Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Psikogenik Latah di Desa Kandris Kecamatan Banua Lima Kalimantan Tengah Ellita Destriyanti; Akhmad HB; Lili Agustina
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 5 No 2 (2020): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.937 KB) | DOI: 10.33654/sti.v5i2.1159

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Psikogenik Latah pada Masyarakat di Desa Kandris Kecamatan Banua Kalimantan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk lingual latah berdasarkan morfosintaksis pada masyarakat di Desa Kandris Kecamatan Banua Lima Kalimantan Tengah, (2) mendeskripsikan bentuk lingual latah berdasarkan jenis latah pada masyarakat di Desa Kandris Kecamatan Banua Lima Kalimantan Tengah, dan (3) mengidentifikasi faktor yang menyebabkan masyarakat Desa Kandris Kecamatan Banua Lima Kalimantan Tengah berperilaku latah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Kandris. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, wawancara, rekan dan catat. Teknik analisis data yaitu dengan (1) pengorganisasian data, (2) interpretasi mengacu kepada penelitian data, dan (3) merefleksikan data yang sudah terkumpul. Berdasarkan hasil penelitian gangguan berbicara psikogenik latah di Desa Kandris dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Bentuk lingual latah berdasarkan morfosintaksis terbagi menjadi empat aspek yaitu kata, frasa, klausa, dan kalimat, 2) Bentuk lingual latah berdasarkan jenis latah yang ditemukan yaitu jenis caprolalia (mengucapkan kata-kata yang bersifat jorok dan tabu yaitu menyangkut alat kelamin), 3) Faktor-faktor penyebab latah yang meliputi faktor lingkungan yang ditemukan hanya faktor imitasi (peniruan) dan faktor simpati (ketertarikan pada individu latah) serta faktor mimpi (melihat alat kelamin laki-laki atau perempuan dalam jumlah banyak di dalam tangguk)