p-Index From 2019 - 2024
0.882
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik Industri
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENJADWALAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN METODE MODEL TRANSPORTASI GUNA MENGOPTIMALKAN PRODUKSI RANDY ANZAS PRATAMA; BASUKI ARIANTO; ERVINI MELADIYANI
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol 10, No 1 (2021): JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.671 KB) | DOI: 10.35968/jtin.v10i1.709

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mangatasi masalah tersebut perusahaan perlu menerapkan penjadwalan produksi agregate untuk mengoptimalkan permintaan dengan produksi. Metode model Transportasi dengan tenaga kerja tetap mampu mengoptimalkan jumlah permintaan produk dan biaya produksi per coil (unit). Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data bulanan permintaan produk, data jam kerja, data biaya produksi, dan data hari kerja bulanan. Berdasarkan hasil yang telah diolah peramalan penjadwalan produksi agregate tenaga kerja tetap menggunakan metode model transportasi Tahun 2019 hasil perhitingan produksi yang optimal bahwa perusahaan hanya perlu memproduksi produk NYA 5731 coil (unit), NYY 2889 coil (unit), dan NYM 8927 coil (unit). Total biaya yang di keluarkan perusahaan NYA Rp.105.440.000, NYY Rp.54.313.200 dan NYM Rp.167.733.600 pada tahun 2019. Kata Kunci : Forcasting, Perencanaan Agregate dan Metode Model Transportasi
ANALISIS EFISIENSI BIAYA PERAWATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANTARA PENGGANTIAN ATAU PERAKITAN BRAKE BOEING 737-300 DENGAN PERHITUNGAN BIAYA PERAWATAN DI PT. TRIGANA AIR SERVICE MUHAMAD LUTFI ARDIASYAH; WASPADA TEDJA BHIRAWA; ERVINI MELADIYANI
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol 11, No 1 (2022): JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.353 KB) | DOI: 10.35968/jtin.v11i1.895

Abstract

PT. Trigana Air Service merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa Air Charter dan penerbangan komersil. Besarnya biaya perawatan yang dikeluarkan oleh perusahaan membuat membengkaknya pengeluaran dari perusahaan, sehingga dirasa perlunya perbaikan dalam melaksanakan perawatan terutama pada saat ingin mengambil kebijakan keputusan antara perbaikan atau pembelian alat/mesin baru. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data penggunaan brake Boeing 737- 300 dalam interval waktu Januari sampai Desember 2019, data mengenai jumlah biaya penggantian tiap komponen dalam setiap perakitan brake Boeing 737-300 dalam interval waktu Januari sampai Desember 2019, biaya tenaga kerja dalam setiap perakitan brake. Kemudian menghitung Biaya perawatan berdasarkan interval waktu dan menghitung biaya penggantian. Dari perhitungan biaya perawatan berdasarkan interval waktu didapat total biaya sebesar Rp. 3.552.530.421, dari perhitungan biaya penggantian didapat total biaya sebesar Rp. 4.013.178.822 didapatkan selisih biaya yang cukup jauh yaitu sebesar Rp. 460.648.401, dengan demikian diketahui bahwa perakitan jauh lebih efisien dari segi biaya dibandingkan penggantian. Kata kunci : Perawatan, Penggantian, Biaya Perawatan Berdasarkan Interval Waktu, Biaya Penggantian
PERANCANGAN ALAT PENGANGKAT SISTEM HIDROLIK TIPE H PADA TEMPAT PENCUCIAN MOBIL DENGAN KAPASITAS MAXIMUM 2,5 TON MARSUDI MARSUDI; AMIR MARASABESSY; BAYU PERMANA; ERVINI MELADIYANI
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol 6, No 2 (2017): JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.984 KB) | DOI: 10.35968/jtin.v6i2.225

Abstract

Hydrolic system is tecknology wich uses fluid, work fluid that is used is oil with viscosity number of 10 SAE. This system work based on the principle of Pascal Low, that is if fluid given pressure, so that pressure will go to all direction by not added or less its pressure.By calculating of type H design hoistear system where as can be result teol that the permession strength of force material is bigger than the happenned strngth of force material.ߪ௕=9,25݇݃/݉݉ଶ. So that the construction of type H design hoist car system by using of material BJ 37 is said saved and strong to be used. On this type H design hoist car system based on SNI 05-3659-1995 which is about hydrolic fluid power with the rod end spherical eyes could be operated perfectly to hoist the car of 2,5 tonnes load. By desig specification of pump hydrolic capasity which is used 0,2 dm3/minutes, power of pump as big 5,4 KW and maximum of load capasity of 2,5 tonnes.Key word : Hydrolic system, type H design hoist, SNI
PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM SOLAR MENGGUNAKAN MIN-MAX STOCK LEVEL DAN EOQ DI SENAYAN NATIONAL GOLF CLUB JAKARTA JOKO ISNANTO; BASUKI ARIANTO; ERVINI MELADIYANI
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol 7, No 1 (2018): JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.857 KB) | DOI: 10.35968/jtin.v7i1.813

Abstract

Strategi dalam mempertahankan kualitas sebuah produk jasa lapangan golf menjadi tantangan saat ini. Indonesia memiliki sekitar 140 lapangan golf (APLGI 2017). Salah satu kendala utama dalam melaksanakan strategi tersebut adalah tingginya pembiayaan untuk BBM Solar untuk memenuhi kebutuhan perawatan rumput. Untuk mengetahui besarnya persediaan BBM Solar digunakan metode Min-Max Stock Level dan Economic Order Quantity (EOQ) sehingga diperoleh efisiensi dalam biaya persediaan BBM solar tersebut. Konsumsi aktual BBM Solar per tahun dari empat unit traktor rumput adalah sebesar 11.172 liter. Hasil penelitian menggunakan metode Min-Max Stock Level menunjukkan bahwa jumlah persediaan maksimum BBM Solar untuk tahun 2017 sebesar 9.888 liter sedangkan menggunakan metode EOQ sebesar 7.543 liter sekali pesan. Penghematan yang diperoleh menggunakan metode Min-Max Stock Level sebesar 23% dan metode Economic Order Quantity (EOQ) sebesar 37%.Kata Kunci: BBM Solar, Min-Max Stock Level, EOQ
PERANCANGAN JADWAL PEMELIHARAAN PENGGANTIAN KOMPONEN SPINDLE PADA HELIKOPTER BELL 412 EP BERDASARKAN PERHITUNGAN KEANDALAN IMAM MASRUCHIN; BASUKI ARIANTO; ERVINI MELADIYANI
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol 8, No 1 (2019): JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.925 KB) | DOI: 10.35968/jtin.v8i1.800

Abstract

Frekuensi penggantian komponen spindle pada helikopter Bell 412 EP PT Travira Air cukuplah tinggi. Hasil perhitungan reliability menunjukkan bahwa Mean Time Between Unschedule Removal (MTBUR) 10.000 jam sesuai rekomendasi manufaktur sangatlah rendah yaitu sebesar 26,45%. Hal tersebut tidaklah efektif jika dilakukan penggantian disetiap 10.000 jam. Nilai kehandalan dengan target reliability di atas 60% yaitu pada Mean Time Between Unschedule Removal (MTBUR) 1000, 1500,2000,2500,3000 dan 3500. Analisis biaya pemeliharaan sebagai bahan pertimbangan penentuan penjadwalan penggantian komponen spindle. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kehandalan dan analisis biaya pemeliharaan, schedule maintenance penggantian komponen spindle yang dapat diterapkan yaitu pada Mean Time Between Unschedule Removal (MTBUR) 1500 jam dengan pertimbangan biaya pemeliharaan terendah sebesar Rp. 125.937.663,00 dan survival / reliability function yang dapat diterapkan yaitu 81,91% dengan kemungkinan kerusakan (possibility to failure) sebesar 18,09%.Kata kunci : Mean Time Between Unschedule Removal (MTBUR), Schedule Maintenance, Analisis Biaya Pemeliharaan.
ANALISIS PERHITUNGAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MESIN CHILLER DI GEDUNG MAL ARTHA GADING NURJAMAN NURJAMAN; W.TEDJA BHIRAWA; ERVINI MELADIYANI
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol 8, No 2 (2019): JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.319 KB) | DOI: 10.35968/jtin.v8i2.796

Abstract

Mal Artha Gading merupakan mal yang berada di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara dan dikelola oleh PT SWADAYA PANDHUARTHA yang menggunakan Chiller sebagai sistem pendingin. Permasalahan yang ada yaitu tidak optimalnya mesin chiller dalam beroperasi sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi penghuni maupun pengunjung yang datang. TPM adalah salah satu metode proses maintenance yang dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas di area kerja dengan mengurangi pemborosan. Alat ukur yang digunakan dalam menghitung efektivitas yaitu mencari nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) sedangkan untuk mengetahui penyebab yang terjadi menggunakan perhitungan six big losses dan dianalisis menggunakan Diagram Sebab Akibat. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah 3 mesin chiller dengan kapasitas 2000 ton refrigerant di Department Engineering. Hasil yang diperoleh dalam perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) yaitu efektivitas mesin chiller masih dikategorikan dibawah standart kelas dunia menurut Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM) sebesar 85%, sementara hasil yang diperoleh mesin chiller 1 sebesar 82.02%, chiller 2 sebesar 73.07%, chiller 3 sebesar 76.92%. faktor utama yang mempengaruhi rendahnya OEE pada masing-masing chiller terjadi pada faktor defect and process dengan persentase antara 45%-47% yang disebabkan tidak optimalnya produksi oleh manusia. Setelah usulan penerapan 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu,dan shitsuke) diterapkan oleh bagian operator diharapkan nilai Overall Equipment Effectiveness mengalami peningkatan melebihi atau mendekati standart JIPM yaitu 85%, Availability 96%, Performance Efficiency 97%, dan Rate of Quality 92%.Kata Kunci: Chiller, Total Productive Maintenance, 5S, Overall Equipment Effectiveness.
ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN AFTER SALES SPARE PARTS &SERVICE LIFT TRUCK JUNGHEINRICH DIPT KOBEXINDO EQUIPMENT ERVINI MELADIYANI; NURWAWI NURWAWI; HARI MOEKTIWIBOWO
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol 6, No 2 (2017): JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.044 KB) | DOI: 10.35968/jtin.v6i2.222

Abstract

PT Kobexindo Equipment (KOBE) merupakan sebuah perusahaan yang menjalankan bidang usaha sebagai distributor resmi alat berat (Heavy Equipment) Lift Truck brand dari Eropa (Germany) dengan nama “Jungheinrich” harus mampu bersaing dengan brand-brand ternama dari Jepang, Amerika, Korea dan lain-lain. Penjualan spare part lift truck Jungheinrich dari tahun 2012 sampai 2016 hanya mencapai kurang 80% dari target yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan, sementara populasi unit dari tahun ke tahun semakin meningkat dan penerimaan service dari tahun 2012 sampai 2016 baik target maupun achievement revenue mengalami kenaikan selama periode 5 (lima) tahun, dengan prosentase penerimaannya diatas 85%.Kualitas merupakan keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Untuk mendapatkan gambaran apa yang harus diperbuat untuk diperbaiki keadaan digunakan diagram Kartesius dalam memetakan lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh indutri jasa. Dalam konteks pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan maka salah satu konsep yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap kualitas pelayanan adalah Quality Function Deployment dengan matriks House of Quality (HOQ) level 1 – 3.Analisis Quality Function Deployment matriks House of Quality level 1 customer requirements to technical requirements dengan nilai tertinggi adalah program marketing service & spare parts (16,01%), matriks House of Quality level 2 technical requirements to process requirements dengan nilai tertinggi adalah peningkatan intensitas komunikasi ke konsumen (13,48%), dan matriks House of Quality level 3 process requirements to quality procedures dengan nilai tertinggi adalah atribut mekanik 100% basic, 75% advance training (11,39).Hasil kesimpulan analisis Quality Function Deployment matriks House of Quality level 1-3 adalah prosentase keunggulan kualitas pelayanan lebih besar dari pada kelemahannya, sehingga harapan penulis dapat diterapkan oleh perusahaan, dengan meningkatnya kualitas pelayanan maka penerimaan revenue dari penjualan spare part & service dapat tercapai sesuai target perusahaan.Kata kunci : Servqual, Quality Function Deployment, dan House of Quality.