Claim Missing Document
Check
Articles

Pemberian Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Terhadap Lama Siklus Estrus Pada Mencit WICAKSONO, AJI WAHYU; TRILAKSANA, I GUSTI NGURAH BAGUS; LAKSMI, DESAK NYOMAN DEWI INDIRA
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (4) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.22 KB)

Abstract

Kemangi adalah salah satu dari keanekaragaman hayati yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional yang mempunyai nama latin Ocimum basilicum L. Kemangi memiliki kandungan aktif (anetol, boron dan stigmasterol) yang berperan sebagai perangsang keluarnya hormon reproduksi yaitu hormon estrogen. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui efek pemberian ektrak daun kemangi terhadap siklus estrus dengan dosis bertingkat yaitu 5,6 mg + 0,02ml tween80 + 0,2 ml aquades, 11,2 mg + 0,02ml tween80 + 0,2 ml aquades, 16,8 mg + 0,02ml tween80 + 0,2 ml aquades, serta kontrol yaitu dengan aquades + tween 80. Hewan coba dalam Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit Swiss Webster betina dengan umur sekitar 6-8 bulan dengan berat 20-25 gram yang dibagi menjadi 4 kelomkpok (T0, T1, T2, T,3). Pemeriksaan siklus estrus menggunakan swab vagina yang diamati di bawah mikroskop. Pemeriksaan dimulai dari estrus sampai ke siklus estrus selanjutnya. Pengujian statistik dengan menggunakan General Linier Model (multivariate) secara umum menunjukkan bahwa T1 dan T2 berbeda nyata (P<0,05) terhadap T0, T1 tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap T2 sedangkan T3 berbeda nyata (p<0,05) terhadap T0, T1 dan T2. Kesimpulan pemberian ekstrak daun kemangi menyebabkan perpanjangan fase estrus dan metestrus sehingga terjadi perpanjangan lama siklus estrus.
Pengencer Kuning Telur Berbagai Jenis Unggas Mampu Mencegah Abnormalitas dan Kerusakan Membran Spermatozoa Ayam Pelung Teja, Dewa Ngakan Gede Surya; Bebas, Wayan; Trilaksana, I Gusti Ngurah Bagus
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (3) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.796 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.3.262

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengencer kuning telur berbagai jenis unggas yang mampu mencegah abnormalitas dan kerusakan membran spermatozoa ayam pelung yang disimpan pada suhu 4ºC selama 48 jam. Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 8 kali sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 24 sampel. Perlakuan terdiri dari T1 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuning telur bebek), T2 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuning telur ayam ras), T3 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuning telur puyuh). Variabel yang diamati adalah abnormalitas dan membran plasma utuh spermatozoa ayam pelung. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa semen yang diencerkan dengan ketiga jenis kuning berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap abnormalitas dan membran plasma utuh spermatozoa ayam pelung. Uji lanjutan menggunakan uji Duncan menunjukkan pengencer fosfat kuning telur bebek merupakan pengencer terbaik dalam mencegah abnormalitas dan kerusakan membran plasma spermatozoa ayam pelung yang disimpan pada suhu 4 oC selama 48 jam.
Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa Burung Puyuh (Coturunix coturnix japonica) dalam Pengencer Fosfat Kuning Telur pada Suhu 4ºC Sandra, Arista Novi; Bebas, Wayan; Trilaksana, I Gusti Ngurah Bagus
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (4) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.854 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu penyimpanan semen burung puyuh(Coturnix coturnix japonica) dalam pengencer fosfat kuning telur pada suhu 4ºC sampai motilitas ?40% dan viabilitas ? 45%. Penelitian ini menggunakan 30 ekor burung puyuh jantan sehat, umurkurang lebih 6 minggu sebagai sumber semen lalu diencerkan dengan pengencer fosfat kuning telurdengan konsentrasi 50 juta sel per mililiter pengencer. Semen yang telah diencerkan disimpan padasuhu 4°C lalu dilakukan pengamatan setiap 4 jam untuk mengetahui motilitas progresif dan viabilitasspermatozoa. Data yang diperoleh ditabulasikan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasilpenelitian diperoleh persentase motilitas spermatozoa burung puyuh dalam pengencer fosfat kuningtelur yang disimpan pada suhu 4ºC selama 32 jam sebesar 41,8 ± 3,56. Persentase daya hidupspermatozoa dalam pengencer fosfat kuning telur yang disimpan pada suhu 4ºC selama 32 jamsebesar 57 ± 3,56.
Perbedaan Aktivitas Ovarium Sapi Bali Kanan dan Kiri serta Morfologi Oosit yang Dikoleksi Menggunakan Metode Slicing sobari, imam; SUATHA, I KETUT; TRILAKSANA, I G.N. B.
Indonesia Medicus Veterinus Vol.1 (1) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.173 KB)

Abstract

Sapi bali (Bos banteng) adalah jenis sapi keturunan banteng dan merupakan plasma nutfah ternak asli yang terdapat di Indonesia. Ovarium, merupakan bagian organ kelamin betina yang utama, bentuk dan ukuran ovarium, berbeda-beda setiap spesies, umur, dan status reproduksinya. Pada sapi ovarium berbentuk oval dan bervariasi dalam ukuran menurut struktur yang berada di dalamnya. Untuk itu diperlukan usaha untuk mengetahui aktivitas ovarium sapi bali kanan dan kiri serta morfologi oosit yang dikoleksi dengan metode slicing.Penelitian dilakukan dengan membandingkan aktivitas ovarium kanan dan kiri dalam hal panjang, lebar, jumlah korpus luteum, ukuran korpus luteum, jumlah folikel, dan jumlah oosit dari ovarium tersebut serta morfologi oosit sapi bali yang dikoleksi menggunakan metode slicing. Sampel yang digunakan berjumlah 18 pasang ovarium kanan dan kiri dari sapi bali yang telah dipotong di RPH Pesanggaran. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji chi-square dan dilanjutkan dengan uji wilcoxon.Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan aktivitas antara ovarium kanan dan ovarium kiri, tetapi pengujian secara statistika dengan uji wilcoxon tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0,05). Pada hasil koleksi diperoleh oosit dengan morfologi yang memenuhi seluruh kriteria (A, B, C,dan D).Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nampak terjadi perbedaan aktivitas antara ovarium kanan dengan ovarium kiri, namun secara statistik tidak memberikan perbedaan yang nyata. Dengan metode slicing diperoleh oosit dengan morfologi yang memenuhi kriteria morfologi A sampai D.
Gambaran Hormon Progesteron Sapi Bali selama Satu Siklus Estrus ARIMBAWA, I WAYAN PUTRA; TRILAKSANA, I GUSTI NGURAH BAGUS; OKA PEMAYUN, TJOK GDE
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (3) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.061 KB)

Abstract

Banyaknya masalah yang dilaporkan mengenai kurang optimalnya fungsi reproduksi sapi bali sehingga dipandang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai status reproduksi dari sapi bali tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hormon progesteron sapi bali selama satu siklus estrus. Sampel berupa serum darah diambil dari sentra peternakan sapi bali Sobangan dengan menggunakan 5 ekor sapi bali yang telah pernah beranak, menunjukkan siklus estrus secara normal dan secara reproduksi dinyatakan sehat. Sampel darah diambil setiap hari dimulai dari saat munculnya estrus sampai dengan munculnya estrus kembali. Pengukuran kadar progesteron dilakukan dengan metode ELISA dan data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dalam bentuk grafik. Hasil penelitian menunjukkan kadar progesteron pada sapi bali mulai hari ke- 0 (estrus) : 0,52 ± 0,03, mulai meningkat pada hari ke-4 pada kadar 2.03 ± 0,06, mencapai puncak pada hari ke-14 dengan kadar 9,52 ± 0,06 dan mulai menurun pada hari ke-15 dengan kadar 7,96 ± 0,07.
Pengaruh Frekuensi Penampungan Semen terhadap Daya Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Ayam Pelung Apriliani, Karolina; Bebas, I Wayan; Trilaksana, I Gusti Ngurah Bagus
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (5) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.325 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.5.515

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh frekuensi penampungan semen terhadap daya hidup dan abnormalitas spermatozoa ayam pelung. Penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yang menggunakan empat ekor ayam pelung jantan berumur 8 bulan. Perlakuan I (T1) penampungan semen ayam pelung yang dilakukan 1 kali seminggu. Perlakuan II (T2) penampungan semen ayam pelung yang dilakukan 2 kali seminggu. Perlakuan III (T3) penampungan semen ayam pelung yang dilakukan 3 kali seminggu. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variant (ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukan daya hidup dan abnormalitas spermatozoa pada perlakuan T1, T2, dan T3 masing-masing yaitu 94.00±1.00%, 92.60±1.34% dan 67.20±2.58%; dan abnormalitas spermatozoa masing-masing yaitu 6.20±1.92%, 6.80±1.78% dan 17.40±2.40%. Secara statistik frekuensi penampungan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap daya hidup dan abnormalitas spermatozoa ayam pelung.
Efektivitas Penambahan ?-Karoten dan Glutathion pada Bahan Pengencer Terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa pada Semen Beku Sapi GUNAWAN, INDRA; INDIRA LAKSMI, DESAK NYOMAN DEWI; TRILAKSANA, I GUSTI NGURAH BAGUS
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (3) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.695 KB)

Abstract

Sapi bali merupakan salah satu sumber daya genetik ternak asli Indonesia dan satu-satunya di dunia. Salah satu upaya untuk meningkatkan populasi sapi bali adalah dengan menerapkan teknologi inseminasi buatan. Salah satu tahapan dalam inseminasi buatan adalah pembekuan semen memungkinkan spermatozoa disimpan dalam waktu yang cukup lama dan dapat digunakan kapan saja untuk pelaksanaan inseminasi buatan pengganti kawin alam. Dalam proses pengolahannya, semen banyak berkontak dengan udara luar yang mengandung banyak oksigen. Hal ini akan mempercepat metabolisme serta dapat menimbulkan reaksi peroksidasi lipida yang dapat menyebabkan rusaknya membran plasma sel spermatozoa. Untuk mengatasi peroksidasi lemak membran akibat adanya radikal bebas maka dalam bahan pengencer semen perlu ditambahkan antioksidan, diantaranya adalah ?-karoten dan glutathion. pada penelitian ini dikaji mengenai efektivitas penambahan ?-karoten dan glutathion pada bahan pengencer semen sapi bali yang akan disimpan beku dalam mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa post thawing. Pada penelitian ini dilakukan penambahan antioksidan pada bahan pengencer semen sapi bali yaitu ?-karoten dan glutathion dengan berbagai konsentrasi. ?-karoten 0,001%, 0,002% dan 0,003%, glutathion 0,5mM, 1mM dan 1,5mM serta kontrol yaitu tanpa penambahan antioksidan. Motilitas dan daya hidup spermatozoa pada penambahan ?-Karoten yang terbaik terdapat pada konsentrasi 0,002%, sedangkan glutathion terdapat pada konsentrasi 1Mm.
Kualitas Semen Ayam Kampung Pada Suhu 3-5oc Pada Pengenceran Fosfat Kuning Telur Dengan Penambahan Laktosa Situmorang, Rahel; Bebas, Wayan; Trilaksana, I G. N. B.
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (4) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.822 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan laktosa pada pengenceran fosfat kuning telur terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa ayam kampung yang disimpan pada suhu 3-5º C. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat kelompok perlakuan yaitu: Kontrol yaitu pengencer tanpa penambahan laktosa (T1), pengencer + laktosa 0,3w/v % ( T2 ), pengencer + laktosa 0,6 w/v % ( T3 ), pengencer + laktosa 1,2 w/v % ( T4 ). Sumber semen berasal dari 2 ekor ayam kampung jantan sehat lalu dihomogenkan dan dilakukan pemeriksaan secara makroskopis dan mikroskopis. Pengenceran dilakukan dengan mencampurkan kuning telur terhadap larutan PBS dengan konsentrasi 20%. Pengenceran dilakukan dengan konsentrasi spermatozoa 150 x 106/ml pengencer. Semen yang telah diencerkan disimpan pada refrigerator dengan suhu 3-5oC. Pengamatan dilakukan setiap 12 jam terhadap motilitas progresif dan daya hidup spermatozoa sampai motilitas di bawah 40% dan daya hidup di bawah 45%, data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians, selanjutnya dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan General Linear Model (Multivariate). Apabila terdapat perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjutan menggunakan uji Duncan, penghitungan statistik menggunakan SPSS 17.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan penambahan laktosa berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa ayam kampung. Penambahan konsentrasi 0,6 w/v % memberikan hasil terbaik dan lama penyimpanan juga berpengaruh terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa, dimana semakin lama penyimpanan semen maka semakin rendah motilitas dan daya hidup spermatozoa.
Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 °C Maya Mayesta, Dyonesia Dimitri; Trilaksana, I Gusti Ngurah; Bebas, Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (1) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.196 KB)

Abstract

Dalam penelitian ini ingin diketahui penambahan glukosa pada pengencer kuning telur fosfat dalam mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa ayam kampung yang disimpan pada suhu 3- 5°C. Pada penelitian ini dilakukan penambahan glukosa pada bahan pengencer kuning telur fosfat dengan berbagai konsentrasi yaituglukosa 0,3 w/v%, 0,6w/v % dan 1,2 w/v %, serta kontrol yaitu tanpa penambahan glukosa. Pengujian statistik dengan menggunakan General Linear Model (Multivariate)menunjukkan bahwa penambahan glukosa secara nyata (p<0,05) dapat mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa ayam kampung pada pengencer kuning telur fosfat yang disimpan pada suhu3-5°Cbila dibandingkan dengan kontrol. Uji lanjutan dengan menggunakan uji Duncan menunjukkan bahwa penambahan glukosa dengan konsentrasi 0,6 w/v % memberikan hasil yang terbaik terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa ayam kampung pada pengencer kuning telur fosfat yang disimpan pada suhu 3-5°C. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan 0,6 w/v % glukosa di dalam pengencer kuning telur fosfat merupakan dosis optimum dalam mempertahankan kualitas semen cair ayam kampung yang disimpan pada suhu 3-5°C.Kesimpulan dari penelitian ini adalah glukosa dapat meningkatkan motilitas dan daya hidup spermatozoa ayam kampung.
Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Kampung dengan Penambahan Astaxanthin pada Suhu 3– 5o C INDRAWATI, DEVI; BEBAS, WAYAN; TRILAKSANA, I G N B
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (4) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.593 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan astaxanthin pada pengenceran kuning telur fosfat terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa ayam kampung yang disimpan pada suhu 3-50C. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima kelompok perlakuan yaitu : kontrol pengencer (T1), pengencer + etanol 0.05% (T2), pengencer + astaxanthin 0,001 w/v % (T3), pengencer + astaxanthin 0,002 w/v % ( T4 ), pengencer + astaxanthin 0,004 w/v % ( T5 ). Sumber semen berasal dari 8 ekor pejantan sehat lalu dihomogenkan dan dilakukan pemeriksaan secara makroskopis dan mikroskopis. Pengenceran dilakukan dengan pengencer fosfat kuning telur dengan konsentrasi kuning telur 10%. Pengenceran dilakukan dengan konsentrasi spermatozoa 150 x 106/ml pengencer. Semen yang telah diencerkan disimpan pada refrigerator dengan suhu 3-5oC. Pengamatan dilakukan setiap 12 jam terhadap motilitas progresif dan daya hidup spermatozoa sampai motilitas dibawah 40% dan daya hidup dibawah 45%, Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians, selanjutnya dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan General Linear Model (Multivariate). Apabila terdapat perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjutan menggunakan uji Duncan, penghitungan statistic menggunakan SPSS 17.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan penambahan antioksidan astaxanthin menunjukkan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa ayam kampung. Penambahan konsentrasi 0,004 w/v% memberikan hasil terbaik dan lama penyimpanan juga berpengaruh terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa, semakin lama penyimpanan semakin rendah motilitas dan daya hidup spermatozoa.