This Author published in this journals
All Journal Jurnal Segara
Rina Zuraida
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Badan Litbang ESDM, Kementerian ESDM, Jl. Dr. Junjunan 236, Bandung 40174

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penentuan Siklus Glasial – Interglasial Terakhir Pada Sedimen Dasar Laut Kawasan Lepas Pantai Pelabuhan Ratu Rina Zuraida; Rainer A. Troa; Marfasran Hendrizan; Eko Triarso; Luli Gustiantini; Nazar Nurdin; Wahyu S. Hantoro; Shengfa Liu
Jurnal Segara Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1074.416 KB) | DOI: 10.15578/segara.v11i2.7355

Abstract

Kawasan Lepas Pantai Pelabuhan Ratu yang terletak di wilayah Jawa Barat bagian selatan dipengaruhi oleh dinamika laut Selat Sunda dan Samudera Hindia bagian timur. Kondisi ini terekam dalam sedimen dasar laut dan tersimpan sebagai informasi berbagai proses yang terjadi di perairan tersebut pada rentang waktu geologi tertentu. Penelitian ini menggunakan contoh inti sedimen dasar laut SO184-10043 (7°18,57' LS dan 105° 3,45’ BT, kedalaman 2166 m, panjang 360 cm) yang diambil pada saat cruise PABESIA dengan menggunakan kapal riset Sonne di Selat Sunda. pada tahun 2005. Metode penelitian yang digunakan adalah pentarikhan umur (dating) radiokarbon (14C) dan analisis isotop oksigen (d18O) pada foraminifera plankton Globigerinoides ruber. Hasil pentarikhan umur isotop 14C terhadap 16 cuplikan contoh menunjukkan bahwa contoh inti SO184-10043 merekam Siklus Glasial Terakhir hingga 35.000 tahun yang lalu. Hasil pengukuran d18O memberikan nilai Deglasiasi yang lebih besar dari daerah sekelilingnya yang diduga akibat terbukanya Laut Jawa yang memungkinkan mengalirnya air dari Laut Cina Selatan dengan salinitas dan suhu yang lebih rendah menuju Samudera Hindia melalui daerah penelitian. Rekonstruksi suhu permukaan laut dari data isotop d18O memberikan nilai suhu Deglasiasi yang jauh lebih tinggi yang diduga akibat faktor lokal yang mempengaruhi nilai salinitas di daerah penelitian.