Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Aktivitas Bacillus subtilis pada Media Tulang Ayam dalam Pembentukan Gelatin Sudrajat Harris Abdulloh; Bintang Iwhan Moehady; Irwan Hidayatulloh
Fluida Vol 13 No 1 (2020): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v13i1.2221

Abstract

ABSTRAK Gelatin merupakan bahan tambahan yang banyak terdapat pada industri makanan, minuman, dan tekstil. Gelatin terbentuk secara kimia melalui proses asam dan basa atau dengan bantuan aktivitas mikroorganisme. Proses kimia pembentukan gelatin membutuhkan waktu antara satu sampai lima minggu, sedangkan proses dengan aktivitas mikroorganisme terbentuk antara 12 sampai 24 jam. Penelitian ini bertujuan untuk membuat gelatin dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis ATCC No. 21228 serta bahan baku tulang ayam. Aktivitas bakteri Bacillus subtilis akan merombak kolagen dalam tulang ayam menjadi gelatin. Kondisi operasi yang digunakan yaitu: temperatur 45, 50, dan 55°C; pH 7, 8, dan 9; dan konsentrasi 120 g/L, 160 g/L, 200 g/L dan 240 g/1. Analisis terhadap produk yang diperoleh menggunakan uji kandungan protein dan uji pembentukan gelatin. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum terjadi pada pH = 9, T = 45°C, konsentrasi (C) = 200 g/L, dan konversi rata-rata = 72,25%. Kata kunci: Gelatin, Bacillus subtilis, limbah tulang ayam ABSTRACT Gelatin is an additive that is widely available in the food, beverage, and textile industries. It is formed chemically through acid and alkaline processes or with the help of microorganism activity. The chemical process for gelatin takes 1-5 weeks, while the process with microorganism activity occur only 12-24 hours. This study aims to make gelatin using the bacteria Bacillus subtilis ATCC No.21228 from raw material for chicken bones. The activity of the Bacillus subtilis bacteria will convert collagen in chicken bones into gelatin. The operating conditions used in this work were: temperature under 45, 50, and 55°C; pH between 7, 8, and 9; and concentrations of 120 g/L, 160 g/L, 200 g/L and 240 gr/1. The result tested to obtain the existing protein and gelatin content. The results showed that the optimum conditions occurred at pH = 9, T = 45°C, concentration = 200 g/L, and the average conversion = 72.25%. Keywords: Gelatin, Bacillus subtilis, chicken bone waste
Pemanfaatan Herbal Bunga Telang Sebagai Peluang Usaha Bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Di Desa Arjasari Kabupaten Bandung Riniati Riniati; Nancy Siti Djenar; Lili Indrawati; Dewi Widyabudiningsih; Lina Troskialina; Mentik Hulupi; Yusuf Sofyan; Sudrajat Harris Abdulloh
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v7i2.2873

Abstract

Bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan. Bunganya yang unik  berwarna biru dapat dijadikan zat warna alami untuk berbagai jenis makanan dan minuman. Kandungan antoksidan yang tinggi dalam bunga telang menjadikan bunga ini menjadi trendi sebagai minuman herbal untuk meningkatkan imun tubuh di masa pandemi ini. Sehubungan dengan hal ini maka bunga telang dapat menjadi peluang usaha untuk petani khususnya Kelompok Wanita Tani Rengganis yang ada di Desa Arjasari Kabupaten Bandung. Untuk meningkatkan usaha pembuatan serta meningkatkan mutu tanaman herbal khususnya bunga telang, Politeknik Negeri Bandung (Polban) melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) memberikan penyuluhan yang mencakup pengenalan herbal dan manfaatnya, penanaman secara organik menggunakan pupuk organik cair, teknik pengeringan dan pengolahan  bunga telang yang  dapat menghasilkan berbagai produk berbahan dasar bunga telang, serta teknik pemasaran untuk memanfaatkan peluang bisnis dari bunga telang. Kegiatan ini   mendapat respon dan  antusiasme yang tinggi dari masyarakat setempat, karena secara umum peluang usaha ini sesuatu yang baru untuk mereka. Berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada peserta kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut. Sehingga dapat meningkatkan kesehatan, kesejahteraan serta perekonomian masyarakat Desa Arjasari dan sekitarnya.
Pengaruh Konsentrasi Inhibitor dari Eceng Gondok dalam Air Hujan dan Air Kran terhadap Laju Korosi: Effect of Water Hyacinth Inhibitor Concentration in Rain Water and Tap Water Media on Corrosion Rate Emma Hermawati; Yunus Tonapa Sarungu; Bambang Soeswanto; Rispiandi; Alfiana Adhitasari; Sudrajat Harris Abdulloh; Rony Pasonang Sihombing; Retno Indarti
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 8 No. 2 (2022): August Edition
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/kovalen.2022.v8.i2.15931

Abstract

Organic inhibitors in the corrosion process could be obtained from water hyacinth plant. This plant contained antioxidants such as saponins, which could bind to protective metals from corrosion. The objective of this study was to observe the corrosion rate degradation in rainwater and tap water with saponin content of water hyacinth extract with novelty of using methanol in the maceration process. The sample: methanol ratio used in the maceration process was 1 : 9 (w/v). Steel testing was carried out for 5 days in rainwater and tap water. Based on the test results, the saponin content in the water hyacinth extract could be proven by the stability of the foam produced. The experimental results showed a corrosion rate escalation in tap water samples from 47.7% to 94.5% and samples in rainwater from 11.3% to 52.9% at 75 ppm inhibitor concentration. Based on the research, water hyacinth extract using methanol solvent could be used as a corrosion inhibitor.
Peningkatan Mutu Produk Serbuk Herbal Melalui Ekstraksi dan Kristalisasi Simplisia oleh KWT Rengganis Desa Arjasari Riniati Riniati; Nancy Siti Djenar; Lili Indrawati; Sudrajat Harris Abdulloh; Sinta Setyaningrum; Nurcahyo Nurcahyo
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): Mei 2023
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v7i1.5371

Abstract

Kelompok Wanita Tani (KWT) Rengganis di Desa Arjasari Kabupaten Bandung merupakan kelompok yang bergerak dibidang pengolahan hasil panen dari petani setempat menjadi produk yang bernilai jual lebih ekonomis. Salah satu kegiatan yang telah dilakukannya adalah mengolah tanaman seperti jahe, kunyit, dan rempah lainnya menjadi serbuk dan diolah menjadi minuman herbal. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat mengingat pada saat ini minuman herbal sebagai bahan aditif yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh semakin diminati oleh masyarakat luas. Tujuan PkM ini adalah mening­katkan masa simpan bahan baku herbal dengan cara mengubahnya menjadi simplisia, selanjutnya dijadikan serbuk dan diekstraksi untuk dijadikan serbuk melalui proses kristalisasi pada suhu 90°C selama kurang lebih 1 jam. Program PkM Polban ini diawali dengan memberikan beberapa materi tentang peningkatan mutu produk yang dimulai dari persiapan bahan, pencucian, pengeringan, ekstraksi dan kristalisasi. Selanjutnya mempraktikkan cara menggunakan alat perajang, grinding dan kristalisasi. Untuk mening­katkan baik jumlah dan mutu dari serbuk herbal siap minum ini juga diper­kenalkan tentang metode lain yaitu maserasi bertahap. Pasca penyuluhan, metode ini telah diterapkan oleh KWT dalam produksi jahe merah dan terbukti dapat meningkatkan rasa dan jumlah produknya. Seiring dengan itu permintaan pasar saat ini sudah mulai meningkat dengan indikasi naiknya jumlah penjualan per bulannya hingga hampir 200%. Target ke depan diharapkan KWT Rengganis dapat menampung hasil tanaman herbal dari petani setempat lebih banyak lagi dengan mengeringkan menjadi simplisia terlebih dahulu sebelum diolah menjadi produk. Dengan demikian produksi dapat menjadi lebih efisien dan ekonomis. Selain itu diharapkan kedepan KWT Rengganis memiliki rumah produksi yang memenuhi standar SNI.
Seeding and Acclimatization for Aerobic Processing of Restaurant Wastewater with Sequencing Batch Reactor Herawati Budiastuti; Laily Isna Ramadhani; Sudrajat Harris Abdulloh; Ananda Dea Maharani; Melina Melina; Robby Sudarman
Fluida Vol 16 No 1 (2023): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v16i1.4521

Abstract

Restaurant wastewater has a relatively high organic matter content, so it needs to be treated to meet the specified quality standard. One of the technologies that can be used in restaurant wastewater treatment is Sequencing Batch Reactor (SBR) technology. The purpose of this study is to set up an aerobic SBR system with seeding and acclimatization treatments to reduce the amount of organic matter in restaurant wastewater when a shock load occurs. The research was done using wastewater from a restaurant in Bandung and activated sludge from the food industry in Bogor as seeds for microorganisms. In this study, the seeding process was carried out by introducing 25% activated sludge and 75% nutrients into the reactor, and the acclimatization process was carried out by introducing a specific ratio of nutrients and wastewater into the reactor gradually until the waste concentration reached 100%. The parameters tested were COD, MLVSS, DO, pH, and temperature. During the seeding procedure, the initial COD value of 3,200 mg/L declined. It began to stabilize on the seventh day, with a COD value of 1,080 mg/L. The COD removal reached a relatively stable condition in the acclimatization process starting on day 2, where COD decreased from the original 1,280 mg/L to 480 mg/L.