Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2018 Simbolon, Siti Meilan
SCIENTIA JOURNAL Vol 8 No 1 (2019): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan menjadi masalah kesehatan di Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2018 yang diketahui jumlah pasien TB Paru BTA (+) dari Triwulan I-III tahun 2018 sebanyak 195 orang dengan pasien yang mengalami pengobatan gagal sebanyak 49 orang. Untuk mencapai kesembuhan, maka diperlukan sikap patuh minum obat bagi setiap penderita TB Paru dan kepatuhan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2018 dengan desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien TB Paru yang terdaftar pada Januari sampai April 2018 sebanyak 124 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu pasien yang datang ke Puskesmas untuk mengambil obat secara rutin dengan besar sampel sebanyak 25 orang. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien TB Paru adalah pengetahuan (96%), motivasi (100%), sikap (100%), kemampuan fisik (92%%), dukungan keluarga (96%), konseling (100%) dan efek samping (68%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, motivasi, sikap, kemampuan fisik, dukungan keluarga, konseling dan efek samping mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien TB Paru. Oleh karena itu, peneliti menyarankan perlu dilakukan penyuluhan oleh petugas kesehatan dan pengawasan keluarga terhadap penderita TB Paru agar pengobatan tidak gagal dan kesembuhan dapat tercapai.
KARAKTERISTIK PENYEBAB LAMA HARI PERAWATAN BAGI PENDERITA TRAUMA KAPITIS DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2020 Meilan Simbolon, Siti; Elpriska, Elpriska
SCIENTIA JOURNAL Vol 9 No 2 (2020): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trauma kapitis adalah cidera pada kepala yang dapat menyebabkan kerusakan yang kompleks di kulit kepala, tulang tempurung kepala, selaput otak, dan jaringan otak itu sendiri. Terjadinya trauma kapitis dapat disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, benda tumpul dan luka tembus. Untuk mengetahui karakteristik penyebab lama hari rawatan bagi penderita trauma kapitis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2020, telah dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif terhadap 63 data penderita trauma kapitis, dengan dengan menggunakan data sekunder dan analisa dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjunjukkan bahwa penyebab kejadian trauma kapitis mayoritas karena kecelakaan lalu lintas sebanyak 56 orang (88,9%), tingkat keparahan mayoritas ringan sebanyak 35 orang (55,6%), klasifikasi komusio serebri sebanyak 31 orang (49,2%), dan lama rawatan penderita trauma kapitis di RSUD Dr. Pirngadi Medanmayoritas antara 49 – 120 jam sebanyak 28 orang (44,4%). Diharapkan kepada pengumudi sepeda motor untuk menggunakan helm saat membawa sepeda motor dan kepada perawat untuk mengisi rekam medis secara lengkap. Kata Kunci: Trauma Kapitis, Penyebab, Tingkat Keparahan, Klasifikasi, Lama Rawatan
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TENAGA BASIC LIFE SUPPORT DI PUSKESMAS PANCURBATU KABUPATEN DELISERDANG Lilis Novitarum; Siti Meilan Simbolon
Elisabeth Health Jurnal Vol 2 No 1 (2017): Vol 2 No 1 (2017) : Elisabeth Health Jurnal
Publisher : STIKes Santa Elisabeth Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52317/ehj.v2i1.209

Abstract

Knowledge and attitudes are the result of out through a specific sensing of objects and social interaction so that the formation of a person's actions. Basic Life Support was given an early intervention in the treatment of patients in cardiac arrest (cardiac arrest). Goal : This study aimed to analyze the relationship between knowledge with attitude of health workers on basic life support in Puskemas Pancur Stone Deli Serdang. Methods: The method used is descriptive analytic research with cross sectional approach. Samples numbered 32 with a sampling technique is total sampling. Measuring instrument used in this study a questionnaire. Result : The results of statistical tests chi-square test, p value = 0.014 was obtained. P value <0.05, it indicates there is a relationship of knowledge with the attitude of health workers in health centers BLS Pancur Stone. Conclusion : Expected to health workers in health centers Pancur stone to further improve and understand basic life support and can take action BLS in the treatment of patients who suffered sudden cardiac arrest, so handled quickly and accurately, as well as a training / seminar on basic life support on a regular basis.
PENGEMBANGAN CARING CODE DALAM PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK DI STIKes SANTA ELISABETH MEDAN Siti Meilan Simbolon; Setiawan, Setiawan; Achmad Fati
Idea Nursing Journal Vol 6, No 2 (2015): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.989 KB) | DOI: 10.52199/inj.v6i2.6531

Abstract

ABSTRAKCaring code merupakan suatu panduan yang dikembangkan sebagai pedoman dalam menerapkan perilaku caring. Institusi pendidikan keperawatan di Indonesia baik program diploma III, program Ners, program magister dan program doktor belum ada yang memiliki panduan dalam menerapkan perilaku caring baik bagi dosen maupun mahasiswa. Hal ini menyebabkan lulusan perawat yang dihasilkan oleh institusi pendidikan keperawatan belum mampu menampilkan perilaku caring secara utuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan caring code dalam pendidikan Ners tahap akademik di STIKes Santa Elisabeth Medan. Jenis penelitian yang digunakan adalah action research. Intrumen untuk pengumpulan data ada 2 jenis yaitu panduan focus group discussion (FGD) dan kuesioner tentang perilaku caring. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang dosen dan 14 orang mahasiswa. Data dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa data kualitatif menggunakan content analysis dan analisa data kuantitatif menggunakan distribusi frekuensi. Penelitian ini menghasilkan caring code untuk dosen dan mahasiswa. Caring code tersebut telah menjadi satu kebijakan baru dalam bentuk surat keputusan dalam menerapkan caring code bagi program studi Ners di STIKes Santa Elisabeth Medan. Direkomendasikan bagi institusi pendidikan Ners di Indonesia untuk dapat menggunakan hasil penelitian ini atau mengembangkan caring code sesuai dengan kebutuhan dan setting masing-masing institusi pendidikan keperawatan di Indonesia.Kata Kunci : caring code, pendidikan keperawatan, dosen keperawatan, mahasiswa keperawatan.  
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI SENAM KAKI TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD DR PIRNGADI MEDAN 2018 Siti Meilan Simbolon
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.312 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.570

Abstract

Latar Belakang: Senam Kaki dapat membantu memperbaiki peredaran darah yang terganggu dan memperkuat otot-otot kecil kaki pada pasien diabetes dengan neuropati. Selain itu dapat memperkuat otot betis dan otot paha, mengatasi keterbatasan gerak sendi dan mencegah terjadinya depormitas. Keterbatasan jumlah insulin pada penderita DM mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat hal ini menyebabkan rusaknya pembulu darah, saraf dan strukrur internal lainya. Sehingga pasokan darah ke kaki semakin terhambat, akibatnya pasien DM akan mengalami gangguan sirkulasi darah pada kakinya.Tujuan: untuk mengetahui Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus sebelum dan sesudah di berikan perlakuan senam kaki.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 347 orang pertahun, tehnik samplingdalam penelitian ini adalah purposiple sampling sehingga diperoleh 29 orang. Data penelitian dianalisa dengan uji paired t-test. Berdasarkan hasil analisa data di ketahui bahwa ada perbedaan sirkulasi darah sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki dengan nilai p=0.000 dengan rata-rata peningkatan sirkulasi darah. -0,260.Simpulan: ada pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus di RSU Dr.Pirngadi Medan. Saran untuk praktek keperawatan di harapkan perawat yang bekerja diruangan tersebut hendaknya menbuat prosedure tetap senam kaki terhadap pasien diabetes melitus dan untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan alat yang lebih akurat untuk mengukur sirkulasi darah kaki seperti Dopller HI-doop.Kata kunci: Senam Kaki, Sirkulasi Darah Kaki, Pasien Diabetes Melitus. Background: Foot Exercise can help improve impaired blood circulation and strengthen small leg muscles in diabetic patients with neuropathy. In addition, it can strengthen the calf and thigh muscles, overcome the limitations of joint motion and prevent depormity. The limited amount of insulin in DM patients results in increased blood sugar levels, which causes damage to blood vessels, nerves and other internal structures. So that the blood supply to the legs is increasingly obstructed, as a result, DM patients will experience impaired blood circulation in their legs.Objective: to determine the effect of foot exercise on foot blood circulation in diabetes mellitus patients before and after giving foot exercise treatment.Method: This type of research is a Quasi Experiment. The population in this study were 347 people per year, the sampling technique in this study was purposive sampling so that 29 people were obtained. The research data were analyzed by using paired t-test. Based on the results of data analysis, it is known that there is a difference in blood circulation before and after doing foot exercises with a value of p = 0.000 with an average increase in blood circulation. -0,260.Conclusion: There is an effect of foot exercise on leg blood circulation in diabetes mellitus patients at RSU Dr.Pirngadi Medan. Suggestions for nursing practice are expected that nurses who work in this room should establish a regular foot exercise procedure for diabetes mellitus patients and for future researchers they should use a more accurate tool for measuring foot blood circulation such as the HI-doop Doppler.Keywords: Foot Exercise, Foot Blood Circulation, Diabetes Mellitus Patients.
Pengaruh Abdominalis Breathing Terhadap Kapasitas Vital Paru Pada Pasien Asma di RSUD DR Pirngadi Medan Tahun 2019 Siti Meilan Simbolon
Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara Vol 8, N0 2 (2020): Edisi Juli
Publisher : Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.571 KB) | DOI: 10.48134/jurkessutra.v8i2.31

Abstract

Abdominal breathing merupakan tehnik latihan pernafasan yang melibatkan otot diafragma yang digunakan untuk mengkompensasi kekurangan oksigen dan mengurangi ketegangan otot pernafasan akibat adanya penyempitan saluran nafas karena serangan asma.Terjadinya penyempitan saluran nafas dapat mengakibatkan penurunan kapasitas vital paru mencapai 60% dan keadaan ini dapat mengakibatkan terganggunya fungsi-fungsi sel diseluruh tubuh. Penyempitan saluran nafas umumnya dapat diatasi dengan menggunakan obat bronkodilator, akan tetapi perubahan pada bentuk dada dan otot-otot pernafasan yang menegang abibat penyempitan saluran nafas yang mengakibatkan penurunan kapasitas vital paru hanya dapat diatasi dengan pemberian terapi antara lain tehnik relaksasi abdominal breathing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh abdominal breathing terhadap kapasitas vital paru pada pasien asma. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan penelitian pre and post test with control group. Populasi pada penelitian ini adalah pasien asma yang dirawat di RSUD Dr.Pirngadi MedanTahun 2019 dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang yang terdiri  dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan purposive  sampling. Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov diperoleh hasil data tidak  berdistribusi normal karena nilai p0.05. kemudian dilanjutkan dengan uji alternatif   yaitu uji Wilxocon dan diperoleh hasil kapasitas vital paru sebelum dan sesudah pemberian terapi abdominal breathing berbeda secara signifikan p=0.000 (p0.05) sehinngga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian tehnik relaksasi abdominal breathing terhadap kapasitas vital paru pada pasien asma di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
FAKTOR DOMINAN TERJADINYA CA SERVIKS DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2019 Siti Meilan Simbolon
Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara Vol 9. No 1 (2021) Edisi Januari
Publisher : Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.608 KB) | DOI: 10.48134/jurkessutra.v9i1.57

Abstract

Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di seluruh dunia, salah satunya adalah kanker servik. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia World Health Organization atau (WHO),  kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kaum hawa dari seluruh penyakit kanker yang ada.Faktor domina terjadinya kanker serviks seperti  Infeksi HPV (Human Papilloma Virus), Usia Perkawinan, umur,Pil Kontrasepsi. Penelitian ini bersifat deskriftif yang bertujuan untuk mengetahui Faktor Dominan terjadinya Ca Serviks di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2019. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita kanker serviks yang berjumlah 392 sampel Faktor Dominan terjadinya Ca Serviks di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2019 dan jumlah keseluruhannya dijadikan sampel dengan tehnik populasi sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan  mengunakan data skunder yaitu data diperoleh dari rekam medic  dari status pasien dengan menggunakan lembar checklis. Data dianalisis dengan cara deskriftif yaitu hasil data di distribusikan kedalam table ferkuensi. Hasil penelitian yang di peroleh bahwa infeksi HPV mayoritas yang paling berisiko sebanyak 100%, pil kontrasepsi mayoritas beresiko sebanyak (75.0%), umur mayoritas berisiko sebanyak (63.5%), usia perkawinan mayoritas berisiko (50.8%). Kesimpulan faktor dominan terjadinya ca serviks beresiko kepada wanita yang sudah menikah hendaknya konsultasi dengan cara tes pap smear untuk mencegah terjadinya usia perkawinan agar tidak terjadinya ca serviks agar menikah di usia 25 tahun untuk mencegah usia perkawinan muda, umur merupakan perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia 35-50 tahun dan masih aktif berhubungan seksual, dan pil kontrasepsi agar pemakaianya dalam waktu jangka 5 tahu dengan cara konsultasi ke bagian petugas kesehatan untuk dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit ini. Di harapkan kepada rumah sakit yaitu doknter, dan perawat, yang ada di ruangan  rawat inap Rindu B1 agar dapat memberikan informasi tentang cara pencegahan terjadinya ca serviks kepada setiap pasien, khusunya pencegahan terjadinya ca serviks. Kata kunci: faktor  domina,  CA serviks.
PELAKSANAAN TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2019 Siti Meilan Simbolon
Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara Vol 8, N0 2 (2020): Edisi Juli
Publisher : Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.89 KB) | DOI: 10.48134/jurkessutra.v8i2.30

Abstract

Infeksi Nosokomial merupakan infeksi pada waktu penderita dirawat di Rumah Sakit tidak sedang dalam masa inkubasi dari infeksi tersebut, yang terjadi karena adanya interaksi antara host, agent, dan environment. Infeksi nosokomial bisa bersumber dari petugas kesehatan, pasien yang lain, alat dan bahan yang di gunakan untuk pengobatan maupun dari lingkungan rumah sakit. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial antara lain : faktor internal (seperti usia, penggunaan obat, penyakit penyerta, malnutrisi, kolonisasi flora normal tubuh, personal hygiene yang rendah, perilaku personal dan lain-lain) serta faktor eksternal (seperti banyaknya petugas kesehatan yang kontak langsung dengan pasien, banyaknya prosedur invasive, lama tinggal di RS, lingkungan yang terkontaminasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan 2019. jenis penelitian deskriptif, pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dengan jumlah 90 orang perawat, dan pengambilan data dikumpulkan dengan menggunakan kueisiner. Dari hasil penelitian di peroleh dari 90 responden dengan kesimpulan pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi nosokomial berdasarkan distribusi kepadatan penderita  mayoritas buruk sebanyak 40 orang (44,4%).Kata Kunci: Pencegahan Infeksi, Nosokomial
The Relationship Of Mother's Behavior About Neck Cancer In The Papsmear Examination At The Pancur Batu Health Center Year 2020 Siti Meilan Simbolon; Ristika Julianty Singarimbun
Jurnal EduHealth Vol. 11 No. 2 (2021): March, Jurnal EduHealth
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.659 KB)

Abstract

Cervical cancer has the highest incidence rate in developing countries and developed countries rank second after breast cancer. WHO notes that in the world every year there are 5.25 million people with cancer. Most sufferers come at an advanced stage to check themselves. Based on data from the Pancur Batu Health Center, every year the number of cervical cancer sufferers in 2019-2020 has increased from 96 people to 126 people. For this reason, researchers feel the need to conduct research on "The Relationship between Mother's Behavior About Cervical Cancer in Pap Smear Examination." The research design used was analytic with a cross-sectional and correlational approach using a questionnaire as a data collector. The research was conducted in March – June 2020. The population is mothers in the working area of ​​the Pancur Batu Health Center as many as 193 people and 38 people as samples (simple random sampling). Based on the results of the study, the level of knowledge of mothers about cervical cancer was moderate, as many as 27 people (71.1%), attitudes towards pap smear examination were positive, as many as 31 people (81.6%) and the relationship showed a strong correlation, namely the value of 0.567. The level of education was quite influential on the level of knowledge of mothers about cervical cancer. It is hoped that health workers will increase the provision of information through counseling and ultimately reduce maternal morbidity and mortality. attitude towards pap smear examination was positive as many as 31 people (81.6%) and the relationship showed a strong correlation, namely the value of 0.567. The level of education was quite influential on the level of knowledge of mothers about cervical cancer. It is hoped that health workers will increase the provision of information through counseling and ultimately reduce maternal morbidity and mortality. attitude towards pap smear examination was positive as many as 31 people (81.6%) and the relationship showed a strong correlation, namely the value of 0.567. The level of education was quite influential on the level of knowledge of mothers about cervical cancer. It is hoped that health workers will increase the provision of information through counseling and ultimately reduce maternal morbidity and mortality.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI SENAM KAKI TERHADAP SIRKULASI DARAH KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD DR PIRNGADI MEDAN 2018 Siti Meilan Simbolon
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.570

Abstract

Latar Belakang: Senam Kaki dapat membantu memperbaiki peredaran darah yang terganggu dan memperkuat otot-otot kecil kaki pada pasien diabetes dengan neuropati. Selain itu dapat memperkuat otot betis dan otot paha, mengatasi keterbatasan gerak sendi dan mencegah terjadinya depormitas. Keterbatasan jumlah insulin pada penderita DM mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat hal ini menyebabkan rusaknya pembulu darah, saraf dan strukrur internal lainya. Sehingga pasokan darah ke kaki semakin terhambat, akibatnya pasien DM akan mengalami gangguan sirkulasi darah pada kakinya.Tujuan: untuk mengetahui Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus sebelum dan sesudah di berikan perlakuan senam kaki.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 347 orang pertahun, tehnik samplingdalam penelitian ini adalah purposiple sampling sehingga diperoleh 29 orang. Data penelitian dianalisa dengan uji paired t-test. Berdasarkan hasil analisa data di ketahui bahwa ada perbedaan sirkulasi darah sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki dengan nilai p=0.000 dengan rata-rata peningkatan sirkulasi darah. -0,260.Simpulan: ada pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus di RSU Dr.Pirngadi Medan. Saran untuk praktek keperawatan di harapkan perawat yang bekerja diruangan tersebut hendaknya menbuat prosedure tetap senam kaki terhadap pasien diabetes melitus dan untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan alat yang lebih akurat untuk mengukur sirkulasi darah kaki seperti Dopller HI-doop.Kata kunci: Senam Kaki, Sirkulasi Darah Kaki, Pasien Diabetes Melitus. Background: Foot Exercise can help improve impaired blood circulation and strengthen small leg muscles in diabetic patients with neuropathy. In addition, it can strengthen the calf and thigh muscles, overcome the limitations of joint motion and prevent depormity. The limited amount of insulin in DM patients results in increased blood sugar levels, which causes damage to blood vessels, nerves and other internal structures. So that the blood supply to the legs is increasingly obstructed, as a result, DM patients will experience impaired blood circulation in their legs.Objective: to determine the effect of foot exercise on foot blood circulation in diabetes mellitus patients before and after giving foot exercise treatment.Method: This type of research is a Quasi Experiment. The population in this study were 347 people per year, the sampling technique in this study was purposive sampling so that 29 people were obtained. The research data were analyzed by using paired t-test. Based on the results of data analysis, it is known that there is a difference in blood circulation before and after doing foot exercises with a value of p = 0.000 with an average increase in blood circulation. -0,260.Conclusion: There is an effect of foot exercise on leg blood circulation in diabetes mellitus patients at RSU Dr.Pirngadi Medan. Suggestions for nursing practice are expected that nurses who work in this room should establish a regular foot exercise procedure for diabetes mellitus patients and for future researchers they should use a more accurate tool for measuring foot blood circulation such as the HI-doop Doppler.Keywords: Foot Exercise, Foot Blood Circulation, Diabetes Mellitus Patients.