Pagdya haninda nusantri rusdi
universitas muhammadiyah sumatera barat

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBERIAN JUS MENTIMUN (Cucumis sativus L) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA USIA REPRODUKTIF PENDERITA HIPERTENSI DERAJAT SATU Pagdya haninda nusantri rusdi
HUMAN CARE JOURNAL Vol 6, No 1 (2021): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v6i1.1083

Abstract

AbstrakHipertesi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah tinggi mengalami peningkatan persisten. Pada orang dewasa, tekanan darah normal yaitu  sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg. Seseorang di katakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik sama atau di atas 90 mmHg. Penelitian ini dilaksanakan Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi. Desain penelitian Quasi Ekperimen, sampel 10 orang wanita usia reproduktif. Subjek di bagi menjadi 2 kelompok, kelompok intervensi dan kelompok kontrol, kelompok intervensi diberikan 100 gr mentimun yang di olah menjadi jus, yang di berikan selama 5 hari berturut-turut. Analisa data dengan menggunakan uji statistik t-dependent. Rata-rata tekanan darah pre-test 141/85,9 mmHg (intervensi), dan 133/82,1 mmHg (kontrol), dan rata- rata tekanan darah post-test 133/82,1 mmHg (intervensi), dan 149/ 90,0 (kontrol). Selisih rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah di berikan jus mentimun yaitu 8,1/3,80 (intervensi), dan 3,56/ 1,12 (kontrol). Hasil uji statistik di dapatkan kelompok intervensi sistolik nilai (p< 0,00) dan diastolik (p<0,00) sedangkan kelompok kontrol sistolik nilai (p>0,06) dan diastolik (p>120). Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian jus mentimun dapat menurunkan tekanan darah pada hipertensi derajat I (satu) wanita usia reproduksi.
Faktor sanitasi lingkungan penyebab stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat Yuliza Anggraini; Pagdya Haninda Nusantri Rusdi
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 4, No 1 (2020): Juni
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.257 KB) | DOI: 10.32536/jrki.v4i1.78

Abstract

Latar belakang: Data Riskesdas menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia meningkat dari 35,6% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada 2013. Provinsi Sumatera Barat menempati urutan ke 17 dari 34 provinsi stunting di Indonesia dengan prevalensi anak balita (usia 24-59 bulan) stunting 36,2% lebih tinggi daripada prevalensi nasional 35,3%. Prevalensi stunting di Pasaman Barat adalah 51,54% dan jumlah anak stunting adalah 23.435. Tujuan penelitian: Diketahui factor sanitasi lingkungan penyebab stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Air BAngis Kabupaten Pasaman Barat. Metode : Jenis penelitian adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah seluruh balita yang datang ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis. Jumlah sampel adalah 200 balita dipilih secara purposive sampling. Data yang digunakan adalah data primer dengan metode wawancara dan observasi. Instrumen menggunakan lembar checklist. Hasil:  didapatkan sebagian besar balita berjenis kelamin laki-laki (57,5%), sebagian besar ibu balita memiliki pendidikan sekolah menengah pertama (48,5%) dan bekerja sebagai IRT (95,5%) dengan jumlah anak 3-5 orang (67%), posyandu memiliki balita dengan tinggi badan tidak stunting (36,5%) namun sebagian besar responden memiliki sanitasi lingkungan yang tidak baik (37%) dan memiliki balita stunting (23%). terdapat hubungan antara sanitasi lingkungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.  Simpulan: factor sanitasi lingkungan dapat menyebabkan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
Faktor yang berhubungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis kabupaten Pasaman Barat Yuliza Anggraini; Pagdya Haninda Nusantri Rusdi
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 3, No 2 (2019): Desember
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.705 KB) | DOI: 10.32536/jrki.v3i2.56

Abstract

Latar belakang: Data Riskesdas menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia meningkat dari 35,6% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada 2013. Provinsi Sumatera Barat menempati urutan ke 17 dari 34 provinsi stunting di Indonesia dengan prevalensi anak balita (usia 24-59 bulan) stunting 36,2% lebih tinggi daripada prevalensi nasional 35,3%. Prevalensi stunting di Pasaman Barat adalah 51,54% dan jumlah anak stunting adalah 23.435. Tujuan penelitian: Diketahui faktor penyebab terjadinya stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Metode : Jenis penelitian adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah seluruh balita yang datang ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis. Jumlah sampel adalah 200 balita dipilih secara purposive sampling. Data yang digunakan adalah data primer dengan metode wawancara dan observasi. Instrumen menggunakan lembar checklist. Hasil: Sebagian besar balita berjenis kelamin laki-laki (57,5%), sebagian besar ibu balita memiliki pendidikan sekolah menengah pertama (48,5%) dan bekerja sebagai IRT (95,5%) dengan jumlah anak 3-5 orang (67%), sebagian besar balita memiliki tinggi badan normal (66%) dengan status gizi baik ((55,5%). Sebagian besar responden memiliki pola asuh baik balita dengan tinggi badan tidak stunting (37,5%), sebagian besar responden yang memanfaatkan posyandu memiliki balita dengan tinggi badan tidak stunting (36,5%) namun sebagian besar responden memiliki sanitasi lingkungan dan memiliki balita stunting (23%). Simpulan: Sebagian besar responden memiliki pola asuh yang baik memiliki balita tidak stunting 37,5%, sebagian besar responden yang memanfaatkan Posyandu memiliki balita tidak stunting yaitu 36,5% dan sebagian besar responden dengan sanitasi lingkungan yang tidak baik dengan balita stunting 23%.
PENGARUH EDUKASI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) Mega Ade Nugrahmi; Kartika Mariyona; Pagdya Haninda Nusantri Rusdi
Menara Medika Vol 5, No 1 (2022): VOL 5 NO 1 SEPTEMBER 2022
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v5i1.3502

Abstract

ABSTRAK Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi beban kesehatan di seluruh dunia. Menurut Globocan 2018, di dunia kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan, yaitu 24,2% dari 8,6 juta kasus baru dengan angka mortalitas sebesar 15% dari 4,2 juta kematian akibat kanker. Untuk kanker payudara, deteksi dini dapat dilakukan dengan metode SADARI (pemeriksaan payudara sendiri). Pemeriksaan SADARI direkomendasikan sejak wanita berusia 20 tahun dengan dilakukan sendiri di rumah setiap bulannya. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis Pengaruh edukasi kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Jenis Penelitian menggunakan metoda Quasi Eksperimen dengan design cross sectional. Penelitian ini menggunakan metoda pretest-posttest.Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri di PPM Al-Kautsar Muhammadiyah Sarilamak. Sampel penelitian sebanyak 55 remaja putri dengan teknik pengambilan sampel Accidental sampling. Data yang digunakan adalah data primer, instrument penelitian menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test diperoleh nilai p=0,000 (