F Usman
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Air dan Pemupukan terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis Anwarudin syah, Muhammad Jawal; Mansyah, E; Martias, -; Purnama, T; Fatria, D; Usman, F
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Getah kuning merupakan penyebab utama rendahnya kualitas buah manggis, sehingga tidak layak ekspor. Getah kuning yang masuk ke dalam daging buah menyebabkan rasa tidak enak dan tidak layak konsumsi. Untuk itu masalah getah kuning perlu segera diatasi. Penelitian dilakukan di sentra produksi manggis di  Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dari bulan Januari sampai Desember 2004. Penelitian bersifat super imposed trial, tetapi data diolah berdasarkan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama ialah pemberian air (tanpa diairi dan diairi), sedangkan faktor kedua ialah pemupukan (tanpa pupuk, NPK, NPKCa, dan NPKCaMg).  Pemberian air dilakukan secara tetes terus menerus pada saat tanaman sudah memasuki fase berbuah. Tujuan penelitian untuk mendapatkan teknik pengendalian getah kuning pada buah manggis. Parameter yang diamati meliputi persentase getah kuning pada kulit  bagian luar dan bagian dalam buah manggis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air secara tetes terus menerus pada tanaman manggis yang sedang berbuah dapat mengurangi  persentase getah kuning sampai 36%  pada  kulit bagian dalam buah manggis.  Getah kuning pada kulit bagian luar juga menurun tetapi tidak konsisten. Pemupukan belum mampu menurunkan persentase getah kuning pada buah manggis. ABSTRACT. Jawal, M. Anwarudin Syah, E. Mansyah, Martias, T. Purnama, D. Fatria, and F. Usman. 2010. The Effect of Drip Irrigation and Fertilization to Control the Yellow Latex Incidence on Mangosteen Fruit. The yellow latex is a major problem on mangosteen fruit quality, especially for export. The yellow latex occured in the fruit flesh caused improper taste. The experiment was conducted in the mangosteen production center, Pesisir Selatan, West Sumatera. The experiment was designed as  super imposed trial. The data was analized using factorial randomized block design with two factors and three replications. The first factor was irrigation (no irrigation and with irrigation) and the second factor was fertilizer (no fertilizer, NPK, NPKCa, and NPKCaMg). Drip irrigation was applied continously on the generative phase. The objective of this experiment was to find out the control technique of the yellow latex on mangosteen fruit. The parameter observed were the percentage of yellow latex on outer and inner skin fruit of mangosteen. The results of the experiments indicated that drip irrigation during the generative phase was able to decrease the yellow latex incidence  on the inner fruit skin of mangosteen up to 36%, but the decreased of yellow latex incidence on the outer fruit skin of mangosteen was not consistent. Fertilization did not significantly reduce  yellow latex incidence on  mangosteen fruit.
Identifikasi dan Karakterisasi Manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung Mansyah, E; Anwarudin syah, Muhammad Jawal; Muas, I; Usman, F
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 2 (2007): Juni 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2003 sampai Agustus 2004 pada sentra produksi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung. Tujuan dari penelitian ini mengetahui keragaman aksesi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksplorasi. Pengamatan dilakukan terhadap karakter morfologi dan genetik. Pengamatan morfologi dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif serta pengamatan secara genetik dilakukan menggunakan teknik RAPD pada 8 aksesi contoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung menunjukkan variasi morfologi dan genetik, yaitu dalam bentuk kanopi tanaman dan bentuk buah. Bentuk kanopi terdiri atas piramid, elips, dan semisirkuler, sedangkan bentuk buah terdiri atas bulat, agak gepeng, seperti jantung, dan tidak beraturan. Berdasarkan data analisis RAPD menggunakan primer OPH-13 (CACGCCACAC) dan OPN-16 (AAGCGACCTG) dari 8 aksesi diketahui bahwa manggis dari Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung mempunyai koefisien kesamaan genetik antara 0,78-1,0 dan terbagi ke dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 6 aksesi yang terpisah ke dalam 2 genotip yang berbeda dengan tingkat kesamaan genetik sekitar 0,90. Kelompok kedua terdiri dari 2 aksesi dengan tingkat kemiripan sebesar 0,87. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kedelapan aksesi contoh tersebut terdiri dari 4 genotip berbeda yaitu (1) BLT-03, BKL-01, dan BKL-06, (2) BLT-08, BLT-12, dan BKL-09, (3) BLT-10, dan (4) BKL-07. Pengelompokan aksesi belum mencerminkan perbedaan secara morfologi. Hasil analisis ini masih perlu dilanjutkan untuk semua aksesi dengan primer yang berbeda. Informasi hasil penelitian ini memperkuat data tentang adanya keragaman pada manggis.ABSTRACT. Mansyah, E., M. Jawal A.S, I. Muas, Hendri, and F. Usman. 2007. Identification and Characterization of Mangosteen at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces. The research was conducted by exploration at mangosteen production center at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces from August 2003 to August 2004. The objective of this study was to find out the variability of mangosteen at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces. The parameters observed were morphology and genetic characters. Morphology characters observed were qualitative and quantitative while genetic observation was conducted by using RAPD technique. The results showed that mangosteen accessions at Bengkulu and Bangka-Belitung have morphology variations. The variations were on canopy and fruit shape. The canopy could be devided into 3 forms of pyramid, elliptical, and semicircular. Fruit shape described as round, flattened, ovoid, and irregular. RAPD analysis of 8 mangosteen accessions by using 2 primers OPH-13 (CACGCCACAC) and OPN-16 (AAGCGACCTG) showed that the accessions devided into 2 main groups with genetic similarity coefficient 0.78 to 1.0. First group consist of 8 genotypes which separated into 2 different genotypes with genetic similarity coefficient of 0.90. The second group consist of 2 genotypes with genetic similarity coefficient about 0.87. In general the 8 accessions could be separated into 4 different genotypes (1) BLT-03, BKL-01, and BKL-06, (2) BLT-08, BLT-12, and BKL-09, (3) BLT-10, and (4) BKL-07. Accessions grouping based on RAPD bands were not in accordance with morphology characters. Further evaluation by molecular marker was needed to clarify the genetic variability. This results strengthened the support about the presence of genetic variability on mangosteen.
Pembibitan Manggis Secara Cepat Melalui Teknik Penyungkupan Akar Ganda dan Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula Anwarudin Syah, M Jawal; Purnama, T; Fatria, D; Usman, F
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 3 (2007): September 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Telah dilakukan penelitian penyediaan bibit manggis secara cepat melalui manipulasi CO2, teknik akar ganda, dan penggunaan cendawan mikoriza arbuskula (CMA) di Rumah Kasa Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok mulai Januari sampai Desember 2003. Rancangan percobaan yang digunakan adalah petak-petak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama adalah manipulasi CO2 , yaitu penempatan semai manggis di dalam dan di luar sungkup plastik beralaskan jerami dalam rumah kasa. Subplot adalah sistem perakaran, yaitu semai manggis berakar tunggal dan semai manggis berakar ganda, sedangkan sub-subplotnya adalah mikoriza, yaitu semai manggis yang diberi dan tanpa CMA. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, bobot kering akar, dan bobot kering total tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penempatan bibit manggis di dalam sungkup plastik beralaskan jerami dapat tumbuh lebih cepat daripada semai manggis di luar sungkup plastik. Sistem perakaran belum menunjukkan pengaruhnya terhadap pertumbuhan bibit manggis, walaupun bibit manggis berakar tunggal masih cenderung tumbuh lebih baik daripada bibit berakar ganda. Pemberiaan CMA belum menunjukkan pengaruh walaupun sudah memperlihatkan kecenderungan bahwa bibit manggis yang diinokulasi CMA memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan bibit manggis tanpa CMA.ABSTRACT. Jawal, M. Anwarudin Syah, T. Purnama, D. Fatria, and F. Usman. 2007. Acceleration of Mangosteen Seedling Growth through CO2 Manipulation, Double Root System, and Arbuscular Mychorriza Fungi (AMF) Application. The research was conducted in the Screenhouse of Indonesian Tropical Fruit Research Institute from January to December 2003 using a split-split plot design with 3 replications. The main plot was CO2 manipulation (mangosteen seedlings were placed in the screenhouse with: 1) plastic cover and rice stalk as a base, and 2) without plastic cover. The subplot was rooting system (mangosteen seedling with 1 rooting system and 2 rooting system), and sub-subplot was arbuscular mycorrhizae fungi (mangosteen seedling with and without AMF application). The parameters observed were plant height, leaf number, leaf area, stem diameter, dry weight of root, and dry weight of plant. The results of the experiment indicated that mangosteen seedling put in a plastic cover growth faster compared to uncovered seedling. The rooting system, 1 and 2 rooting system, did not show any significant different in stimulating mangosteen seedling growth, whereas application of AMF could stimulate mangosteen seedling growth.
Hubungan Laju Pertumbuhan dengan Saat Berbunga Untuk Seleksi Kegenjahan Tanaman Pepaya Anwarudin Syah, Muhammad Jawal; Santoso, Panja Jarot; Usman, F; Purnama, T
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara laju pertumbuhan tanaman dengan saat berbunganya beberapa aksesi pepaya di Kebun Percobaan Aripan, Balai Penelitian Tanaman Buah di Solok mulai bulan Agustus 1999 sampai Februari 2000. Penelitian merupakan percobaan pot di lapangan yang dilakukan dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Jumlah aksesi yang diuji sebanyak 40 nomor yang diperoleh dari Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, dan Jawa Timur. Parameter yang diamati meliputi laju tumbuh relatif, laju asimilasi bersih, bobot kering tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan saat tanaman mulai berbunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan serta saat tanaman mulai berbunga antarnomor aksesi pepaya yang diuji bervariasi secara nyata. Komponen laju pertumbuhan tanaman pepaya tidak ada yang berkorelasi secara nyata dengan saat tanaman mulai berbunga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan varietas pepaya genjah tidak dapat dilakukan dengan seleksi terhadap laju pertumbuhan. Aksesi No. 029 merupakan aksesi yang tumbuh cepat dan genjah sehingga dapat dijadikan sebagai calon varietas unggul. Kata kunci: Carica papaya; Laju tumbuh; Pembungaan ABSTRACT. The research has been conducted at Aripan Experimental Station , Indone- sian Fruit Research Institute at Solok from August 1999 to February 2000 in randomized block design with three repli- cations and 40 accessions of papaya as treatments were collected from West Sumatera, Bengkulu, South Sumatera, Lampung, and East Jawa. The research was using container trial in field. The parameters observed were relative growth rate, net assimilation rate, plant dry weight, plant height, leaf number, stem diameter, and flowering time. The results of the experiment indicated that growth rate and flowering time among accessions are enough variations. No correlation between growth rate component and flowering time of papaya. The experiment results indicated that selec- tion of early flowering papaya by exploited of plant growth rate can not be applied. Accesion No. 029 which indicated faster growth and early flowering can be used as an candidate of superior variety.
Pengaruh Posisi Sayatan dan Penyisipan Entris pada Batang Bawah terhadap Keberhasilan Penyambungan dan Kecepatan Pertumbuhan Benih Manggis Anwarudin syah, Jawal M; Poerwanto, Rudi; Purnama, T; Usman, F; Muas, I
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 4 (2007): Desember 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Bibit manggis sambung dapat berproduksi dalam waktu cepat, tanamannya relatif rendah, dan mudah dikelola tetapi pertumbuhannya lambat sehingga perlu dipacu agar pengembangan manggis dengan bibit sambung diminati petani. Penelitian untuk mengetahui pengaruh posisi sayatan dan penyisipan entris pada batang bawah terhadap keberhasilan sambung pucuk dan pemacuan pertumbuhan dilakukan di Rumah Pembibitan Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok dilakukan mulai bulan Juli 2003 sampai Maret 2005. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah posisi sayatan entris yang terdiri dari penyayatan entris di bawah buku, di atas buku, dan di tengah buku. Faktor kedua adalah posisi penyisipan entris pada batang bawah yang terdiri dari penyisipan entris di bawah buku, di atas buku, dan di tengah buku dari ruas batang bawah. Setiap unit perlakuan terdiri dari 5 tanaman manggis yang disambung. Parameter yang diamati meliputi keberhasilan penyambungan, frekuensi pecah tunas, jumlah daun, tinggi tanaman, diamater batang, dan jumlah cabang lateral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyayatan entris di bagian bukunya dapat memberikan tingkat keberhasilan penyambungan dan pertumbuhan bibit sambung yang terbaik. Posisi penyisipan entris pada bagian buku dari batang bawah dapat meningkatkan keberhasilan penyambungan sedangkan posisi penyisipan entris di atas buku dapat memacu pertumbuhan bibit sambung manggis.ABSTRACT. Jawal, M. Anwarudin Syah, R. Poerwanto, T. Purnama, F. Usman, and I. Muas. 2007 . The effeect of Slice and Insertion Scion Position on Rootstock for Succ essful Grafting and the Growth of Mangosteen Seedling. The objective of this study was to find out the best position of slice and insertion of the scion on rootstock of mangosteen grafting. This study was conducted at nursery of Indonesian Tropical Fruit Research Institute Solok from July 2003 to March 2005 by using factorial randomized block design with 3 replications. The first factor was the slice position of scion (on the top the node, below the node, and at the node), while the second factor was the insertion position of scion on rootstock (on the top of the node, below the node, and at the node). The parameters observed were grafting successfulness, frequency of flush, leaf number, plant height, stem diameter, and number of lateral branch. The results indicated that slice position of scion at the node increased the successfulness of grafting and growth of mangosteen grafting. Insertion position of scion at the node increased the successfulness of grafting, while insertion position of scion on the top of the node stimulated the growth of mangosteen grafting.
Identifikasi dan Karakterisasi Manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung Mansyah, E; Anwarudin syah, Muhammad Jawal; Muas, I; Usman, F
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 2 (2007): Juni 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v17n2.2007.p%p

Abstract

ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2003 sampai Agustus 2004 pada sentra produksi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung. Tujuan dari penelitian ini mengetahui keragaman aksesi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksplorasi. Pengamatan dilakukan terhadap karakter morfologi dan genetik. Pengamatan morfologi dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif serta pengamatan secara genetik dilakukan menggunakan teknik RAPD pada 8 aksesi contoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung menunjukkan variasi morfologi dan genetik, yaitu dalam bentuk kanopi tanaman dan bentuk buah. Bentuk kanopi terdiri atas piramid, elips, dan semisirkuler, sedangkan bentuk buah terdiri atas bulat, agak gepeng, seperti jantung, dan tidak beraturan. Berdasarkan data analisis RAPD menggunakan primer OPH-13 (CACGCCACAC) dan OPN-16 (AAGCGACCTG) dari 8 aksesi diketahui bahwa manggis dari Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung mempunyai koefisien kesamaan genetik antara 0,78-1,0 dan terbagi ke dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 6 aksesi yang terpisah ke dalam 2 genotip yang berbeda dengan tingkat kesamaan genetik sekitar 0,90. Kelompok kedua terdiri dari 2 aksesi dengan tingkat kemiripan sebesar 0,87. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kedelapan aksesi contoh tersebut terdiri dari 4 genotip berbeda yaitu (1) BLT-03, BKL-01, dan BKL-06, (2) BLT-08, BLT-12, dan BKL-09, (3) BLT-10, dan (4) BKL-07. Pengelompokan aksesi belum mencerminkan perbedaan secara morfologi. Hasil analisis ini masih perlu dilanjutkan untuk semua aksesi dengan primer yang berbeda. Informasi hasil penelitian ini memperkuat data tentang adanya keragaman pada manggis.ABSTRACT. Mansyah, E., M. Jawal A.S, I. Muas, Hendri, and F. Usman. 2007. Identification and Characterization of Mangosteen at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces. The research was conducted by exploration at mangosteen production center at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces from August 2003 to August 2004. The objective of this study was to find out the variability of mangosteen at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces. The parameters observed were morphology and genetic characters. Morphology characters observed were qualitative and quantitative while genetic observation was conducted by using RAPD technique. The results showed that mangosteen accessions at Bengkulu and Bangka-Belitung have morphology variations. The variations were on canopy and fruit shape. The canopy could be devided into 3 forms of pyramid, elliptical, and semicircular. Fruit shape described as round, flattened, ovoid, and irregular. RAPD analysis of 8 mangosteen accessions by using 2 primers OPH-13 (CACGCCACAC) and OPN-16 (AAGCGACCTG) showed that the accessions devided into 2 main groups with genetic similarity coefficient 0.78 to 1.0. First group consist of 8 genotypes which separated into 2 different genotypes with genetic similarity coefficient of 0.90. The second group consist of 2 genotypes with genetic similarity coefficient about 0.87. In general the 8 accessions could be separated into 4 different genotypes (1) BLT-03, BKL-01, and BKL-06, (2) BLT-08, BLT-12, and BKL-09, (3) BLT-10, and (4) BKL-07. Accessions grouping based on RAPD bands were not in accordance with morphology characters. Further evaluation by molecular marker was needed to clarify the genetic variability. This results strengthened the support about the presence of genetic variability on mangosteen.
Hubungan Laju Pertumbuhan dengan Saat Berbunga Untuk Seleksi Kegenjahan Tanaman Pepaya Muhammad Jawal Anwarudin Syah; Panja Jarot Santoso; F Usman; T Purnama
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v13n3.2003.p182-189

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara laju pertumbuhan tanaman dengan saat berbunganya beberapa aksesi pepaya di Kebun Percobaan Aripan, Balai Penelitian Tanaman Buah di Solok mulai bulan Agustus 1999 sampai Februari 2000. Penelitian merupakan percobaan pot di lapangan yang dilakukan dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Jumlah aksesi yang diuji sebanyak 40 nomor yang diperoleh dari Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, dan Jawa Timur. Parameter yang diamati meliputi laju tumbuh relatif, laju asimilasi bersih, bobot kering tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan saat tanaman mulai berbunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan serta saat tanaman mulai berbunga antarnomor aksesi pepaya yang diuji bervariasi secara nyata. Komponen laju pertumbuhan tanaman pepaya tidak ada yang berkorelasi secara nyata dengan saat tanaman mulai berbunga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan varietas pepaya genjah tidak dapat dilakukan dengan seleksi terhadap laju pertumbuhan. Aksesi No. 029 merupakan aksesi yang tumbuh cepat dan genjah sehingga dapat dijadikan sebagai calon varietas unggul. Kata kunci: Carica papaya; Laju tumbuh; Pembungaan ABSTRACT. The research has been conducted at Aripan Experimental Station , Indone- sian Fruit Research Institute at Solok from August 1999 to February 2000 in randomized block design with three repli- cations and 40 accessions of papaya as treatments were collected from West Sumatera, Bengkulu, South Sumatera, Lampung, and East Jawa. The research was using container trial in field. The parameters observed were relative growth rate, net assimilation rate, plant dry weight, plant height, leaf number, stem diameter, and flowering time. The results of the experiment indicated that growth rate and flowering time among accessions are enough variations. No correlation between growth rate component and flowering time of papaya. The experiment results indicated that selec- tion of early flowering papaya by exploited of plant growth rate can not be applied. Accesion No. 029 which indicated faster growth and early flowering can be used as an candidate of superior variety.
Pembibitan Manggis Secara Cepat Melalui Teknik Penyungkupan Akar Ganda dan Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula M Jawal Anwarudin Syah; T Purnama; D Fatria; F Usman
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 3 (2007): September 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v17n3.2007.p%p

Abstract

ABSTRAK. Telah dilakukan penelitian penyediaan bibit manggis secara cepat melalui manipulasi CO2, teknik akar ganda, dan penggunaan cendawan mikoriza arbuskula (CMA) di Rumah Kasa Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok mulai Januari sampai Desember 2003. Rancangan percobaan yang digunakan adalah petak-petak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama adalah manipulasi CO2 , yaitu penempatan semai manggis di dalam dan di luar sungkup plastik beralaskan jerami dalam rumah kasa. Subplot adalah sistem perakaran, yaitu semai manggis berakar tunggal dan semai manggis berakar ganda, sedangkan sub-subplotnya adalah mikoriza, yaitu semai manggis yang diberi dan tanpa CMA. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, bobot kering akar, dan bobot kering total tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penempatan bibit manggis di dalam sungkup plastik beralaskan jerami dapat tumbuh lebih cepat daripada semai manggis di luar sungkup plastik. Sistem perakaran belum menunjukkan pengaruhnya terhadap pertumbuhan bibit manggis, walaupun bibit manggis berakar tunggal masih cenderung tumbuh lebih baik daripada bibit berakar ganda. Pemberiaan CMA belum menunjukkan pengaruh walaupun sudah memperlihatkan kecenderungan bahwa bibit manggis yang diinokulasi CMA memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan bibit manggis tanpa CMA.ABSTRACT. Jawal, M. Anwarudin Syah, T. Purnama, D. Fatria, and F. Usman. 2007. Acceleration of Mangosteen Seedling Growth through CO2 Manipulation, Double Root System, and Arbuscular Mychorriza Fungi (AMF) Application. The research was conducted in the Screenhouse of Indonesian Tropical Fruit Research Institute from January to December 2003 using a split-split plot design with 3 replications. The main plot was CO2 manipulation (mangosteen seedlings were placed in the screenhouse with: 1) plastic cover and rice stalk as a base, and 2) without plastic cover. The subplot was rooting system (mangosteen seedling with 1 rooting system and 2 rooting system), and sub-subplot was arbuscular mycorrhizae fungi (mangosteen seedling with and without AMF application). The parameters observed were plant height, leaf number, leaf area, stem diameter, dry weight of root, and dry weight of plant. The results of the experiment indicated that mangosteen seedling put in a plastic cover growth faster compared to uncovered seedling. The rooting system, 1 and 2 rooting system, did not show any significant different in stimulating mangosteen seedling growth, whereas application of AMF could stimulate mangosteen seedling growth.
Pengaruh Pemberian Air dan Pemupukan terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis Muhammad Jawal Anwarudin syah; E Mansyah; - Martias; T Purnama; D Fatria; F Usman
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v20n1.2010.p%p

Abstract

ABSTRAK. Getah kuning merupakan penyebab utama rendahnya kualitas buah manggis, sehingga tidak layak ekspor. Getah kuning yang masuk ke dalam daging buah menyebabkan rasa tidak enak dan tidak layak konsumsi. Untuk itu masalah getah kuning perlu segera diatasi. Penelitian dilakukan di sentra produksi manggis di  Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dari bulan Januari sampai Desember 2004. Penelitian bersifat super imposed trial, tetapi data diolah berdasarkan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama ialah pemberian air (tanpa diairi dan diairi), sedangkan faktor kedua ialah pemupukan (tanpa pupuk, NPK, NPKCa, dan NPKCaMg).  Pemberian air dilakukan secara tetes terus menerus pada saat tanaman sudah memasuki fase berbuah. Tujuan penelitian untuk mendapatkan teknik pengendalian getah kuning pada buah manggis. Parameter yang diamati meliputi persentase getah kuning pada kulit  bagian luar dan bagian dalam buah manggis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air secara tetes terus menerus pada tanaman manggis yang sedang berbuah dapat mengurangi  persentase getah kuning sampai 36%  pada  kulit bagian dalam buah manggis.  Getah kuning pada kulit bagian luar juga menurun tetapi tidak konsisten. Pemupukan belum mampu menurunkan persentase getah kuning pada buah manggis. ABSTRACT. Jawal, M. Anwarudin Syah, E. Mansyah, Martias, T. Purnama, D. Fatria, and F. Usman. 2010. The Effect of Drip Irrigation and Fertilization to Control the Yellow Latex Incidence on Mangosteen Fruit. The yellow latex is a major problem on mangosteen fruit quality, especially for export. The yellow latex occured in the fruit flesh caused improper taste. The experiment was conducted in the mangosteen production center, Pesisir Selatan, West Sumatera. The experiment was designed as  super imposed trial. The data was analized using factorial randomized block design with two factors and three replications. The first factor was irrigation (no irrigation and with irrigation) and the second factor was fertilizer (no fertilizer, NPK, NPKCa, and NPKCaMg). Drip irrigation was applied continously on the generative phase. The objective of this experiment was to find out the control technique of the yellow latex on mangosteen fruit. The parameter observed were the percentage of yellow latex on outer and inner skin fruit of mangosteen. The results of the experiments indicated that drip irrigation during the generative phase was able to decrease the yellow latex incidence  on the inner fruit skin of mangosteen up to 36%, but the decreased of yellow latex incidence on the outer fruit skin of mangosteen was not consistent. Fertilization did not significantly reduce  yellow latex incidence on  mangosteen fruit.
Pengaruh Posisi Sayatan dan Penyisipan Entris pada Batang Bawah terhadap Keberhasilan Penyambungan dan Kecepatan Pertumbuhan Benih Manggis Jawal M Anwarudin syah; Rudi Poerwanto; T Purnama; F Usman; I Muas
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 4 (2007): Desember 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v17n4.2007.p%p

Abstract

ABSTRAK. Bibit manggis sambung dapat berproduksi dalam waktu cepat, tanamannya relatif rendah, dan mudah dikelola tetapi pertumbuhannya lambat sehingga perlu dipacu agar pengembangan manggis dengan bibit sambung diminati petani. Penelitian untuk mengetahui pengaruh posisi sayatan dan penyisipan entris pada batang bawah terhadap keberhasilan sambung pucuk dan pemacuan pertumbuhan dilakukan di Rumah Pembibitan Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok dilakukan mulai bulan Juli 2003 sampai Maret 2005. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah posisi sayatan entris yang terdiri dari penyayatan entris di bawah buku, di atas buku, dan di tengah buku. Faktor kedua adalah posisi penyisipan entris pada batang bawah yang terdiri dari penyisipan entris di bawah buku, di atas buku, dan di tengah buku dari ruas batang bawah. Setiap unit perlakuan terdiri dari 5 tanaman manggis yang disambung. Parameter yang diamati meliputi keberhasilan penyambungan, frekuensi pecah tunas, jumlah daun, tinggi tanaman, diamater batang, dan jumlah cabang lateral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyayatan entris di bagian bukunya dapat memberikan tingkat keberhasilan penyambungan dan pertumbuhan bibit sambung yang terbaik. Posisi penyisipan entris pada bagian buku dari batang bawah dapat meningkatkan keberhasilan penyambungan sedangkan posisi penyisipan entris di atas buku dapat memacu pertumbuhan bibit sambung manggis.ABSTRACT. Jawal, M. Anwarudin Syah, R. Poerwanto, T. Purnama, F. Usman, and I. Muas. 2007 . The effeect of Slice and Insertion Scion Position on Rootstock for Succ essful Grafting and the Growth of Mangosteen Seedling. The objective of this study was to find out the best position of slice and insertion of the scion on rootstock of mangosteen grafting. This study was conducted at nursery of Indonesian Tropical Fruit Research Institute Solok from July 2003 to March 2005 by using factorial randomized block design with 3 replications. The first factor was the slice position of scion (on the top the node, below the node, and at the node), while the second factor was the insertion position of scion on rootstock (on the top of the node, below the node, and at the node). The parameters observed were grafting successfulness, frequency of flush, leaf number, plant height, stem diameter, and number of lateral branch. The results indicated that slice position of scion at the node increased the successfulness of grafting and growth of mangosteen grafting. Insertion position of scion at the node increased the successfulness of grafting, while insertion position of scion on the top of the node stimulated the growth of mangosteen grafting.