Dino Gunawan Pryambodo
Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, KKP

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDUGAAN AIR PAYAU DENGAN TOMOGRAFI GEOLISTRIK DI PULAU KARIMUNJAWA JAWA TENGGAH Dino Gunawan Pryambodo; Joko Prihantono
Jurnal Kelautan Nasional Vol 12, No 1 (2017): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (986.074 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v12i1.6274

Abstract

Daerah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia umumnya mempunyai sumberdaya air yang payau karena telah terintrusi oleh air laut. Tomografi geolistrik merupakan salah satu teknik untuk mendeteksi nilaiu tahan jenis batuan untuk menduga keberadaan air payau di pulau karimunjawa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode tomografi geolistrik dengan konfigurasi elektroda wenner. Pengukuran dilakukan sebanyak 4 lintasan dengan panjang setiap lintasan 190 meter dan diolah menggunakan program Res2Dinv. Hasil dari tomografi geolistrik di pesisir kecamatan karimunjawa puau karimunjawa di beberapa tempat keberadaan air payau sudah mencapai kedalaman 30 meter dari atas permukaan tanah dengan litologi batuan penyususnnya berupa batu pasir, hal ini menunjukkan penurunan kualitas air bersih di tempat tersebut.
MODEL KARAKTERISTIK LAPISAN BAWAH PERMUKAAN TANAH PULAU LUSI SIDOARJO JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK UNTUK MENDUKUNG WISATA BAHARI Dino Gunawan Pryambodo; Joko Prihantono; Rudhy Akhwady
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.604 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i1.7807

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang model bawah permukaan tanah (subsurface) dibangun berdasarkan nilai resistivitas lapisan tanah Pulau Lusi di Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur untuk mendukung wisata bahari dalam pembangunan infrastruktur bagunan. Penelitian ini menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger sebanyak 5 titik VES (vertical electrical sounding) dengan kedalaman penetrasi 50 m dari permukaan tanah. Selanjutnya, model geolistrik 2D dibuat berdasarkan hasil titik VES tersebut sebanyak 2 lintasan yang saling bersilangan dengan orientasi Utara-Selatan, dan Barat-Timur. Hasil model geolistrik 2D yang diperoleh menunjukkan bahwa secara umum di Pulau Lusi terdapat empat lapisan yang terdiri dari lapisan atas (topsoil), lapisan aluvial, lapisan akuifer dan lapisan batuan keras (bedrock). Lintasan Utara – Selatan dengan panjang lintasan sejauh 60 m mempunyai lapisan bedrock dengan nilai resistivitas 200-300 Ωm terdapat pada kedalaman antara 30 m sampai sekitar 45 m dari permukaan tanah. Lintasan Barat – Timur dengan panjang lintasan sejauh 120 m mempunyai lapisan bedrock dengan nilai resistivitas 200-500 Ωm terdapat pada kedalaman antara 7 m sampai sekitar 45 m dari permukaan tanah. Berdasarkan hasil model geolistrik 2D ini, dapat direkomendasikan bahwa sebaiknya bangunan yang akan didirikan di Pulau Lusi adalah bangunan yang terbuat dari kayu dengan memperhatikan estetika dibandingkan jika didirikan bangunan yang terbuat dari beton dan bertingkat. Hal ini dikarenakan lapisan bedrock di Pulau Lusi berada pada kedalaman 15 – 45 meter dari permukaan tanah yang dinilai terlalu mahal jika akan dibangun bangunan yang terbuat dari beton dan bertingkat mengingat pondasi bangunan harus mencapai bedrock yang relatif dalam.  
Simulasi Daya Dukung Lingkungan di Pulau Gili Ketapang-Probolinggo dengan Mengandalkan Curah Hujan sebagai Pemenuhan Kebutuhan Air Muhammad Ramdhan; Semeidi Husrin; Dino Gunawan Pryambodo; Joko Prihantono; Syahrial Nur Amri; Hari Prihatno; Nasir Sudirman; Hasanuddin -; Sachrul Iswahyudi
Jurnal Kelautan Nasional Vol 14, No 1 (2019): April
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.529 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v14i1.6861

Abstract

Hujan merupakan salah satu sumberdaya air yang penting bagi kehidupan manusia. Keseimbangan lingkungan dapat diketahui dari ketersediaan sumber air yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satu cara menentukan daya dukung lingkungan adalah dengan pendekatan ketersediaan dan kebutuhan air. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan simulasi terhadap status daya dukung lingkungan berdasarkan ketersediaan air bulanan dari curah hujan dan kebutuhan air di Pulau Gili Ketapang-Probolinggo dalam satu tahun. Metode yang digunakan untuk mengetahui daya dukung lingkungan adalah analisis kuantitatif melalui perbandingan antara penghitungan ketersediaan air dan kebutuhan air. Hasil penghitungan status daya dukung lingkungan berdasarkan ketersediaan air dan kebutuhan air di Gili Ketapang apabila dihitung berdasarkan kebutuhan layak air minum 130 liter/orang/hari adalah defisit sebesar 33.389.799,47 liter/bulan.
Perubahan Spasial dan Temporal Luas Wilayah untuk Pengembangan Wisata Bahari di Bagaian Barat Pulau Gili Ketapang Probolinggo Jawa Timur Dino Gunawan Pryambodo; Muhamad Hasanudun; Edi kusmanto; Nasir Sudirman
Jurnal Segara Vol 16, No 1 (2020): April
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2632.137 KB) | DOI: 10.15578/segara.v16i1.8648

Abstract

Pulau Gili Ketapang yang berpenduduk padat, dengan kepadatan mencapai 12.356 jiwa/ km2 dan mempunyai luasan sebesar 68 hektar atau 0,68 km2 termasuk katagori pulau kecil. Dengan adanya Perda Kab. Probolinggo no15 th.2001 menjadika Pulau Gili Ketapang menjadi salah satu destinasi wisata bahari di Kab.Probolinggo, pesona pasir putih di barat wilayah dari Pulau Gili Ketapang yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Perubahan luasan wilayah hamparan pasir putih tersebut akan mengurangi wilayah hamparan pasir putih tersebut karena kehilangan hamparan pasir tersebut akan mengurangi keragaman destinasi wisata. Metoda penelitian menggunakan google earth image digunakan sebagai sumber masukan utama untuk membuat peta perubahan wilayah selain penelitian lapangan yang berupa pengukuran garis pantai, batimetri dan pola arus di wilayah perairan Gili Ketapang. Dari data citra Satelit dari tahun 2004 sampai tahun 2018 terjadi penyusutan luas wilayah untuk pasir putih di Barat Pulau Gili Ketapang sebesar 0.288 Ha. Batimetri Perairan Gili Ketapang secara umum memiliki kedalaman terukur antara 0-34 meter, Daerah terdalam terdapat disebelah utara Pulau Gili Ketapang dengan jarak sekitar 1.700 m. Sebelah Barat dari Pulau Gili Ketapang memiliki dasar laut yang agak dangkal kurang dari 20 m sehingga sangat cocok untuk dikembangkan menjadi daerah wisata bahari.
Identifikasi Likuifaksi di Kawasan Pesisir Kota Padang dengan Metoda Geolistrik 2D Dino Gunawan Pryambodo; Nasir Sudirman
Jurnal Segara Vol 15, No 3 (2019): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1901.687 KB) | DOI: 10.15578/segara.v15i3.7732

Abstract

Studi kasus penyelidikan likuifaksi dilakukan di kawasan pesisir kota Padang, yang terletak di pesisir barat Sumatra, pada zona ini sering tejadinya gempa bumi. Prediksi dari zona likuifaksi ini daerah kegempaan yang tinggi akan sangat membantu untuk mitigasi bahaya bencana gempa bumi. Geolistrik 2D menggunakan konfigurasi Wenner telah dilakukan dan bisa membantu untuk menggambarkan zona likuifaksi. Lintasan geolistrik ini terdiri dari empat lintasan yaitu lintasan UBH, lintasan Parak Gadang, lintasan Purus dan lintasan Telkom dengan bentangan kabel sepanjang 160 meter dan dengan kedalaman penetrasi sedalam 26,5 meter. Dengan latar belakang ini, bahwa dalam hubungannya dengan karakteristik tanah dan sedimen menunjukkan hubungan yang tinggi terhadap likuifaksi, dan anomali nilai tahanan jenis akan memberikan informasi penting untuk memprediksi dan mengidentifikasi zona likuifaksi. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan lapisan bawah permukaan terdiri dari endapan aluvial yang jenuh air sehingga berpotensi menjadi likuifaksi selama terjadinya gempa bumi. Pada model 2-D geolistrik ini dengan nilai tahanan jenisnya rendah < 2 Ωm dan dengan kedalaman rata-rata kurang dari 10 meter dan di lintasan Telkom di beberapa tempat kedalaman likuifaksinya mencapai 20 meter.