Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TUBUH DALAM KUASA KAMERA: TINJAUAN KRITIS AKTIVITAS FOTOGRAFIS LOMBA DAN HUNTING BERSAMA MEMOTRET MODEL DI INDONESIA Agus Heru Setiawan
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.871 KB) | DOI: 10.24821/specta.v1i1.1893

Abstract

Popularitas penggunaan figur perempuan sebagai objek dalam aktivitas fotografi di Indonesia, telah berlangsung dalam periode waktu yang panjang. Meskipun begitu, aktivitas tersebut masih tetap digemari oleh kalangan pehobi fotografi hingga hari ini. Popularitas tersebut dibuktikandari berbagai iklan yang menawarkan kegiatan fotografis dengan model perempuan sebagai daya tariknya. Hal ini masih banyak ditemukan, terutama dalam media sosial. Tulisan ini mencoba untukmelakukan pembacaan secara kritis atas aktivitas fotografis di Indonesia (produksi, distribusi dan konsumsi foto) yang menempatkan tubuh perempuan sebagai titik pusatnya. Praktek fotografispopuler tersebut, teridentifikasikan melalui lomba memotret, hunting bersama dan aktivitas sejenis yang melibatkan model perempuan. Di dalam kegiatan fotografi ini, medium foto dan instrumenpendukungnya, bukan hanya dimanfaatkan untuk membentuk praktek pengobjektivikasian terhadap tubuh perempuan, akan tetapi juga membantu melanggengkan gagasan dominasi kuasa patriarkis terhadap perempuan.Kata kunci: kuasa, aktivitas fotografi, model perempuan, patriarkis   Abstract Body in the Power of a Camera: Critical Review on Photographic Activities of Competition and Shared Hunting for Photographing Photo Model in Indonesia. The use of women as the objects of photographic activities has been popular for a long period of time in Indonesia. We can see the popularity of this today from the wide range of ads that offer photographic activities with female models as their major appeal. This is still widely found, especially in social media. This paper attempts to make a critical reading of photographic activities in Indonesia (production, distribution and consumption of photos) which place the female body as the center of attention. These popular photographic practices are photo competitions, photo hunts and others. In these photographic activities, the medium of photography and its instruments do not only shape the practice of objectification of women’s bodies, but also help perpetuate the idea of patriarchal domination over women. Keywords: power, photographic activities, female model, patriarchy
Visual Story Telling Sebagai Media Membangun Citra dan Narasi Diri Bagi Siswa Tuli Diana Safinda Asran; Agus Heru Setiawan; Purwastya Pratmajaya Adi Lukistyawan; Widhi Nugroho; Citra Dewi Utami
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 5 No 1 (2023): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v5i1.442

Abstract

Daerah perbatasan memiliki potensi terjadinya kerentanan masyarakat penerima manfaat dari Diskriminasi terhadap penyandang disabilitas merupakan hal yang masih kerap terjadi di masyarakat. Oleh karena itu diperlukan advokasi dan edukasi untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu faktor yang memungkinkan untuk mendorong perubahan pandangan masyarakat terhadap penyandang disabilitas adalah adanya informasi memadai, terutama narasi yang dimunculkan dari perspektif diri para penyandang disabilitas itu sendiri. Membangun narasi dan citra tersebut dapat dilakukan melalui berbagai media, salah satunya adalah dengan visual story telling berupa foto dan video, seperti yang dilakukan oleh siswa Tuli dari SLB YKK Pacitan. Melalui pelatihan yang diberikan oleh dosen dari Jurusan Media Rekam Institut Seni Indonesia Surakarta, siswa Tuli belajar untuk memotret dan merekam video. Para siswa Tuli tersebut dapat “bercerita” tentang diri sendiri menggunakan serangkaian foto dan video.Siswa Tuli melalukan praktik mulai dari menyusun cerita, mengatur angle dan shoot, komposisi, mengarahkan, hingga akhirnya berhasil membuat karya visual story telling yang layak ditayangkan. Hasil dari foto dan video tersebut nantinya dapat disebarluaskan ke publik melalui berbagai media.