Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Uji Potensi Perlekatan Bakteri Asam Laktat Isolat TLA-15 Dan TLA-20 Pada Sel Epitel Usus Tikus (Rattus norvegicus) Ernanin Dyah Wijayanti; Tri Ardyati
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2011): Oktober 2010 - Maret 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/far.v1i2.1171

Abstract

In Vitro probiotic potential test that had been conducted before, which consist of probiotic bacteria test resistance toward the gastro-intestinal track pH and the bile salt concentration shows that the strain bacteria TLA-15 and TLA-20 had potential as probiotic bacteria. An advance test are required to fullfill the requirement as the probiotic bacteria. So that, the objective of this research are to study the viability of lactic acid bacteria strain TLA-15 and TLA-20 at the Rattus norvegicus GI track. At the first step of this research was added 4 106 cell/ml lactic acid bacteria TLA-15 and TLA-20 given orally.
Single Cell Protein Production using Yeast Isolates from Soy Factory Waste by Co-culture Method Chintya Corin; Tri Ardyati
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nutrient content in soy waste able to allow growth of yeasts. Yeast isolates have potency to be used in the production of single cell protein. The research was carried out to study isolates for production of single cell protein using co-culture method and to determine the effect of co-culture method in protein content obtained. The isolates used were I2YP5K1, I2YP5K2, KYP6K1, KYP3K2, AYP6K1, AYP6K2, and AYP5K4. Steps used in this research were grown the yeast isolates in Yeast Malt Broth, assay of antagonist among yeast isolates, single cell protein production, and identification using API 20C AUX. Parameters measured were biomass, number of cells, and protein content. Design of research using two-way ANOVA with three replications. Isolates able to be used for co-culture method in the production of single cell protein were KYP3K2 (Saccharomyces cereviseae), AYP6K1, AYP6K2, and AYP5K4. Co-culture methods does not increase biomass and number of cells, however able to increase the protein content. Protein production by co-culture isolates KYP3K2 and AYP6K2 is highest than other co-culture isolates with protein content 1.31 mg / g.   Key words : Co-culture, single cell protein, soy waste, yeast.
EXPLORATION NON-SYMBIOTIC NITROGEN FIXING BACTERIA PRODUCED IAA (INDOLE ACETIC ACID) AND PHOSPHATE SOLUBILIZATION FROM APPLE’S TREE RHIZOSPHERE IN BATU, EAST JAVA Ratna Fadhilah Israwan; Tri Ardyati; Suharjono Suharjono
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biofertilizer is fertilizer contain microbes that help provide available nutriens for plants. Non symbiotic nitrogen fixing bacteria has been widely utilized as a biofertilizer agent. The objective of this research was to explore bacteria have ability in fixing nitrogen, producing IAA (indole acetic acid) and solubilizing phosphate from rhizosfer of Apple tree in Batu City. East Java. Isolation of soil sample from Apple tree rhizosphere was carried out using serial dilution. Nitrogen fixation ability was assayed qualitatively using nitrogen free bromothymol blue (Nfb) medium enriched with tryptophan. Quantitative measurement of Nitrogen fixation was done by Visocolor ammonium alpha detection kit. IAA production was observed in Luria Bertani medium enriched with tryptophan and Salkowski reagent. Detection of phosphate solubilization was done using Pikovskaya agar and Mo-blue reagent. Four isolates were obtained, isolates TR1, TR2, TR4 and TR5. All isolates have ability to fix nitrogen and to produce IAA. Isolate TR5 has the highest ability of nitrogen fixing (1 mg/L). Isolate TR1 produce maximum IAA concentration (793,55 µg/mL) at 48 hours. Isolate TR4 has the highest ability to solubilize phosphate (31,28 ppm) with index of phosphate solubization 1,21. Isolate TR1, TR4 and TR5 are potential as biofertilizer agents. Keywords: Biofertilizer, IAA, nitrogen fixation, phosphate, rhizosphere  
PENGARUH Lactobacillus fermentum DAN Lactobacillus salivarius DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN PADA SALURAN PENCERNAAN AYAM PEDAGING (Gallus gallus domesticus) Siska OktaFina Diarlin; Tri Ardyati; Osfar Sjofjan
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Lactobacillus  fermentum dan Lactobacillus salivarius sebagai penghambat pertumbuhan bakteri E. coli yang terdapat pada saluran pencernaan ayam pedaging (Gallus gallus domesticus). Penelitian ini menggunakan 12 sampel ayam pedaging strain Lohman yang terbagi menjadi 4 kandang dan setiap kandang terdiri dari 3 ekor ayam pedaging sebagai ulangan. Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan starter menggunakan media MRS Broth yang dilanjutkan dengan inokulasi ke dalam media bekatul 9 % untuk dibuat kurva pertumbuhan. Setelah jumlah bakteri mencapai 107 sel/ml  dibuat masing-masing suspensi isolat dengan konsentrasi 0 %, 5 %, 10 %, dan 15 % pada pakan konsentrat. Penambahan suspensi pada pakan diberikan saat ayam pedaging berumur 14 hari. Perhitungan jumlah bakteri patogen (E. coli) dari feses ayam pedaging usia 14 hari (sebelum perlakuan) dan 35 hari (setelah perlakuan) menggunakan metode TPC (Total Plate Count ) pada media EMB (Eosin Metil Blue) Agar. Penimbangan berat badan ayam dilakukan setiap minggu. Data dianalisis menggunakan ragam ANOVA yang dilanjutkan dengan Dunken. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi suspensi Lactobacillus  fermentum dan Lactobacillus salivarius yang dapat menurunkan jumlah populasi E. coli sebesar 39,6 % (3,1 x 107 sel/ml) dari populasi awal serta memberikan penambahan berat badan ayam pedaging terbaik (2,53 kg) adalah konsentrasi 5 %. Kata Kunci : Ayam pedaging, Lactobacillus fermentum, Lactobacillus  salivarius,  starter
Eksplorasi Bakteri Selulolitik yang Berpotensi Sebagai Agen Biofertilizer dari Tanah Perkebunan Apel Kota Batu, Jawa Timur Restu Nugraha; Tri Ardyati; Suharjono Suharjono
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biofertilizer adalah pupuk yang berasal dari biomassa berbagai mikroorganisme tanah, berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga mudah diserap oleh tanaman. Bakteri selulolitik telah banyak dimanfaatkan sebagai salah satu agen biofertilizer. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas bakteri selulolitik yang berasal dari tanah perkebunan apel di Kota Batu, Jawa Timur yang berpotensi sebagai biofertilizer didasarkan pada kemampuan selulolitik, fiksasi nitrogen, dan pelarut fosfat. Sampel tanah diambil dari tanah perkebunan apel yang terletak di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Isolasi dilakukan dengan metode serial dilution kemudian ditumbuhkan pada media C-NFMM (Cellulose Nitrogen Free Mineral Media) agar. Uji aktivitas selulolitik isolat bakteri menggunakan pewarnaan Congo red 0,1% yang ditandai dengan terbentuknya zona bening. Uji kuantitatif aktivitas selulolitik dilakukan dengan DNS (dinitrosaly-cylic acid). Uji kemampuan pemfiksasi nitrogen menggunakan media N-Free Semisolid Malate dilanjutkan dengan Visocolor Alpha Ammonium Detection Kit. Deteksi aktivitas pelarut fosfat menggunakan media Pikovskaya agar. Hasil isolasi didapatkan 13 isolat kemudian dilakukan screening hingga didapatkan 3 isolat bakteri yang potensial, yaitu isolat SL4, SL5, dan SL7. Aktivitas selulolitik tertinggi adalah isolat SL4 pada jam ke-24 yaitu sebesar 0,05 ± 0,002 U/ml, sedangkan isolat SL7 pada jam ke-72 sebesar 0,05 ± 0,001 U/ml. Uji potensi sebagai agen biofertilizer berdasarkan kemampuan selulolitik, pemfiksasi nitrogen, dan pelarut fosfat didapatkan 3 isolat potensial yaitu SL4, SL5, dan SL7. Kata kunci : biofertilizer, fosfat, nitrogen, selulolitik, tanah
DETEKSI AKTIVITAS PROTEOLITIK ISOLAT BAKTERI ASAL AMPAS TAHU PADA SUBSTRAT BEKATUL Baital Izzatul Badriyah; Tri Ardyati
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Ampas tahu mengandung protein sebesar 23,7 % dan kemungkinan terdapat bakteri proteolitik. Bakteri proteolitik dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat bakteri proteolitik asal ampas tahu dan mempelajari aktivitas protease yang dihasilkan pada substrat bekatul. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Tahapan penelitian meliputi isolasi bakteri proteolitik dari ampas tahu, pengujian aktivitas bakteri proteolitik pada media calcium casseinate agar (CCA), karakterisasi bakteri, uji patogenisitas, pembuatan kurva pertumbuhan dan pengujian aktivitas proteolitik bakteri pada media bekatul 2 %. Data luas zona bening pada media CCA dianalisis ragam (Anova) dan dilanjutkan dengan uji Tukey, sedangkan aktivitas protease isolat bakteri pada media bekatul 2 % dianalisis dengan uji Independent Sample T (α = 0,05). Sepuluh isolat bakteri proteolitik diperoleh dari ampas tahu dengan isolat TP5K1 dan TP6K5 memiliki aktivitas proteolitik (zona bening) terbesar serta tidak patogen. Aktivitas protease tertinggi pada media bekatul 2 % untuk isolat TP5K1 sebesar 2,24 Unit/mL dengan jumlah sel bakteri 5,13 x 107 sel/mL, sedangkan isolat TP6K5 sebesar 2,37 Unit/mL dengan jumlah sel bakteri 5,26 x 107 sel/mL. Kata kunci: aktivitas protease, ampas tahu, bakteri, bekatul
Skrining Bakteri Asam Laktat asal Susu Kambing Peranakan Etawa sebagai Penghasil Bakteriosin Indah Nur Fitria; Tri Ardyati
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakteri asam laktat (BAL) merupakan mikroorganisme yang tergolong GRAS (Generally Recognized as Safe). Sebagian besar  BAL memiliki potensi sebagai penghasil bakteriosin. Bakteriosin merupakan senyawa protein yang disintesis oleh ribosom dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh BAL penghasil bakteriosin dan mempelajari daya hambat bakteriosin terhadap Staphylococcus aureus dan Salmonella thypimurium. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga kali ulangan. Tahapan dilakukan dengan isolasi BAL asal susu kambing Peranakan Etawa (PE) pada media MRS ditambah dengan CaCO3 1%, karakterisasi isolat BAL, deteksi penghambatan  kultur BAL terhadap bakteri uji, uji aktivitas penghambatan bakteriosin (CFS) terhadap bakteri uji, uji sensitivitas bakteriosin terhadap enzim proteolitik, serta identifikasi BAL dengan menggunakan API 50 CHL test kit. Dua belas isolat diperoleh dari isolasi, namun hanya 6 isolat (SKE5, SKE7, SKE8, SKE9, SKE10, dan SKE11) diduga mampu menghasilkan bakteriosin. Bakteriosin yang diproduksi oleh keenam isolat tersebut dapat terdegradasi oleh enzim Proteinase K (1 mg/ml). Isolat SKE9 teridentifikasi sebagai Lactobacillus curvatus merupakan kandidat isolat BAL terbaik karena menghasilkan  bakteriosin dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Salmonella thypimurium dengan indeks penghambatan masing-masing sebesar 2,94 ± 0,59 dan 2,89 ± 0,89. Kata kunci : Bakteri asam laktat, Bakteriosin, Susu kambing Peranakan Etawa
Potensi Penambahan Probiotik (Lactobacillus pentosus K50) untuk Meningkatkan Kualitas Pakan Ikan Air Tawar Helena Daten; Tri Ardyati
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2018.006.02.04

Abstract

Pakan merupakan sumber nutrisi bagi ikan yang dapat diproses dengan penambahan probiotik. Probiotik merupakan mikroba yang berperan untuk meningkatkan kesehatan inang dan kualitas pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas bakteri asam laktat (BAL), jumlah bakteri Salmonella dan coliform, kapang, serta kandungan nutrisi pakan. Perlakuan fermentasi terdiri dari tanpa penambahan BAL (kontrol), penambahan BAL Sp. 1, probiotik (Lactobacillus pentosus K50), dan bakteri konsorsium (Lactobacillus pentosus K50 dan BAL Sp. 1). Jumlah BAL, Salmonella dan coliform serta kapang dideteksi dengan metode Total Plate Count. Kandungan protein diuji menggunakan metode Kjedahl, karbohidrat dengan metode total carbohydrate by difference, dan lemak, abu, serta air dengan metode gravimetri. Data dianalisis menggunakan one way ANOVA selang kepercayaan 95 %. Viabilitas BAL pada perlakuan penambahan BAL Sp.1 mengalami penurunan dari hari ke-0 sampai 20, sedangkan perlakuan dengan penambahan Lactobacillus pentosus K50 dan konsorsium meningkat dari hari ke- 0 sampai 20 berturut-turut 12,6 x 108 CFU/g menjadi 17,4 x 108 CFU/g dan 11,2 x 108 CFU/g menjadi 14,9 x 108 CFU/g. Bakteri Salmonella tidak tumbuh dalam pakan kontrol dan fermentasi. Jumlah bakteri coliform dan kapang dalam pakan terfermentasi dengan perlakuan probiotik dan bakteri konsorsium mengalami penurunan hari ke-5 sampai 20. Jumlah kapang pada perlakuan dengan penambahan BAL Sp. 1 mengalami fluktuasi disebabkan meningkatnya kadar air selama fermentasi. Kandungan protein relatif stabil, sedangkan kandungan lemak, karbohidrat, dan abu mengalami penurunan selama fermentasi. Penambahan probiotik dalam pakan dapat menghambat pertumbuhan bakteri coliform dan kapang, serta menjaga stabilitas nutrisi pakan.
Produksi Selulosa Bakterial dari Air Buah Kelapa Dalam Berbagai Konsentrasi Sukrosa dan Urea Suharjono Suharjono; Tri Ardyati; Elok Zubaidah; Munawaroh Munawaroh; Citra Pradani P
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 17, No 2 (2012): June 2012
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v17i2.137

Abstract

Selulosa adalah biopolimer alamiah yang sebagian besar diperoleh dari tanaman dan telah diaplikasikan secara luas terutama di industri kertas dan tekstil. Penggunaan tanaman hutan untuk produksi serat selulosa secara kontinyu mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan. Limbah air buah kelapa dapat dimetabolisme oleh bakteri anggota Marga Gluconacetobacter menghasilkan selulosa bakterial sebagai alternatif bagi selulosa tanaman. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh peningkatan konsentrasi sukrosa dan urea pada produktivitas selulosa bakterial dalam medium air buah kelapa. Starter suspensi setiap biakan mikrobia sebanyak 10% dengan densitas 2,2 x 10 7 sel/mL diinokulasikan ke medium air buah kelapa 150 mL dengan variasi konsentrasi sukrosa (0,0; 2,5; 5,0; 7,5; dan 10,0%) dan urea (0,0; 0,2; 0,5; 0,7; dan 1,0%) yang dibiakkan secara statis selama 14 hari pada suhu ruang (25 o C). Isolat bakteri AK3 memiliki similaritas fenotip 87,14% dengan G. xylinus BTCC B-796 dengan potensi produksi selulosa lebih rendah dibandingkan yang diproduksi oleh G. xylinus BTCC B-796 dan starter nata de coco. Variasi konsentrasi sukrosa dan urea tidak perpengaruh pada produksi selulosa oleh G. xylinus BTCC B-796 tetapi berpengaruh nyata pada produksi selulosa oleh isolat AK3 dan starter komersial nata de coco.
Sistematik Numerik Strain-Strain Anggota Genus Pseudomonas Pendegradasi Alkilbenzen Sulfonat Liniar Berdasarkan Sifat Fenotip dan Protein Fingerprinting Suharjono Suharjono; Langkah Sembiring; Jusup Subagja; Tri Ardyati; Lisa Lisdiana
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 12, No 1 (2007): February 2007
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v12i1.2536

Abstract

Bacteria strains consisting of Pseudomonas sp. strain J and R isolated from river ecosystem polluted and Pseudomonas sp. strain A and B isolated from river ecosystem unpolluted by detergent were capable to degrade of LAS. The objective of this research was to determine similarity value by numerically of LAS-degrading Pseudomonas strains based on phenotype character and protein fingerprinting using three reference strains consist of Pseudomonas putida FNCC071, P. fluorescens FNCC070, and P. aeruginosa FNCC063. Phenotype characteristics examined are cellular and colony morphology, biochemical nature, capability to degrade polysaccharide, tolerance to various environmental factors and antibiotics, and ability to ferment sugar. Cellular protein fingerprinting was analyzed using SDS–PAGE discontinuous. Strains classification was determined based on Simple Matching Method similarity index by UPGMA (Unweight Pair Group Method with Average) algorithm. Based on phenotype nature, all strains have similarity value 0.61; however, based on cellular protein fingerprinting, those strains have similarity value 0.52. All strains of LAS-degraded were including in the genus of Pseudomonas.