M. Farhan Maulan Farha
STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Stop BABS di Puskesmas Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun 2020: Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Stop BABS di Puskesmas Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun 2020 M. Farhan Maulan Farha; Yesica Devis; Alhidayati Alhidayati
Media Kesmas (Public Health Media) Vol. 1 No. 2 (2021): Media Kesmas ( Public Health Media )
Publisher : Progam Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.07 KB) | DOI: 10.25311/kesmas.Vol1.Iss2.10

Abstract

STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 Kabupaten Lingga termasuk tertinggi dengan 93% desa melaksankan STBM, atau sebanyak 76 desa dari total 82 desa yang telah melaksanakan STBM. Mengevaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Stop BABS di Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun 2019. Informan pada penelitian ini terdiri dari informan Utama yaitu Plt.Kepala Puskesmas Lanjut, Penanggung Jawab UKM, Petugas Kesehatan Lingkungan. Dan informan pendukung yaitu Kepala Desa Sedamai dan Plt.Kepala Desa Berindat. Metode penelitian ini adalah penelitian Kualitatif deskriptif dengan waawncara dan observasi. Hasil penelitian ini adalah SDM yang cukup dalam menjalankan program STBM Stop BABS. Anggaran yang sudah mencukupi dalam pelaksanaan program. Sarana Prasarana yang kurang memenuhi kebutuhan petugas kesehatan. Kebijakan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan. Program STBM telah dilakukan sosisalisasi untuk memicu masyarakat agar tidak BAB Sembarangan yang bertujuan untuk mencapai keadaan Open Defecation Free (ODF) dan Pemantaun dilakukan oleh pihak puskesmas 3 bulan sekali. Adapun tidak tercapainya target dikarenakan tidak adanya peraturan desa yang tetapkan untuk program STBM Stop BABS dan kurangnya pengalaman petugas kesehatan. Hendaknya desa membuat peraturan terkait program STBM dan pelatihan khusus petugas kesehatan.