Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH DOSIS LISIN DALAM PROBIOTIK ENKAPSULASI LACTOBACILLUS SALIVARIUS TERHADAP KADAR BAHAN ORGANIK DAN JUMLAH MIKROBA Gumilang Putra Wiyanto; Umi Kalsum; Badat Muwakhid
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.248 KB)

Abstract

Penelitian yang telah dilakukan mempelajari terkait pengaruh penambahan lisin dalam proses enkapsulasi probiotik enkapsulasi Lactobacillus salivarius terhadap jumlah mikroba dan kandungan BO sehingga memperoleh hasil yang optimal. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat bakteri Lactobacillus salivarius, lisin dan bahan kimia lain untuk enkapsulasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 4 ulangan. Penambahan lisin pada penelitian ini adalah sebagai berikut: P=pengenkapsulasi tanpa penambahan lisin, Q=pengenkapsulasi dan penambahan lisin 1,9%, R=pengenkapsulasi dan penambahan lisin 2,4%, S= pengenkapsulasi dan penambahan lisin 2,9%. Analisis ragam menunjukan tingkat penambahan lisin menunjukan pengaruh beda nyata (P<0,05) terhadap jumlah mikroba dan tidak berpengaruh nyata pada kandungan BO. Rata rata jumlah mikroba masing masing perlakuan yaitu: P=, Q=, R= dan S=. Sedangkan rata rata pada kadar BO menunjukan P=81.279%, Q=79.656%, R=80.772%, S=81.035%. Kesimpulan Penambahan lisin 2,9% saat proses enkapsulasi dapat meningkatkan jumlah mikroba Lactobacillus salivarius dan tidak mempengaruhi kandungan BO probiotik enkapsulasi. Penambahan lisin yang terbaik pada proses enkapsulasi Lactobacillus salivarius pada dosis 2,9%.Kata kunci: Lisin, probiotik enkapsulasi, Lactobacillus salivarius, bahan orhanik, jumlah mikroba
ANALISIS USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG PADA KELOMPOK PETERNAK KUCUR MANDIRI DI DESA KUCUR KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG Kusuma Anggara Abdullah; Irawati Dinasari; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 01 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.638 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa usaha peternakan sapi potong pada kelompok peternak kucur mandiri di Desa Kucur kecamatan Dau Kabupaten Malang. Materi penelitian ini merupakan data responden tentang pengeluaran dan keuntungan dari usaha peternakan sapi potong yang diambil datanya selama 1 tahun (Januari-Desember 2021) dan kuesioner dari 18 peternak. Metode dalam penelitian ini adalah metode survei yang dilakukan pada populasi besar dan kecil, untuk skala dibagi dua bagian, yaitu ada 2-3 ekor dan 4-5 ekor. Variabel yang diamati yaitu biaya total, penerimaan, keuntungan, Break Even Point dan Benefit Cost Ratio, data penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian pada skala kepemilikan didapatkan rata-rata total biaya produksi berjumlah Rp.38.780.688 dan pada skala kepemilikan 2-3 ekor dan skala kepemilikan 4-5 ekor dengan rata-rata berjumlah Rp.64.798.777. Rata-rata penerimaan pada skala kepemilikan 2-3 berjumlah Rp.44.833.333 dan pada skala kepemilikan 4-5 ekor rata-rata berjumlah Rp.85.000.000. Keuntungan pada skala kepemilikan 2-3 ekor rata-rata berjumlah Rp.5.114.778 dan pada skala kepemilikan 4-5 ekor rata-rata berjumlah Rp.20.183.222, BEP produksi pada skala kepemilikan 2-3 ekor berada diangka 2.1 dan pada skala kepemilikan 4-5 ekor berada diangka 4, sedangkan BEP harga pada skala 2-3 ekor rata-rata Rp.18.249.892 dan pada skala 4-5 ekor rata-rata Rp.16.199.694, untuk perhitungan BCR pada skala 2-3 ekor berada diangka 0<1 dan skala 4-5 ekor berada diangka 0<3 sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ternak sapi potong tersebut tidak efisien dan tidak layak untuk dikembangkan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa usaha yang dilaksanakan tersebut secara komersial tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilanjutkan secara ekonomi. Peternak melakukan pemeliharaan sapi sebagai sampingan dengan tujuan tabungan saja sehingga apabila sewaktu-waktu ada kebutuhan keluarga maka ternak tersebut bisa dijual atau disembelih.Kata Kunci : Usaha sapi potong, total biaya, BEP, BCR 
PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN CAMPURAN ”BIO-ENZYME TEMULAWAK” TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN PROTEIN EFISIENSI RASIO BROILER Sheva Trilawangga; Badat Muwakhid; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 02 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.499 KB)

Abstract

Penelitian·bertujuan·untuk menganalisis pengaruh tingkat penambahan campuran bio enzyme-temulawak terhadap kecernaan protein dan protein efisiensi rasio broiler fase finisher. Materi penelitian adalah bio enzyme, temulawak, pakan komersial dan broiler fase finisher. Metode penelitian adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Ada 4 perlakuan dan 4 ulanganan. Pakan perlakuan yang diberikan adalah 1 kg pakan komersial + 20g temulawak dengan penambahan bio enzyme P1 = 3,5g bio enzyme, P2 = 5g bio enzyme, P3 = 7,5g bio enzyme. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tingkat penambahan campuran bio enzyme-temulawak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan protein.dan sangat nyata (P<0,01) terhadap protein efisiensi rasio broiler fase finisher. Rata-rata kecernaan protein (%) P0 = 82,16ᵃ, P1 = 83,77ᵇ, P2 = 84,95ᵇᶜ, P3 = 85,81ᶜ dan rata-rata protein efisiensi rasio P0 = 2,46ᵃ, P1 = 2,69ᵃ, P2 = 3,02ᵇ, P3 = 3,12ᵇ. Kesimpulan dari penelitian adalah penambahan campuran bio enzyme-temulawak dalam pakan broiler fase finisher dapat meningkatkan kecernaan protein dan protein efisiensi rasio. Dosis terbaik untuk penambahan campuran bio enzim-temulawak dalam pakan broiler adalah 5g bio enzyme dan 20g temulawak dalam 1 kg pakan komersial.Kata kunci : bio enzyme, temulawak, kecernaan protein, protein efisiensi rasio, broiler 
PENGARUH TINGKAT PENGGANTIAN PAKAN KOMERSIAL TERFERMENTASI DAN PENAMBAHAN ACIDIFIER TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER Isnan Mashuri; Umi Kalsum; M. Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.438 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terhadap pengaruh penggunaan pakan komersial yang telah difermentasi dan diberikan tambahan acidifier terhadap performans ayam pedaging pada fase finisher. Materi yang digunakan adalah ayam pedaging/broiler finisher, yaitu ayam usia 20 hari sampai panen (usia 34 hari) sebanyak 200 ekor, menggunakan strain Cobb 500. Jenis pakan yang digunakan adalah pakan komersial GCI 201 cs. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Variabel yang diamati yaitu konsumsi pakan, penambahan bobot badan dan konversi pakan. Data yang didapat dianalisa dengan analisis ragam (ANOVA). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan pakan komersial yang telah difermentasi dan diberikan tambahan acidifier menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05) terhadapkonsumsi pakan, penambahan bobot badan dan konversi pakan, Hasil perhitungan nilai rata-rata konsumsi pakan ayam pedaging periode finisher selama penelitian (gram/ekor) yaitu P0(1975)c, P1(1962)bc, P2(1960)abc, P3(1945)ab, P4(1932)a, hasil perhitungan nilai rata-rata penambahan bobotbadan ayam pedaging periode finisher selama penelitian (gram/ekor) yaitu P0(1196,25)a, P1(1221,88)a, P2(1245,63)a, P3(1259,38)ab, P4(1315,00)b, hasil perhitungan nilai rata-rata konversi pakan ayam pedaging periode finisher selama penelitian yaitu P0(1,65)C, P1(1,61)bc, P2(1,57)b, P3(1,55)ab, P4(1,47)a. Kesimpulan bahwa semakin tinggi penggunaan pakan komersialterfermentasi dan penambahan acidifier memberikan performans yang baik pada ayam pedaging periode finisher.Kata kunci : konsumsi pakan, penambahan bobot badan, konversi pakan, fermentasi, acidifier
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN PROSES ENKAPSULASI PROBIOTIK WHEY TERHADAP KUALITAS KIMIAWI PROBIOTIK Dyah Eka Wahyuni; Badat Muwakhid; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 02 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.536 KB)

Abstract

 Riset ini bertujuan buat menganalisa pengaruh temperatur serta lama pengeringan dalam proses enkapsulasi bakteri asam laktat pada whey terhadap kandungan asam laktat, nilai BK, serta BO. Riset ini dilaksanakan pada 8– 29 November 2021 di Laboratorium Pangan 2, Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang. Modul memakai whey keju, maltodekstrin, ZA, tepung maizena. Memakai tata cara eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap pola factorial, 6 perlakuan serta 3 ulangan. Aspek yang diamati yakni temperatur (40⁰C serta 50⁰C) serta Lama Pengeringan (5 jam, 6 jam, serta 7 jam). Informasi dianalisis memakai uji jarak berganda (DMRT) buat mengenali perbandingan disetiap perlakuan. Hasil riset tidak menampilkan terdapatnya interaksi pada tiap perlakuan (P0, 05) terhadap kandungan asam laktat, nilai bahan kering, serta nilai bahan organik. Rataan bersumber pada pengaruh temperatur pada kandungan asam laktat ialah S40= 0, 928 serta S50= 0, 864, nilai BK (%) S40= 89, 40052 serta S50= 88, 44411, BO (%) S40= 88, 18858 serta S50= 87, 90662. Rataan bersumber pada pengaruh lama pengeringan pada kandungan asam laktat ialah L5= 0, 912, L6= 0, 888, serta L7= 0, 888, nilai BK (%) L5= 88, 56988, L6= 89, 14493. L7= 89, 05213, BO (%) L5= 87, 99938, L6= 88, 55818, L7= 88, 53023. Akhirnya tidak terdapat interaksi antara pengaruh temperatur serta lama pengeringan terhadap kandungan asam laktat, nilai BK, serta BO. Rataan terbaik diperoleh pada temperatur 400C serta lama pengeringan 5 jam. Dianjurkan melaksanakan riset lanjutan terpaut pemanfaatan whey keju terenkapsulasi secara in vivo selaku aditif pakan ternak.Kata kunci: enkapsulasi, whey keju, probiotik, kandungan asam laktat 
PENGARUH PENGGUNAAN METIONIN PADA ENKAPSULASI PROBIOTIK Lactobacillus fermentum TERHADAP JUMLAH MIKROBA DAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK Navis Lailatul Mawaddah; Umi Kalsum; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 1 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.078 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan metionin pada enkapsulasi probiotik Lactobacillus fermentum terhadap jumlah mikroba dan kandungan bahan organik. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat bakteri Lactobacillus fermentum, tepung maizena, maltodextrin, metionin dan Zwavelzure Ammoniak (ZA). Metode percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), 5 perlakuan dan 4 ulangan yang meliputi, kontrol P0 = ZA 1%, perlakuan P1 = metionin 1%, P2 = metionin 1,3%, P3 = metionin 1,6%, dan P4 = metionin 1,9%. Variabel yang diamati jumlah mikroba dan kandungan bahan organik. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan metionin pada enkapsulasi probiotik Lactobacillus fermentum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah mikroba dan berpengaruh sangat nyata (P<0,01)terhadap kandungan bahan organik. Rataan jumlah mikroba diperoleh (TPC/g) kontrol P0 = 4,14 x 109 dan perlakuan P1 = 4,4 x 109, P2 = 5,17 x 109, P3 = 5,52 x 109, P4 = 6,2 x 109. Sedangkan rataan kandungan bahan organik (%BO) yaitu: kontrol P0 = 82,58a dan perlakuan P1 = 86,00b, P2 = 87,17b, P3 = 87,34b, P4 = 87,67b. Kesimpulan penelitian bahwa penggunaan metionin pada enkapsulasi probiotik Lactobacillus fermentum memberikan respon positif terhadap jumlah mikroba dan kandungan bahan organik, sedangkan penggunaan metionin terbaik pada perlakuan P1 = 1%.Kata Kunci : Enkapsulasi, metionin, jumlah mikroba, kandungan bahan organik.
PENGARUH TINGKAT PENGGANTIAN PAKAN KOMERSIAL DENGAN PAKAN KOMERSIAL TERFERMENTASI PLUS ACIDIFIER TERHADAP KADAR KOLESTEROL DAN WHC DAGING BROILER Kharis Zainul Fatah; Badat Muwakhid; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.474 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tingkat penggantian pakan dengan pakan komersial terfermentasi plus acidifier terhadap kadar kolesterol dan nilai WHC daging broiler finisher. Kegunaan penelitian ini sebagai informasi tentang pengaruh tingkat penggantian pakan komersial dengan pakan komersial terfermentasi plus acidifier terhadap kadar kolesterol dan WHC dagingbroiler.Penelitian ini menggunakan materi sebagai berikut: pakan komersial untuk broiler finisher, broilerstrain Cobb 500usia 20 hari, kapangAspergilus Niger,dan acidifier.Menggunakan kandang panggung berlantai postal dan atap tipe monitor. Percobaan dilakukan selama 15 hari pemeliharaan. Analisa kadar kolesterol daging dilakukan di Lab. Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan UGMYogyakarta, uji WHC di Lab. THT Fakustas Peternakan Unisma Malang. Untuk variabel kadar kolesterol daging digunakan 5 sampel daging dan 3 ulangan, sedangkan untuk variabel WHC digunakan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggantian pakan 100%plus 0,4% acidifier mampu menurunkan kadar kolesterol dan WHC daging broiler meskipun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar kolesterol dan WHC daging broiler finisher.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fermentasi pakan komersial dan penambahan acidifier tidak berpengaruh terhadap kadar kolesterol dan nilai WHC daging broiler.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara terperinci pengaruh perlakuan pada penelitian ini terhadap variabel penelitian yang lain, seperti kesehatan ternak.Kata kunci : broiler, fermentasi, acidifier, kolesterol, WHC
PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN PROBIOTIK ENKAPSULASI Lactobacillus salivarius PLUS MIKROMINERAL DALAM PAKAN TERHADAP BOBOT DAN KOMPONEN TELUR PUYUH Umar Sahid; Umi Kalsum; Sunaryo sunaryo
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.746 KB)

Abstract

Penelitian,,ini bertujuan mengetahui dan menganalisa pengaruh probiotik Lactobacillus salivarius enkapsulasi plus mikromineral dalam pakan terhadap bobot dan komponen telur puyuh. Materi yang digunakan adalah probiotik Lactobacillus salivarius dan burung Puyuh umur 120 hari sebanyak 320 ekor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan, setiap,,masing-masing ulangan menggunakan 20 ekor burung puyuh, dengan perlakuan A= pakan tanpa probiotik, B= 0,2 %, C= 0,4 %, dan D= 0,6 %. Metode yang digunakan adalah metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan meliputi pemberian probiotik, perlakuan A= tanpa probiotik, B= 0,2%, C= 0,4%, dan D=0,6%. Setiap unit percobaan terdiri dari 20 ekor burung puyuh. Variabel yang diamati adalah berat telur dan komponen telur meliputi: berat putih telur, berat kuning telur, dan berat kerabang telur. Hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan probiotik Lactobacillus salivarius terenkapsulasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap berat bobot telur dan bobot putih telur. Rataan nilai (gram) pada perlakuan A = 11.055a, perlakuan B = 11.919bc, perlakuan C = 11.783b, dan perlakuan D = 12.146c. Rata-rata berat putih telur puyuh (gram) perlakuan A = 5.639a perlakuan B = 6.348b perlakuan C =6.248b dan perlakuan D =6.375b. Penambahan probiotik Lactobacillus salivarius terenkapsulasi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat kuning telur dan kerabang telur puyuh. Rata-rata berat kuning telur puyuh (gram) perlakuan A = 3.855 perlakuan B = 3.975 perlakuan C =3.929 dan perlakuan D = 4.162. Rata-rata berat kerabang telur puyuh (gram) pada perlakuan A = 1.549 perlakuan B =1.595 perlakuan C =1.609 dan perlakuan D =1.608. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian probiotik Lactobacillus salivarius berpengaruh positif terhadap bobot telur dan berat putih telur. Pemberian probiotik LS 0,2% telah dapat meningkatkan bobot telur dan bobot putih telur.
PENGARUH PENGGUNAAN PAKAN TOTAL MIXED RATION TERHADAP KONVERSI PAKAN DAN INCOME OVER FEED PADA SAPI PERAH LAKTASI Muhammad Asrori; Usman Ali; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.056 KB)

Abstract

Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh penggunaan konsentrat dalam pakan Total Mixed Ration terhadap konversi pakan dan Income Over Feed Cost pada sapi perah laktasi. Materi penelitian ini adalah sapi PFH berjumlah 9 ekor dengan produksi susu rata – rata 10 liter/ hari. Metode yang digunakan adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) meliputi 3 pakan perlakuan menggunakan pakan konsentrat (P1) 20%, (P2) 30%, dan (P3) 40% dari kebutuhan bahan kering dalam pakan TMR diulang tiga kali dengan pemberian hijauan tebon jagung segar secara adlibitum. Pakan konsentrat diberikan pada sapi sebelum diberi hijauan tebon jagung segar dan silase secara ad libitum. Analisis data menggunakan anova dan dilanjut dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan konsentrat dalam pakan TMR berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konversi pakan dan IOFC, adapun rataan koversi pakan pada P1 = 9.85b, P2 = 9.44ab, P3 = 8.69a, sedangkan rataan IOFC (Rp/ekor) selama 19 hari pada P1 = 995.107,333a, P2 = 1.408.102,667ᵃᵇ, P3 = 1.634.268ᵇ. Kesimpulan penelitian ini semakin besar level penggunaan konsentrat dalam pakan TMR dapat meningkatkan nilai IOFC dan menurunkan nilai konversi pakan. Level penggunan konsentrat 40% dari kebutuhan BK pakan menghasilkan nilai IOFC tertinggi sebesar Rp. 1.634.268, dan menghasilkan nilai konversi pakan rendah sebesar 8,69.Kata Kunci: Sapi Perah, Konversi Pakan, IOFC, Pakan TMR,
EVALUASI PERFORMANS BROILER PADA SISTEM KANDANG CLOSE HOUSE DAN OPEN HOUSE DENGAN ALTITUDE BERBEDA Ahmad Toyibul Marom; Umi Kalsum; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.977 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi performans broiler pada sistem kandang close house dan open house dengan ketinggian tempat yang berbeda. Kegunaan penelitian ini memberi gambaran kepada masyarakat tentang keunggulan dan kelemahan sistem kandang close house maupun open house serta memberi informasi tentang ketepatan penggunaan kedua sistem kandang di ketinggian tempat yang berbeda yang didasarkan performans broiler. Materi yang digunakan adalah masing-masing kandang berisi 6000 ekor. Data primer menggunakan kuisioner kepada peternak yang mempunyai kandang close house dan open house di kecamatan Rembang dan Turen masing-masing tiga peternak. Data sekunder yang didapat dari Technical Service kandang close house dan open house tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus. Penelitian yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data dalam penelitian ini ditabulasi dengan menggunakan analisa deskriptif dan diuji menggunakan analisa ragam dua arah pola tersarang. Hasil peneltian menunjukan bahwa ketinggian tempat dan tipe kandang berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi pakan, bobot panen, FCR dan deplesi. Nilai konsumsi pakan paling rendah (3,26 kg/ekor) pada kandang open house dataran rendah, bobot panen paling tinggi (2,121 kg/ekor) pada kandang close house dataran tinggi, nilai FCR paling rendah (1,551) pada kandang close house dataran rendah dan nilai deplesi paling rendah (1,8%) pada kandang close house dataran tinggi.Performansbroiler yang dipelihara pada kandang close house lebih baik dibandingkan dengan kandang open house. Pemeliharaan broiler kandang close house di dataran tinggi memiliki performans yang paling optimal. Kata kunci : Performan broiler, close house, open house, ketinggian tempat