Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

TINGKAT PELAYANAN SELASAR PEJALAN KAKI DI PASAR KAHAYAN PALANGKARAYA Laufried Laufried; H. Hudan Rahmani
Jurnal Transportasi Vol. 13 No. 1 (2013)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.175 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v13i1.522.%p

Abstract

Pedestrians have a weak position when mixed with vehicular traffic . Therefore, it required facilities for pedestrians , which can be a pedestrian corridor. In reality, it is often found that the pedestrian corridors are improperly used, when the carridor is used for trading places resulting reduced spaces for pedestrians. All of these in turn reduces the level of service for pedestrians. This study was conducted in the market area of Jalan Kahayan, Cilik Riwut, in the City of Palangkaraya. Observations were made at the peak and at the normal time. The level of service is measured based on the concept of Level of Service described in the US Highway Capacity Manual 1994. The results of this study are expected to be used as a reference material for designing pedestrian facilities which are not at present available in the Indonesian Highway Capacity Manual . The results indicate that the level of service in the pedestrian corridor of Pasar Kahayan is D in peak condition, C in normal conditions, and D in a combined time conditions .
Pengaruh Suhu Bahan Campuran Terhadap Sifat dan Mutu Beton Dalam Pelaksanaan Drainase Jalan pada Daerah Terpencil di Provinsi Kalimantan Selatan Hudan Rahmani; Akhmad Gazali
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 3 (2019): Suplemen 1 : Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.547 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v3i0.5354

Abstract

Pelaksanaan pekerjaan beton memerlukan pengawasan dan penanganan khusus dalam pengujian bahan-bahan yang dipilih sebagai bahan campuran beton, agar terbentuk beton dengan kekuatan maksimum dan ekonomis. Untuk menggunakan beton sebagai bahan bangunan ada persyaratan yang harus dipenuhi, termasuk sifat fisika agregat. Dalam kenyataan di lapangan akibat kurangnya pengawasan pengerjaan drainase jalan pada daerah terpencil di propinsi Kalimantan Selatan, sering dijumpai material campuran beton tidak terlindung dari panas matahari sehingga temperatur material tersebut naik dan temperature hasil adukannya juga ikut naik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan material campuran beton yang mengalami pemanasan sinar matahari secara langsung dibandingkan dengan material yang terlindung dari panas matahari. Metode eksperimen dilakukan terhadap 2 variasi sampel dengan mutu beton rencana yang sama K-225, berjumlah 20 buah sampel untuk tiap variasinya. Dari hasil pemeriksaan kuat tekan rata-rata dan kuat tekan karakteristik diketahui bahwa agregat yang bertemperatur tinggi akibat panas matahari mempengaruhi faktor air-semen yang mengakibatkan pengikatan semen tidak optimal. 
Kajian Penggunaan Batu Riam dari Desa Gunung Karasik Kabupaten Barito Timur pada Campuran Laston Lapis Aus Desriantomy Desriantomy; Hudan Rahmani
Jurnal Teknologi Berkelanjutan Vol 1 No 01 (2012): Vol 01 No. 01
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10840.491 KB)

Abstract

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi transportasi, pembangunan dan peningkatan jalan diKalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Barito Timur juga meningkat. Hal ini membawa pada kebutuhan akanbahan/material yang semakin besar. Selanjutnya, diharapkan pula adanya material alternatif yang memenuhi standarmutu yang ditetapkan Bina Marga serta memenuhi pertimbangan dari segi ekonomis, kontinuitas suplai dan kelancarandistribusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah batu riam dari Desa Gunung Karasik Kabupaten BaritoTimur dapat memenuhi persyaratan/spesifikasi yang telah ditetapkan dan dapat digunakan sebagai agregat padacampuran pembentuk Laston Lapis Aus (AC-WC). Berdasarkan hasil pemeriksaan sifat-sifat fisik agregat, batu riamdari Desa Gunung Karasik Kabupaten Barito Timur memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Perencanaan campuranmenggunakan metode Asphalt Institute sedangkan pembuatan benda uji serta pengujian mutu hasil percobaanmenggunakan cara Marshall. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian batu pecah yang berasal dari batu riam tersebutterhadap campuran, dibuat 3 (tiga) komposisi campuran dengan masing-masing 5 (lima) variasi kadar aspal. Komposisicampuran yang direncanakan terdiri dari Komposisi A (Batu Pecah 49%, Pasir 15%, Abu Batu 36%), Komposisi B(Batu Pecah 48%, Pasir 15%, Abu Batu 37%) dan Komposisi C (Batu Pecah 47%; Pasir 15%, Abu Batu 38%), denganvariasi kadar aspal 5%; 5,5%; 6%; 6,5% dan 7%. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini menunjukkan bahwabatu pecah yang berasal dari batu riam Desa Gunung Karasik Kabupaten Barito Timur dapat digunakan sebagai bahanperkerasan jalan ditinjau dari sifat-sifat fisiknya. Berdasarkan hasil tes Marshall diperoleh nilai stabilitas tertinggi padaKomposisi A dengan kadar aspal 5% (1253,070 kg) dan flow tertinggi terjadi pada Komposisi C dengan kadar aspal 7%(2,74 mm). Nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) untuk Komposisi A sebesar 6,7%, Komposisi B sebesar 6,55%,Komposisi C sebesar 6,8% sedangkan nilai stabilitas tertinggi pada KAO adalah untuk Komposisi A, yaitu sebesar I 025kg dan flow sebesar 2,65 mm.
Studi Perencanaan Campuran Latasir (Lapisan Tipis Aspal Pasir) Pada Pekerjaan Peningkatan Jalan Desa Terpencil Di Kabupaten Tapin Hudan Rahmani; Hendra Cahyadi
Media Ilmiah Teknik Sipil Vol 9 No 1 (2020): Media Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/mits.v9i1.1902

Abstract

Candi Laras Utara sub-district, includes swampy lowlands, are very difficult to reach by using a 4-wheeled vehicle because the conditions of the roads are not standard or in narrow terms and the traffic volume can be said to be very low because it is only passed by 2-wheeled vehicles, the alternative is to use a Latasir pavement layer as a surface layer, there are 3 problems that must be examined, including how to plan the composition of the Latasir-forming material mixture, and how to transport the material to the road work location. and how to process the Latasir material, method The logic of this research is an experimental method, namely the processing of test objects in the form of samples of various variations in the form of surface or road surface layers, but previously all the materials that make up these samples were also tested in the laboratory as well as their quality. It was concluded that the asphalt content that met the requirements for the best quality of this Latasir was 7%, 710 kg stability, 6.170% air cavity, the quotient for marshall was 3.533 KN / mm, mixed density 2.183 kg / dm³ and melting 2.890 mm.
Manajemen Operasional Pelabuhan Penyeberangan Batulicin – Tanjung Serdang Provinsi Kalimantan Selatan Hudan Rahmani; Noor Jasmani; Aminullah Aminullah; Hendra Cahyadi
Media Ilmiah Teknik Sipil Vol 10 No 1 (2021): Media Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/mits.v10i1.3101

Abstract

The Batulicin ferry port in Tanah Bumbu and the Tanjung Serdang crossing in Kotabaru, Pulau Laut district, has a very important role for transportation in facilitating the flow of goods and people as a series of the South Kalimantan Axis Cross Road that connects the city of Banjarmasin and all cities in South Kalimantan province and the city. -cities on the island of Kalimantan to Kotabaru, Tanah Laut district. With the economic development around coal mining, plantations and tourism in South Kalimantan, it is estimated that the need for transportation services from year to year always increases. To anticipate these conditions, the land transportation system and crossing required optimal performance standards. This research was conducted at the Batulicin - Tanjung Serdang crossing by taking case studies at the Batulicin and Tanjung Serdang ferry ports. The purpose of this study is to find a solution to the problem of optimizing the Batulicin port operating system whether additional ships are needed due to the long queue of passenger cars and goods that will cross from Batulicin to Kotabaru or vice versa. The data collected includes the performance of the crossing system, data retrieval is carried out on December 20 to December 24, 2021. Data analysis is based on the concept of combined costs, between vehicle waiting time costs and ship operating costs, with the number of ships. From the results of the discussion, it can be concluded that operational management in the form of an optimal performance system requires 4 ships with a minimum combined cost reference.
ANALISA KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN KOTA DI PUSAT TERMINAL ANTASARI KOTA BANJARMASIN Bimo Aryo Prayetno Putra; hudan rahmani; Muhammad Gunawan Perdana
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018): JUNI JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.03 KB) | DOI: 10.31602/jk.v1i1.1435

Abstract

Kebutuhan akan sarana transportasi dari waktu ke waktu terus mrngalami peningkatan akibat semakin banyaknya kegiatan-kegiatan yang membutuhkan jasa transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas perkotaan. Contohnya saja perjalanan penduduk dari suatu tempat ke tempat lainnya di kota Banjarmasin yang jumlahnya terus mengalami peningkatan. Analisa   ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dan wawancara kepada pengguna sarana transportasi tersebut, dimana pengambilan data dilakukan berdasar data primer (lapangan) dan data skunder (dari instansi terkait).Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja angkutan kota belum cukup efisien karena headway rata-rata belum memenuhi kenyamanan pengguna dalam beroprasi. Sedangkan angkutan kota yang ditinjau dari tingkat waktu tunggu penumpang tidak memenuhi syarat yang ditentukan standard word bank dan Departemen perhubungan, kecepatan rata-rata mempunyai kinerja baik dan memenuhi syarat  yang  ditentukan  standard  word  bank  dan  Departemen perhubungan,  faktormuatan dan sarana pendukung kurang memadai dalam standar kenyamanan penumpang angkot.
ANALISIS LEBAR SELASAR PEJALAN KAKI PADA PASAR ANTASARI KOTA BANJARMASIN Hudan Rahmani
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2020): JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL (Edisi Desember 2020)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jk.v3i2.4072

Abstract

Pejalan kaki merupakan salah satu bentuk lalu lintas dalam sistem transportasi, dan sangat dominan di daerah perkotaan, Central District Business (CBD) atau lokasi  yang  memiliki  permintaan  tinggi  dengan  periode  pendek  contohnya  di Pusat Perbelanjaan. Lebar efektif adalah salah satu faktor utama dalam perancangan, perencanaan, maupun pengoperasian fasilitas-fasilitas transportasi. Hasil studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan dalam kaitannya dengan fasilitas-fasilitas transportasi  di  Indonesia, mengingat  belum adanya pembahasan mengenai hal ini pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), sedangkan hal  ini sudah dibahas dan  baru ada di Highway Capacity Manual (HCM-1985) dari Amerika. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan  alat  kamera  video,  pada  waktu  kondisi  arus  puncak  dan  arus normal, di lokasi Selasar pada Pasar Antasari untuk mengetahui Lebar Efektif Selasar  berdasarkan  konsep  Level  of  Service  (LOS)  dari  HCM  (1985)  dari Amerika. Dari hasil perhitungan didapatkan Lebar Efektif Selasar pada waktu puncak menjelang lebaran Idul Fitri sebesar 0,594 m dengan ruang 1,69 m2/ped dan untuk waktu normal setelah lebaran Idul Fitri sebesar 1,08 m dengan ruang 3,063 m2/ped. Kata kunci: Arus  pejalan  kaki,  selasar  lurus,  kecepatan,  kerapatan  atau ruang, lebar efektif.
PENELITIAN RENCANA PEMBUATAN BENDUNG GAGAYAM KECAMATAN KELUMPANG HILIR KABUPATEN TANAH BUMBU Fathurrahman Fathurrahman; Hudan Rahmani
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA Vol. 2 No. 2 (2017): Jurnal Penelitian TRANSUKMA
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.718 KB)

Abstract

Perkembangan ilmu irigasi sekarang ini, sehingga banyak ditemukan cara untuk menghitung kebutuhan air, oleh sebab itu perlu membuat permodelan untuk menghitung kebutuhan air untuk tanaman padi khususnya untuk daerah pertanian irigasi Gagayam dan sekitarnya dengan cara baru yang dianjurkan. Dalam salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan lahan irigasi yang cukup potensial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar adalah dengan menyelenggarakan Proyek Desain bendung Gagayam Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten Tanah Bumbu seluas 710 Ha. Daerah lokasi irigasi berada pada lereng pegunungan yang cukup bervariasi ketinggiannya sehingga kesulitan terhadap pembagian air yang cukup merata dalam pengaturannya. Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah mengetahui besarnya kebutuhan air irigasi tanaman padi pada saat ini, untuk pengoperasian pintu-pintu air irigasi, dan untuk menerapkan suatu model perhitungan kebutuhan air tanaman. Perencanaan bendung atau bendungan air ini dalam pra-rencananya sudah memenuhi unsur teknis yaitu dari data topografi atau kantor tanah dia berada di lereng landau pegunungan Meratus, air hujan akan mengalir melalui daerah aliran sungai (DAS) Gagayam dan kelanjutan dari studi visibility atau kelayakan ini akan didukung oleh kesediaan data antara lain: Hidrologi. Klimatologi di Sungai Malang, curah hujan, debit banjir tahunan, faktor dari evaporasi dan kondisi tanah yang akan menjadi lahan pertanian atau perkebunan. Ternyata semuanya memenuhi unsur syarat yang ditentukan sehingga pembangunan bendung layak dilakukan. Adapun tipe bendung dan pelengkapnya ditentukan dari tersedianya dana oleh pemerintah dari kemampuan pengaliran 710 Ha sampai 3000 Ha.
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN JALAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI KOTA BANJARMASIN Hudan Rahmani; Eka Purnamasari
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA Vol. 2 No. 2 (2017): Jurnal Penelitian TRANSUKMA
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.224 KB)

Abstract

Meningkatnya akan sarana perhubungan sesuai juga dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di kota Banjarmasin. Untuk itu diperlukan suatu jaringan jalan yang terencana, sehingga berbagai hambatan yang terjadi dapat diatasi sendini mungkin agar terciptanya keamanan dan menyamanan bagi para pemakai jalan. Pertambahan volume lalu lintas menyebabkan terjadinya penambahan kepadatan lalu lintas yang tidak seimbang dengan kapasitas jalan akan menimbulkan masalah seperti kemacetan serta terjadinya kecelakaan lalu lintas dan kerusakan jalan yang dapat mengganggu tingkat kerja atau pelayanan dari jalan tersebut. Penggunaan jalan yang lebih pendek jarak tempuhnya selalu dicari oleh setiap pemakai jalan agar perjalanan mereka cepat sampai. Umumnya suatu jalan yang ideal tentu dapat dilewati oleh semua kendaraan namun tidak dengan jalan lingkungan pemukiman, jalan ini terbatas kemampuannya menerima beban kendaraan yang lewat karena disebutkan di atas jalan ini termasuk kelas yang rendah, akibat dari beberapa hal yang dapat merusak jalan yang antara lain beban, kurangnya perlengkapan perangkat jalan, pengaruh lingkungan jalan atau alam maka dalam literatur, kerusakan jalan berupa retak-retak, ambles, terkoyak, berlubang, retak memanjang yang berkembang dan tidak berkembang. Pengamatan lapangan dan pengujian di lapangan menemukan akibat dari kerusakan jalan itu adalah akibat dari beban yang sangat berat maka akan menimbulkan retak, retak memanjang, ambles dan berlubang, akibat dari lingkungan seperti berada di tepi sungai maka akan menimbulkan ambles, retak memanjang dan longsor, akibat dari tidak ada drainase dan terendam akan menimbulkan berlubang, ambles dan retak, dan akibat dari kurangnya material perekat berupa aspal maka akan menimbulkan terkelupas.
Analisis Tarif Ideal Angkutan Barang Lintas Banjarmasin – Amuntai: Ideal Rate Analysis Of Crossing Goods Transport Banjarmasin – Amuntai Hudan Rahmani; Aminullah Aminullah; Noor Jasmani; Nova Abriano; Hendra Cahyadi
Media Ilmiah Teknik Sipil Vol. 10 No. 2 (2022): Media Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/mits.v10i2.3680

Abstract

Tariff is the level of price or fee paid by users of goods transport services per unit trip, weight or per unit volume per kilometer. Because the tariff is intended to encourage the creation of optimum use of transportation infrastructure and facilities by considering the traffic concerned. In calculating the cost (transportation rate) of goods using an approach to vehicle production costs, it means that the ideal freight rate is determined based on vehicle operating costs plus a number of percentages of management and profits that are allowed. This case study reviews the special freight rates for the Banjarmasin – Amuntai route along 200 km. by land transportation. Where in this case, due to low tariffs, the tendency of owners of transportation services to increase the number of transport loads, one of the impacts on road network infrastructure is not achieving the planned age of the road construction. The calculation of transportation rates refers to the technical guidelines for determining tariffs for goods and passengers from the Director General of Land Transportation of the Ministry of Transportation with three basic components, namely ownership costs, fixed costs and vehicle operating costs. From the combination of the three components, the basic tariff value for goods transportation from Banjarmasin - Amuntai per kilogram is Rp.681.39 so that the expedition company can determine the ideal tariff according to the level of service to service users