M. Ridha DS
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEBANDINGAN HUKUM SYARA’ (Hukum Taklifi dan Hukum Wadh’i) M. Ridha DS
Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum Vol. 8 (2012): Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.683 KB) | DOI: 10.32694/qst.v8i.1175

Abstract

Hukum syara’ merupakan kata majemuk dari kata “hukum” dan “syara”. Hukum secara etimologi(bahasa) berarti “memutuskan, menetapkan, dan menyelesaikan”. Secara istilah hukum merupakan ‘seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang ditetapkan dan diakui oleh suatu negara atau sekelompok masyarakat,berlaku dan bersifat mengikat untuk seluruh anggota masyarakatnya’.
MEREKA YANG GAIB; ANTARA JIN, SETAN, IBLIS DAN MALAIKAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH M. Ridha DS
Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum Vol. 9 (2013): Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.336 KB) | DOI: 10.32694/qst.v9i.1181

Abstract

Telah jelas bahwa tujuan diciptakannya jin dan manusia ialah dalam rangka beribadah kepadanya. Demikian ditegaskan dalam firman Allah surat al-Dzariyyat ayat 56. Jin dan manusia adalah dua jenis makhluk ciptaan Allah selain hewan, tetumbuhan, malaikat, dan makhluk-makhluk lain yang kita tidak mengetahuinya. Manusia dan jin diberikan kemampuan untuk berfikir dan mengetahui sesuatu, manakah yang baik dan manakah yang buruk. Berbeda dengan hewan dan tetumbuhan. Akan tetapi Allah lebih memilih manusia yang diciptakannya dalam bentuk fisik dan psikis yang sempurna untuk menjadi khalifah-Nya di muka bumi. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa manusia juga mempunyai kelemahan-kelemahan seperti congkak(ghurur), iri hati, amarah, tamak, lupa, juga terbatas akan pengetahuannya(Qs. al-Isra’: 17:85). Seperti pengetahuan akan hal-hal yang gaib. Jadi, selain manusia terdapat makhluk-makhluk lain ciptaan Allah.
ORIENTALIS DAN STUDI SĪRAH NABI MUHAMMAD SAW; Kajian Kritis Terhadap Metodologi Montgomery Watt M. Ridha DS
Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum Vol. 10 (2013): Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.263 KB) | DOI: 10.32694/qst.v10i.1192

Abstract

Studi ini berusaha untuk mengkaji secara kritis pemikiran Montgomery Watt, terutama aspek metodologi yang dia gunakan dalam kajiannya di bidang sīrah Nabi Muhammad Saw. Karena tokoh yang dijuluki oleh berbagai kalangan sebagai “The Last Orientalist” ini dipercaya merupakan salah satu orientalis “paling pakar” dalam studi sīrah nabawī. Terbukti dari banyaknya karya yang dia tulis dalam bidang ini.
MAKHLUK GAIB DALAM KAJIAN ISLAM ISLAM M. Ridha DS
Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum Vol. 11 (2014): Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.932 KB) | DOI: 10.32694/qst.v11i.1198

Abstract

Telah jelas bahwa tujuan diciptakannya jin dan manusia ialah dalam rangka beribadah kepadanya. Demikian ditegaskan dalam firman Allah surat al-Dzariyyat ayat 56. Jin dan manusia adalah dua jenis makhluk ciptaan Allah selain hewan, tetumbuhan, malaikat, dan makhluk-makhluk lain yang kita tidak mengetahuinya. Manusia dan jin diberikan kemampuan untuk berfikir dan mengetahui sesuatu, manakah yang baik dan manakah yang buruk. Berbeda dengan hewan dan tetumbuhan. Akan tetapi Allah lebih memilih manusia yang diciptakannya dalam bentuk fisik dan psikis yang sempurna untuk menjadi khalifah-Nya di muka bumi. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa manusia juga mempunyai kelemahan-kelemahan seperti congkak(ghurur), iri hati, amarah, tamak, lupa, juga terbatas akan pengetahuannya(Qs. al-Isra’: 17:85). Seperti pengetahuan akan hal-hal yang gaib. Jadi, selain manusia terdapat makhluk-makhluk lain ciptaan Allah.
KRITERIA DAN KETENTUAN QIRA’AT AL-QUR’AN M. Ridha DS
Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum Vol. 12 (2014): Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.455 KB) | DOI: 10.32694/qst.v12i.1208

Abstract

Sebagaimana diketahui, Al-Qur’an merupakan salah satu sumber hukum Islam yang keorisinalitasnya dapat dipertanggung jawabkan, karena ia merupakan wahyu Allah baik dari segi lafadz maupun makna. Selain itu seluruh ayat dalam Al-Qur’an dinukilkan atau diriwayatkan secara mutawatir baik hafalan maupun tulisan. Al-Qur’an tidak terlepas dari aspek qira’at, karena pengertian Al-Qur’an itu sendiri secara lughat (bahasa) berarti ‘bacaan’ atau ‘yang dibaca’. Qira’at Al-Qur’an disampaikan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat. Kemudian sahabat meneruskan kepada para tabi’in. Demikian seterusnya dari generasi ke generasi.
KRITERIA DAN KETENTUAN QIRA’AT AL-QUR’AN M. Ridha DS
Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum Vol. 13 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Qira’ah al-qur’an adalah mazhab pembacaan alqur’an dari para imam qura’ yang masing-masing mempunyai perbedaan dalam pengucapan alqur’an al-karim dan disandarkan pada sanad-sanadnya sampai kepada rasullulah Saw. Perbedaan-perbedaan bacaan umat muslim sesuai mazhab qiraah yang diikutinya, ini menunjukkan betapa islam sangat menghargai perbedaan. Untuk membedakan antara yang benar dan qiraat yang aneh (syazzah), para ulama membuat tiga syarat bagi qiraat yang benar, yaitu: 1) Kesesuaiannya dengan Satu Ragam Dari Beberapa Macam Ragam Bahasa Arab; 2) Qira’at Tersebut Sesuai dengan Salah Satu Mushaf ‘Utsmani; dan 3) Qira’at tersebut harus shahih sanadnya.