Ni Wayan Helpina Widyasanti
Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pyometra servik terbuka pada anjing domestik dengan riwayat terapi progestin secara rutin I Putu Cahyadi Putra; Ni Wayan Helpina Widyasanti; I Gusti Ngurah Agung Antaprapta; I Nengah Anom Adi Nugraha Sibang; Ni Ketut Suwiti
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 1 (2022): ARSHI Veterinary Letters - Februari 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.1.1-2

Abstract

Pyometra servik terbuka merupakan akumulasi nanah pada lumen uterus yang ditandai dengan keluarnya leleran melalui vagina. Penggunaan progestin yang kurang tepat untuk tujuan kontrasepsi telah diketahui dapat menimbulkan terjadinya pyometra. Seekor anjing domestik berjenis kelamin betina, berumur 3 tahun dan memiliki bobot badan 8,64 kg datang ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana (RSHP FKH UNUD) dengan keluhan anjing tidak mau makan, perut membesar dan keluar cairan putih bercampur darah dari vulva sejak sepuluh hari. Berdasarkan hasil anamnesis, anjing tidak pernah kawin dan rutin diberikan kontrasepsi berupa injeksi progestin saat kondisi loop (estrus). Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan anjing mengalami distensi abdomen dan keluar nanah bercampur darah melalui vagina. Hasil pemeriksaan ultrasonografi teramati uterus bersekat – sekat, lumen uterus anekhoik (berisi cairan) dan dinding uterus hiperekhoik. Terapi yang dilakukan adalah ovariohysterectomy, terapi cairan, antibiotik, hemostatik serta antiradang. Anjing sudah mau makan sehari pascaoperasi dan diizinkan untuk rawat jalan. Anjing melakukan kontrol ke RSHP FKH UNUD setelah 7 hari operasi dan diketahui bahwa luka sudah tertutup dan kering sehingga dilakukan pelepasan jahitan.
Abortus pada kucing akibat infeksi feline panleukopenia virus Ni Wayan Helpina Widyasanti; I Putu Cahyadi Putra
ARSHI Veterinary Letters Vol. 7 No. 1 (2023): ARSHI Veterinary Letters - Februari 2023
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.7.1.9-10

Abstract

Feline panleukopenia virus (FPV) yang menginfeksi kucing dalam keadaan bunting diketahui dapat mengakibatkan abortus, mumifikasi fetus, kematian fetus dini dan resorption fetus. Kucing domestik betina berumur 7 bulan dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan gejala muntah, diare, lemas dan tidak mau makan. Pemeriksaan ultrasonografi terlihat 5 fetus dalam keadaan hidup dengan usia kebuntingan 39,7 ± 2 hari. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan terjadi leukopenia, anemia makrositik hipokromik dan trombositopenia. Rapid test kit antigen FPV menunjukkan hasil positif. Terapi dalam kasus ini dibagi dalam 2 tahap yaitu pengobatan injeksi selama 3 hari yaitu antibiotik, antiemetik, ATP dan multivitamin. Kucing mengalami abortus pada hari ke-2 dan ke-3 sehingga dilanjutkan dengan terapi oral selama 7 hari yaitu antibiotik, antiprotozoa cefadroxil, metronidazole, adsorben dan emolien serta multivitamin. Terapi cairan ringer laktat diberikan selama 5 hari bersamaan dengan pakan pemulihan. Proses pemulihan ditandai dengan tidak ada muntah dan mulai ada nafsu makan pada hari ke-3. Feses sudah berbentuk semisolid pada skor 5 (skala 1-7) pada hari ke-6. Kucing sudah dapat dibawa pulang oleh pemilik dan dilanjutkan rawat jalan dengan terapi obat oral. Tujuh hari setelah rawat jalan kucing telah dinyatakan sembuh.