Nina Winangsih Syam
Fak. Komunikasi Unpad

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Komunikasi Bisnis Antarbudaya dalam Era Globalisasi Syam, Nina Winangsih
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implikasi dari perdagangan bebas (Baca:persaingan global) adalah bahwa Indonesia tidak lagi sekadar “jago kandang”. Bebas dan terbukanya pasa,r berarti timbal balik. Pasar Indonesia terbuka, namun terbuka bagi pasar negara lain. Dibukanya pasar negara lain tanpa macam-macam hambatan, yang diskriminatif maupun nontarif, itulah yang dapat dan mesti kita manfaatkan. Hal ini berarti bahwa ekonomi Indonesia harus menghasilkan produk barang dan jasa yang mampu bersaing karena mutu, harga, dan pelayanan. Di samping itu, tentu saja memiliki kemampuan memasarkannya secara global.Lewat survey yang dilakukan Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (MITI) Jepang, disimpulkan bahwa sebagian kegagalan hubungan bisnis antara pebisnis asing dengan orang Jepang, disebabkan tidak dipahaminya karakteristik kepribadian dan budaya komunikasi bisnis masyarakat Jepang. Dari kenyataan di atas, maka jelas pemahaman dan penerapan pengetahuan komunikasi bisnis antarbudaya dalam interaksi bisnis internasional menjadi begitu diperlukan. Persaingan dagang global bukan semata-mata persaingan mutu produk dan jasa, melainkan juga persaingan taktik dan pemasaran. Kesanggupan kita untuk bersaing dalam gelanggang perdagangan bebas dunia, mesyaratkan kepekaan dan pemahaman terhadap perbedaan budaya bisnis yang ada. Tiap budaya harus diperlakukan sebagaimana adanya, bukan sebagaimana dimaui. Di sinilah pentingnya peranan komunikasi bisnis antarbudaya, karena komunikasi antarbudaya mengajarkan dan menganggap setiap budaya sebagai entitas yang sederajat dan harus dipahami secara empatik.
The Image of Public Relations in Indonesia 2001: Myth and Reality in Multicultural Approach Syam, Nina Winangsih
Mediator Vol 2, No 2 (2001)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In global environment, understanding and managing multiculturalism mean recognizing similarities and differences among various cultures and use this cultural diversity to achieve one’s goal. Therefore, it is important to study the impact of cultural contrast upon some practical aspects such as: language; method of communication; cultural as well as management cultures. Culture influences the way in which people interact with one method and has direct impact upon communication patterns. If communication patterns are influenced by culture differences, it is important for public relations managers to be aware of individual behavior. The myth and reality of the Indonesian culture in its unique pluralistic characteristics known as “Bhinneka Tunggal Ika” (Unity through Diversity) represent the Asian society. Dreaming upon the traditional Asian and uniquely Indonesian cultural values, the Indonesian managers of 2001 appear to be successfully working within the cultural boundaries of Asian and Western corporate values. This paper discusses the relationship between cultural and Public Relations practice in Indonesia embracing the trend of 2001—focused on image and possible cultural sensitivity building by means of blending the Asian and Western values to create a synergeticorganizations in practicing Public Relations At 21st centuries.
MENGKRITISI PEMIKIRAN THINK GLOBALY ACT LOCALY DALAM KONTEKS PEMANFAATAN NEW MEDIA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUK USAHA KECIL MENENGAH (UKM) WIDYASTUTI, NURPRAPTI WAHYU; SURYANA, ASEP; HIDAYAT, MIEN; SYAM, NINA WINANGSIH
Prosiding Magister Ilmu Komunikasi Buku B - Komunikasi Publik Dan Dinamika Masyarakat Lokal
Publisher : Prosiding Magister Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.096 KB)

Abstract

AEC (ASEAN Economic Community) atau MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) merupakan kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk kerjasama perdagangan bebas di kawasan ASEAN. Pengalaman krisis ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia membuktikan bahwa UKM merupakan ujung tombak pertahanan perekonomian. Dalam persaingan yang kiat ketat dan global, UKM dituntut menguasai serta memanfaatkan jaringan distribusi dan pemasaran produk. Media jejaring sosial, seperti twitter, facebook, instagram, dan sejenisnya, merupakan media yang dapat digunakan oleh UKM sebagai media komunikasi pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Media sosial sebagai media komunikasi pemasaran produk UKM terhadap perilaku online. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, menimbulkan fenomena baru yang ditandai dengan penggunaan smartphone. Fitur-fitur smartphone menjadikan terintegrasinya handphone, internet, dan komputer. Marshall McLuhan, Danis McQual penah meramalkan akan adanya revolusi komunikasi dengan konsep global village dan teknologi informasi yang menjadikan dunia dalam genggaman. Revolusi komunikasi tersebut telah dapat mengatasi hambatan jarak, ruang dan waktu. Kelebihan teknologi komunikasi ini pada akhirnya menjadikan smart phone melekat (embedded) dalam kehidupan individu pemakainya.(Criapin Thurlow, et al; 2004). Dalam menghadapi persaingan bebas di era MEA, pelaku dan pengelola UKM mutlak harus menguasai serta memanfaatkan internet dan e-commerce untuk meningkatkan daya saing produk, terlebih untuk menjangkau pasar ekspor. Oleh karena itu kiranya penting untuk mengkritiasi pemikiran think globaly act locallydalam konteks pemanfaatan New Media sebagai media komunikasi pemasaran produk UKM. Kata Kunci: New Media, Masyarakat Lokal, UKM