Jootje M.L. Umboh
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Hubungan Antara Kondisi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Penyakit ISPA Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sario Kecamatan Sario Kota Manado Winardi, William; Umboh, Jootje M.L.; Rattu, A. Joy M.
JIKMU Vol 5, No 2 (2015): Volume 5 No.2 Januari 2015
Publisher : JIKMU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit ISPA masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting untuk diperhatikan karena merupakan penyakit akut dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada balita di berbagai negara berkembang termasuk negara Indonesia yang kaya akan penduduk yang masih taraf di bawah ekonomi. Angka kejadian penyakit ISPA nasional pada tahun 2010 sebesar 758 per seribu penduduk pada usia balita dan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) ISPA dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 7,16%. Angka Case Fatality Rate (CFR) penderita penyakit ISPA pada tahun 2012 ialah sebesar 8,45% dimana angkanya mengalami peningkatan dari tahun 2011 bertambah sebanyak 1200 menjadi 8852 penderita ISPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kondisi lingkungan rumah (jenis lantai, jenis dinding, luas ventilasi, tingkat kepadatan hunian dalam rumah, status merokok, dan status hewan peliharaan di dalam rumah) dengan kejadian penyakit ISPA pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sario Kecamatan Sario Kota Manado. Sumber data primer diperoleh dari kuesioner dan sumber data sekunder dari instansi terkait. Analisa data menggunakan uji Chi-Square. Dari hasil didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ventilasi kamar, tingkat kepadatan hunian dalam satu rumah, status merokok, dan status hewan peliharaan di dalam rumah; dan faktor yang paling dominan berhubungan adalah status merokok di dalam rumah.   Kata Kunci : Kondisi Fisik Rumah, Kejadian Penyakit ISPA pada balita.  Abstract Acute Respiratory Tract Infections (ARTI) disease is still to be one of public health problem most important to attention because as a acute disease and can make mortality rate to children in the most of are going developed country including Indonesian that rich of public are still low economic. The most vulnerable age suffered by the respiratory disease are children under five age still low immune resistance during infancy. ISPA is one of the diseases associated with the environment in house, especially the conditions very close to the refuge of the environment in house. Environment in house is very closely interact on a day-to-day living in infants, when the environment in house where a family gathering place and shelter unhealthy because of an attack by bacterial or viral infection that can cause a variety of diseases in infants one is ARI. Research aims to analysis relationship between the house environment conditions (type of floor, type of wall, room ventilation, rate of population in one house, statue of smoked cigarette, and statue of pets wild in house) with ARTI disease incidence on children under five ages. This research using observational type with cross sectional design by descriptive and this research doing by analytical design. The research sample was got it by simple randomized sampling. Research location in the working areas of Sario Health Centre of the Sario District of Manado City, and conducted by November 2014 until January 2015 year. This research of population is all of children under five ages which on going on Sario Health Centre of the Sario District of Manado City that have had positive result by doctor was check it have ARTI disease, while the responden is parenteral from the baby of children under five ages. This sample research was done by simple randomized sampling with Lemeshow formulae to populating the biggest as amount 88 respondents. The source of primary data was obtained from questionnaires and secondary data was from Sario Health Centre of the Sario District of Manado City. The data analysis was done using Chi-Square test and multiple logistic regression test. The data analysis was done using SPSS version 17. Result showed that’s significant relationship between the statue of smoking in house, occupancy density in house, room ventilation, and statue pets wild in house with disease of ARTI on children under five ages, while the type of floor and the type of wall did not have a significant relationship with disease of ARTI on children under five ages. From this result of research can be conclude that the house environment conditions with disease incidence of ARTI (Acute Respiratory Tract Infections) on children under five ages in working areas of Sario Health Centre of the Sario District of Manado City have a significant relationship. To proposed the Health Government of Manado City could be given health education about dangerous and impact of smoked.   Keywords : The House Environment Factors, Incidence of Acute Respiratory Tract Infections on Children Under Five Ages 
HIGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN BAKTERI PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AERTEMBAGA KOTA BITUNG Saba, Risti Iriani; Maddusa, Sri Seprianto; Umboh, Jootje M.L.
KESMAS Vol 8, No 3 (2019): Volume 8, Nomor 3, April 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan zat yang peling penting setelah udara dan air juga dibutuhkan sebagai air minum untuk manusia. Depot aier minum isi ulang adalah badan usaha yang mengelola air baku untuk menjadi air minum yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran terhadap Higiene sanitasi dan kandungan bakteri pada DAMIU di Wilayah Kerja Puskesmas Aertembaga Kota Bitung. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan observasi, wawancara dan uji labolatorium. Populasinya depot di wilayah kerja puskesmas aertembaga. Sampel DAMIU merupakan total populasi dari seluruh DAMIU. Penelitian ini menununjukan bahwa terdapat 6 damiu mempunyai nilai/scor <70 yaitu tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi. Untuk kualitas bakteriologi enam (66,7%) damiu mengandung Total Colifoem dan sua (22,2%) damiu mengandung Escherichia coli. Pemilik depot sebaiknya memerhatikan higiene sanitasi pada usaha depotnya dan memeriksakan kualitas air secara berkala.Kata kunci: Depot air minum, higiene sanitas, kandungan bakteri,ABSTRACTWater is an important substance after air and water are also needed as drinking water for humans. Alien depots drinking refill are business entities that manage raw water to be drinking water that can be consumed by the community. The purpose of the study was to determine the description of sanitation hygiene and bacterial content in the DAMIU in the Work Area of Aertembaga Health Center, Bitung City. This type of research is descriptive with the approach of observation, interview and laboratory test. The population of the depot is in the working area of the puskesmas. The DAMIU sample is the total population of all DAMIUs. This study shows that there are 6 damiu have a value / scor <70 which does not meet sanitary hygiene requirements. For the bacteriological qualities of six (66.7%) damiu containing Total Colifoem and sua (22.2%) damiu containing Escherichia coli. Depot owners should pay attention to sanitation hygiene in their depot business and check water quality regularly.Keywords: Drinking water Depot, sanitary hygiene, bacterial content.
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK PEDAGANG PENJUAL MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN JAJANAN DI PASAR KULINER KOTA TOMOHON TAHUN 2017 Wawoh, Gabriella Veronika; Joseph, Woodford B.S.; Umboh, Jootje M.L.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hygiene dan sanitasi makanan merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas makanan, dimana pedagang sebagai salah satu pelaku hygiene dan sanitasi makanan jajanan harus memperhatikan aspek hygiene dan sanitasi makanan agar tidak menyebabkan penyakit akibat makanan (food borne disease). Penelitan ini bertujuan untuk mengetahuai gambaran tingkat pengetahuan dan praktik pedagang penjual makanan jajanan tentang hygiene dan sanitasi makanan jajanan di pasar kuliner kota tomohon tahun 2017. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan sampel berjumlah 36 responden yang ada di pasar kuliner kota tomohon. Data diperoleh menggunakan kuesioner dengan metode wawancara, data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan pedagang tentang hygiene dan sanitasi makanan jajanan di pasar kuliner kota tomohon sudah baik yaitu sebanyak 31 (86,1%) responden. Dan praktik hygiene pedagang yang baik yaitu diketahui sebanyak 26 (72,2%) responden menerapkan hygiene perorangan yang baik. Dan 30 (80,3%) responden memiliki sanitasi makanan yang baik mulai dara cara pemilihan bahan makanan, pengolahan, penyimpanan dan sampai cara penyajiannya. Saran untuk Dinas Keehatan Kota Tomohon untuk melakukan penyuluhan tentang hygiene perorangan pedagang dan sanitasi makanan jajanan, kemudian rutin melakukan inspeksi sanitasi makanan jajanan di pasar kuliner kota tomohon.Kata Kunci: Hygiene sanitasi, pengetahuan, praktik higiene pedagangABSTRACTHygiene and sanitation are very important in determining the quality of food where traders as one of the actors of hygiene and sanitation of food street wich if not pay attention to aspect of hygiene and sanitation can causing food borne disease. This reaserch is to know the level of knowledge of traders and the practice of selling food streeton hygiene and food sanitation in the culinary market of Tomohon City in 2017. This reaserch is descriptive, with 36 samples of respondents in the culinary market of tomohon city, data ware obtained using quetionnaries with interview method. Data analyzed descriptively. The result show the level knowledge of trader about hygiene and food sanitation in the culinary market of tomohon city already good as many 31 (86,1%) respondents. And good traders hygiene practice so many 26 (72,2%). And 30 (80,3%) respondents have good food sanitation. Start from preparing, selection of food, processing, storage until the presentation. Suggest for tomohon city health office to counsul hygiene and food sanitation to traders and routinely conduct environmental sanitation inspections in culinary market of tomohon city.Keywords: Hygiene Sanitation, Knowledge, hygiene practice
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( RSUD ) PIRU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT, PROPINSI MALUKU PADA TAHUN 2018 T, Ronald; Umboh, Jootje M.L.; Joseph, Woodford B.S.
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah dari layanan kesehatan (rumah sakit) hampir 80% limbah umum dan 20% limbah b3. Hasil observasi pada Rumah Sakit Umum Derah (RSUD) Piru didapati limbah medis padat B3 dan non B3 dalam penanganannya masih belum sesuai dengan peraturan permen LHK no 56 tahun 2015. Berdasarkan permasalahan ini maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengelolaan Limbah Medis Padat B3 di RSUD Piru. Tujuan penelitian untuk mengetahui proses pengurangan dan pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, penguburan dan penimbunan limbah padat medis B3 di  RSUD Piru. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang dilaksanaan pada bulan Oktober sampai Desember Tahun 2018 di RSUD Piru. Informan dalam penelitian yaitu : Pengelola Unit Kesehatan Lingkungan 1 Orang,  Tenaga Cleaning Service 1 Orang, Tenaga Medis 1 orang. Instrumen adalah peniliti sendiri, daftar pertanyaan untuk in depth interview, alat perekam dan alat tulis. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung, validasi data diolah dengan menggunakan triangulasi sumber dan metode. Pengolahan data melalui 3 tahap, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan Conclusion Drawing / Verification. Kemudian data dianalisis menggunakan content analicic dengan mengacu pada permen LHK no 56 tahun2015. Proses pengurangan dan pemilahan limbah medis padat B3 tidak berjalan dengan baik, ditemui kendala pada , sarana,  prasarana, sumber daya baik dari tenaga maupun pembiayaan yang sangat kurang. Penyimpanan limbah medis padat B3 tidak dilaksanakan. Pengangkutan limbah medis padat B. Pengolahan limbah medis padat B3 tidak dilaksanakan. Penguburan dan penimbunan limbah medis padat B3 tidak dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Proses penimbunan tidak dilakukan sama sekali. Pengelolaan limbah medis padat B3 di rsud piru perlu campur tangan berbagai pihak dalam hal ini harus adanya supervisi dari dinas kesehatan kabupaten seram bagian barat, serta peningkatan sumber daya manusia supaya proses pengelolaan limbah padat medis b3 dapat berjalan dengan sebaik mungkin. Kata Kunci : Limbah, Berbahaya dan beracun, rumah sakit ABSTRACT (WHO, 2010) reports that waste based on health services (hospitals) almost 80% from public waste and 20% of toxic and hazardous waste. The observations at Piru Regional General Hospital found that toxic and hazardous waste and non toxic and hazardous waste solid medical waste in the handling was still not in accordance with LHK regulation number 56 in the year 2015. Based on these problems, the researchers were interested in researching toxic and hazardous waste Solid Medical Management in Piru Hospital. This study based on qualitative research carried out in October to December of 2018 in Piru General Hospital. The informants in the study were: Environmental Management Unit 1 Person, Cleaning Service 1 Person, Medical Personnel 1 person. Instruments are own researchers, questions for in depth interviews, recording devices and stationery. Data obtained through interviews and observation, data validation by triangulation methods. Processing data through 3 stages, data reduction (data reduction), data display (data presentation), and Conclusion Drawing / Verification. Data will analyzed using analytical content with reference to LHK regulation number 56 in the year 2015. The process of reducing and sorting toxic and hazardous solid medical  waste is not going well, encountered constraints on facilities, infrastructure, resources from both labor and financing which are very lacking. Storage of toxic and hazardous solid medical waste is not carried out. Transport of toxic and hazardous solid medical waste. Treatment of toxic and hazardous solid medical waste is not carried out. Burial and stockpiling of toxic and hazardous solid medical waste not carried out in accordance with regulations. The hoarding process is not done at all. Keywords : Waste, Dangerous and toxic, Hospital
KANDUNGAN Escherichia coli& COLIFORM DAN KUALITAS FISIK AIR SUMUR GALI DI JALAN SEA LINGKUNGAN II KELURAHAN MALALAYANG 1 BARAT KOTA MANADO Ester, Sangian; Sumampouw, Oksfriani Jufri; Umboh, Jootje M.L.
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKAir adalah suatu elemen yang paling melimpah di atas bumi, yaitu meliputi 70% permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 miliar kilometer kubik. Apabila dituang merata diseluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata-rata 3 kilometer. Namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97% ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kelayakan dalam keperluan rumah tangga. Dari 3% sisanya yanga ada hampir semuanya kira-kira 87% tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah  Metode Jenis penelitian obsevasional deskripstif Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan E.coli di Lingkungan II Kelurahan Malalayang 1 Barat 14,3% melebihi standar baku mutu sedangkan kandungan Coliform sebagian besar melebihi standar baku mutu Permenkes No.32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higine Sanitasi parameter E.coli yaitu 0 CFU/100ml dan Coliform 50 CFU/100ml. dan hasil untuk kualitas fisik menunjukkan bahwa air sumur gali yang berada di Lingkungan II Kelurahan Malalayang 1 Barat sebagian kecil yang berwarna dan berbau sedangkan keseluruhan air sumur gali tidak berasa.Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu kandungan E.coli (14,3%) memenuhi syarat dan (85,7%) tidak memenuhi syarat, kandungan Coliform (57,1%) memenuhi syarat dan (42,8%) tidak memenuhi syarat, kualitas air untuk uji warna (85,7%) memenuhi syarat (14,3%) tidak memenuhi syarat untuk pemeriksaan bau (92,8%) memenuhi syarat dan (7,14%) tidak memenuhi syarat dan untuk uji rasa semuanya (100%) memenuhi syarat. Kata Kunci : Escherichia coli, coliform, kualitas fisik air ABSTRACTWater is a most abundant element on earth, covering 70% of its surface and amounted to approximately 1.4 billion cubic kilometers. When poured evenly over the entire surface of the earth will form a layer with an average depth of 3 kilometers. However, only a small fraction of this amount which is actually utilized, which is approximately 0.003%. Most of the water, approximately 97% are in the ocean or sea, and the salt content is too high for eligibility in the household. Of the remaining 3% yanga there is almost everything approximately 87% is stored in very deep layer at the poles or undergroundMethod Type of observational study deskripstifresult The results showed that the content of E. coli in the Environment II Sub Malalayang 1 West 14.3% exceeded the quality standards while Coliform content largely exceeded quality standards Permenkes No.32 of 2017 on Standards of Quality Standards Environmental Health and Health Requirements For Sanitary Purposes higine E.coli parameter is 0 CFU / 100ml and Coliform 50 CFU / 100ml. and the results for the physical qualityshows that the water wells are located in the Environment II West Village Malalayang 1 small part of overall color and smell while water wells tasteless.Conclusion The conclusion of this analysis, the content of E.coli (14.3%) were eligible and (85.7%) do not qualify, Coliform content (57.1%) were eligible and (42.8%) do not qualify , water quality for color test (85.7%) were eligible (14.3%) did not qualify for the examination of odor (92.8%) were eligible and (7.14%) did not qualify and to taste test everything ( 100%) qualify.. Keywords: Escherichia coli, coliform, Physical quality of water
EVALUASI PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SULAWESI UTARA DALAM MELAKUKAN KAJIAN PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) Djamen, Intan Natasya; Umboh, Jootje M.L.; Akili, Rahayu H.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan pembangunan sebagai kegiatan yang berkesinambungan dan selalu meningkat seiring dengan baik dan meningkatnya jumlah dan kebutuhan penduduk, menarik serta mengundang resiko pencemaran dan perusakkan yang disebabkan oleh tekanan kebutuhan pembangunan terhadap sumber daya alam, tekanan yang semakin besar tersebut ada dan dapat mengganggu, merusak struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan. Dalam mengelola dan mengatasi berbagai masalah lingkungan, dalam suatu daerah, maka terdapat suatu institusi pemerintah Daerah yaitu Dinas Lingkungan Hidup.Metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan Peran Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara dalam melakukan Kajian Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).Hasil penelitian tentang Evaluasi Peran Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulut dalam melakukan Penilaian Dokumen AMDAL, dalam pelaksanaan Penilaian Dokumen AMDAL dilaksanakan berdasarkan aturan yang ada yaitu menggunakan Standat Operasional Prosedur (SOP) AMDAL.Kesimpulan penelitian ini ialah Peran Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulut sudah berjalan dengan baik, karena mengikuti aturan yang berlaku.Kata Kunci : Peran, Dinas Lingkungan Hidup, Penilaian Dokumen AMDAL.ABSTRACTThe implementation of development as a continuous and ever-increasing activity in tandem with the increasing number and needs of the population, attracts and invites pollution and destructive risks caused by the pressures of development needs on natural resources. The increasing pressure exists and can disrupt and destroy structures and the basic functions of ecosystems that support life. In managing and overcoming various environmental problems, within an area, then there is a local government institution that is Dinas Lingkungan Hidup.This research method is qualitative research method with Case Study approach. This study aimed to explain or describe the role of Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara in conducting the Document Assessment of Environmental Impact Analysis (AMDAL). The results of research on the Evaluation of the Role of Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara in conducting the AMDAL Document Assessment is in the implementation of AMDAL Document Assessment is implemented based on the existing rules that is using the Standard Operating Procedures (SOP) AMDAL. The conclusion of this research is the role of Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara has been running good, because the rules have been followed well.Keywords: Role, Dinas Lingkungan Hidup, Document Assessment of AMDAL
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP TINDAKAN PENGURANGAN DAN PEMILAHAN LIMBAH B3 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN Robot, Laudikia Nelsen; Umboh, Jootje M.L.; Kandou, Grace D.
KESMAS Vol 8, No 1 (2019): Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kita tau bersama bahwa rumah sakit murupakan pusat pelayanan keshehatan kepada semua anggota masyarakat. Limbah B3 merupakan aktivitas yang di dalamnya mengandung kegiatan dalam pencegahan unsur-unsur bahan yang berbahaya, hal ini merupakan suatu dampak buruk bagi semua anggota masyarakat dan lingkungan sekitar oleh karena itu pencegahan limbah merupakan hal primer yang harus di terapkan bagi semua individu. Tujuan  penelitian ini adalah menganalisis jika ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat terhadap tindakan dalam proses pengurangan dan pemilahan limbah B3 di Rumah Sakit Umum Daerah Noongan. Kategori dalam penelitian ini menggunakan proses penelitian observasional analitik dengan pola pendekatan cross-sectional dengan menggunakan uji Fisher’s Exact Tes. Sampel yang didapat dalam penelitian ini adalah 59 responden dan diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Perilaku manusia dipe ngaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana serta peran tokoh masyarakat. Rumah sakit umum daerah noongan terletak di desa noongan, kecamatan langowan barat, kabupaten minahasa. Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan, pengetahuan yang baik sebanyak 39 orang (66,1%), pengetahuan kurang baik sebanyak 20 orang (33,9%), berdasarkan sikap responden, sikap baik sebanyak 55 responden (93,2%), dan sikap kurang baik sebanyak 4 responden (6,8%), berdasarkan tindakan responden, tindakan baik sebanyak 49 responden (83,1%), dan tindakan kurang baik 10 responden (16,9%). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pengetahuan memiliki hubungan dengan tindakan pada perawat dalam pengurangan dan pemilahan limbah B3 (ρ = 0,023), sikap juga memiliki hubungan dengan tindakan pada perawat dalam pengurangan dan pemilahan limbah B3 (ρ = 0,013). Kata kunci : Pengetahuan, sikap, tindakan, pengurangan dan pemilahan limbah B3.  ABSTRACTWe know together that the hospital is a health service center for all members of the community. B3 waste is an activity in which it contains activities in the prevention of hazardous material elements, this is a bad impact for all members of the community and the surrounding environment, therefore prevention of waste is the primary thing that must be applied to all individuals. The purpose of this study was to analyze if there was a relationship between knowledge and attitudes of nurses towards actions in the process of reducing and sorting B3 waste at the Noongan Regional General Hospital. The categories in this study used the analytic observational research process with a cross-sectional approach pattern using the Fisher's Exact Test. The samples obtained in this study were 59 respondents and were taken using purposive sampling technique. Human behavior is influenced by several factors such as knowledge, attitude, availability of facilities and the role of community leaders. The noongan general hospital is located in the village of Noongan, sub-district Langowan Barat, district Minahasa. The results of the study were based on the level of knowledge, good knowledge as many as 39 people (66.1%), poor knowledge as many as 20 people (33.9%), based on respondents' attitudes, good attitudes as much as 55 respondents (93.2%), and attitudes not as good as 4 respondents (6.8%), based on respondent's actions, good actions as many as 49 respondents (83.1%), and unfavorable actions 10 respondents (16.9%). The conclusion in this study is that knowledge has a relationship with the actions of nurses in reducing and sorting B3 waste (ρ = 0.023), attitudes also have a relationship with actions on nurses in reducing and sorting B3 waste (ρ = 0.013). Keywords: Knowledge, attitudes, actions, reduction and sorting of B3 waste.
ANALISIS SUHU RUANGAN DAN ANGKA KUMAN UDARA RUANG RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BITUNG Tamamilang, Christita M.; Akili, Rahayu H.; Umboh, Jootje M.L.
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumber kuman di udara dalam ruangan rawat inap berasal dari pasien, tenaga kesehatan, dan orang yang berkunjung ke rumah sakit. Pertumbuhan kuman di udara juga disebabkan oleh suhu ruangan yang tidak memenuhi syarat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu ruangan dan angka kuman udara ruang  rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah Bitung. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif berbasis uji laboratorium. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ruang rawat inap kelas III yang berjumlah14 sampel. Penelitian ini menggunakan alat Thermometer untuk mengukur suhu dan Microbiologi Air Sampler untuk mengukur angka kuman udara. Hasil penelitian suhu ruangan rawat inap kelas III pada siang hari menunjukan bahwa suhu ruang Bougenvil yaitu 31,2oC, Melati 31,3oC, Almond II 30oC, Almond III 31,6oC, Sakura 31,7 oC, Gardenia 32,5oC, dan Mawar 30,5oC. Sedangkan, angka kuman udara ruang Almond II 492 CFU/m3, Bougenvil 546 CFU/m3, Almond III 2630 CFU/m3 , Sakura 1230 CFU/m3, Gardenia 573 CFU/m3, dan Mawar 2593 CFU/m3. Hasil penelitian suhu ruangan rawat inap kelas III pada pagi hari adalah ruang Bougenvil yaitu 30,3oC, Melati 31oC, Almond II 28,7oC, Almond III 31,3oC, Sakura 31,3oC, Gardenia 32,1oC, dan Mawar 31,7oC. Sedangkan, angka kuman udara ruang Melati 203 CFU/m3, Almond II 412 CFU/m3, Bougenvil 655 CFU/m3, Almond III 1762 CFU/m3, Sakura 738 CFU/m3, Gardenia 1633 CFU/m3, dan ruang Mawar 711 CFU/m3. Kesimpulanya, suhu ruangan tidak memenuhi syarat dan hanya 2 ruang rawat inap kelas III yang memenuhi syarat. Sehingga disarankan agar pihak rumah sakit lebih tegas dalam menjalankan aturan waktu berkunjung. Kata Kunci: Suhu, Angka Kuman Udara, Ruang Rawat Inap ABSTRACTThe source of germs in the inpatient room comes from patients, healthcare workers, and people visiting hospitals. Growth of germs in the air is also caused by unqualified room temperature. This research aims to know the temperature of room and germ of air inpatient room in class III in general Hospital Bitung district. This type of research uses a descriptive method of laboratory test-based. The population in this study is a class III inpatient room of 14 samples. This research uses the Thermometer tool to measure the temperature and microbiology of Air Sampler to measure the air germ figures. From the results of the study room temperature III in the day at noon showed that the room temperature Bougenvil is 31, 2oC, Melati 31, 3oC, Almond II 30oC, Almond III 31, 6oC, Sakura 31.7oC, Gardenia 32, 5oC, and Rose 30, 5oC. Meanwhile, air germ number of room Almond II 492 CFU/m3, Bougenvil 546 CFU/m3, Almond III 2630 CFU/m3, Sakura 1230 CFU/m3, Gardenia 573 CFU/m3, and Rose 2593 CFU/m3. Results of the study of the temperature of class III inpatient in the morning is the room Bougenvil is 30, 3oC, Melati 31oC, Almond II 28, 7oC, Almond III 31, 3oC, Sakura 31, 3oC, Gardenia 32, 1oC, and Rose 31, 7oC. Meanwhile, air germ room Jasmine 203 CFU/m3, Almond II 412 CFU/m3, Bougenvil 655 CFU/m3, Almond III 1762 CFU/m3, Sakura 738 CFU/m3, Gardenia 1633 CFU/m3, and Rose Room 711 CFU/m3. In conclusion, room temperature is not eligible and only 2 class III inpatient rooms are eligible. So it is advised that the hospital is more strict in running time rules. Keywords: Temperature, Air Germ Number, Inpatient Room
ANALISIS MIKROBIOLOGI DAN HIGIENE SANITASI PADA DEPOT AIR MINUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO Riung, Pani E.; Sondakh, Ricky C.; Umboh, Jootje M.L.
KESMAS Vol 8, No 3 (2019): Volume 8, Nomor 3, April 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia di bumi, namun seiring dengan perkembangan penduduk, kebutuhan air bersih semakin besar pula, sehingga ketersediaan air bersih sudah mulai berkurang akibat kerusakan lingkungan atau pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penduduk sekitar dan penduduk mencari berbagai alternatif air bersih untuk di minum dengan mengkomsumsi air minum isi ulang dari pengusaha depot air minum dalam memenuhi kebutuhan air minum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas air minum depot berdasarkan parameter mikrobiologi dan higiene sanitasi DAM di wilayah kerja puskesmas Bahu. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional yang menggunakan uji laboratorium dengan jumlah sampel yaitu 11 DAM dan menganalisis kualitas mikrobiologi air minum dan observasi DAM menggunakan kuesioner format pemeriksaan fisik hygiene sanitasi DAM. Hasil penelitian dari pemeriksaan mikrobiologi kualitasi air minum pada 11 DAM terdapat 4 DAM (36,4%) tercemar bakteri Escherichia Coli dan 6 DAM (54,5%) tercemar bakteri Coliform, dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum jika tidak sesuai dengan PERMENKES RI Nomor. 492/MENKES/PER/IV/2010, dimana standar yang di tetapkan adalah bakteri Escherichia Coli, Coliform sama dengan 0/100 ml air. Hasil penilaian higiene sanitasi fisik DAM menunjukkan bahwa dari 11 DAM yang diteliti terdapat 6 DAM (54,5%) tidak memenuhi syarat kelaiakan fisik higiene sanitasi, yang di pengaruhi oleh faktor tempat, peralatan dan pejamah. Dikatakan memenuhi syarat apabila nilai bobot sudah mencapai 70 dan tidak memenuhi syarat apabila nilai bobot <70 sesuai dengan PERMENKES RI No.43 Tahun 2014.Kata Kunci: Kualitas Mikrobiologi, Higiene Sanitasi, DAMABSTRACTWater is one of the necessities of life on earth, but as the population grows, the need for clean water is growing, that the availability of fresh water has begun to decrease as a result of environmental damage or of environmental pollution caused by locals and people are looking for fresh water alternatives to drink by consuming water from the depot while supplying the drinking water needs. The purpose of this study was to determine the quality of DAM drinking water based on microbiology parameters and sanitation hygiene DAM in the area of the Bahu health center. This type of research is a descriptive study with observational approaches that used laboratory tests with the amount of samples that is 11 DAM and analyze the quality of the microbiology of drinking water and of DAM observation using questionnaire for mat examination of DAM sanitation hygiene. Studies show that a microbiology examination of the quality of drinking water at 11 DAM there were 4 DAM (36,4%) contaminated by Escherichia Coli and 6 DAM (54,5%) polluted with Coliform bacteria, it is not eligible for drinking water quality if it does not match with the PERMENKES RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, where the standard established is Escherichia Coli, Coliform is equivalent to 0/100 ml of water. The results of the physical sanitization assessment of the DAM indicate that from the 11 DAM there were 6 DAM (54,5%) physical hygiene does not quality, that are affected by place, equipment and decay. They say they qualify when they can put a weight of 70 and does not meet the requirements if the weigh value is <70 accordance with PERMEKES RI No. 43 of 2014.Keywords: Microbiology Quality, Sanitation Hygiene, DAM
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA MURID SEKOLAH DASAR GMIM 9 DAN SEKOLAH DASAR NEGERI INPRES PINANGUNIAN KOTA BITUNG Bawole, Belliani B.; Umboh, Jootje M.L.; Sumampouw, Oksfriani J.
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak-anak sejak dini harus ditanamkan pendidikan dan pembinaan tentang kesehatan, diharapkan mereka memiliki perilaku hidup bersih dan  sehat dan dapat dipraktekkan dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah agar kebiasaan berperilaku yang sehat dapat dibawah hingga beranjak dewasa nanti. Hasil data diare yang diambil dari Dinas Kesehatan Kota Bitung yang di rekapitulasi laporan penyakit diare pada tahun 2016 adalah jumlah penderita pada anak laki-laki dan anak perempuan yaitu berjumlah 279 orang. Penelitian ini yaitu penelitian survei analitik dengan menggunakan rancangan study cross sectional (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini yaitu semua murid kelas IV, V dan VI yang ada di Sekolah Dasar GMIM 9 yaitu berjumlah 50 murid dan Sekolah Dasar Negeri Inpres yaitu berjumlah 33 murid. Analisis bivariat uji Chai Square (α=0,05) dengan menggunakan program komputer SPPS Statistik 21. Penelitian ini menggunakan Uji Chi-square Sekolah Dasar GMIM 9 dan Sekolah Dasar Negeri Inpres yaitu pengetahuann 62.7% atau sebanyak 52 murid di katakana baik dan 37.3%  atau sebanyak 31 murid dikatakan kurang baik. Sikap 50.6% atau 42 murid dikatakan baik dan 49.4% atau 41 murid dikatakan kurang baik. Tindakan 54.2% atau 45 murid dikatakan baik dan 45.8% atau 38 murid dikatakan kurang baik. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan ABSTRACTEarly childhood must be educated and educated on health, it is hoped that they will have a clean and healthy lifestyle and can be practiced in the school environment and outside the school so that healthy behavioral habits can be brought down until they grow up later. The results of diarrhea data taken from the Bitung City Health Office in the recapitulation of reports of diarrheal diseases in 2016 were the number of patients in boys and girls, amounting to 279 people. This research is analytic survey research using cross sectional study design. The population in this studyn were all students of grade IV, V and VI who were in GMIM 9 elementary School, which amounted to 50 studens and SDN Inpres, amounting to 33 students. Bivariate analysis of Chai Square test (α=0,05) using a computer program SPSS Statistics 21. This study uses Chi Square SD GMIM 9 and SDN Inpres, namely knowledge 62.7% or as many as 52 students saig to be good and 37.3% or as many as 31 students said to be lacking. Attitudes of 50.6% or 42 students were said to be good 49.4% or 41 students were said to be lacking. The actions of 54.2% or 45 students were said to be good and 45.8% or 38 students were said to be lacking. Keywords: Knowledge, Attitude, ActionÂ