Nanopartikel perak dapat disintesis dengan metode fisika dan kimia. Namun karena toksik dan tidak ramah lingkungan, pemanfaatan tanaman sebagai bioreduktor menjadi pilihan utama. Pada penelitian ini, sari infusa rimpang lakka-lakka digunakan sebagai bioreduktor pada biosintesis nanopartikel perak. Nanopartikel perak telah diproduksi dengan variasi konsentrasi AgNO3 1, 3, dan 5 mM dan waktu reduksi 0, 15, 45, 60, dan 90 menit untuk mengevaluasi kondisi optimum pada produksi nanopartikel perak. Berdasarkan hasil yang teridentifikasi dari spekatra UV-Vis, nanopartikel perak dapat diproduksi pada semua kondisi reaksi. Namun pada konsentrasi 5 mM dan waktu reduksi 45 menit, nukleasi nanopartikel perak lebih awal terbentuk dibandikan dengan yang lain.