Toto Subiakto
Poltekkes Kemenkes Banten

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH POSISI HIGH FOWLER 60º DAN 30º TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI Toto Subiakto; Kusniawati Kusniawati
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.202 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i1.125

Abstract

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang bersifat kronis, tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikontrol oleh pola hidup sehat dan obat-obatan.Salah satu tindakan mandiri keperawatan guna mempertahankan oksigenasi adalahmengatur posisi pasien hipertensi. Pengaturan posisi dapat membantuvenous return jantung optimal sehingga dapat membantu meningkatkan cardiac output.Desain penelitian quasi eksperiment dengan pendekatan pre dan post test. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh posisi high fowler 600 dan 300 terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi.Populasi adalah seluruh pasien hipertensi yang berobat di RSU Tangerang, jumlahsampel berjumlah 20 responden.Responden mendapat perlakuan posisi 60º dan 30º kemudian peneliti melihat perbedaan efektifitas terhadap tekanan darah pada subyek penelitian.Analisis statistik menggunakan dependent t test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum perubahan posisi (supine) adalah 180,00 mmHg dengan standar deviasi 12,11 mmHg. Rata-rata tekanan darah sistolik posisi high fowler60º adalah 182,81 dengan standar deviasi 17,017 mmHg, rata-rata perbedaan sistolik supine dan sistolik posisi fowler60º adalah2,81 mmHg dengan standar deviasi 16,018 mmHg. Hasil uji statistik menunjukkantidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata tekanan darah sistolik supine dan posisi high fowler60º (p = 0,493).Hasil uji statistik tidak ada perbedaan bermakna antara rata-rata tekanan darah sistolik maupun diastolik antara pasien hipertensi pada posisi supine, fowler30º, dan high fowler60º.Pelayanan keperawatan di rumah sakit diharapkan dapat melakukan pengaturan posisihigh fowler60º dan fowler300pada pasien hipertensi dengan kondisi yang stabil.
PENGARUH FREKUENSI PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PRILAKU KONTROL (MONITORING) KADAR GULA DARAH PADA LANSIA DENGAN RIWAYAT PENYAKIT DIABETES MELLITUS Sunardi Sunardi; Toto Subiakto
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 3 No 1 (2016): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.22 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v3i1.148

Abstract

Saat ini 6,3 juta (19%) dari seluruh orang yang berusia > 65 tahun memiliki diabetes mellitus. (Black & Hawks, 2014). Manifestasi klinis meyakinkan adanya diabetes mellitus, tetapi uji laboratorium kadar gula darah diperlukan untuk menegakan diagnostik pasti, pemeriksaan kadar gula darah secara teratur dan terencana dapat mendeteksi adanya kelainan lebih lanjut. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara dalam menentukan keberhasilan manajemen diabetes mellitus. Fenomena yang terjadi dan menjadi masalah penelitian ini adalah apakah benar bahwa prilaku kontrol(monitoring) kadar gula darah seseorang yang mengalami diabetes mellitus dapat dipengaruhi oleh banyaknya frekwensi pendidikan kesehatan yang diterimannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pengaruh frekuensi pendidikan kesehatan terhadap prilaku kontrol (monitoring) kadar gula darah pada lansia yang memiliki penyakit diabetes mellitus. Desain Penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas kecamatan Neglasari Kota Tangerang, pengambilan sampel dilaksanakan bulan Juni-September 2015 terhadap lansia dengan riwayat diabetes mellitus yang berobat/kontrol kepuskesmas. Hasil penelitian dari 60 responden, menunjukkan ada hubungan yang siknifikan antara frekwensi pendidikan kesehatan dengan prilaku kontrol (Monitoring) kadar gula darah pada lansia yang mengalami diabetes mellitus, dengan nilai p=0,001 (α = 0,05). Hal ini berarti semakin banyak pendidikan kesehatan yang diterima lansia, maka semakin sering lansia berprilaku control (monitoring) kadar gula darahnya.
ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN BINA PRESTASI TANGERANG Thoha Thoha; Toto Subiakto
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 10 No 1 (2023): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v10i1.337

Abstract

The problem of undernutrition and poor iron and protein nutrition is directly affected by food consumption and infectious diseases and will result in anemia. Want to know the incidence of anemia in young women at SMK Bina Prestasi Health Tangerang. This research uses a descriptive method. It was carried out from September to November 2020. The sampling technique is random sampling using a lottery. Respondents were female adolescents at the Bina Prestasi Health Vocational School, Tangerang, Sukadiri Health Center, Tangerang Regency, with a total sample of 40 respondents. The result, the Fe nutritional adequacy rate is (95%). For young women at Bina Prestasi Health Vocational School in Tangerang, the level of protein nutrition adequacy was (92.5%), and for young women at the Bina Prestasi Health Vocational School in Tangerang who experienced anemia was (42.5%). Those who did not experience anemia were (57.5%).