Johansyah Johansyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Dar Aswaja Rokan Hilir

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL: Tradisi Nyeratus di Masyarakat Melayu Riau Johansyah Johansyah
Nusantara Journal for Southeast Asian Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/nusantara.v14i2.7151

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang tradisi nyeratus di dalam Masyarakat Melayu Riau. Upacara ini dilakukan setelah usia 100 harii bagi keluarnya yang telah meninggal dunia. Upacara ini, biasanya mendoakan keselamatan bagi mereka (yang sudah meninggal atau keluarga yang ditinggal atau almarhum/almarhumah). Kemudian mereka membaca Qur’an, khususnya surah 36 (Yasin), dan tahlil. Dalam upacara peringatan nyeratus hari kematian sebagai puncak dari prosesi, dilaksanakan lebih meriah lagi, berbagai persiapan dilakukan mulai dari membersihkan rumah dan pekarangan, mengundang kerabat yang jauh dan dekat, sampai mempersiapkan bahan bahan yang akan dimasak untuk dihidangkan.
MEMBACA ISLAM INDONESIA DI MASA ORDE BARU Johansyah Johansyah
Nusantara Journal for Southeast Asian Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/nusantara.v14i1.7139

Abstract

Hubungan Islam dengan pemerintah pada masa-masa awal pemerintahan terlihat kurang kompromi, namun dipenghujung kekuasannya, Orde Baru mulai melunak dengan Islam. Tulisan ini lebih lanjut, melihat kebijakan pemerintah Orde Baru terhadap Islam, tentang kebijakan pemerintah Orde Baru terhadap Islam dan faktor-fakktor apakah yang mendorong bagi semakin membaiknya hubungan Islam dan pemerintah. Islam yang bersifat substansialistik di masa Orde Baru telah meninggalkan kesan bahwa para praktisi politik Islam yang terlibat dalam proses penyelenggaraan negara pada dasarnya telah terkena politik kooptasi. Yang menyedihkan adalah adanya pandangan bahwa Islam telah dijadikan sebagai alat legitimasi rezim melalui proses-proses yang dianggap sebagai politisasi agama. Kesan demikian tidak dapat dihindari terutama karena semua itu berlangsung di dalam sebuah kehidupan politik yang tidak demokratis.