Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kajian Kecelakaan Kapal di Pelabuhan Banten Menggunakan Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) Lady, Lovely; Marliana, Putri; Umyati, Ani
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Rekayasa Sistem Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.909 KB)

Abstract

Kecelakaan kapal yang tercatat dalam Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Banten periode Desember 2012 hingga Januari 2014 menyatakan bahwa jenis kecelakaan yang terjadi di Pelabuhan Banten berupa tubrukan atau benturan, kebakaran, kandas dan tenggelam. Kecelakaan kapal jenis tubrukan merupakan kecelakaan yang sering terjadi di Pelabuhan Banten dengan presentase sebesar 63,64% sebanyak 7 kejadian. Penelitan ini memfokuskan terhadap jenis kecelakaan tubrukan kapal. Tujuan penelitian ini adalah mengklasifikasikan penyebab tubrukan kapal kedalam HFACS dan menentukan rating penyebab tubrukan kapal berdasarkan AHP. Hasilidentifikasi dan klasifikasi penyebab tubrukan kapal berdasarkan faktor HFACS yaitu, unsafe acts (tindakan tidak aman) sebanyak 6 penyebab atau 40% dengan rating AHP sbesar 12.24%, preconditions for unsafe acts (kondisi tertentu penyebab tindakan tidak aman) sebanyak 4 penyebabatau 27% dengan rating AHP sebesar 8.51%, unsafe supervision (kesalahan pada pengawasan) sebanyak 2 penyebab atau 13% dengan rating AHP sebesar 8.24% dan organizational influences (pengaruh organisasi) sebanyak 3 penyebab atau 20% dengan rating AHP sebesar 10.84%.
Kajian Kecelakaan Kapal di Pelabuhan Banten Menggunakan Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) Lady, Lovely; Marliana, Putri; Umyati, Ani
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.909 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v3i2.1296.46-52

Abstract

Kecelakaan kapal yang tercatat dalam Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Banten periode Desember 2012 hingga Januari 2014 menyatakan bahwa jenis kecelakaan yang terjadi di Pelabuhan Banten berupa tubrukan atau benturan, kebakaran, kandas dan tenggelam. Kecelakaan kapal jenis tubrukan merupakan kecelakaan yang sering terjadi di Pelabuhan Banten dengan presentase sebesar 63,64% sebanyak 7 kejadian. Penelitan ini memfokuskan terhadap jenis kecelakaan tubrukan kapal. Tujuan penelitian ini adalah mengklasifikasikan penyebab tubrukan kapal kedalam HFACS dan menentukan rating penyebab tubrukan kapal berdasarkan AHP. Hasilidentifikasi dan klasifikasi penyebab tubrukan kapal berdasarkan faktor HFACS yaitu, unsafe acts (tindakan tidak aman) sebanyak 6 penyebab atau 40% dengan rating AHP sbesar 12.24%, preconditions for unsafe acts (kondisi tertentu penyebab tindakan tidak aman) sebanyak 4 penyebabatau 27% dengan rating AHP sebesar 8.51%, unsafe supervision (kesalahan pada pengawasan) sebanyak 2 penyebab atau 13% dengan rating AHP sebesar 8.24% dan organizational influences (pengaruh organisasi) sebanyak 3 penyebab atau 20% dengan rating AHP sebesar 10.84%.
Usulan Penerapan Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control (HIRADC) untuk Mengurangi Kecelakaan Kerja di Bagian Utility (Paraxylene Storage Tank) PTIP Umyati, Ani; Sri Mariawati, Ade; Aditya, Raka
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 2 (2017): Maret
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i2.1494

Abstract

PTIP adalah perusahan petrokimia penghasil bahan baku dasar untuk pembuatan polyethylene. Sebelum berganti nama menjadi PTIP perusahaan ini bernama PTPPKR. PTIP memiliki tiga tangki penyimpanan paraxylene sebagai bahan baku utama yang berkapasitas hampir 10000 m3. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di area tangki paraxylene yaitu sounding level paraxylene dan cleaning suction filter pompa paraxylene. Ada berbagai potensi bahaya di area ini dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di area tangki paraxylene bila dilakukan dengan tidak hati-hati akan berakibat fatal bagi diri sendiri, lingkungan kerja, dan lingkungan sekitar. Untuk mengetahui potensi-potensi bahaya yang ada pada kegiatan sounding level paraxylene dan cleaning suction filter pompa paraxylene digunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control (HIRADC). Dari metode HIRADC dapat diketahui potensi-potensi bahaya yang akan terjadi, dampak yang ditimbulkan, dan nilai risiko dari bahaya yang ada. Bahaya yang dapat terjadi diantaranya jatuh dari ketinggian, kebakaran, kematian, hingga terjadinya ledakan yang dapat menyebabkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan. Selanjutnya dalam menentukan pengendalian harus mempertimbangkan hirarki pengendalian mulai dari eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, administratif, dan penyediaan alat keselamatan (APD)
Penentuan Waktu Baku dan Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Metode MOST (Maynard Operation Sequence Technique) Pada PT. Purba Karya Baja Sri Mariawati, Ade; Umyati, Ani; Jamilah, Euis
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 2 (2017): Maret
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i2.1495

Abstract

Berdasarkan hasil observasi pada pembuatan handle belt cover conveyor pada PT. Purba Karya Baja yang proses pengerjaan produknya dilakukan secara manual oleh manusia memerlukan waktu proses yang lama. Setelah dilakukan analisis, maka ditemukan adanya gerakan-gerakan yang tidak efektif sehingga tidak memberi nilai tambah bagi pekerjaan untuk dapat segera diselesaikan memenuhi target. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan pengukuran waktu baku dan perbaikan metode kerja menggunakan metode MOST (Maynard Operation  Sequence Technique). Penelitian ini dilakukan pada proses setting, pemotongan, pelubangan, bending, pengelasan, dan penghalusan. Pengukuran waktu baku diawali dengan memisahkan gerakan efektif dan tidak efektif kemudian mengidentifikasi elemen gerakan dari rekaman video dan melakukan pengukuran waktu baku menggunakan tabel MOST. Pada metode kerja eksisting didapatkan waktu baku sebesar 2,77 menit. Setelah dilakukan perbaikan metode kerja, didapatkan waktu baku sebesar 2,34 menit dengan output produk meningkat dari 172 unit menjadi 204 unit
USULAN PENERAPAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND DETERMINING CONTROL (HIRADC) UNTUK MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI BAGIAN UTILITY (PARAXYLENE STORAGE TANK) PTIP Umyati ST., MT, Ani; Sri Mariawati ST., MT., Ade; Aditya, Raka
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 1 (2016): Oktober
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i1.1498

Abstract

PTIP adalah perusahan petrokimia penghasil bahan baku dasar untuk pembuatan polyethylene. Sebelum berganti nama menjadi PTIP perusahaan ini bernama PTPPKR. PTIP memiliki tiga tangki penyimpanan paraxylene sebagai bahan baku utama yang berkapasitas hampir 10000 m3. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di area tangki paraxylene yaitu sounding level paraxylene dan cleaning suction filter pompa paraxylene. Ada berbagai potensi bahaya di area ini dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di area tangki paraxylene bila dilakukan dengan tidak hati-hati akan berakibat fatal bagi diri sendiri, lingkungan kerja, dan lingkungan sekitar. Untuk mengetahui potensi-potensi bahaya yang ada pada kegiatan sounding level paraxylene dan cleaning suction filter pompa paraxylene digunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control (HIRADC). Dari metode HIRADC dapat diketahui potensi-potensi bahaya yang akan terjadi, dampak yang ditimbulkan, dan nilai risiko dari bahaya yang ada. Bahaya yang dapat terjadi diantaranya jatuh dari ketinggian, kebakaran, kematian, hingga terjadinya ledakan yang dapat menyebabkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan. Selanjutnya dalam menentukan pengendalian harus mempertimbangkan hirarki pengendalian mulai dari eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, administratif, dan penyediaan alat keselamatan (APD).
DEVELOPING SUPPLY CHAIN NETWORK WITH PIECEWISE LINEAR TRANSPORTATION COST FOR A SMALL-AND-MEDIUM ENTERPRISE (SME) IN CILEGON Kurniawan, Bobby; Irman, Ade; Gunawan, Akbar; Umyati, Ani; Febianti, Evi; Wahyuni, Nuraida; Ferdinant, Putro Ferro; Ekawati, Ratna; Fellek Getu Tadesse
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 15 No. 2 (2021): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : Deputi TIRBR-BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study proposed a supply chain network for determining suppliers’ location in which the transportation costs are a piecewise linear function. The supply chain network consists of a production facility, suppliers, and customers. These types of costs are found in the fields of transportation, logistics, and purchasing discount. First, the supply chain network is formulated as the mixed-integer non-linear programming (MINLP) because piecewise linear transportation cost makes the model non-linear. Then, the model is transformed into a mixed-integer programming (MIP) model using the convex-combination method to overcome this nonlinearity. The model was used for solving the problem faced by a small and medium enterprise (SME) in Cilegon. The MIP was solved using the CPLEX software. Sensitivity analysis was carried to provide the SME with several alternatives in handling the suppliers’ location problem
USULAN PENERAPAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND DETERMINING CONTROL (HIRADC) UNTUK MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI BAGIAN UTILITY (PARAXYLENE STORAGE TANK) PTIP Umyati, Ani; Mariawati, Ade Sri; Aditya, Raka
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 1 (2016): Oktober 2016
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i1.14826

Abstract

PTIP adalah perusahan petrokimia penghasil bahan baku dasar untuk pembuatan polyethylene. Sebelum berganti nama menjadi PTIP perusahaan ini bernama PTPPKR. PTIP memiliki tiga tangki penyimpanan paraxylene sebagai bahan baku utama yang berkapasitas hampir 10000 m3. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di area tangki paraxylene yaitu sounding level paraxylene dan cleaning suction filter pompa paraxylene. Ada berbagai potensi bahaya di area ini dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di area tangki paraxylene bila dilakukan dengan tidak hati-hati akan berakibat fatal bagi diri sendiri, lingkungan kerja, dan lingkungan sekitar. Untuk mengetahui potensi-potensi bahaya yang ada pada kegiatan sounding level paraxylene dan cleaning suction filter pompa paraxylene digunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control (HIRADC). Dari metode HIRADC dapat diketahui potensi-potensi bahaya yang akan terjadi, dampak yang ditimbulkan, dan nilai risiko dari bahaya yang ada. Bahaya yang dapat terjadi diantaranya jatuh dari ketinggian, kebakaran, kematian, hingga terjadinya ledakan yang dapat menyebabkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan. Selanjutnya dalam menentukan pengendalian harus mempertimbangkan hirarki pengendalian mulai dari eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, administratif, dan penyediaan alat keselamatan (APD).
Usulan Penerapan Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control (HIRADC) untuk Mengurangi Kecelakaan Kerja di Bagian Utility (Paraxylene Storage Tank) PTIP Umyati, Ani; Mariawati, Ade Sri; Aditya, Raka
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 2 (2017): Maret 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i2.14824

Abstract

PTIP adalah perusahan petrokimia penghasil bahan baku dasar untuk pembuatan polyethylene. Sebelum berganti nama menjadi PTIP perusahaan ini bernama PTPPKR. PTIP memiliki tiga tangki penyimpanan paraxylene sebagai bahan baku utama yang berkapasitas hampir 10000 m3. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di area tangki paraxylene yaitu sounding level paraxylene dan cleaning suction filter pompa paraxylene. Ada berbagai potensi bahaya di area ini dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di area tangki paraxylene bila dilakukan dengan tidak hati-hati akan berakibat fatal bagi diri sendiri, lingkungan kerja, dan lingkungan sekitar. Untuk mengetahui potensi-potensi bahaya yang ada pada kegiatan sounding level paraxylene dan cleaning suction filter pompa paraxylene digunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control (HIRADC). Dari metode HIRADC dapat diketahui potensi-potensi bahaya yang akan terjadi, dampak yang ditimbulkan, dan nilai risiko dari bahaya yang ada. Bahaya yang dapat terjadi diantaranya jatuh dari ketinggian, kebakaran, kematian, hingga terjadinya ledakan yang dapat menyebabkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan. Selanjutnya dalam menentukan pengendalian harus mempertimbangkan hirarki pengendalian mulai dari eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, administratif, dan penyediaan alat keselamatan (APD).
Penentuan Waktu Baku dan Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Metode MOST (Maynard Operation Sequence Technique) Pada PT. Purba Karya Baja Mariawati, Ade Sri; Umyati, Ani; Jamilah, Euis
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 2 (2017): Maret 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i2.14825

Abstract

Berdasarkan hasil observasi pada pembuatan handle belt cover conveyor pada PT. Purba Karya Baja yang proses pengerjaan produknya dilakukan secara manual oleh manusia memerlukan waktu proses yang lama. Setelah dilakukan analisis, maka ditemukan adanya gerakan-gerakan yang tidak efektif sehingga tidak memberi nilai tambah bagi pekerjaan untuk dapat segera diselesaikan memenuhi target. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan pengukuran waktu baku dan perbaikan metode kerja menggunakan metode MOST (Maynard Operation  Sequence Technique). Penelitian ini dilakukan pada proses setting, pemotongan, pelubangan, bending, pengelasan, dan penghalusan. Pengukuran waktu baku diawali dengan memisahkan gerakan efektif dan tidak efektif kemudian mengidentifikasi elemen gerakan dari rekaman video dan melakukan pengukuran waktu baku menggunakan tabel MOST. Pada metode kerja eksisting didapatkan waktu baku sebesar 2,77 menit. Setelah dilakukan perbaikan metode kerja, didapatkan waktu baku sebesar 2,34 menit dengan output produk meningkat dari 172 unit menjadi 204 unit.
Analisis Penerapan Lean Six Sigma untuk Mengurangi Turn Around Time (TAT) C-CHECK pada Jasa Perawatan Pesawat Trenggonowati, Dyah Lintang; Umyati, Ani; Patradhiani, Rurry; Sonda, Atia; Sari, Febrianti Permata
Integrasi : Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol 6, No 2 (2021): Integrasi : Jurnal Ilmiah Teknik Industri
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/js.v6i2.3989

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa maintenance, reparasi dan overhaul pesawat maupun engine pesawat. Waktu Turn Around Time (TAT) digunakan sebagai indikator kinerja pada sebuah perusahaan MRO’s. Turn Around Time (TAT) merupakan interval waktu maintenance yang diperlukan suatu pekerjaan mulai masuk kedalam sistem sampai proses tersebut selesai yang menunjukan suatu siklus kerja. Pada saat proses perawatan yang berlangsung di PT. XYZ umumnya terkadang terjadi deviasi dari TAT atau dengan kata lain pekerjaan mengalami delay, tujuan dari penelitian ini ialah untuk menhindari dan juga meminimasi keterlambatan dari Turn Around Time, maka untuk meminimasi hal tersebut digunakan metode lean six sigma. Dari hasil root cause analysis terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya keterlambatan dari Turn Around Time yang telah ditetapkan ialah dikarenakan kekurangan manpower, proses menunggu material yang terbagi menjadi dua jenis material yaitu shortage (material dibeli oleh pihak PT. XYZ) dan juga subcont (material yang akan diperbaiki di luar PT. XYZ), dan juga lamanya memproses finding (temuan permasalahan pada saat proses inspeksi), dan dari hasil perhitungan nilai sigma dari proses maintenance yang didapatkan ialah sebesar 2.60? dimana nilai sigma ini setara dengan rata – rata industri di Indonesia,Sehingga dengan perbaikan yang dilakukan diharapkan akan mampu menambah produktivitas serta efisiensi dari proses maintenance yang ada dan juga mampu meningkatkan kepercayaan customer yang akan menambah citra baik bagi PT. XYZ itu sendiri.