due to high production and its scents preferred by many cigarette industries. A research was carried out to evaluate production and physico-chemical properties of essential oil of Zanzibar clove trees grown. The study (in form of surveys) was focused on the morphological characters (vegetative and generative) of 17 mother trees of Zanzibar clove from January to September 2012 at Taludaa village, Bone Bolango district, Gorontalo. The results showed that the fresh yield of Gorontalo Zanzibar clove was 133,46 kg/tree/year being much higher than those of Afo and Zanzibar Karo composite varieties, 103.0 and 47.0 kg/tree/year respectively. In addition to high in yields, the clove mother trees have good quality in essential oil (19,94-23,00%) and total of eugenol content (87,43-93,00%), larger in flower sizes, distinctive in floral aroma, and homogeny in performance of vegetative and generative characters.
Keragaman 17 Aksesi Plasma Nutfah Kakao Berdasarkan Penanda Morfologi dan Molekuler Syafaruddin, Syafaruddin; Nasution, M A
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kakao merupakan tanaman potensial, informasi lengkap termasuk molekuler sangat diperlukan untuk pengembangan ragam selanjutnya. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi keragaman genetik, hubungan kekerabatan dan identifikasi kultivar tanaman kakao baik secara morfologi maupun molekuler.  Penelitian dilaksanakan di lapangan, yaitu di Kabupaten Pinrang dan Luwu Provinsi Sulawesi Selatan, serta di Laboratorium Biologi Molekuler, BB-Biogen, Bogor. Penelitian dimulai Maret sampai Desember 2011. Bahan tanaman yang digunakan 17 aksesi kakao. Selain pengamatan karakteristik morfologi, dilakukan juga analisa molekuler dengan beberapa tahapan: Isolasi DNA mengikuti metode CTAB Doyle dan Doyle, pemurnian DNA mengikuti metode Sambrook dan Russel, penetapan kualitas DNA, dan Reaksi amplifikasi dan elektroforesis mengikuti metode Williams. Sedangkan untuk uji similaritas digunakan software N-Tsys. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 46 pola pita yang dihasilkan oleh 8 primer diperoleh 36 pita polimorfisme (78%) dan 10 pita monomorfik. Analisis kluster terhadap 14 karakter utama morfologi tanaman kakao menghasilkan dendrogram dengan koefisien kemiripan berkisar antara 65-98% atau terdapat keragaman genetik sebesar 2-35%.  Sedangkan analisis kluster terhadap 46 pola pita DNA menghasilkan dendrogram dengan koefisien kemiripan berkisar antara 64-91% atau terdapat keragaman genetik sebesar 9-36%. Hasil analisis secara morfologi maupun molekuler, keduanya menunjukkan variasi yang sempit.  Variation of 17 Cocoa Accessions Germplasm Based on Morphological and Molecular Marker ABSTRACT Cocoa is one of other important crops of Indonesia. Comprehensive information of cocoa is therefore needed, including molecular information for crop improvement.The purpose of this experiment was to find out information of genetic variation, genetic relationship and cultivar identification of cocoa by using morphology character and molecular analysis. The experiment was conducted at field in South Sulawesi and Molecular Biology Laboratory of BB-Biogen, Bogor since March till December 2011. Genetic material used were 17 accessions of cocoa, and other material were chemical substances. Besides morphological characteristics, molecular markers were also analyzed by using several steps: DNA isolation uses CTAB methods by Doyle and Doyle, DNA purification uses Sambrook and Russel methods, and amplification and electrophoresis reaction uses Williams methods. Whereas genetically similarity were analyzed by using N-Tsys. Result showsed that of 46 band patterns of DNA is resulted from 8 primers yielded of 36 band patterns of polymorphism (78%) and 10 band patterns of monomorphism.  Based on the cluster analysis of 14 main morphologycal characters, it was obtained a dendrogram with similarity coefficient about 65-98% or genetic variation about 2-35%. While cluster analysis to 46 band patterns of DNA was obtained a dendrogram with similarity coefficient about 64-91% or genetic variation about 9-36%. Based on morphologycal and genetic characters, both the results show narrow variation.
Hubungan Antar Karakter Vegetatif, Komponen Hasil, dan Daya Hasil Kopi Robusta Asal Sambung Tunas Plagiotrop Randriani, Enny; Dani, Dani; Tresniawati, Cici; Syafaruddin, Syafaruddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seleksi klon unggul kopi Robusta (Coffea canephora) biasanya memerlukan waktu yang lama sehingga diperlukan pendekatan-pendekatan yang mampu mempersingkat waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis korelasi antar karakter vegetatif, komponen hasil, dan daya hasil kopi Robusta hasil sambung tunas plagiotrop. Penelitian dilaksanakan di Desa Suka Rami, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Curup, Bengkulu dari bulan Januari sampai Desember 2012. Delapan karakter vegetatif, 13 karakter komponen hasil, dan dua karakter daya hasil diamati pada pertanaman kopi Robusta hasil sambung tunas plagiotrop umur tiga tahun. Korelasi antar karakter dan analisis faktor dilakukan menggunakan SPSS 11.5 for Windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakter daya hasil (produksi buah dan produksi biji beras per pohon) kopi Robusta yang diperbanyak melalui sambung tunas plagiotrop memiliki hubungan yang positif secara kuat dengan lima karakter lainnya, yaitu jumlah cabang sekunder, bobot 100 buah, panjang biji gabah, panjang biji beras, dan bobot 100 biji beras. Oleh sebab itu, kelima karakter tersebut dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi positif untuk produktivitas tinggi kopi Robusta yang dikembangkan melalui sambung tunas plagiotrop.Kata kunci: Coffea canephora, seleksi klon, sambung pucuk, tunas plagiotropSelection of Robusta (Coffea canephora) elite clones usually takes a long time, therefore an effective approach is needed to shorten the time. The objective of this study was to analyze the correlation between the vegetative characters, yield and yield components of Robusta coffee derived from plagiotroph bud grafting. The research was conducted in the Suka Rami village, District of Bermani Ulu, Curup, Bengkulu Province from January to December 2012. Eight vegetative characters, 13 characters of yield components, and two yield characters were observed at three years old Robusta coffee plantation which derived from plagiotroph bud grafting. The correlation between the characters and factor analysis performed using SPSS 11.5 for Windows. The analysis showed that the character of the number of secondary branches, weight of 100 coffee fruits, long grain bean, long grain rice, and weight of 100 grains of bean showed a very strong positive correlation with yield characters. Thus, these five characters can be used as selection criteria to obtain superior genotypes of Robusta coffee that developed through plagiotroph bud grafting.
Pengaruh Komposisi Media terhadap Pembentukan Kalus Embriogenesis Somatik Kopi Arabika ( Coffea arabica ) Ibrahim, Meynarti Sari dewi; Sudarsono, Sudarsono; Rubiyo, Rubiyo; Syafaruddin, Syafaruddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Induksi embrio somatik pada kopi arabika (Coffea arabica) dengan menggunakan beberapa zat pengatur tumbuh (ZPT) telah berhasil dilakukan. Pengaruh komposisi media terutama kombinasi antara jenis ZPT yang berbeda dan tanggap genotipe tanaman dilaporkan sangat bervariasi. Tujuan penelitian untuk mengkaji pengaruh pemberian 2,4-D dan kinetin dalam proses pembentukan dan pertumbuhan kalus embriogenik asal daun. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Agustus 2011 sampai Januari 2012. Bahan tanaman yang digunakan adalah daun dari kopi arabika varietas Sigarar Utang yang merupakan tanaman koleksi Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 5 eksplan. Peubah yang diamati, meliputi persentasi kalus yang terbentuk, morfologi kalus, berat basah kalus, dan jumlah globular. Hasil menunjukkan semua perlakuan dapat membentuk kalus, pertambahan berat eksplan tertinggi diperoleh pada media kombinasi 2,4-D 1 mg/l atau 2 mg/l dan kinetin 1 sampai 4 mg/l. Embrio somatik terbanyak diperoleh pada media yang diberi 2,4-D 0,5 mg/l dan kinetin 1 mg/l. Selain kalus, massa proembrio dan embrio, juga terbentuk akar adventif yang jumlahnya tidak nyata antar perlakuan.  The Effect of Composition Media to Callus Formation of Somaticembryogenesis of Arabica Coffee (Coffea arabica)ABSTRACT Induction of somatic embryos with plant growth regulators (PGR) has successfully performed in arabica coffee. However, the influence of media composition combined with different PGR, explants and genotype of plants is widely various in response yields. The objective of this study was to examine the effects of 2,4-D and kinetine in process of formation and growth of embryogenic callus developed from leaves of arabica coffee. The studiy was carried out at a laboratory of Indonesian Research Center for Estate Crops (Puslitbangbun) from August 2011 to January 2012. Plant materials used are coffee leaves var. Sigarar Utang taken from a germplasm collection of the crop grown at Pakuwon Research Station, Indonesian Research Institute for Industry Crops (Balittri) located at Sukabumi, West Java. A completely randomized design with 5 replications and plot size of five explants was used. Parameters observed are percentage of callus formation, morphology of the callus, fresh weight of callus, and number of globular. Results show that all treatments examined are able to form callus. The highest increase in weight of explants was obtained from the media treated with 2,4-D (conc. of 1mg/l or 2 mg/l) and kinetin (conc. of 1 to 4 mg/l). While, the most number of somatic embryo formed was obtained from those of treated with 2,4-D 0.5 mg/l and kinetin 1 mg/l. In addition to callus formation, proembryo mass, embryo and adventive roots were also formed in spite of not significant between different the treatments.