Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERANAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ANAK SEBAGAI PEMIRSA TELEVISI DIRUMAH Asriyah, Putri Wardatul; Taftazani, Budi M.; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.664 KB)

Abstract

Televisi merupakan hiburan masif yang dimiliki mayoritas keluarga di Indonesia. sudah seperti suatu kelaziman disetiap rumah pasti memiliki minimal satu buat televisi. Mengapa televisi menjadi hiburan yang sangat diminati oleh sebagian besar keluarga di Indonesia? tentunya karena kemudahan yang ditawarkan. Hanya dengan membeli satu buah televisi dengan harga yang bervariatif baik itu murah ataupun mahal, televisi dapat mencukupi kebutuhan hiburan dirumah untuk satu keluarga sekaligus. Televisi dianggap sebagai kotak ajaib karena sdari kotak itulah kita dapat menerima banyak informasi.Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah informasi tersebut tepat untuk dinikmati oleh anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak? Disiniliah peneliti merasa perlu mengadakan penelitian karena melihat banyak fakta dilapangan yang menunjukan bahwa banyak anak-anak terkena dampak buruk dari televisi tersebut. Seperti kita ketahui banyak informasi yang diberikan televisi memberikan kekerasan secara visual terhadap anak. Adanya tayangan mengenai bullying, kekerasan rumah tangga, perceraian dan lain-lain yang tidak child friendly.Disini peneliti ingin melihat apakah peranan pengawasan dari orang tua terhadap anak sebagai pemirsa televisi memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan perilaku anak.
PERKEMBANGAN PERILAKU KEPRIBADIAN REMAJA DENGAN LATAR BELAKANG KEDUA ORANG TUA BERCERAI Amadea, Aziza Trizilvania; Raharjo, Santoso Tri; Taftazani, Budi M.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 3 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.205 KB)

Abstract

Dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak merupakan akibat dari perceraian yang membuat perilaku anak mengalami kemorosotan antara lain mengalami depresi, menkonsumsi alkohol, aktifitas seksual dini (pemerkosaan), menjadi keras kepala, sering minum mabok, mengganggu ketenangan tetangga, anak menjadi rendah diri. Hal tersebut perlu diperhatikan terutama ketika pelaku perceraian yang memiliki anak remaja. Dikarenakan remaja merupakan masa penuh kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan merupakan periode yang paling berat. Adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lainya.Selain itu perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal remaja, yang semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai dan minat baru.
PENGARUH GADGET PADA INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGA Lestari, Inda; Riana, Agus Wahyudi; Taftazani, Budi M.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.369 KB)

Abstract

Dunia sudah memasuki era baru yaitu era teknologi dan komunikasi. Perkembangan teknologi dan komunikasi ini terjadi sangat pesat, teknologi terus menciptakan berbagai macam jenis gadget yang memiliki klasifikasi sebagai gadget high technology. Pada umumnya teknologi (gadget) telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan agar tetap menggunakan internet lewat gadgetnya dengan cerdas. Namun dewasa ini gadget dalam penggunaannya sering kali terjadi secara berlebihan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Pengaruh tersebut dapat dirasakan baik pada diri tersebut dan pada orang yang berada disekitar penggunanya. Salah satu lingkungan terdekat yang dikenai pengaruh oleh pengggunaan gadget pada adalah keluarga. Keluarga yang secara harfiah memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-masing pada anggota keluarganya menjadi terganggu akibat adanya penggunaan gadget yang berlebihan pada penggunanya. Salah satu aspek yang terganggu dalam keluarga adalah aspek interaksi sosial antar anggota keluarga, yang mencakup di dalamnya pola komunikasi dan kontak sosial. Lewat komunikasi dan kontak sosial inilah perubahan interaksi sosial dalam keluarga tersebut dapat diukur. Adanya perbedaan dan perubahan komunikasi dan kontak sosial yang terjadi di dalam keluarga sebelum dan sesudah penggunaan gadget pada anggota keluarga dapat mempengaruhi pola interaksi sosial dalam keluarga secara menyeluruh. Dengan demikian dapat dilihat pengaruh atas penggunaan gadget tersebut terhadap interaksi sosial dalam keluarga.
PELAYANAN SOSIAL PADA ANAK CEREBRAL PALSY OLEH SEKOLAH LUAR BIASA WD, Franzeska Venty; Wibhawa, Budhi; Taftazani, Budi M.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.718 KB)

Abstract

Pemenuhan kebutuhan dasar merupakan tantangan besar bagi anak dengan disabilitas dalam hidupnya. Dalam pemenuhannya, anak dengan disabilitas membutuhkan pelayanan khusus yang dapat mengatasi berbagai keterbatasannya. Begitu pula dengan anak cerebral palsy, yang memiliki keterbatasan pada pengendalian fungsi pergerakkan akibat adanya kerusakan pada fungsi otak dan sistem saraf. Sekolah Luar Biasa yang menyelenggarakan pelayanan sosial, sebagai salah satu usaha kesejahteraan sosial, untuk diberikan pada anak cerebral palsy dalam bentuk kegiatan pertolongan agar mereka mampu mengatasi permasalahannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif studi kasus, agar dalam penelitian ini dapat diperoleh gambaran secara empirik tentang program pelayanan sosial apa saja yang diberikan pada anak cerebral palsy oleh Sekolah Luar Biasa, sehingga hasil penelitian ini dapat mencapai tujuan untuk menggambarkan efektivitas dari program pelayanan sosial yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga program pelayanan sosial, yaitu pendidikan, rehabilitasi, dan keterampilan. Program pendidikan belum efektif, karena keterbatasan sumber daya guru dalam mengajari anak cerebral palsy. Program rehabilitasi sudah efektif, karena terdapat terapis yang professional dalam bidangnya memberikan layanan terapi untuk fungsi gerak anak cerebal palsy. Program keterampilan sudah efektif, karena guru dibantu pengasuh dapat mengajarkan anak untuk beraktivitas dalam hal-hal sederhana yang membantu mereka untuk hidup terampil dan mandiri.
PENDAMPINGAN ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM Satrio, Dimas Bagus Hari; Taftazani, Budi M.; Wibowo, Hery
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.946 KB)

Abstract

Setiap tahun, terjadi 4.000 kasus pelanggaran hukum yang dilakukan oleh anak. Menurut Romli, Atmasasmita dalam Wagiati Soetodjo, terdapat faktor intrinsik dan ekstrintik dari kenakalan anak yang menyebabkan anak melakukan tindak pidana dan terpaksa berhadapan dengan hukum, faktor intelegentia, usia, kelamin, dan kedudukan anak dalam keluarga menjadi faktor instrinsik kenakalan anak dan faktor rumah tangga, pendidikan & sekolah, pergaulan anak, dan mass media menjadi faktor ekstrinsik kenakalan anak. Undang-undang perlindungan anak tidak menjamin anak berhadapan dengan hukum mendapatkan hak-hak yang seharusnya mereka peroleh. Pekerja sosial sebagai pendamping anak berhadapan dengan hukum harus memiliki pribadi matang, kepekaan, kreatif , pengamatan diri, keinginan menolong, keberanian, dan kepekaan. Rekomendasi yang diajukan : (1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pekerja sosial melalui Diklat pekerja sosial koreksional, (2) menguji coba model pendampingan pada anak berkonflik hukum, (3) advokasi pemerintah tentang batas usia minimal anak berkonflik hukum dari 8 tahun menjadi 12 tahun.
STRATEGI KOPING IBU DENGAN ANAK GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME : (STUDI KASUS: ORANGTUA MURID TAMAN KANAN-KANAK MUTIARA BUNDA) Rahmania, Rahmania; Nurwati, Nunung; Taftazani, Budi M.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.359 KB)

Abstract

Kasus anak dengan gangguan spektrum autisme semakin hari semakin bertambah setiap harinya. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Diah Setia mengatakan, diperkirakan terdapat 112.000 anak di Indonesia menyandang autisme, pada rentang usia sekitar 5-19 tahun. Gangguan spektrum autisme adalah gangguan perkembangan yang mengakibatkan anak (sejak lahir atau beberapa bulan setelah lahir) mengalami kelambatan dan penyimpangan dari pola perilaku normal pada area hubungan sosial dan interaksi, bahasa dan komunikasi, dan kegiatan lainnya. Keluarga dengana anak GSA dituntut untuk beradaptasi dengan keadaan, kebutuhan, dan penanganan khusus bagi anak GSA yang cukup rumit. orangtua dengan anak gangguan spektrum autisme dilaporkan memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibanding orangtua dengan anak disabilitas lainnya contohnya seperti down syndrome. Sedangkan bagi ibu, efek yang dihasilkan dari memiliki anak GSA cenderung lebih besar. Seorang ibu dengan anak gangguan spectrum autisme akan menghadapi banyak tantangan yang sulit untuk dilewati. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marsha Mailick Seltzer, Ph.D. pada University of Wisconsin-Madison, ternyata ibu dengan anak autisme mengalami stress kronis yang jika disamakan, stress tersebut akan sama seperti stress yang dialami oleh pejuang pertempuran atau tentara. Terdapat apa yang dinamakan dengan coping strategy, atau cara seorang manusia dalam menghadapi permasalahan yang ada. Lazarus dan Folkman (2006) mengatakan, metode coping dibagi atas dua model, yaitu coping yang berfokus pada permasalahan (problem-focused coping) dan coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif.
EKSISTENSI PEKERJA SOSIAL DI INDONESIA, MALAYSIA DAN AMERIKA SERIKAT Rahma, Adetya Nuzuliani; Nurwati, Nunung; Taftazani, Budi M.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.003 KB)

Abstract

Dengan masyarakat sejahtera di dalam suatu negara, dapat dijadikan indikator negara tersebut maju atau berkembang. Sehingga kesejahteraan sosial menjadi salah satu indikator yang penting dalam pembangunan suatu negara.Berbicara mengenai kesejahteraan sosial, sangat erat kaitannya dengan profesi pekerjaan sosial. Pekerja sosial dengan keterampilan, nilai-nilai, dan metode serta pendekatan yang dimilikinya mampu meningkatkan keberfungsian sosial individu, keluarga, masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial suatu negara. Dengan demikian keberadaan profesi pekerjaan sosial penting dan berpengaruh terhadap kesejahteraan suatu negara.Dalam tulisan ini, penulis menggambarkan profesi pekerjaan sosial di beberapa negara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Amerika Serikat dengan tujuan untuk memberikan informasi, gambaran umum dan pengetahuan mengenai eksistensi pekerja sosial di masing-masing negara. Selain itu, dari informasi-informasi tersebut dapat dijadikan rujukan untuk meningkatkan eksistensi pekerja sosial di Indonesia.
PENERAPAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PEKERJA SOSIAL OLEH RELAWAN DALAM PENDAMPINGAN KEPADA ANAK PENDERITA KANKER Arliani, Pradini Nur’amalia; Sulastri, Sri; Taftazani, Budi M.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.239 KB)

Abstract

Kanker dapat menyerang bagian manapun dari anggota tubuh manusia dan tidak memandang usia manusia. Kanker bisa juga terjadi pada anak-anak. Bagi penderita kanker, menanggulangi penyakit kanker dan prosedur pengobatannya bukanlah hal yang mudah. Hal ini tentu juga sangat dirasakan oleh anak penderita kanker. Selain itu, jika salah satu anggota keluarga terkena kanker, maka dampaknya akan sangat dirasakan oleh anggota keluarga yang lain. Penanganan anak penderita kanker tidak hanya tergantung pada tim medis tetapi juga dilihat dari penyelesaian masalah yang mencakup psikologis dan sosialnya. Salah satu unsur dapat membantu memberikan pengobatan non-medis kepada pasien adalah relawan. Oleh karena itu, tujuan dari artikel ini adalah untuk memahami peranan relawan yang menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pendampingan kepada anak penderita kanker dan keluarga.Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih karenapeneliti ingin melihat peran relawan dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial dalam melakukan pendampingan kepada anak penderita kanker. Kemudian metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif, dengan menggambarkan keadaan nyata subyek yang akan diteliti yaitu pelayanan yang diberikan oleh Pekerja Sosial Medis dan relawan di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais.Dari hasil temuan yang ada di lapangan dapat dilihat bahwa bentuk peran yang dijalankan relawan dalam memberikan pendampingan bagi anak penderita kanker dan keluarganya tampak seperti bentuk peran Pekerja Sosial Medis (PSM). Maka penting melibatkan PSM agar pelayanan pengobatan yang terpadu dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya, dari yang memiliki penyakit kronis apapun dan dalam seluruh kelompok usia, karena seorang PSM mempunyai bekal pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan nilai (value) sebagai bentuk kesatuan dari the helping profession.
PENERAPAN TOKEN ECONOMY PADA SISWA DENGAN MASALAH KENAKALAN REMAJA Nurany, Putri Nabhani; Mulyana, Nandang; Taftazani, Budi M.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.721 KB)

Abstract

Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah sosial yang ada di Indonesia. Kenakalan ini bentuknya macam-macam, contohnya seperti tawuran, penyalah gunaan narkoba, seks bebas dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena masa remaja merupakan masa yang rentan akan badai dan tekanan sehingga seorang remaja yang tidak bisa mengaktualisasikan dirinya akan melakukan perbuatan menyimpang dan membuat masalah sosial tersendiri di masyarakat.Terdapat factor eksternal dan factor internal yang menyebabkan seorang remaja akhirnya melakukan kenalakan-kenakalan tersebut. Faktor eksternal contohnya adalah lingkungan dan teman sebaya yang tidak baik dan bisa membawa pengaruh yang tidak baik pula. Sedangkan factor internal terdapat dua poin yaitu, krisis jati diri dan ketidak mampuan remaja untuk mengontrol dirinya sendiri.Penelitian ini dimaksudkan untuk menyoroti factor internal pada poin control diri. Sehingga yang akan dilakukan adalah melakukan pendekatan behavioral dengan melakukan pembiasaan management waktu yang baik pada remaja. Dengan begitu, diharapkan subjek penelitian yang merupakan remaja dapat mengatur waktunya dengan baik dan terhindar dari kenakalan remaja.
FAKTOR KELUARGA DALAM KENAKALAN REMAJA: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GENG MOTOR DI KOTA BANDUNG Santoso Tri Raharjo; Sahadi Humaedi; Budi M. Taftazani
Sosiohumaniora Vol 14, No 3 (2012): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2012
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.78 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v14i3.5491

Abstract

Penelitian yang berjudul Faktor Keluarga Dalam Kenakalan Remaja (Studi Deskriptif Mengenai Geng Motor Di Kota Bandung), diharapkan bisa menjelaskan faktor keluarga yang melatarbelakangi fenomena geng motor dan apa saja potensi yang bisa digali untuk pemecahan masalah geng motor khususnya di Kota Bandung. Kegiatan penelitian tentang “Geng Motor” merupakan penelitian deskriptif guna memahami akar penyebab dan potensi pemecahan masalah geng motor di Kota Bandung yang bersumber dari data primer dan sekunder. Sementara pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam terhadap informan yang berjumlah empat jenis imforman yang terdiri dari Orang Tua, Guru Sekolah, Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Anggota Geng Motor. Selain wawancara penelitian ini juga menggali informasi dari responden yang berjumlah 250 orang yang terdiri dari siswa SLTP dan SLTA dengan alat bantu berupa kuesioner. Sedangkan untuk data sekunder yang melengkapi kajian ini di lakukan pula penelusuran dari berbagai kebijakan atau dokumen yang terkait dengan kajian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor keluarga dapat mendorong remaja dalam berperilaku negatif. Fungsi keluarga lebih banyak pada sisi kurangnya perhatian, pengabaian, dan persoalan penerapan kontrol misalnya aturan yang dierapkan di rumah tidak berjalan efektif atau sebaliknya keadaan tidak teratur karena tidak ada aturan atau hanya terdapat aturan yang lemah. Berbagai kondisi struktural keluarga, tidak idealnya sistem kontrol yang diberikan keluarga, dan minimnya kedekatan remaja dengan orang tua baik secara emosi maupun secara fisik menjadi penyebab anak mencari keluarga baru yang bisa memberinya kebebasan dan merasa dihargai secara individu. Jelas banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan dari geng motor, secara individu dan secara komunitas karena pada dasarnya mereka itu mengerti akan hal yang baik dan buruk sehingga mereka pun mampu mengidentifikasi keahlian mereka sendiri dengan harapan stigma negatif mengenai geng motor yang berkembang di masyarakat bisa berkurang.