Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Peningkatan Performans Produksi Dan Kualitas Daging Pada Ayam Broiler Periode Finisher Yang Diberi Fitobiotik A. Wardah; Rini Rahayu Sihmawati
STIGMA: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unipa Vol 13 No 02 (2020)
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/stigma.13.02.2857.1-15

Abstract

The use of phytobiotics which can improve production performance and quality of broiler chicken meat continues to be done. The use of herbs that contain metabolic components is a very important strategy. This study aims to evaluate the production performance and quality of broiler chicken meat given phytobiotic drinks in the finisher period. The study was conducted experimentally using a completely randomized design with 4 treatments of phytobiotic drinks 0, 30, 60, and 90% in broiler chickens aged 25-40 days and repeated 5 times. The liquid phytobiotics used in the form of a mixture of Curcuma domestica powder are known as antioxidants, antimicrobials and anti-inflammatory properties. Curcuma domestica: Zingiber officinale: Kaempferia galanga: Curcuma zanthorrhiza: Syzygium polyanthum with a ratio of 1:1:1:1:2. The results showed that giving phytobiotics significantly (P <0.05) increased body weight, carcass weight and broiler feed consumption. The provision of 30% phytobiotics resulted in body weight, carcass weight and feed consumption significantly (P <0.05) compared to giving 0, 60 and 90% phytobiotics. The results of the analysis of the fat and cholesterol content of broiler meat that were given phytobiotics were significantly (P <0.05) lower than the fat content of broiler meat that was not given phytobiotics. The provision of 60% phytobiotics was significantly (P <0.05) lower than the provision of 0, 30 and 90% phytobiotics. While the results of the analysis of protein content of broiler meat given 60% phytobiotics were significantly (P <0.05) higher than those given 0, 30 and 90% phytobiotics. The results of this study can be concluded that the provision of phytobiotics can affect the production performance and quality of broiler chicken meat in the finisher period. Giving 30% phytobiotics can increase as much as 20% body weight, carcass weight and feed consumption. Meanwhile, giving 60% phytobiotics increased 78.58% of meat protein content and decreased 70.54% of meat fat and 75% of meat cholesterol. Keywords: Broiler chicken; finisher; production; meat quality.
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMBUDIDAYA IKAN MELALUI PELATIHAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA DIVERSIFIKASI PANGAN OLAHAN ASAL IKAN Wardah Wardah; Rini Rahayu
ABDIMAS Vol 1 No 03 (2021): PENDIDIKAN MASYARAKAT
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembudidaya ikan banyak mengalami kerugian karena penjualan ikannya tidak sebanding dengan biaya  yang dikeluarkan. Pengetahuan dan ketrampilan     pembudidaya juga masih rendah terhadap wirausaha mandiri terutama dalam meningkatkan nilai tambah produk pangan olahan asal ikan. Karakteristik ikan yang mudah busuk menyebabkan pembudidaya harus segera menjual hasilnya dalam keadaan hidup atau segar. Ketergantungan tersebut dapat ditanggulangi  dengan melakukan proses pengolahan hasil tangkapan ikan agar daya  awet meningkat, dan ada nilai tambah produk, terutama ikan yang tidak laku dijual dalam bentuk segar. Pengembangan wirausaha mandiri, terutama diversifikasi pangan olahan ikan, dapat  meningkatkan nilai tawar, sehingga pendapatan petani meningkat. Dalam usaha meningkatkan  pendapatan, kendala yang dihadapi petani dalam  wirausaha pangan olahan ikan adalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah  pangan, serta melakukan bisnis pengolahan dan pengawetan ikan dengan baik dan beragam sesuai kebutuhan pasar. Wirausaha pelatihan diversifikasi produksi pangan olahan asal ikan menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan petani, penguasaan iptek pengolahan dan produksi pangan olahan ikan dan teknik berwirausaha yang baik pada  pembudidaya ikan di Desa Kalanganyar, Sedati, Sidoarjo. Program alih Iptek sangat bermanfaat untuk pembudidaya ikan dalam rangka meningkatkan pendapatan. Produk olahan pangan asal ikan (sosis, nugget, krispi ikan, abon, sempol ikan) adalah produk yang sangat diminati masyarakat dengan harga yang sangat terjangkau. Usaha produksi pangan olahan ikan tidak memerlukan investasi tinggi, dapat dilakukan dalam skala rumah tangga atau keluarga.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KEAMANAN DAN PENGEMASAN SERTA PROSPEK BISNIS PRODUK PANGAN PADA ANGGOTA KOPERASI WANITA “BOUGENVILLE” KELURAHAN PENJARINGAN KOTA SURABAYA Wardah Wardah; Arga Christian Sitohang
ABDIMAS Vol 2 No 02 (2022): PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era Adaptasi Kebiasaan Baru ini, masyarakat terutama anggota Koperasi Wanita “BOUGENVILLE” Kelurahan Penjaringansari Kota Surabaya dapat melakukan pola harian/pola kerja/pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya agar tetap produktif dan aman dari Covid-19 di masa pandemi. Diharapkan dengan seringnya menerapkan kebiasaan baru dimanapun, semakin mudah dan cepat menjadi norma individu dan norma masyarakat, maka kita dapat bekerja, belajar, beribadah dan beraktivitas lainnya dengan aman dan sehat. Guna mendukung kehidupan masyarakat terdampak, edukasi dalam rangka pemulihan ekonomi sangat diperlukan, terutama bagi anggota Koperasi Wanita “BOUGENVILLE” Kota Surabaya, di era adaptasi kebiasaan baru atau di era normal baru. Anggota koperasi ini terdiri dari 60 orang anggota, yang bergerak di bidang pangan sekitar 20 orang. Anggota memiliki beragam latar pendidikan dan sosial, kondisi anggota Koperasi Wanita “BOUGENVILLE” ini terbilang heterogen, yang mana anggota koperasi berasal dari berbagai suku, agama dan mata pencaharian. Koperasi ini memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan bidang perekonomian, terutama perdagangan karena banyak pedagang-pedagang perseorangan baik menengan maupun kecil yang dapat medorong perekonomian. Dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan pendapatan, kendala yang dihadapi oleh anggota Kopwan “BOUGENVILLE” yang bergerak di bidang pangan adalah rendahnya pengetahuan dan ketrampilan dalam penyediaan pangan yang aman, pengemasan yang baik dan higienis serta kiat-kiat berwirausaha terutama dalam kondisi New Normal. Edukasi mengenai keamanan dan pengemasan yang baik, higienis dan menarik serta prospek bisnis terutama pada produk pangan merupakan solusi yang diberikan pada anggota Koperasi Wanita “BOUGENVILLE” kota Surabaya.agar produk yang dibahsilkan aman dikonsumsi, menarik serta bisnis pangan yang telah dilakukan meningkat dan perekonomian mereka lebih baik. Luaran kegiatan ini adalah: Buku pedoman untuk anggota koperasi “BOUGENVILLE” dan masyarakat umum tentang Peluang Usaha Bidang Makanan yang telah di publikasi pada media massa online di Kompasiana.com
Efek Pemberian Butiran Kering Destilat (BKD) Sekam Padi terhadap Emisi Gas dalam Kandang Puyuh Wardah; Tiurma Wiliana Susanti Panjaitan
SNHRP Vol. 2 (2019): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 2 Tahun 2019
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.442 KB)

Abstract

Gas ammonia yang diproduksi feses dan urine unggas jika berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan unggas, manusia dan masalah lingkungan. Gas ammonia yang diproduksi unggas berdampak pada produktivitas, performans ternak dan munculnya berbagai penyakit, dapat mengkontaminasi udara dan lingkungan. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi kadar gas ammonia dalam kandang puyuh yang diberi butiran kering destilat (BKD) produk ikutan Produksi Bioetanol oleh Ko-kultur S. cereviceae dengan C, tropicalis dari sekam padi. Penelitian menggunakan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap 3 perlakuan proporsi 0, 10 dan 20 % BKD dalam ransum puyuh umur 60-90 hari (sedang bertelur) dan diulang 10 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BKD sekam padi dalam ransum menghasilkan rataan emisi gas ammonia lebih besar dibandingkan dengan rataan emisi gas ammonia dalam kandang puyuh yang tidak diberi BKD sekam padi. Pemberian 20% BKD sekam padi menghasilkan emisi gas ammonia signifikan (P<0.05) lebih besar dibandingkan dengan pemberian 10% BKD sekam padi. Hasil analisis kadar air semakin meningkat pada feses puyuh yang diberi BKD. Pemberian 20% BKD sekam padi menghasilkan kadar air signifikan (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar air feses puyuh yang diberi 10% BKD dari sekam padi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa substitusi butiran kering destilat (BKD) produk ikutan produksi bioetanol oleh ko-kultur S.cerevicea dengan C.tropicalis dari sekam padi dalam formula pakan puyuh dapat mempengaruhi perubahan gas ammonia dalam kandang dan kadar air feses. Pemberian pakan puyuh dengan substitusi 10% BKD sekam padi dapat mengurangi kadar gas ammonia berbahaya dalam kandang unggas sebesar 3.505% dan kandungan air feses 10% lebih rendah. Kata kunci: puyuh, BKD, emisi gas, kadar air feses
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN PUPUK DAN USAHA TERNAK RUMINANSIA DI DESA CUPAK KECAMATAN NGUSIKAN KABUPATEN JOMBANG Wardah Wardah; Angga Dutahatmaja
ABDIMAS Vol 2 No 05 (2022): PENDIDIKAN MASYARAKAT
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Desa Cupak, Ngusikan, Jombang, usaha ternak sapi dan kambing menjadi andalan petani karena dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Dalam membangun usaha penggemukan ternak secara intensif diperlukan pengetahuan mulai dari penyediaan bibit, pakan, kesehatan, hingga manajemen berusaha dan tingkat penjualan ternak. Ini agar pengelolaan usahanya berjalan dengan baik dan target peningkatan bobot badan ternak tercapai secara optimal. Permasalahan yang dihadapi masyarakat desa Cupak adalah penyediaan pakan berkualitas, manajemen usaha dan pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk hayati yang berguna untuk sawah dan ladangnya. Padahal Desa Cupak dan sekitarnya merupakan penghasil bahan pertanian yang potensial seperti padi, jagung, hortikultura dan umbi-umbian, bahkan limbah kotoran ternak ruminansia sangat melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal untuk pupuk tanaman. Hal ini terjadi karena peternak belum mengetahui dan trampil dalam manajemen pakan dengan mengolah pakan menjadi pakan berkualitas dan mempunyai palatabilitas tinggi untuk ternak ruminansia. Limbah kotoran ruminansia juga belum diolah dengan baik menjadi pupuk organik yang dapat menyuburkan tanah. Teknik berusaha, baik kesehatan ternak, analisis usaha dan pemasaran hasil yang tepat belum dimiliki oleh peternak Desa Cupak. Kemandirian peternak dalam penyediaan pakan ruminansia, teknik berwirausaha dan perawatan ternak, serta pengolahan feses menjadi pupuk organik sangat penting serta meningkatkan kemampuan peternak dalam menjalankan usahanya. Kegiatan ini bermanfaat untuk peternak menuju terwujudnya kemandirian pakan dengan bahan baku dan penanganan limbah kotoran ternak untuk pupuk yang dapat meningkatkan usahanya sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. Luaran dalam kegiatan ini adalah: (1) Pakan dengan kandungan nutrisi sangat baik, relatif murah, dapat meningkatkan bobot badan harian dan produksi pupuk hayati yang dapat diproduksi desaca mandiri (2) TTG berupa mesin produksi pakan yang ergonomis, relatif murah, fungsional, tepat guna, dan mudah dioperasikan serta dapat dimiliki peternak untuk memproduksi pakan ruminansia.(3) Peternak mampu menjalankan dan menganalisis usahanya dengan baik serta memasarkan hasilnya pada waktu yang tepat.
PENINGKATAN KETRAMPILAN MASYARAKAT DESA PAPUNGAN MELALUI PELATIHAN DIVERSIVIKASI OLAHAN PANGAN BERBAHAN BAKU IKAN Rini Rahayu Sihmawati; Tiurma Wiliana Susanti Panjaitan; Wardah Wardah; Harjo Seputro
ABDIMAS Vol 2 No 06 (2022): PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Papungan Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar merupakan desa yang memiliki ikan yang khas yaitu ikan mujair. Ikan mujair oleh masyarakat biasanya hanya dikonsumsi dengan cara digoreng atau dibakar saja. Karakteristik ikan yang mudah membusuk menyebabkan masyarakat harus segera menjual hasilnya dalam keadaan hidup atau segar saat dipanen. Keadaan tersebut dapat diatasi dengan melakukan proses pengolahan hasil ikan yang berlebih agar daya awetnya meningkat. Dalam usaha meningkatkan daya awet dan meningkatkan pendapatan, kendala yang dihadapi masyarakat adalah rendahnya pengetahuan dan ketrampilan dalam mengolah pangan asal ikan, terutama ikan mujair. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat yang membudidayakan ikan Mujair agar bisa mengolah hasil ikan menjadi produk lain yang mudah dilakukan serta diminati masyarakat. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah memberikan pelatihan dan pendampingan pengolahan ikan menjadi abon ikan dan ikan krispi. Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah memfasilitasi teknologi tepat guna berupa peralatan serta pelatihan dan pendampingan sehingga dapat meningkatkan ketrampilan serta pendapatan masyarakat desa Papungan, khususnya masyarakat pembudidaya ikan mujair.
Performance of Food Quality and Sensory Properties of Stick with Fortification of Fish Bone Flour Tuna and Kale Leaf Extract as Natural Food Coloran Wardah; Rini Rahayu Sihmawati
Food Science and Technology Journal (Foodscitech) Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.372 KB) | DOI: 10.25139/fst.v5i1.4548

Abstract

Sticks are pastries that are generally made from wheat flour, tapioca and other starch sources with a high carbohydrate content, but low in nutrition so they need to be added or fortified with other nutrients such as sources of fat, protein, vitamins or minerals. Utilization of tuna bone waste can be an alternative as a fortificant in making sticks. In addition, fish bones also contain high protein and calcium. The use of kale leaf extract is also an alternative as a natural dye. This study aims to evaluate the increase in the nutritional value and preference of panelists for stick products fortified with tuna fish bone meal and kale leaf extract as natural dyes with a certain dose. The results of the chemical test showed that the stick product at P3 had the highest protein and calcium content compared to other treatments (P0, P1, P2) with a value of 6.61+0.11% protein content and 4.133+0.01 mg/100g calcium content. However, the water content and crispness of the product decreased, the water content of P3 was the lowest compared to other treatments (P1, P2 and P3) with a value of 0.945+0.12% while the highest hardness (using a penetrometer) was obtained at P3 of 6.17+0.11 mm/ 100g/10s compared to just 1.50+0.12mm/100g/10s on the P1. The results of the sensory test, the overall preference of the panelists, the aroma and color of the stick product, P2 (sticks fortified with 20% tuna bone meal and 15% natural dye of kale leaf extract) were significantly (P<0.05) higher than the P0 treatment. , P1, P3. The highest value of P2 was 43% for dryness, 40% for aroma, and 57% for color. However, organoleptic assessment of taste and texture, P0 (sticks without fortification of fish bone meal and kale leaf extract) was significantly (P<0.05) higher than treatments P1, P2, P3 but between treatments had no significant effect (P>0 ,05). The highest score of P0 is 40% for taste and 43% for texture. The more addition of fish bone meal and kale leaf extract, the protein and calcium content of the sticks increased, but the water content and crispness of the sticks decreased. For this reason, it is recommended that in producing sticks that are added with tuna fish bone meal and natural dye, kale leaf extract should use the best composition, which is sticks with the addition of 20% tuna fish bones and 15% kale leaf extract.
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabe Keriting (Capsicum annum L.) Rini Rahayu Sihmawati; Tiurma Wiliana Susanti P; Wardah
STIGMA: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unipa Vol 16 No 1 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/stigma.16.1.7292.17-22

Abstract

This study aims to determine the effect of the effectiveness of applying liquid organic fertilizer on the growth and yield of curly chili plants. This study used 3 kinds of liquid organic fertilizer compositions, namely SA (70% vegetable liquid organic fertilizer and 30% animal liquid organic fertilizer) which is not pasteurized and SB (70% vegetable liquid organic fertilizer and 30% animal liquid organic fertilizer) pasteurized. The doses given to plants by spray are SA (2 ml/liter of water), SB1 (2 ml/liter of water) and SB2 (4 ml/liter of water). This study was repeated four times, then the data were analyzed using Anava. If there is a difference, the effect is then tested with a 5% LSD test. Research shows that the use of liquid organic fertilizer that is pasteurized with a concentration of 4 ml/l water (SB2) showed the best results for the height of plant, number of leaves, and number of chilies, while for the number of branches that used the pasteurized liquid fertilizer (SB1 and SB2) showed better results than the liquid fertilizer that is unpasteurized (SA). Keywords : Liquid Organic Fertilizer, Curly Chili
PENINGKATAN NILAI EKONOMI MELALUI KEGIATAN PENANGANAN PASCAPANEN PORANG DI DESA CUPAK KECAMATAN NGUSIKAN KABUPATEN JOMBANG Wardah Wardah; Angga Dutahatmaja
ABDIMAS Vol 3 No 04 (2023): PENDIDIKAN MASYARAKAT
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Umbi porang (Amorphophallus muelleri) diproduksi oleh petani. Porang juga dimanfaatkan untuk industri farmasi dan makanan berupa beras porang untuk diet karena mengandung gula sangat rendah sehingga banyak dikonsumsi penderita diabetes. Kandungan glukomanan pada porang sangat baik bagi kesehatan karena tinggi serat alami yang larut dalam air dengan tingkat kekentalan yang sangat tinggi. Tepung porang digunakan sebagai aditif makanan, emulsifier dan pengental serta bahan pembuatan lem yang ramah lingkungan.Tepung porang dicampurkan makanan pada proses produksi mie instan, tahu Jepang (konyaku), bahan pengikat rasa pada bumbu penyedap, perekat tablet dan pembungkus kapsul. Sebagian besar petani di desa Cupak, Jombang telah memproduksi porang sekitar 20-30 ton/ha per tahun. Porang yang diproduksi oleh petani di desa ini ditanam di lahan seluas + 30 ha milik perhutani maupun lahan pribadi. Porang yang diproduksi oleh petani Cupak selama ini dijual ke pabrik pengolahan tepung dalam bentuk umbi (gelondongan) tanpa ada perlakuan khusus, harganya sangat murah dan berfluktuasi sehingga pendapatan petani masih rendah. Di samping itu, pengetahuan dan ketrampilan petani juga masih rendah dalam mengolah porang menjadi chip, tepung porang dan diversifikasi olahan berbahan porang. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada petani dan masyarakat desa Cupak dalam pengolahan pascapanen umbi porang menjadi chip, tepung porang dan makanan olahan berbahan tepung porang. Metode yang digunakan adalah memberikan pelatihan dan pendampingan secara langsung kepada petani dan masyarakat setempat dalam memproduksi chip, tepung porang, dan olahan pangan berbahan tepung porang. Luaran dalam Kegiatan ini adalah : (1) Terjadi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani dan masyarakat desa Cupak dalam memproduksi chip, tepung porang dan produk olahan berbasis tepung porang yang diminati oleh masyarakat dan diproduksi oleh desa setempat, (2) Teknologi tepat guna yang diintroduksikan berupa: mesin pencuci, pengupas, perajang dan penepung porang, (3) Terjadi peningkatan nilai ekonomi porang sehingga pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Cupak, Jombang semakin meningkat.
PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN PRODUKSI SAMBAL BUNGA KECOMBRANG DI UMKM DUTA KARTA KIRANA DI DESA JATIKERTO KABUPATEN MALANG MELALUI TEKNOLOGI TEPAT GUNA Rini Rahayu Sihmawati; Wardah Wardah
ABDIMAS Vol 3 No 05 (2023): PENDIDIKAN MASYARAKAT
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan program kemitraan masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan mutu produk melalui pelatihan pemilihan bahan baku, menentukan umur panen bunga kecombrang dan teknologi pengolahan dan penggunaan bahan pengawet alami karena dapat mempengaruhi keseragaman produk akhir, serta pemberian alat untuk untuk produksi dalam memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk sambal dari kecombrang. Program alih Iptek ini sangat bermanfaat untuk UMKM dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan UMKM.Program Pengabdian Kepada Masyarakat Hibah Perguruan Tinggi ini dilakukan di desa Jatikerto, kecamatan Kromengan, kabupaten Malang.Desa Jatikerto mempunyai potensi yang sangat besar pada bidang industri dan pertanian terutama sayur, buah dan bunga,, termasuk hasil olahannya. Namun demikian penguasaan keanekaragaman produk masih rendah, terutama pemanfaatan bunga kecombrang untuk olahan pangan. Tanaman kecombrang (Etlingera elatior) yang telah ditanam oleh Bapak Kasmadi Munthe menghasilkan bunga kecombrang yang indah, merupakan salah satu tanaman obat atau rempah dengan bau yang khas. Bunga dari tanaman ini sangat diminati oleh masyarakat sebagai sayuran. Kecombrang berpotensi sebagai bahan pangan yang memiliki kandungan antioksidan, antibakteri dan antikanker. Kecombrang juga kaya akan berbagai macam nutrisi, terutama mineral penting seperti kalsium, kalium dan fosfor. Selain itu, kecombrang juga rendah kalori dan tinggi kandungan serat. . Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini berupa introdusir teknologi tepat guna sederhana berupa alat blender bumbu,alat perajang bunga kecombrang serta wajan untuk mengolah sambal kecombrang yang terbuat dari stainless still.