Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Strategi Produser Bens Radio pada Program “Betawi Ceplas Ceplos” dalam Upaya Melestarikan Budaya Betawi Sandy Arievio Fernanda; Indah Suryawati
PROPAGANDA Vol 1 No 1 (2021): PROPAGANDA: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/prop.v1i1.256

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi produser pada program Betawi Ceplas Ceplos dalam upayanya melestarikan budaya Betawi. Tujuan peneliti adalah untuk mengetahui bagaimana strategi seorang produser pada program Betawi Ceplas Ceplos dalam upaya melestarikan budaya Betawi. Teori yang digunakan oleh peneliti adalah teori kendali organisasi Phillip Tompkins, George Cheney dan rekan-rekan untuk mendapatkan data dari penelitian ini. Metode penelitian ini pendekatan deskriptif kualitatif dengan paradigma post­-positivisme. Subjek penelitiannya adalah produser, asisten produser, dan penyiar dalam mendapatkan data yang akurat pada program Betawi Ceplas Ceplos. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara secara mendalam serta observasi non-partisipan yang dilakukan kepada key informan, informan I, dan informan II. Data Lainnya juga diperoleh dari dokumentasi, informan, dan berbagai data sumber lainnya. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa strategi yang dilakukan produser pada program Betawi Ceplas Ceplos di Bens Radio pada kendali sederhana semua komunikasi memakai bahasa Betawi, pada kendali teknis produser memasukkan kekhasan budaya Betawi di pemutaran lagu, jingle, dan insert, pada kendali birokratis semua kegiatan yang bersifat birokratis dan peraturan dibuat dengan bahasa Betawi, kendali konsertif menjadi bagian dari evaluasi produser terhadap program dan tim produksi. Produser selalu mengedepankan visi dan misi Bens Radio yang terus berupaya melestarikan budaya Betawi dalam program siarannya dari mulai pengemasan program, tema, isi konten, dan pemilihan penyiar yang dapat membawakan program Betawi Ceplas Ceplos dengan khas yang sangat Betawi sesuai dengan segmentasi audiens-nya.
Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi Informasi Eko Sumardi; Indah Suryawati
PROPAGANDA Vol 2 No 1 (2022): PROPAGANDA: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/prop.v2i1.446

Abstract

The phenomenon of online journalism requires that some providers of news content in conventional media transform themselves into multiplatform. It aims to be able to survive in the competition of the media industry. Not surprisingly, most of the conventional news media that still survive today have sites on the internet. Some only follow content from the parent company, but some others only provide additional material. These related sites operate to the same standards of practice and professionalism as their parent company does. It could be said that journalism is entering a time called a period of disruption. A period of disruption is a time when change occurs so unexpectedly, is fundamental and touches almost all joints of people's lives. And the presence of online journalism has revolutionized news where speed is a major factor. News is no longer an 'already ongoing' event, but an 'ongoing' event that should be broadcast by the media. Some features in online journalism are actually cited as a variety of causes of the erosion of idealism and credibility in online journalism. The impact of internet technology caused the online news media to undergo a radical revolution that made it different from journalism in the mass media in general.
Perempuan Subaltern Dunia Ketiga Dalam Tinjauan Teori Feminisme Poskolonial Gayatri Chakravorty Spivak Indah Suryawati; Alexander Seran; Ridzki Rinanto Sigit
FOCUS Vol 2 No 2 (2021): FOCUS: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/fcs.v2i2.336

Abstract

Istilah subaltern dihadirkan sebagai sinonim kaum proletar. Gayatri Spivak menekankan   pentingnya   melihat   mekanisme hegemonik yang tidak  disadari  mengenai  penggunaan atribut kata subaltern. Mereka berada dalam wacana  hegemonik  yang  berarti  ada  semacam manipulasi secara tidak sadar atas apa yang mereka lakukan. Dalam kajian  teoritis  Spivak,  kelompok  subaltern  adalah  kelompok  yang suaranya selalu direpresentasikan, sementara representasi hanyalah alat untuk menuju dominasi nyata. Oleh karena itu, masyarakat yang tertekan dan terjajah (subaltern), harus berbicara, harus mengambil inisiatif, dan menggelar aksi atas suara mereka yang terbungkam. Karena kekuasaan kolonial terus dipertahankan dalam dan melalui discourse (wacana) yang berbeda-beda. Sebagai kritikus feminis poskolonial Gayatri Spivak terus menerus menantang pemikiran kontemporer Barat dengan menunjukkan betapa wacana-wacana dan praktik-praktik kelembagaan dan budaya dominan telah secara konsisten mengecualikan dan meminggirkan kaum jelata (subaltern), terutama perempuan subaltern. Fokusnya pada sejarah perempuan subaltern dan kritiknya terhadap proyek subaltern telah secara radikal menantang cara identitas politik dikonseptualisasikan dalam banyak pemikiran kontemporer. Penekannya pada kemampuan kaum subaltern untuk berbicara.
Communication Management of the Religious Harmony Forum of DKI Jakarta in Overcoming Intolerance and Radicalism Dudi Iskandar; Indah Suryawati; Liliyana Liliyana
Communicatus: Jurnal Ilmu komunikasi Vol 6, No 1 (2022): Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/cjik.v6i1.16659

Abstract

In two national surveys on tolerance, equality, and cooperation among religious communities conducted by the Ministry of Religious Affairs at 2019 and 2021, the DKI Jakarta harmony index was below the national average. This study aims to capture the activities and communication management patterns of the Religious Harmony Forum of DKI Jakarta, especially in overcoming intolerance and radicalism. Both intolerance and radicalism are often cited as triggers for the emergence of religious disharmony in DKI Jakarta. The results of this study show that, first, the communication management of the DKI Jakarta FKUB is not well-organized as a modern organization that always follows the developments based on communication and information technology. Second, the problem of the forum lies in the weakness of social regulations and government actions in implementing recommendations. Third, the role of this forum must be wider, and more innovative to support the country at a macro level to prevent intolerance and radicalism. 
ANALISIS EKONOMI POLITIK IKLAN KINERJA PEMERINTAHAN JOKOWI 2 MUSIM, 65 BENDUNGAN Indah Suryawati; Titi Widaningsih
JURNAL SIGNAL Vol 9, No 2 (2021): JURNAL SIGNAL
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.714 KB) | DOI: 10.33603/signal.v9i2.5608

Abstract

Iklan Kementerian Komunikasi dan Informatika berjudul "2 Musim, 65 Bendungan" adalah iklan kontroversial pada tahun 2018 yang menampilkan keberhasilan pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla, setahun sebelum Pemilihan Presiden berlangsung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya iklan politik dalam iklan kinerja pemerintahan Jokowi "2 Musim, 65 Bendungan menggunakan analisis ekonomi politik media. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan perspektif ekonomi politik media. Metode analisis data yang akan digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif, dengan mengolah data yang diperoleh sedemikian rupa, menganalisa dan menginterpretasikan sehingga diperoleh jawaban yang tepat dari permasalahan yang dipaparkan. Hasil penelitian menunjukkan pesan yang muncul dalam iklan "2 Musim, 65 Bendungan dapat dimaknai sebagai iklan politik karena berisi pesan-pesan politik terselubung. Konten video yang menampilkan keberhasilan pembangunan sejumlah bendungan tersebut memiliki nilai jual tinggi bagi pemerintah saat itu (penguasa). Apalagi jika dikaitkan dengan rencana Jokowi mencalonkan diri sebagai kandidat dalam Pilpres 2019. Iklan "2 Musim, 65 Bendungan menjadi perantara yang tepat untuk mencapai tujuan utama dari pemerintah sebagai pembuat iklan dalam upaya membangun citra, popularitas dan mungkin saja untuk menjaga kekuasaan Jokowi. Apalagi dalam iklan tersebut, jelas-jelas pihak pemerintah hanya diwakili oleh sosok Jokowi. Tidak nampak sosok Jusuf Kalla sebagai wakil presiden atau sosok menteri-menteri kabinet pemerintahan Jokowi yang terkait dengen proyek pembangunan bendungan tersebut.Kata Kunci: Iklan Politik, Bioskop, Jokowi, Ekonomi, Media
Literasi Media Online pada Kalangan Remaja Untuk Meningkatkan Pemahaman Etika Berkomunikasi di Media Sosial Denada Faraswacyen L. Gaol; Indah Suryawati; Rachmi Kurnia Siregar; Dudi Iskandar
IKRA-ITH ABDIMAS Vol 6 No 2 (2023): IKRAITH-ABDIMAS Vol 6 No 2 Juli 2023
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikra-ithabdimas.v6i2.2409

Abstract

The Nahdlatul Ulama Student Association (IPNU) is an autonomous body of Nahdlatul Ulama (NU)based on students, students, and santri, as a forum for fostering the next generation of scholars andsuccessors of the nation's struggle. IPNU is an organization whose members are millennials (generation Y)and generation Z. The organization certainly has problems faced, one of which is related to the ethics ofcommunicating on social media by the younger generation of IPNU Ciledug. From one of the problemsfaced by IPNU, a Community Service activity was designed by Communication Studies Lecturers at BudiLuhur University with the title Online Media Literacy among Adolescents as an Effort to ImproveUnderstanding of Communication Ethics in Social Media. This activity can be useful as a means of learningfor the younger generation at IPNU Ciledug to be able to apply communication ethics in online media after understanding online media literacy in accordance with the planned program and in accordance with theexpected target. The output targets to be achieved from this community service activity are: (1)Implementation documentation in the form of activity videos; (2) Articles in PKM journals; (3) Increasedknowledge, abilities, skills of IPNU Ciledug members in understanding the ethics of communicating onsocial media. The implementation of this community service activity consists of 3 stages, namely; (1) Thepreparation stage, to identify problems, apply for permits to the IPNU Ciledug management, and makepreparations for the implementation of online media literacy activities; (2) the implementation stage ofonline media literacy activities; and (3) the activity evaluation stage, by giving a questionnaire to thetraining participants to find out the response of IPNU Ciledug to this community service activity.
TRANSFORMASI MEDIA CETAK KE PLATFORM DIGITAL (Analisis Mediamorfosis Harian SOLOPOS) Indah Suryawati; Sukma Alam
JURNAL SIGNAL Vol 10, No 2 (2022): JURNAL SIGNAL
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/signal.v10i2.7240

Abstract

Terjadinya peningkatan jumlah pengguna media berita online dalam lima tahun terakhir dibanding dengan pengguna media berita konvensional memaksa media cetak untuk melakukan transformasi ke platform digital. Salah satu media yang telah melakukan transformasi media (mediamorfosis) adalah Harian SOLOPOS yang terbit di Solo, Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui dan mendeskripsikan mediamorfosis Harian SOLOPOS ke platform digital; dan kedua, untuk menemukan dan menjelaskan model perubahan yang terjadi setelah konsep mediamorfosis diimplementasikan oleh Harian SOLOPOS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivis. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus karena objek penelitian ini fokus pada mediamorfosis di Harian SOLOPOS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Harian SOLOPOS benar-benar bermigrasi ke dalam pengelolaan secara digital dengan mendirikan SOLOPOS.com. PT Aksara Solopos, penerbit Harian SOLOPOS, mendirikan Solopos Digital Media yang terdiri atas layanan berupa produk-produk penyebar informasi yang menggunakan teknologi digital. Penataan juga menyentuh perubahan struktur organisasi dan manajerial, pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), alur dan pola kerja serta dilakukan konvergensi. Di mana konvergensi media SOLOPOS dilakukan dengan mengintegrasikan SOLOPOS (media cetak), SOLOPOS.com (media online), SOLOPOS FM (radio) dan SOLOPOS TV (TV streaming). Model perubahan yang terjadi, SOLOPOS menerapkan tata kelola single newsroom untuk memaksimalkan pengelolaan Harian SOLOPOS, SOLOPOS.com dan SOLOPOS TV. Bahkan reporter SOLOPOS bukan lagi “menjadi’ reporter koran, melainkan berubah menjadi reporter multiplatform baik online, radio maupun TV. Tata kelola seperti ini berdampak pada pemasukan iklan. Meski SOLOPOS.com terlihat lebih unggul dibanding Harian SOLOPOS maupun SOLOPOS TV terkait pemasukan iklan, namun pola pengelolaan iklan dibuat sedemikian rupa dalam bentuk penawaran paket iklan. Kata kunci: Media cetak, Mediamorfosis, Platform digital
Politik Entertainment Selebriti Parlemen Pusat dalam Konstruksi Media Online (Analisis Wacana Kritis Model Norman Fairclough) Indah Suryawati
Jurnal Ilmiah Manajemen Informasi dan Komunikasi Jurnal MIK Vol. 5 No. 1, Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56873/jimik.v5i1.155

Abstract

Keberhasilan empat belas selebriti tanah air menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2019-2024 menyedot perhatian media. Beberapa media berita online sengaja mengemas peristiwa ini dalam bentuk berita politainment yaitu berita yang mencampurkan antara isu politik dan industri hiburan (entertaiment). Dari keempat belas selebriti di parlemen pu- sat, Mulan Jameela adalah sosok yang paling banyak diberitakan oleh media terkait status barunya sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menelu- suri, dan mendeskripsikan konstruksi wacana Detik.com dan Kompas.com dalam berita politain- ment Mulan Jameela sebagai selebriti parlemen pusat periode 2019-2024. Metode Analisis Wacana Kritis Model Norman Fairclough yang diterapkan dalam penelitian ini. Titik utamanya adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan, bagaimana bahasa itu dibentuk dan terbentuk dari relasi sosial dan konteks sosial tertentu. Fairclough menawarkan model diskursus yang memuat tiga di- mensi analisis wacana, yaitu dimensi text (mikrostruktural), discourse practice (mesostruktural), dan sociocultural practice (makrostruktural). Penelitian ini menunjukkan Detik.com dan Kompas. com cenderung fokus mengangkat sisi entertainment Mulan sebagai politikus DPR RI dalam isi beritanya. Hanya yang membedakan adalah konstruksi wacana berita yang ditampilkan oleh dua media online ini. Konstruksi wacana Detik.com lebih menonjolkan citra Mulan secara positif, se- dangkan Kompas.com mengkonstruksikan citra Mulan secara negatif melalui pemberitaan terkait tindakan Mulan memamerkan endorse kacamata Gucci.