Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

MEDIA LEAFLET, VIDEO DAN PENGETAHUAN SISWA SD TENTANG BAHAYA MEROKOK (Studi pada Siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo Surakarta) Ambarwati, Ambarwati; Umaroh, Ayu Khoirotul; Kurniawati, Fifit; Kuswandari, Tika Diah; Darojah, Saroh
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merokok merupakan kegiatan yang sering kita jumpai di masyarakat. Meskipun sebagian besar masyarakat mengetahui bahaya merokok, namun kebiasaan merokok tetap banyak dilakukan di masyarakat. Bahkan telah merambah ke siswa sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media leaflet dengan video terhadap pengetahuan siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo tentang bahaya merokok. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan rancangan penelitian pretest and posttest without control group design. Sampel sebanyak 96 siswa kelas V dan VI SD Sabrang Lor Mojosongo yang ditentukan dengan tehnik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pre test pengetahuan siswa SD pada kelompok leaflet sebagian besar, yaitu 30 orang (62,5%) dalam kategori baik dan pada kelompok video sebagian besar, yaitu 33 siswa (68,8%) dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan media leaflet (p= 0,000≤ α=0,05) namun tidak ada pengaruh penggunaan media video (p= 0,328> α=0,05) terhadap pengetahuan siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo tentang bahaya merokok. Sehingga dapat dikatakan media leaflet lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa SD tentang bahaya merokok dibandingkan video. Smoking is an activity that often be done by society. Although almost human know the negative effect of cigarette, but they still have cigarette smoking habit. In fact, the habit have cut down to students in elementary school. The aim of the research was to know the influence of health education with leaflet and film toward elementary school Sabrang Lor student’s knowledge about the negative effect of smoking. The study was experimental with pretest and posttest without control group design. Sample were 96 Sabrang Lor elementary school students that was given by total sampling technique. The result of the study showed, before intervention in leaflet group, the score of student’s knowledge majority was in good category= 30 students (62,5%) and in film group majority in enough category= 33 students (68,8%). After intervention, the score increased, in leaflet group there were 8 Students to be good category and in film group there were 3 students to be enough category. The conclu-sion of the research was : leaflet is more effective to increase the knowledge of Sabrang Lor elementary school students about the dangerous of smoking than film media.
MEDIA LEAFLET, VIDEO DAN PENGETAHUAN SISWA SD TENTANG BAHAYA MEROKOK (Studi pada Siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo Surakarta) Ambarwati, Ambarwati; Umaroh, Ayu Khoirotul; Kurniawati, Fifit; Kuswandari, Tika Diah; Darojah, Saroh
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v10i1.3064

Abstract

Merokok merupakan kegiatan yang sering kita jumpai di masyarakat. Meskipun sebagian besar masyarakat mengetahui bahaya merokok, namun kebiasaan merokok tetap banyak dilakukan di masyarakat. Bahkan telah merambah ke siswa sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media leaflet dengan video terhadap pengetahuan siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo tentang bahaya merokok. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan rancangan penelitian pretest and posttest without control group design. Sampel sebanyak 96 siswa kelas V dan VI SD Sabrang Lor Mojosongo yang ditentukan dengan tehnik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pre test pengetahuan siswa SD pada kelompok leaflet sebagian besar, yaitu 30 orang (62,5%) dalam kategori baik dan pada kelompok video sebagian besar, yaitu 33 siswa (68,8%) dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan media leaflet (p= 0,000≤ α=0,05) namun tidak ada pengaruh penggunaan media video (p= 0,328> α=0,05) terhadap pengetahuan siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo tentang bahaya merokok. Sehingga dapat dikatakan media leaflet lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa SD tentang bahaya merokok dibandingkan video. Smoking is an activity that often be done by society. Although almost human know the negative effect of cigarette, but they still have cigarette smoking habit. In fact, the habit have cut down to students in elementary school. The aim of the research was to know the influence of health education with leaflet and film toward elementary school Sabrang Lor student’s knowledge about the negative effect of smoking. The study was experimental with pretest and posttest without control group design. Sample were 96 Sabrang Lor elementary school students that was given by total sampling technique. The result of the study showed, before intervention in leaflet group, the score of student’s knowledge majority was in good category= 30 students (62,5%) and in film group majority in enough category= 33 students (68,8%). After intervention, the score increased, in leaflet group there were 8 Students to be good category and in film group there were 3 students to be enough category. The conclu-sion of the research was : leaflet is more effective to increase the knowledge of Sabrang Lor elementary school students about the dangerous of smoking than film media.
Pelayanan Rumah Sehat COVID-19 Inovasi Pengendalian Mortalitas dan Morbiditas: Studi Kasus di Kabupaten Sukoharjo, Indonesia Setiyadi, Noor Alis; Umaroh, Ayu Khoirotul; Wahdiyati, Yunia; Septiyanti, Rizma
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 2 No 1 (2021): JPPKMI: Juni 2021
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jppkmi.v2i1.47457

Abstract

Salah satu inovasi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam penanganan COVID-19 adalah mendirikan Rumah Sehat COVID-19 sebagai tempat isolasi khusus pasien terpapar virus COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan Rumah Sehat COVID-19 sebagai inovasi pengendalian mortalitas dan morbiditas COVID-19. Metode penelitian yakni kualitatif desain studi kasus. Pengambilan data dengan wawancara, sampel purposive yakni Kepala Dinas Kabupaten Sukoharjo dan petugas kesehatan RSC. Analisa data yakni analisis tematik. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Aspek legal dari RSC adalah Perbup Sukoharjo No.19/2020; 2) Persyaratan pasien adalah semua orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan sedang tinggal di Sukoharjo; 3) Bangunan dan fasilitas penunjang layak (rekam medis, pendanaan, APD, swab test); 4) Pemerintah melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat agar dapat menerima keberadaan RSC; 5) Pasien merasa nyaman; 6) Petugas kesehatan masih memiliki rasa khawatir saat penanganan; 7) RSC memberikan dampak angka kesembuhan. Yang perlu ditingkatkan oleh RSC adalah pengadaan layanan PCR kepada pasien yang telah diizinkan pulang dan karantina mandiri di rumah serta memberikan early support dan after care pada petugas kesehatan untuk mengurangi rasa khawatir yang mereka rasakan. Kata kunci: RSC, Isolasi, COVID-19
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI INDONESIA Ayu Khoirotul Umaroh; Yuli Kusumawati; Heru Subaris Kasjono
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 10, No 1 (2015): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v10i1.165

Abstract

Kegiatan seksual yang tidak bertanggung jawab menempatkan remaja pada tantangan risiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Berdasarkan data SDKI 2012, remaja (15-24 tahun belum menikah) yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak 0,9% perempuan dan 8,7% laki-laki di daerah urban serta 1,0% perempuan dan 7,8% laki-laki di daerah rural. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah remaja di Indonesia berdasarkan data SDKI 2012. Metode penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif analitis dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 19.882. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dan analisis multivariat menggunakan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal terhadap perilaku seksual pranikah remaja di Indonesia. Faktor internal yakni tingkat pendidikan (p=0,000), pengetahun (p=0,000), sikap (p=0,000) dan gaya hidup (p=0,017). Faktor eksternal yakni sumber informasi (p=0,000), kelengkapan informasi (p=0,005), peran (p=0,000) dan tempat tinggal (0,000). Demikian pula hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa sikap memiliki nilai OR tertinggi sebesar 2,129 (95%CI : 1,963-2,309), artinya remaja dengan sikap tidak baik memiliki risiko 2,129 kali untuk melakukan perilaku seksual pranikah daripada remaja dengan sikap baikKata Kunci: Remaja, Perilaku Seksual, Faktor Internal dan Eksternal, SDKI 2012
Review Kebijakan Penanganan COVID-19 di Kota Surakarta dengan Pendekatan Segitiga Kebijakan dan Analisis SWOT Ayu Khoirotul Umaroh; Candra Kirana Mustahziyin; Paramita Boni Lestari; Zulfa Kevaladandra; Hadi Pratomo
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.60496

Abstract

Pendahuluan: COVID-19 merupakan permasalahan serius yang berdampak multi-sektor. Berbagai kebijakan telah ditetapkan untuk mengatasi COVID-19 baik di tingkat pusat maupun Kota Surakarta. Tujuan: Mengidentifikasi kebijakan lintas sektor terkait COVID-19 di Kota Surakarta, membandingkan kecepatan respon kebijakan dengan pusat, dan memberikan rekomendasi model strategi. Metode: Penelitian ini merupakan Rapid Analysis dengan Media Content Analysis dengan data sekunder berupa kebijakan COVID-19 Kota Surakarta pada sektor pemerintahan, sosial, kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan keagamaan, periode Maret-Mei 2020, dan dapat diakses publik melalui situs dan akun media sosial resmi pemerintah, media lokal dan nasional. Analisis dilakukan dengan model segitiga kebijakan dan SWOT. Hasil: Terdapat 22 kebijakan dengan aktor Walikota Surakarta, Dinas Pendidikan, dan Kementerian Agama Kota Surakarta serta konteks meliputi keenam sektor tersebut. Dirumuskan 5 model strategi utama: (1) Membentuk kebijakan turunan terkait sanksi pelanggaran; (2) Membentuk dan mensosialisasikan buku pedoman untuk masyarakat meliputi pencegahan dan penanggulangan COVID-19 beserta edukasi hukum; (3) Memfokuskan strategi pada pemberdayaan masyarakat dengan kerjasama stakeholder lain; (4) Membentuk situs/aplikasi khusus sebagai sarana informasi dan komunikasi risiko; dan (5) Memformulasikan kebijakan pada sektor ekonomi kreatif. Kesimpulan: Pemkot Surakarta telah responsif menetapkan kebijakan derivatif yang selaras dengan pemerintah pusat. Pemkot Surakarta dapat mengaplikasikan 5 model strategi utama untuk meningkatkan keberhasilan implementasi kebijakan.
Literasi Pencegahan Covid-19 melalui Gerakan Kader Sigap Covid (GESID) Desa Cipambuan Kabupaten Bogor Ayu Khoirotul Umaroh; Risa Laras Wati; Annisa Sayyidatul Ulfa; Dewi Ayu Puspitasari
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 3, Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i3.13465

Abstract

Badan Kesehatan Dunia atau WHO telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia terdapat tiga wilayah kasus tertinggi Covid-19 salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat. Sebaran Covid-19 di Jawa Barat paling banyak terdapat di Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi. Salah satu upaya pencegahan penyebaran covid-19 adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Peningkatan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan tetap menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Desa Cipambuan merupakan salah satu daerah di Kabupaten Bogor yang memiliki kader kesehatan yang dapat memberikan informasi untuk pencegahan Covid-19 kepada warga. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi seimbang dan PHBS sebagai langkah pencegahan Covid-19 melalui kader kesehatan di Desa Cipambuan. Metode yang digunakan adalah dengan kegiatan sosialisasi pemberian materi edukasi Covid-19, gizi seimbang, dan PHBS kepada kader kesehatan sejumlah 21 orang melalui WhatsApp. Program dilaksanakan pada tanggal 1-3 Desember 2020 selama 1,5 jam/hari. Luaran dari program ini yakni terbentuk kelompok GESID yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi kesehatan terutama Covid-19 di WA Grup yang telah dibentuk serta publikasi kegiatan di media nasional. Untuk mengukur perubahan pengetahuan dilakukan pre-test dan post-test pada kegiatan pemberian materi edukasi. Hasil dari kegiatan pengabdian didapatkan secara kuantitatif tidak ada perbedaan antara sebelum dan sesudah sosialisasi, namun lebih banyak yang pengetahuan baik. Hal ini berbeda dengan hasil kualitatif yang memperlihatkan bahwa peserta merasa mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru, sehingga ingin menyebarkan materi yang didapatkan ke Ibu lainnya, dan ingin mempraktikkan materi yang telah didapatkan. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini kepada ibuibu kader kesehatan Desa Cipambuan, maka terbentuknya kelompok GESID ditandai dengan adanya kelompok WhatsApp grup. Grup ini akan menjadi grup informasi terkait bidang kesehatan, khususnya masalah tentang Covid-19.
FENOMENA PACARAN REMAJA SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI JABODETABEK Ayu Khoirotul Umaroh; Cindy Prastika; Herawati Herawati; Sri Chalada; Hadi Pratomo
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i1.1419

Abstract

Pacaran pada remaja telah menjadi sebuah perilaku yang umumnya terjadi. Perilaku pacaran tersebut dapat meningkat menjadi kontak seksual, yakni sentuhan, tanpa berciuman dan berciuman, meraba bagian sensitif dan berhubungan seksual. Dalam masa pandemi, sebuah penelitian melaporkan juga bahwa terjadi peningkatan perilaku masturbasi dan melihat pornografi, sexting dan olah pesan di situs web atau telepon, dan obrolan melalui telepon atau video dengan pasangannya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana fenomena pacaran yang dilakukan oleh remaja selama masa pandemi ini ditinjau dengan Social Cognitive Theory. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, informan diambil dengan teknik snowball sampling, pengambilan data dengan wawancara mendalam menggunakan WhatsApp Call, triangulasi sumber dilakukan dengan psikolog remaja dan teman sebaya, dan etika penelitian menggunakan deklarasi Helsinki, analisa data menggunakan tematik yang disesuaikan dengan kerangka konsep Social Cognitive Theory. Hasil: remaja tahu hal yang diperbolehkan dan tidak saat berpacaran, remaja cenderung setuju bila masa remaja berpacaran, komunikasi dengan orang tua tidak begitu terbuka apalagi soal pacaran berbeda dengan komunikasi dengan teman sebaya, keterpaparan informasi seksual masih minim tentang kesehatan seksual dan reproduksi. Simpulan: semua informan memiliki pacar dan setuju bila remaja memiliki pacar, saat pandemi lebih sering menggunakan media sosial untuk komunikasi dengan pacar, melalui daring juga dapat mengirimkan emoticon cium atau bahkan cium jarak jauh, teman sebaya mereka juga mendukung bila temannya berpacaran.
KOMUNIKASI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL KOMPREHENSIF (Studi di Youth Center Pilar Jawa Tengah) Ayu Khoirotul Umaroh; Tri Krianto Karjoso
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i1.1530

Abstract

Reproductive health issues and adolescent sexuality are important studies, such as premarital sexual behavior, unwanted pregnancy, abortion, STIs, and HIV-AIDS. One of the factors that influence adolescent risky sexual behavior is knowledge. The knowledge index number on adolescent reproductive health in Central Java is still low about 58.1%. One of the parties that has a role in the field of adolescent reproductive health is the youth center. This research examined health communication about reproductive and sexual health at the PILAR PKBI Youth Center, Central Java. This research used a qualitative approach with a case study design. The theoretical framework used the Logic Model. Informants were determined by purposive sampling with a total of 19 people. The data collection method was by in-depth interviews via Whatsapp and focus group discussions through Zoom meetings due to the pandemic situation. Data was analyzed with thematic analysis. Research ethics used the Helinski Declaration rules and informed consent. The results of the research were 1) The issues raised were in accordance with the CSE material; 2) The goal is to increase youth care and responsibility; 3) Inputs owned by trained human resources and adequate funding sources; 4) The communication process runs with educational activities, empowerment, and counseling with strategies for the formation of PE, lobbying, advocacy, and collaborative activities, as well as the materials and media, used vary widely according to the target; 5) Communication outputs are the establishment of peer educators and stakeholder support; 6) The results of the communication program are the knowledge, attitudes, and behavior of target adolescents are qualitatively good. The health communication carried out by PILAR and the results obtained is quite good. However, it still needs attention to be paid to increasing the capacity of volunteers and peer educators as communicants.
Praktek Cuci Tangan dan Penggunaan Masker dalam Pencegahan COVID- 19 pada Lansia di Jawa Tengah Chayanita Sekar Wijaya; Ayu Khoirotul Umaroh; Naibul Umam Ekosakti
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 12th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.715 KB)

Abstract

Latar belakang: Lansia merupakan kelompok usia yang memilikikerentanan lebih tinggi terhadap COVID-19 karena kapasitasfungsional organ-organ lansia mengalami penurunan akibat prosespenuaan. Tujuan: mendeskripsikan distribusi frekuensi lansia yangmencuci tangan pakai sabun dan menggunakan masker di wilayahJawa Tengah. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatankuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan incidentalsampling. Total responden 97 lansia yang berasal dari berbagaidaerah di Jawa Tengah. Teknik pengumpulan data menggunakankuesioner yang diunggah ke dalam google formulir dan observasilangsung ke rumah responden. Hasil: sebanyak 87% lansia sudahbenar dalam menggunakan maskernya. Hanya ada 13% lansia yangbelum bisa dan tidak benar dalam mempraktekkan caramenggunakan masker. Sejumlah 70% lansia sudah benar dalampraktek cuci tangan menggunakan sabun, hanya 30% yang belumtahu langkah-langkah cuci tangan menggunakan sabun.Kesimpulan: untuk meningkatkan jumlah lansia yang mampumencuci tangan dan menggunakan masker dengan benar diajarkanberulang oleh orang yang tinggal serumah atau tetangga terdekatbila lansia tersebut tinggal sendiri.
OPTIMALISASI PERAN KADER KESEHATAN DENGAN METODE DINAMIKA KELOMPOK PADA PROGRAM PENANGANAN STUNTING DI DESA KUJON, KLATEN Ayu Khoirotul Umaroh; Aldise Zulianing Dewi; Aura Putri Zahira
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 5 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i5.10538

Abstract

Abstrak: Stunting menjadi masalah prioritas. Kabupaten Klaten menjadi salah satu kabupaten prioritas. Terdapat 10 lokus stunting. Prevalensi tertinggi adalah Desa Kujon sebanyak 20%. Program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan kader tentang stunting. Metode dinamika kelompok digunakan dengan pendekatan teori Pengembangan Kelompok yang terdiri tahapan forming, norming, storming, performing, dan adjouring dengan media Buku Saku, Integrated Card, dan kertas Flipchart. Hasil program menunjukkan bahwa dari 10 soal pretest dan posttest yang diberikan kepada kader kesehatan, terdapat pertanyaan dengan jumlah penjawab benar pada posttest lebih banyak dibandingkan pretest terdapat 5 butir, yakni pada pertanyaan Istilah untuk kader untuk penanganan stunting, Pengertian stunting, Program penanganan stunting pada ibu hamil, Isi piringku, dan Cara memotong makanan. Terdapat 64,7% mengalami peningkatan pengetahuan dan 29,4% nilai pengetahuannya tetap. Diharapkan adanya program pelatihan kapasitas kader yang lebih spesifik, seperti identifikasi temuan stunting, komunikasi efektif, dan teknik konseling.Abstract: Stunting is a priority issue. Klaten Regency is one of the priority districts. There are 10 stunting location. The highest prevalence is Kujon Village about 20%. This program aimed increase the knowledge of cadres about stunting and train team cohesiveness in formulating programs. The group dynamics method is used with a group development theory approach which consists of the stages of forming, norming, storming, performing, and adjouring with the media of Pocket Book, Integrated Card, and Flipchart paper. The results of community service showed that of the 10 pretest and posttest questions given to health cadres, there were questions with more correct answers in the posttest than in the pretest, there were 5 items: The terms for cadres for handling stunting, Definition of stunting, stunting management program in pregnant women, Fill my plate, and How to cut food. There was 64,7% who experienced an increase in knowledge about stunting and 29,4% who had the same value. It is hoped that there will be more specific cadre capacity training programs, such as identification of stunting findings, effective communication, and counseling techniques.