Claim Missing Document
Check
Articles

PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANAN DARI PATI UMBI PORANG (AMORPHOPHALLUS MUELLERI BLUME) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN EDIBLE FILM Zakenia Khairunnisa Falah; Suryati Suryati; Novi Sylvia; Meriatna Meriatna; Syamsul Bahri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 3 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i3.5064

Abstract

Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas. Bahan pengemas dari plastic banyak digunakan dengan pertimbangan ekonomis dan memberikan perlindungan yang baik dalam pengawetan. Penggunaan material sintetis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan, sehingga dibutuhkan penelitian mengenai bahan pengemas yang dapat diuraikan. Alternative penggunaan kemasan yang dapat diuraikan adalah menggunakan edible film. Edible film didefinisikan sebagai lapisan yang dapat dimakan yang ditempatkan di atas atau di antara komponen makanan, dapat memberikan alternative bahan pengemas yang tidak berdampak pada pencemaran lingkungan karena menggunakan bahan yang dapat diperbaharui dan harganya murah. Kandungan glukomanan pada umbi porang memiliki kemampuan   membentuk lapisan film yang baik, biocompatibility yang baik, biodegradable  serta memiliki kemampuan membentuk gel. Oleh karena itu umbi porang dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan biopolimer atau biodegradable polimer.    Edible film Glukomanan dan plasticizer gliserol dengan penambahan kitosan dibuat dengan proses pemanasan pada suhu 50oC dan pengeringan pada suhu 60oC. hasil terbaik edible film biodegradable diperoleh pada konsentrasi gliserol 3 ml dan glukomanan 3 gram dan memiliki nilai ketebalan 0,59 mm, nilai ketahanan air 25,229% dan nilai kemampuan terdegradasi 100%. Hasil spektrum FTIR terhadap edible film menunjukkan tidak adanya perubahan bilangan gelombang dari spektrum glukomanan, kitosan dan gliserol dengan gugus fungsi O–H, N–H dan C=O. Hal ini menunjukkan bahwa edible film yang dihasilkan hanya berinteraksi secara fisik.
PEMANFAATAN BUAH BELIMBING WULUH (Averhoa blimbi.L) SEBAGAI PENGAWET DALAM PEMBUATAN SAUS SAMBAL R.A Nita Rosalinda Muttaqin; Dr. Suryati ST MT; Dr. Masrulita S.Si MT; Novi Sylvia; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 2 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i2.5054

Abstract

Saus adalah gabungan dari beberapa bahan yang diolah baik dari bahan utama maupun bahan tambahan lainnya yang dicampurkan, Sehingga didapatkan nya sebuah poduk dalam berbentuk cairan yang kental, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan saus sambal antara lain cabe merah segar, bawang putih, garam, tomat, gula, asam cuka, air dan bahan pengental seperti tepung maizena. Sedangkan bahan tambahan lain yang digunakan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan saus sambal ini yaitu: belimbing wuluh sebagai pengawet alami, labu kuning sebagai bahan yang meningkatkan volume dari hasil olahan saus, wortel sebagai pewarna dalam kategori alami, dan Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, dalam pembuatan saus sambal, buah belimbing wuluh yang dipakai ada dua jenis yaitu buah belimbing wuluh yang masih segar dan buah belimbing wuluh yang sudah dijemur atau dikeringkan (belimbing wuluh kering). Untuk mengetahui pengaruh penambahan buah belimbing wuluh dan berapa lama umur daya simpan saus sambal tersebut, maka diperlukan analisa kadar air, analisa derajat keasaman (pH), analisa viskositas, analisa jamur (angka kapang dan khamir) dan analisa bakteri (angka lempeng total). Jenis pengawet yang memliki kandungan kadar air terbaik terdapat pada buah belimbing wuluh segar dengan massa 80 gram sebesar 49,87%. Jumlah derajat keasaman (pH) terbaik terdapat pada buah belimbing wuluh segar dengan massa 80 gram yakni 3,21. Perlakuan terbaik pada analisa angka kapang dan khamir yakni pada buah belimbing wuluh kering dengan massa 80 gram yaitu sebanyak 1 koloni/gr
Studi akurasi model pembakaran pada terhadap prediksi temperatur pada nyala metana tak pracampur menggunakan CFD Rido Lumban Tobing; Wusnah Wusnah; Novi Sylvia; Azhari Azhari; Nasrul ZA
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 1 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i1.2849

Abstract

Tidak dapat dipungkiri bahwa pembakaran telah mendorong kamajuan dunia ekonomi dan masyarakat sejak manusia menggunakan api. Selain memberikan manfaat bagi manusia, pembakaran juga menghasilkan kerugian dalam hal emisi gas yang dapat merusak lingkungan.Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Computational Fluid Dynamics( CFD) memainkan peranan penting dan digunakan sebagai alat standar di sebagian besar perusahaan dan industri konsultan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kinerja model pembakaran untuk memprediksi temperatur pada nyala metana menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD) dengan beberapa model pembakaran yang tersedia pada Ansys Fluent 2020 R1 yaitu Eddy Dissipation Concept dan Non Premixed Combustion. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa model pembakaran Eddy Dissipation Concept merupakan model yang terbaik dibandingkan dengan model Non Premixed Combustion.secara kualitatif temperatur model Eddy dissipation Concept yang mendekati nilai data eksperimen, dimana suhu yang dicapai model Eddy dissipation Concept mencapai 1840 K pada posisi sekitar 700 mm atau 0.7 m. Secara kuantitatif model Non premixed Combustion tren grafiknya mengikuti data eksperimen namun puncak tertingginya hanya mencapai 1452 K pada posisi sekitar 540 atau 0.54 m di atas nozzle, sedangkan data eksperimen suhunya mencapai 1816 K pada posisi sekitar 560 mm atau 0.56 m.peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan kedepannya dalam mensimulasikan pembakaran nyala tak pracampur pada metode Computational Fluid Dynamics (CFD). 
Characterization of Bottom Ash Waste Adsorbent from Palm Oil Plant Boiler Burning Process to Adsorb Carbon Dioxide in a Fixed Bed Column Novi Sylvia; Fitriani Fitriani; Rozanna Dewi; Rizka Mulyawan; Abrar Muslim; Husni Husin; Yunardi Yunardi; Mutia Reza
Indonesian Journal of Chemistry Vol 21, No 6 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijc.66509

Abstract

Palm oil bottom ash utilization from mill boilers as CO2 adsorbent has been in use for few years. This study aims to examine adsorbent characteristics and capabilities of bottom ash produced from boiler combustion in palm oil industry for CO2 adsorption before and after utilization, such as compound functional group using the Fourier Transform Infra-Red (FT-IR) spectrophotometer, adsorbent morphology through Scanning Electron Microscopy (SEM), and compound amount using Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDX). The CO2 adsorption was carried out in fixed-bed column. Process variables consist of volumetric flow rate, contact time and bed height. Results showed that SiO2 compounds in the heterogeneous form with average particle size of 1073 nm, as supported by FT-IR spectrum finding indicating SiO2 signal at wavelength of 958–954 cm–1. Additionally, EDX analysis showed Silica and Oxygen content of 11.88% and 36.90%, resulting 70% CO2 adsorption capacity of 0.350 mg/g at discharge of 5 L/min, contact time of 40 min, and bed height of 12 cm. Langmuir isotherm model was obtained with R2 of 0.998, qm of 1.588, and kL of 0.144. Meanwhile, the kinetic model followed a simple first-order prototypical with R2 of 0.952, C02 of 0.260, and k1 of 0.006.
ANALISA PENGARUH RASIO SERAT DAN CANGKANG DENGAN UDARA BERLEBIH TERHADAP EMISI PROSES PEMBAKARAN PADA BOILER PABRIK KELAPA SAWIT Novi Sylvia; Husni Husin; Abrar Muslim; Yunardi Yunardi
Journal of Mechanical Engineering Vol 4, No 2 (2020): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v4i2.3413

Abstract

Pertumbuhan industri sawit yang tinggi dalam dua decade terakhir menempatkan Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia.  Industri sawit selain menghasilkan minyak nabati, juga menghasilkan limbah padat antara lain serat dan cangkang.  Sebagian dari limbah padat ini dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar di boiler untuk menghasilkan uap yang dimanfaatkan untuk pemrosesan dan menghasilkan energi listrik.   Paper ini melaporkan hasil kajian simulasi pengaruh rasio serat dan cangkang pada berbagai kondisi udara berlebih terhadap emisi gas hasil pembakaran yang dihasilkan. Penelitian ini menjadi penting mengingat pabrik minyak kelapa sawit ditengarai sebagai salah satu penghasil gas rumah kaca (GRK) dan pemerintah melalui Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 tahun 2010 bertekad mengurangi emisi GRK. Perangkat lunak ASPEN Plus (Versi 8.8) digunakan untuk memvariasikan rasio serat : cangkang berkisar 100:0; 30:70; 70:30; 50:50 dan 0:100 dengan udara berlebih 90, %, 120% dan 150% di atas kebutuhan stoikiometri. Bahan bakar dialirkan dengan laju tunak ke dalam proses sebesar 2700 kg/jam. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kualitas emisi terbaik dihasilkan ketika rasio serat dan cangkang = 0 : 100 dengan udara berlebih sebesar 90%.  Pada kondisi seperti ini, gas  CO2 yang dihasilkan sebesar 719 kg/jam, NO 0,032 kg/jam dan laju abu sebesar 94 kg/jam. Heating value tertinggi juga diperoleh pada rasio serat dan cangkang = 0 : 100.  Hasil ini menunjukkan bahwa kehadiran serat di dalam bahan bakar memberikan kontribusi negatif terhadap emisi.  Kajian lebih mendalam masih diperlukan untuk meminimalisir limbah padat serat ini untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar.
OPTIMASI PROSES PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT SINGKONG MENGGUNAKAN AKTIVATOR ZnCl2 Ananda Monarita; Novi Sylvia; Nasrul ZA; Ishak Ibrahim; Rozanna Dewi
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i1.7250

Abstract

Karbon aktif adalah suatu bahan yang mengandung unsur karbon 85-95% dan merupakan padatan berpori. Karbon aktif ini merupakan hasil pemanasan bahan yang mengandung karbon pada suhu tinggi tetapi tidak teroksidasi. Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah Kulit Singkong dan aktivatornya berupa ZnCl2. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengkaji kondisi operasi pada suhu dan waktu pembakaran diproses karbonisasi, menganalisa kadar air, kadar abu, kadar karbon terikat, dan daya serap terhadap larutan I2 pada Karbon aktif. Penelitian ini dilakukan menggunakan RSM (Response Surface Methodology). Kulit Singkong yang digunakan sebanyak 500 gram dan aktivatornya ZnCl2 10% dengan suhu karbonisasi 300oC, 350oC dan 400oC, waktu karbonisasi selama 1,5 ; 2 ; dan 2,5 jam dan lamanya waktu aktivasi selama 1 jam
KINETIKA HIDROLISA KULIT PISANG KEPOK MENJADI GLUKOSA MENGGUNAKAN KATALIS ASAM KLORIDA Novi Sylvia; Meriatna Meriatna; Haslina Haslina
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2015
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v4i2.73

Abstract

Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya. Salah satu kandungan kulit pisang kepok adalah pati atau karbohidrat. Karbohidrat dapat dikonversi menjadi gula dengan metode hidrolisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonversi pati atau karbohidrat dari kulit pisang kepok dan mencari kinetika reaksi hidrolisa tersebut yang, juga menentukan kecepatan reaksi serta energi aktivasi. Proses hidrolisis menggunakan katalis HCI dilakukan dalam labu yang dilengkapi dengan pengaduk, serta dipanaskan di atas pemanas dengan menvariasiakan suhu (80,85,90,95dan 100oC) dan waktu reaksi (10,20,30,40,50 dan 60 menit).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinetika reaksi hidrolisis kulit pisang kepok menggunakan HCl merupakan reaksi orde satu semu, dengan konstanta kecepatan reaksi untuk masing-masing temperatur adalah 0.003533, 0.004022,0.004461,0.004571 dan 0.004645 1/menit, dengan energi aktivasi 14,751 kj/mol.
Pembuatan Gula Reduksi Dari Kulit Kopi Arabika Dengan Proses Organosolv Menggunakan Pelarut Etanol Suryati Suryati; Novi Sylvia
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 10, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v10i2.5555

Abstract

Kulit kopi adalah  salah  satu  limbah dari hasil proses pengolahan kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi proses pengolahan limbah kulit kopi arabika menjadi gula reduksi. Penelitian terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pengolahan awal kulit kopi, tahap delignifikasi dan tahap hidrolisis. Pada tahap awal kulit kopi dibersihkan, lalu dijemur selama 3-4 hari untuk menghilangkan kadar air, selanjutnya didelignifikasi secara organosolv dengan variasi pelarut etanol 20%, 35% dan 50% dengan variasi waktu 60 menit, 100 menit dan 120 menit. Kemudian dihidrolisis dengan katalis H2SO4 1% pada suhu 100℃ selama 4 jam. Dari hasil pengujian didapat kadar gula reduksi yang paling besar terdapat pada konsentrasi etanol 50% dan waktu delignifikasi 2 jam, dengan kadar gula reduksi yang dihasilkan sebesar 27.14%. Kadar gula reduksi terendah terdapat pada konsentrasi etanol 30%, dan waktu delignifikasi 1 jam dengan kadar gula reduksi sebesar 20,90%. Kadar yield yang paling besar terdapat pada konsentrasi 50% dan waktu delignifikasi 2 jam dengan kadar yield yang dihasilkan sebesar 40,87%. Kadar yield terendah terdapat pada  dengan konsentrasi 30% ,1 jam dengan kadar yield sebesar 40,78%.
Simulasi Aliran pada Kolom Adsorpsi untuk Proses Penyerapan CO2 dengan Adsorben Karbon Aktif Menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD) Mutia Reza; Novi Sylvia; Lukman Hakim; Wusnah Wusnah; Nasrul ZA
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2018
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v7i1.1173

Abstract

Pemurnian biogas dari senyawa karbon dioksida dikarenakan dapat menurunkan nilai kalor gas metana (CH4). Salah satu aplikasi yang digunakan dalam hal ini yaitu adsorpsi menggunakan karbon aktif. Penelitian ini mempelajari pengaruh tinggi unggun karbon aktif dan laju alir terhadap persen penyerapan serta kapasitas penyerapan pada simulasi menggunakan CFD (Computational Fluid Dynamics). Hasil yang diharapkan adalah mengetahui kondisi laju alir dan tinggi unggun agar memperoleh persen penyerapan dan kapasitas penyerapan tertinggi. Penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu menggambar geometri, pengecekan geometri serta pengkondisian yang telah dilakukan (iterasi), report data dan pengambilan animasi. Persen penyerapan dan kapasitas penyerapan berbanding terbalik. Persen penyerapan akan meningkat apabila laju alir fluida inlet rendah dengan unggun yang tinggi, sebaliknya terhadap kapasitas penyerapan. Persen penyerapan tertinggi terjadi pada tinggi unggun 10 cm dengan laju alir 50 cm3/menit dan persen penyerapan terendah terjadi pada tinggi unggun 6 cm3/menit dengan laju alir 150 cm3/menit. Hal ini dikarenakan semakin tinggi unggun dan dengan laju alir yang rendah maka akan semakin banyak adsorbat mengalami kontak dengan adsorben, begitu juga sebaliknya. Sedangkan kapasitas penyerapan maksimal terjadi pada tinggi unggun 6 cm dengan laju alir 150 cm3/menit dan kapasitas penyerapan minimal terjadi pada tinggi unggun 10 cm dengan laju alir 50 cm3/menit. Kata kunci: kapasitas penyerapan, karbon aktif, laju alir, persen penyerapan, simulasi
FORMULASI PEMBUATAN SHAMPO DENGAN BAHAN BAKU MINYAK KEMIRI (ALUERITES MOLUCCANA) UNTUK KESEHATAN RAMBUT Sulhatun Sulhatun; Evi Juliati; Novi Sylvia; Jalaluddin Jalaluddin; Syamsul Bahri
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i1.7247

Abstract

 Kemiri (Alueurites Moluccana)  merupakan tanaman yang mengandung asam lemak bebas seperti : asam linolenat, asam oleat, asam linoleat, asam palmitat, dan asam stearat yang dapat dimanfaatkan sebagai  bahan perawatan rambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi proses jenis pelarut dan waktu pengadukan pada produk shampo yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan persiapan bahan baku minyak kemiri dan tahap selanjutnya thap proses pembuatan sampo dengan pencampuran minya kemiri dan bahan aditif  melalui variasi kadar minyak kemiri pada  16,6 %, 24,6 % dan 25,3 % dan waktu pengadukan 5, 10 dan 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kenaikan persentase minyak kemiri dan waktu pengadukan memberikan efek terhadap penurunan  kadar busa dalam produk shampo yang dihasilkan. Dan  kestabilan busa terjadi pada waktu pengadukan 15 menit.  Selain itu semakin tinggi volume minyak kemiri  maka akan menyebabkan kenaikan visikositas shampo. Nilai visicositas shampo terbaik terdapat pada kadar minyak kemiri  16,6 %  dan waktu  pengadukan 15 menit yaitu sebesar 35,10 cps. pH shampoo minyak kemiri yang terbaik pada shampo minyak kemiri sebesar 4,2  hal ini menunjukkan bahwa shampo yang diproduksi sesuai persyaratan SNI yang ditetapkan yaitu berkisar 4-6.