Mukh Syaifudin
Center for Technology of Radiation Safety and Metrology

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Life Science

Analisis Tingkat Kerusakan DNA pada Sel Limfosit Perokok dan Non Perokok Akibat Paparan Radiasi Gamma dengan Teknik Comet Assay Astiti, Ikhsana Nuri; Anggraito, Yustinus Ulung; Syaifudin, Mukh
Life Science Vol 7 No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Radiasi gamma dan asap rokok diketahui memiliki potensi dalam memicu kerusakan DNA pada suatu sel, sehingga berpengaruh besar dalam mempengaruhi tingat kerusakan DNA karena dapat memicu kerusakan DNA basal sehubungan dengan kerusakan genetik limfosit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dosis radiasi gamma, status merokok, serta interaksi keduanya terhadap kerusakan DNA pada sel limfosit perokok dan non perokok dengan teknik comet assay. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial dua faktor yaitu dosis radiasi gamma dan status merokok. Analisis menggunakan software CASP dan uji Anova dua arah. Nilai tail length (TL) kelompok non perokok yaitu berkisar 4,59 hingga 129,15 µm dan berkisar 14,57 hingga 194,82 µm untuk perokok, nilai tail moment (TM) non perokok berkisar 0,11 hingga 51,73 µm dan berkisar 1,33 hingga 103,94 µm untuk perokok, sedangkan nilai tail DNA (TD) non perokok berkisar 1,84 hingga 30,88 µm dan berkisar 6,42 hingga 41,50 µm untuk perokok. Hasil uji Duncan nilai TL akibat dosis 6 Gy berbeda nyata dengan 8 Gy. Nilai TM akibat dosis 8 Gy berbeda nyata dengan dosis 0, 2, 4, dan 6 Gy. Nilai TD akibat dosis 6 dan 8 Gy berbeda nyata dengan dosis 0, 2, dan 4 Gy. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis radiasi gamma berpengaruh sangat nyata terhadap nilai TL, TM, dan TD (<0,01), status merokok berpengaruh nyata terhadap nilai TL (p<0,05) dan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai TM dan TD (p<0,05), sedangkan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap nilai TL, TM, dan TD (p<0,05). Gamma radiation and cigarette smoke is known have the potential to trigger DNA damage in a cell, so large influential in affecting level of DNA damage because can trigger DNA damage basal with respect to lymphocytes genetic damage. This study aims to analyze the effect of gamma radiation dose, smoking status and the interaction both against DNA damage in lymphocytes smokers and non-smokers with the comet assay technique. This was experimental research with complete randomized groups design (RKLT) factorial two factors which is dose of gamma radiation and smoking status. Analyzed to using software CASP and Anova test. Tail length (TL) value non-smokers range from 4,59 to 129,15 μm and range 14,57 to 194,82 μm for smokers group, tail moment (TM) value non-smokers range 0,11 to 51,73 μm and range 1,33 to 103, 94 μm for smokers group, while tail DNA (TD) value non-smokers range 1,84 to 30,88 μm and range 6,42 to 41,50 μm μm for smokers group. The results Duncan test TL value effect of dose 6 Gy significant different with dose 8 Gy. Tail moment (TM) value effect of dose 8 Gy significant different with dose 0, 2, 4, and 6 Gy. Tail DNA (TD) value effect of dose 6 and 8 Gy significant different with dose 0, 2, and 4 Gy. Based on this research, it could conclude that the dose of gamma radiation significant effect of TL, TM, and TD value (<0.01), smoking status significant effect of TL value (p <0.05) and not significant effect of TM and TD value (p <0.05), while the interaction both not significant effect of TL, TM, and TD value (p <0.05).
Deteksi Pembentukan Mikronuklei Sel Darah Limfosit Akibat Paparan Radiasi Dosis Bertingkat pada Responden dengan Jenis Kelamin dan Usia Berbeda Purnami, Sri Wahyu; Anggraito, Yustinus Ulung; Syaifudin, Mukh; Lusiyanti, Yanti
Life Science Vol 7 No 2 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mikronuklei merupakan penanda yang baik dari paparan genotoksik pada manusia dan merupakan indikator dari ketidakstabilan kromosom. Pada proses pembentukan mikronuklei (MN) dengan teknik cytokinesis-block micronucleus (CBMN), sitokinesis diblok dengan sitokalasin B, sehingga dapat mengidentifikasi fragmen (patahan) kromosom pada tahap mitosis menjadi MN. Frekuensi terbentuknya MN dipengaruhi oleh dosis radiasi, jenis kelamin, usia, dan gaya hidup. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak faktorial, dengan tiga faktor variabel bebas yaitu paparan dosis radiasi sinar X, usia pendonor, dan jenis kelamin pendonor. Perlakuan dalam penelitian ini dengan menggunakan dosis radiasi sinar X sebesar 0 Gy, 0,5 Gy, 2 Gy, dan 4 Gy. Sel darah limfosit diperoleh dari responden laki-laki dan perempuan pada usia 26-35 tahun, 36-45 tahun, dan 46-55 tahun, ada satu sampel pada masing-masing usia. Analisis yang digunakan adalah analisis varians tiga faktor, uji normalitas dan homogenitas dengan anava menggunakan IBM SPSS Statistic 20 for Windows. Diperoleh hasil F hitung > F tabel (5%) pada perlakuan dosis radiasi terhadap frekuensi pembentukan MN, usia, jenis kelamin, dosis radiasi dengan usia, dosis radiasi dengan jenis kelamin, dosis radiasi dengan usia dengan jenis kelamin. Diartikan bahwa terdapat perbedaan frekuensi MN yang signifikan berdasarkan perlakuan dosis radiasi sinar X, usia, dan jenis kelamin. F hitung < F tabel (5%) pada perlakuan usia dengan jenis kelamin, diartikan bahwa usia dengan jenis kelamin tidak saling berinteraksi tanpa adanya dosis radiasi, sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap frekuensi pembentukan MN. Micronuclei is a good marker of exposure to genotoxic in humans and is an indicator of chromosomal instability. In the process of forming micronuclei (MN) with the technique of cytokinesis-block micronucleus (CBMN), cytokinesis blocked by sitokalasin B, so as to identify fragments (break) chromosomes in mitosis phase becomes MN. The frequency of MN formation is affected by the radiation dose, sex, age, and lifestyle. This study design was a randomized complete group factorial, with three independent variables that factor exposure dose of X-ray radiation, donor age, and sex of the donor. The treatment in this study using X-ray radiation doses of 0 Gy, 0.5 Gy, 2 Gy and 4 Gy. Blood cell lymphocytes obtained from respondents men and women at the age of 26-35 years, 36-45 years and 46-55 years, there is one sample at each age. The analysis is the analysis of variance of three factors, normality and homogeneity test with anava used IBM SPSS Statistics 20 for Windows. The results obtained F value>F table (5%) in the treatment of radiation doses to the formation of MN frequency, age, gender, age radiation dose, radiation dose by gender, age radiation dose by gender. Means that there are significant differences in the frequency of MN which is based on X-ray radiation dose treatment, age, and gender. F value<F table (5%) in the treatment of age by sex, mean that the age of the same sex do not interact in the absence of radiation dose, so no significant effect on the frequency of MN formation.