Ashon Sa’adi
Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH EXERCISE INTENSITAS TINGGI TERHADAP KETEBALAN ENDOMETRIUM MENCIT (MUS MUSCULUS) Aizah Ari Setyana Yuli; Gadis Meinar Sari; Ashon Sa’adi
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 1 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, January 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i1.2019.24-29

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Exercise dapat menyebabkan terbentuknya reactive oxygen species (ROS). Ketidakseimbangan antara antioksidan endogen dan ROS dapat menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif dapat menyebabkan infertilitas pada wanita melalui berbagai mekanisme. Endometrium yang tidak sempurna karena ROS tidak dapat mendukung embrio dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan ketebalan endometrium pada mencit yang exercise intensitas tinggi. Metode : Penelitian ini true experimental dengan rancangan randomized posttest only design. Besar sampel adalah 7 ekor tiap kelompok, yang terdiri dari 2 kelompok. Kelompok kontrol dan  kelompok exercise intensitas tinggi. Data yang didapatkan adalah ketebalan endometrium mencit. Hasil : hasil uji mann-whitney menunjukkan hasil yang signifikan dengan P=0,006. Kesimpulan : exercise intensitas tinggi dapat mempengaruhi ketebalan endometrium.. Abstract Background: Reactive Oxygen Species (ROS) is formed by exercise. Oxidative stress is caused by an imbalance between endogenous antioxidants and ROS. Oxidative stress  causes infertility in women through mechanisms. Because of  ROS, endometrium can not support the embryo and its development. This research aim to analyze different of endometrial thickness mice with high intensity exercise. Methods: This research is true experimental researh with randomized posttest only design. The sample size is 7 female mice each group, devided into 2 groups. The control group, and the high-intensity exercise group. Data obtained from mice endometrial thickness Results: mann-whitney  gave significant result at level p=0.006. Conclusion: high intensity exercise can effect the thickness of the endometrium.
TINGKAT DEPRESI WANITA MENOPAUSE TERHADAP KEIKUTSERTAAN POSYANDU LANSIA Raja Sal Sabila Hervina; Nur Ainy Fardana N; Ashon Sa’adi
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 4 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, October 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i4.2019.287-292

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Menopause merupakan proses fisiologis yang ditandai dengan berhentinya menstruasi selama 1 tahun setelah menstruasi terakhir, terjadi pada setiap wanita yang berusia 40 sampai 55 tahun. Adaptasi perubahan yang terjadi pada masa menopause seperti hot flushes, gangguan tidur, cemas, daya ingat menurun, dan lain sebagainya. Jika adaptasi perubahan tersebut tidak ditangani dengan baik maka dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan wanita menopause, yang mungkin mengarah ke gejala depresi. Oleh sebab itu pemerintah mengadakan posyandu lansia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, salah satunya masalah pada wanita menopause. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat depresi wanita menopause yang mengikuti posyandu lansia dan tidak. Metode: Penelitian menggunakan analitik dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel sebanyak 68 orang yang sudah menopause meliputi 34 orang yang mengikuti posyandu lansia dan 34 orang yang tidak mengikuti posyandu lansia. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling. Variabel independen dalam penelitian adalah wanita menopause dan variabel dependen adalah depresi yang diukur dengan Beck Depression Inventory (BDI). Analisi data menggunakan Mann-Whitney ( P < 0,05 ). Hasil: Hasil analisis bivariat didapatkan sebagian besar pada kategori normal p=0,479; depresi ringan p=0,850; depresi sedang p=1,0; dan depresi berat p=0,317. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat depresi wanita menopause yang mengikuti posyandu lansia dan tidak di wilayah kerja Puskesmas Mojo Surabaya.Abstract Background: Menopause is a physiological process marked with no menstruation for a whole year since the last menstruation, oftenly occurs in woman with age 40 to 55. Adaptation to the menopause conditions include hot flushes, sleeping disorder, axiety, degrading memory, and etc. If those adaptations are not handled correctly, menopause woman could be effected especially in life quality and health which leads to depression. To resolve such problem, the government has built "Posyandu Lansia" in order to increase life quality, one of them is in menopause woman. This research aims to compare depression level of menopause woman who joins "Posyandu Lansia" and who does not. Methods: The type and design of the study were analytic retrospective with cross sectional. Sample size 68 people as participants divided into two groups of 34 people join “Posyandu Lansia” and the other 34 people do not join “Posyandu Lansia”. Sample was taken by consecutive sampling. The dependent variable was depression level with measured of Beck Depression Inventory (BDI), the independent variable were Menopausal women. Data analysis were tested using Mann-Whitney.  Result : Acquired from bivariat analysis is mostly on normal category p=0,479; mild depression p=0,850; medium depression p=1,0; and heavy depression p=0,317. Conclusion: There were no differences in the rates of depression in menopausal women who participated and did not participate at Posyandu Lansia in the Puskesmas Mojo Surabaya work areas.