p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Segara
Muhammad Ramdhan
Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kemeneterian Kelautan Perikanan . Komplek Bina Samudera Jl. Pasir Putih II Lantai 4, ancol timur, Jakarta Utara 14430

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Budi daya Rumput Laut dan Pengelolaannya di Pesisir Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan Analisa Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkungan Yulius Yulius; Muhammad Ramdhan; Joko Prihantono; Dino Gunawan Pryambodo; Dani Saepuloh; Hadiwijaya Lesmana Salim; Irfan Rizaki; Ranela Intan Zahara
Jurnal Segara Vol 15, No 1 (2019): April
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1306.774 KB) | DOI: 10.15578/segara.v15i1.7429

Abstract

Rumput laut (makro alga) merupakan salah satu komoditas sumber daya pesisir yang mermiliki potensi ekonomis, mudah dibudidayakan dengan biaya produksi yang rendah. Perairan Kabupaten Dompu Provinsi, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan kawasan memiliki beragam sumber daya hayati pesisir dan laut (SDHPL), diantaranya rumput laut jenis Eucheuma cottoni dan Kappaphycus alvarezii yang merupakan rumput laut dari 5 jenis yang dimanfaatkan dan dibudidayakan di Indonesia, namun data dan informasi yang menunjang usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Dompu masih sangat minim. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kesesuaian perairan dan menduga daya dukung lingkungannya untuk budidaya rumput laut di Kabupaten Dompu. Metode spasial, yaitu metode untuk mendapatkan informasi pengamatan yang dipengaruhi efek ruang digunakan dalam kajian ini. Pengaruh efek ruang tersebut disajikan dalam bentuk pembobotan.  Parameter unsur hara, yaitu Nitrogen (N) dan Phosfat (P) digunakan sebagai dasar untuk menghitung daya dukung lingkungan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas area yang sesuai untuk budidaya rumput laut sekitar 72.515 ha atau 99,49 % dari luas total wilayah kawasan yang dikaji. Luas area budidaya rumput laut yang telah dimanfaatkan hingga saat ini adalah 500 ha atau 3,3 % dari total luasan daya dukung, sehingga luas area yang belum termanfaatkan adalah 14.719 Ha atau 66,7 % dari total luasan daya dukung. Skenario ideal pengembangan usaha budidaya rumput laut yaitu; melalui penambahan bibit unggul dan informasi musim tanam serta melaksanakan budidaya secara optimal sehingga potensi ekonomi pertahun dapat tercapai.
Abrasi dan Akresi Berdasarkan Longshore Sediment Transport dan Perubahan Garis Pantai: Studi Kasus Pantai Pulau Cemara Besar, Karimunjawa Yulius Yulius; Nur Kholik Kurniana Putra; Muhammad Ramdhan; Baskoro Rochaddi
Jurnal Segara Vol 16, No 3 (2020): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2724.896 KB) | DOI: 10.15578/segara.v16i3.9309

Abstract

Pulau Cemara Besar merupakan pulau yang direncakan menjadi kawasan ekowisata bahari di Kepulauan Karimun Jawa menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan. Oleh karenanya analisis geologi dan oseanigrafi pesisir diperlukan untuk pengambilan keputusan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji transport sedimen sejajar pantai dan garis pantai yang diakibatkannya. Perubahan garis pantai diperoleh dari analisis DSAS menggunakan citra Sentinel 2A selama tahun 2016 – 2020 dan tracking garis pantai menggunakan GPS geodetic pada Maret 2020. Parameter inputan transport sedimen sejajar pantai diperoleh dari data model reanalysis ERA-5 yang selanjutnya dilakukan peramalan gelombang dengan metode SMB dan analisis gelombang representatif. Ukuran butir sedimen diambil di sepanjang pantai sebanyak 14 titik dan dilakukan analisis granulometri untuk mengetahui besar d50 sedimen. Trasnport sedimen sejajar pantai diprediksi menggunakan persamaan empiris dari CERC, Walton Jr, dan Kamphuis. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa transport sedimen sejajar pantai menyebabkan abrasi di ekor pulau sebelah timur dan pangkal pulau selatan serta akresi di ekor pulau utara dan pangkal pulau sebelah timur yang dicirikan dengan adanya perubahan garis pantai di lokasi tersebut. Analisis regresi linier menunjukan laju LST di sepanjang pantai berpengaruh sebesar 13.83% terhadap perubahan garis pantai.
CHARACTERISTIC OF SALEH BAY COASTLINE Yulius Yulius; Muhammad Ramdhan; Ardiansyah Ardiansyah
Jurnal Segara Vol 14, No 2 (2018): Agustus
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1206.682 KB) | DOI: 10.15578/segara.v14i2.6609

Abstract

Indonesia is an archipelagic country with numbers of natural resources including bays. As a closed estuary, bay has a strategic role as one of the ecological resources and environmental services. Saleh Bay is an outstanding bay of West Nusa Tenggara province which is situated between Sumbawa regency and Dompu regency. The study aimed to explain the criteria for the determination of a bay based on UNCLOS and bathymetry system by using Geographic Information System (GIS). The results of the identification indicated that the Ocean Map issued by Dishidros had not entirely referred to the criteria of UNCLOS in determining an area as a bay, in which an indentation is regarded as a bay if its total area is larger than the area of t he semi-circle whose diameter is a line drawn across the mouth of that indentation. Subsequently, spatial analysis found out that the depth of the waters in Saleh Bay can be classified into eleven classes, which are: (1) 0 – 10 meter with area of 294.27 km2, (2) 10 - 20 meter with area of 205.45 km2, (3) 20 - 30 meter with area of 259.45 km2, (4) 30 - 40 meter with area of 146.25 km2, (5) 40 - 50 meter with area of 137,83 km2, (6) 50 - 60 meter with area of 148.19 km2, (7) 75 - 100 meter with area of 57.08 km2, (8) 100 - 150 meter with area of 73.78 km2, (9) 150 - 200 meter with area of 109.46 km2, (10) 200 - 300 meter with area of 533.42 km2 , and(11) >300 meter with area of 134.89 km2.