Indeks literasi pasar modal di Indonesia baru mencapai 4.4%, jauh lebih rendah dibandingkan industri keuangan lainnya. Hasil survei juga menunjukkan bahwa berdasarkan gender, indeks literasi keuangan laki-laki sebesar 39,94% relatif lebih tinggi dibandingkan perempuan sebesar 36,13%. Jika data OJK masih menunjukkan bahwa tingkat literasi pasar modal perempuan berada di bawah laki-laki, hal ini perlu dikritisi dalam perspektif gender. Sehingga, perlu diadakan suatu analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya tingkat literasi pasar modal Indonesia? Faktor-faktor yang dimaksud dilihat bersamaan dengan indikator kesetaraan dan keadilan gender, yakni: akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat pasar modal pada perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan, rendahnya tingkat literasi pasar modal pada perempuan diakibatkan oleh faktor akses yang mengakibatkan rendahnya pengetahuan pasar modal. Rendahnya pengetahuan pasar modal disebabkan karena kesulitan untuk membedakan produk investasi pasar modal yang resmi dan bodong, sulitnya akses internet, adanya keraguan dalam memilih media belajar yang kredibel, kurangnya sosialisasi secara resmi dari sekolah dan atau lembaga resmi pasar modal, kurang tertariknya informan terhadap produk investasi pasar modal dan misinformasi. Selain akses, faktor kontrol menunjukkan bahwa partisipasi kalangan perempuan pada pasar modal sangat dipengaruhi oleh relasi kuasa tertentu. Pada faktor partisipasi, kalangan perempuan tidak berpartisipasi di pasar modal karena merasa ragu untuk berpartisipasi dalam investasi di pasar modal. Pada faktor manfaat, kalangan perempuan belum merasakan manfaat atas investasi di pasar modal.