Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

EFIKASI CARING MAHASISWA KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN III DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN 2014 Chrisnawati, Chrisnawati
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.905 KB)

Abstract

Latar Belakang : Efikasi caring merupakan keyakinan/kepercayaan seseorang akan kemampuan untuk mengekspresikan orientasi caring dan untuk mengembangkan hubungan caring dengan klien atau pasien. Seorang perawat harus memiliki efikasi caring yang tinggi agar bisa mengaplikasikan caring dengan baik saat praktik nanti, namun masih ditemukan efikasi caring yang rendah pada mahasiswa keperawatan. Dimana jika efikasi caring rendah maka tingkat keberhasilan dalam mengaplikasikan caring saat praktik juga akan rendah. Caring merupakan intisari dalam dunia keperawatan, sehingga jika caring seorang perawat rendah maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien juga akan rendah.Tujuan Penelitian : Untuk memberikan deskripsi tentang efikasi caring mahasiswa keperawatan program profesi ners yang memiliki pengalaman belajar mata kuliah caring dan telah menjalani praktik di tatanan klinik Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2014.Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan menggunakan metode kuesioner. Penelitian dilaksanakan di Stikes Suaka Insan Banjarmasin. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program ners diambil dengan menggunakan teknik  total sampling yaitu sebanyak 56 orang responden. Analisa data menggunakan univariat dalam bentuk distribusi frekuensi.Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa (94,65%) mahasiswa keperawatan program ners angkatan III memiliki efikasi caring  yang tinggi sedangkan (5,35%) mahasiswa keperawatan program ners angkatan III memiliki efikasi caring yang rendah.Kesimpulan : Efikasi caring mahasiswa keperawatan program profesi ners angkatan III di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin dalam katagori tinggi (94,65%). Kata Kunci : Efikasi caring, mahasiswa keperawatan
TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN BERDASARKAN APLIKASI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW PADA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN Maratning, Anastasia; Chrisnawati, Chrisnawati; Warjiman, Warjiman
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 3, No 1 (2015): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.654 KB)

Abstract

Latar Belakang : Perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki peran dalam tujuan pencapaian pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Dalam hal ini perguruan tinggi dituntut untuk memahami kebutuhan mahasiswa dan kepuasan mahasiswa. Pentingnya teori hierarki kebutuhan Maslow dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa terletak dalam hubungan antara kebutuhan dasar dan keadaan tumbuh oleh sebab itu perguruan tinggi hendaknya menyadari jika kebutuhan dasar mahasiswa tidak dipenuhi, maka proses belajar akan terganggu.Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan mahasiswa semester VI program diploma III keperawatan berdasarkan aplikasi hierarki kebutuhan Maslow pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin tahun 2014.Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Sampelnya adalah semua mahasiswa semester VI program diploma III keperawatan berjumlah 62 orang. Alat ukur penelitian berupa kuesioner. Analisa data yang digunakan dalah analisa univariat.Hasil : Tingkat kepuasan mahasiswa semester VI program diploma III keperawatan dalam kebutuhan fisiologis untuk kategori puas 33 orang (53%) dan kurang puas 29 orang (47%). Dalam kebutuhan rasa aman untuk kategori sangat puas 2 orang (3%), puas 25 orang (40%) dan kurang puas 35 orang (57%). Dalam kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki untuk kategori sangat puas 9 orang (15%), puas 36 orang (58%) dan kurang puas 17 orang (27%). Dalam kebutuhan harga diri untuk kategori sangat puas 4 orang (6%), puas 20 orang (32%), kurang puas 37 orang (60%) dan tidak puas 1 orang (2%). Dalam kebutuhan aktualisasi diri untuk kategori sangat puas 9 orang (15%), puas 44 orang (70%) dan kurang puas 9 orang (15%).  Kesimpulan : Tingkat kepuasan mahasiswa semester VI program diploma III keperawatan berdasarkan aplikasi hierarki kebutuhan Maslow dikategorikan puas.Kata Kunci : Kepuasan, Hierarki Kebutuhan Maslow, Mahasiswa
GAMBARAN HARGA DIRI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTRAPI DI RSUD ULIN BANJARMASIN I Komang Sudana; Chrisnawati Chrisnawati; Anastasia Maratning
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i1.20

Abstract

Kanker payudara adalah kanker yang terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Salah satu pengobatan yang dilakukan adalah kemotrapi. Pasien kanker payudara yang menjalani kemotrapi akan mengalami perubahan fisik dan psikologis akibat dari penyakit dan pengobatan yang di alami. Perubahan fisik yang terjadi menjadi respon psikologis yang amat menekan bagi penderita kanker payudara yang menjalani kemotrapi. Kondisi ini telah membuat penderita kanker payudara yang menjalani kemotrapi mengalami rasa malu, kurang percaya diri, berperasaan negatif terhadap dirinya dan gangguan hubungan interpersonal dengan orang lain termasuk pasangan hidup. Perubahan fisik tersebut akan mempengaruhi harga diri pasien kanker payudara yang menjalani kemotrapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri pada pasien kanker payudara yang menjalaani kemotrapi. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei di lakukan di RSUD Ulin Banjarmasin. Sampel penelitian sebanyak 30 responden yang di ambil dengan tehnik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner harga diri. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar penderita kanker payudara yang menjalani kemotrapi memiliki harga diri tinggi yaitu sebanyak 53,3% dan sebanyak 46,7% memiliki harga diri sedang. Diharapkan Rumah Sakit dapat mempertahankan program yang bertujuan untuk meningkatkan harga diri pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi seperti program penyuluhan yang bersifat memodivikasi.
HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN Fras Hinang Hawirami; Chrisnawati Chrisnawati; Sr.Imelda Ingir Ladjar
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i1.22

Abstract

Perawatan di rumah sakit tidak hanya berorientasi pada proses pengobatan, keperawatan atau penyembuhan saja tapi juga perlu memberikan perlindungan terhadap hak privasi klien itu sendiri, selain merupakan suatu kewajiban tindakan ini bertujuan membangun rasa saling percaya antara klien dan perawat. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan rancangan korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh perawat pelaksana di ruang Fransiskus dan Maria Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin yang masing-masing berjumlah 10 dan 13 orang perawat. Teknik sampling menggunakan total sampling sehingga sampel berjumlah 23 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi, Analisis data menggunakan univariat dan bivariat menggunakan uji statistik Spearman Rho interval kepercayaan 95% dan α=0,05. Sebagian besar responden dalam kategori positif sebanyak 18 orang (78,3%), Responden melakukan tindakan perlindungan privasi sebagian besar dengan kategori baik berjumlah 15 orang (65,2%). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rho menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi perawat dengan tindakan terhadap perlindungan privasi klien dengan nilai kekuatan hubungan adalah r=0,722. Perlu melakukan evaluasi terhadap standar operasional atau standar pelayanan yang sudah ada untuk memperhatikan dan menambahkan tentang pemenuhan kebutuhan privasi klien selama perawatan di rumah sakit, kemudian melakukan sosialisasi kepada seluruh tenaga perawat agar tercapai pelayanan yang berkualitas.
GAMBARAN FAKTOR PENCETUS : PENGGUNAAN KONTRASEPSI, RIWAYAT MENYUSUI, RIWAYAT MENARCHE, RIWAYAT KELUARGA TERKAIT KEJADIAN KANKER PAYUDARA Erista Wahyuni; Chrisnawati Chrisnawati; Bagus Rahmat Santoso
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.39

Abstract

Kanker payudara adalah kanker yang paling sering didiagnosis pada wanita. Salah satu faktor pencetusnya yaitu penggunaan kontrasepsi dipengaruhi oleh faktor hormon yang berperan dalam proses terjadinya kanker, menyusui dengan durasi yang lama, wanita yang menarche pada usia ˂ 12 tahun, dan riwayat keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu Mengidentifikasi Gambaran Faktor Pencetus: Penggunaan Kontrasepsi, Riwayat Menyusui, Riwayat Menarche, Riwayat Keluarga Terkait Kejadian Kanker Payudara Di Ruang Edelweis RSUD Ulin Banjarmasin. Jenis penelitian kuantitatif, metode survey menggunakan kuesioner dengan pendekatan wawancara, desain secara deskriptif. Sampel yang digunakan yaitu pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi selama penelitian dilakukan, teknik sampling menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian faktor pencetus kanker payudara dengan kategori terbanyak penderita kanker payudara pernah menggunakan kontrasepsi yaitu 31 orang (62%), tidak pernah menyusui yaitu 6 orang (12%), usia menarche terbanyak ˂ 12 tahun yaitu 3 orang (6%), dan memiliki keluarga penderita kanker yaitu 8 orang (16%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gambaran faktor pencetus kejadian kanker payudara kategori terbanyak pernah menggunakan kontrasepsi bentuk pil, tidak pernah menyusui, kategori usia menarche ˂ 12 tahun dan memiliki keluarga penderita kanker. Karena itu diharapkan responden dapat mempertimbangkan dalam penggunaan kontrasepsi, bagi wanita yang sudah menikah dan memilki anak untuk menyusui tuntas 24 bulan, dan mengatur pola hidup untuk tetap menjaga kesehatan
FAKTOR-FAKTOR RESIKO PENCETUS PREVALENSI KANKER PAYUDARA I Wayan Suardita; Chrisnawati Chrisnawati; Dwi Martha Agustina
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.40

Abstract

Kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita di seluruh dunia dan penyebab utama kematian dikalangan perempuan. Secara global, setiap 3 menit seorang wanita didiagnosis kanker payudara, sebesar 1 juta kasus per tahun. Di RSUD Ulin Banjarmasin kanker payudara menjadi penyakit tertinggi pada tahun 2015, hal ini tidak terlepas dari faktor pencetus kanker payudara yaitu konsumsi makanan (isoflavon), riwayat konsumsi alkohol, riwayat merokok, dan faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko kanker payudara meliputi konsumsi makanan (isoflavon), riwayat konsumsi alkohol, riwayat merokok, dan faktor lingkungan di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif. Teknik sampling menggunakan Purposive Sampling dengan alat ukur kuesioner. Jumlah sampel 50 responden dengan kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Analisa data menggunakan analisis distribusi frekuensi. Dari penelitian ini diperoleh sebagian besar penderita kanker payudara mengkonsumsi isoflavon dalam kategori < 30 mg sebanyak 56%, tidak punya riwayat konsumsi alkohol 72%, perokok pasif 60%, dan 62% responden terpapar polutan bersifat karsinogenik dengan kategori sering. Diharapkan kepada pasien yang menderita kanker payudara dapat memodifikasi gaya hidup dengan menghindari polutan, rokok, dan konsumsi cukup isoflavon. Bagi perawat agar dapat memberikan informasi tentang manfaat isoflavon dan dampak yang ditimbulkan jika melakukan gaya hidup tidak sehat.
HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 Yurida Olviani; Chrisnawati Chrisnawati
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.46

Abstract

Latar belakang: Prevalensi TB di Indonesia berdasarkan diagnosis sebesar 0,4% dari jumlah penduduk. Kepatuhan minum obat merupakan kunci keberhasilan pengobatan penderita TB paru, kepatuhan menjalani pengobatan di pengaruhi oleh komunikasi interpersonal petugas kesehatan, motivasi dan peran PMO yang mendampinginya dan membantu penderita TB paru menjalani proses pengobatan sesuai prosedur yang diberikan. Tujuan: Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan dukungan pasangan penderita TB dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun 2016. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah penderita TB paru di Puskesmas Pekauman Banjarmasin dengan kriteria penderita TB paru yang masih menjalani pengobatan dan penderita TB paru yang memiliki pasangan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita TB paru di puskesmas Pekauman Banjarmasin yang masih aktif dalam pengobatan, dengan jumlah sampel 38 orang. Teknik sampling yang digunakan yaitu incidental sampling. Pengumpulan data ini menggunakan kuesioner dan analisis bivariat dengan uji chi square ???? (0,05). Hasil: Hasil perhitungan chi square didapatkan hasil ???? (0,000) < ???? (0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan pasangan penderita TB dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun 2016
PENGALAMAN HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS YANG MENJALANI PENGOBATAN OAT (Obat Anti Tuberkulosis) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Chrisnawati Chrisnawati; Virginius Mario Beda; Anastasia Maratning
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v2i1.51

Abstract

Latar Belakang : Dalam hidup pasien tuberkulosis akan mengalami banyak perubahan-perubahan dari diri mereka sendiri. Perubahan ini karena penyakit tuberkulosis, sifat menularnya tuberkulosis, dan efek samping pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yang dapat merugikan pasien serta stigmatisasi pada penderita tuberkulosis. Hal ini dapat mempengaruhi hidup pasien tuberkulosis yang menjalani pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) secara holistik dan mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan Penelitian : Untuk mengeksplorasi kualitas hidup pasien tuberkulosis yang menjalani pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan menggambarkan kondisi fisik, kondisi psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Partisipan sebanyak 5 pasien tuberkulosis yang sedang menjalani terapi OAT (Obat Anti Tuberkulosis) di Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang beralamat tempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Pengambilan partisipan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Analisis data secara kualitatif dengan interaktif Miles dan Huberman. Hasil : Pasien tuberkulosis mengalami kelelahan selama menderita tuberkulosis. Selama pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) memiliki perubahan yang membaik. Keinginan yang besar untuk memperoleh kesembuhan membuat pasien selalu semangat dan displin dalam pengobatan serta dukungan dari orang-orang sekitar termasuk keluarga serta mendekatkan diri dengan Tuhan sesuai keagamaannya. Kelelahan membuat pasien tuberkulosis mengalami penurunan kapasitas kerja bahkan kehilangan pekerjaan yang menyebabkan penurunan kondisi keuangan pada pasien dan keluarga. Kesimpulan : Kualitas hidup pasien tuberkulosis yang menjalani pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) adalah berbeda-beda satu dengan yang lain. Hal ini bergantung pada kondisi fisik yang dialami, tekanan emosional dan koping individu serta keluarga, dukungan sosial yang diperoleh dari keluarga dan orang-orang sekitar, serta kondisi lingkungan yang mendukung pasien tuberkulosis dalam menjalani hidup. Kata Kunci : Kualitas hidup, pasien tuberkulosis, pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) Rujukan : 15 Buah (2002 – 2016)
HUBUNGAN KESEJAHTERAAN SPIRITUAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA KELUARGA PASIEN KANKER DI RUANG EDELWEIS RSUD ULIN BANJARMASIN Chrisnawati Chrisnawati; Christin Natalia; Septi Machelia C.N
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v2i2.69

Abstract

Latar Belakang : Kanker adalah penyakit kronik yang disebabkan pembelahan sel-sel baru secara abnormal dan mampu bermetastasis ke organ lain di dalam tubuh yang tidak hanya mempengaruhi pasien sebagai penderita, tetapi juga bagi keluarga yang mendampingi selama masa pengobatan yang pada akhirnya memberikan dampak terhadap kualitas hidup mereka sebagai caregiver. Keadaan spiritual yang sejahtera dibutuhkan bagi keluarga agar dapat menyangga dampak negatif yang dihasilkan selama mendampingi pasien sehingga mempengaruhi kualitas hidup keluarga secara positif. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan kesejahteraan spiritual dengan kualitas hidup pada keluarga pasien kanker di Ruang Edelweis RSUD Ulin Banjarmasin. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional dan pendekatan crosssectional. Populasi penelitian adalah keluarga dari pasien kanker di Ruang Edelweis RSUD Ulin Banjarmasin. Sampel diambil menggunakan teknik Purposive sampling yaitu sebanyak 73 responden. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner. Analisis data menggunakan analisis uji Spearman Rank pada α = 0,05. Hasil Penelitian : Dari 73 responden, terdapat 40 responden (54,8%) yang memiliki kesejahteraan spiritual dengan kategori baik dan 38 responden (52,1%) yang memiliki kualitas hidup dengan kategori tinggi. Hasil analisis korelasi Spearman Rank menunjukkan p value = 0,000 < α (0,05) dengan koefisien korelasi 0,451. Kesimpulan : Ada hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan kualitas hidup pada keluarga pasien kanker di Ruang Edelweis RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017.
EVALUASI KOMPETENSI MAHASISWA KEPERAWATAN SEMESTER VIII ANGKATAN VII DALAM PEMBELAJARAN EVIDENCE BASED PRACTICE DI STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN Tarigan Sabarina; Chrisnawati Chrisnawati; Imelda Ingir Ladjar
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v2i2.76

Abstract

Abstrak : Penerapan Evidence Based Practice (EBP) saat ini telah menjadi salah satu dari peran perawat profesional, karena EBP membantu memperbaiki kualitas dari praktek perawat. Guna mempersiapkan hal tersebut, Mahasiswa/I keperawatan perlu memiliki kompetensi yang baik dalam pembelajaran Evidence Based Practice selama masa pendidikan. Tujuan Penelitian : Mengevaluasi kompetensi mahasiswa keperawatan semester VIII angkatan VII dalam pembelajaran Evidence Based Practice di STIKES Suaka Insan Banjarmasin. Metode : Desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei menggunakan teknik total populasi sampling sebanyak 53 mahasiswa keperawatan semester VIII angkatan VII, pengumpulan data dengan kuesioner EBP-COQ, analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi, mean, dan standar deviasi. Desain penelitian deskriptif kualitatif dengan metode Focus Group Discussion (FGD) pada 7 responden dalam sampel. Hasil : Kompetensi mahasiswa keperawatan semester VIII angkatan VII dalam pembelajaran Evidence Based Practice terbanyak pada kategori cukup 35 responden (66,03%), nilai mean 83 dan nilai SD 8,80. Pengetahuan terbanyak pada kategori cukup 44 responden (83,01%), nilai mean 21,54 dan nilai SD 2,15. Keterampilan terbanyak pada kategori cukup 41 responden (77,35%), nilai mean 20,22 dan nilai SD 3,46. Sikap terbanyak pada kategori cukup 27 responden (50,94%), nilai mean 41,22 dan nilai SD 4,83. Kesimpulan : Kompetensi Mahasiswa/I keperawatan semester VIII angkatan VII dalam pembelajaran Evidence Based Practice dalam kategori cukup dengan komponen tertinggi yaitu sikap, kemudian pengetahuan, dan yang paling rendah yaitu keterampilan.