Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENERAPAN MODEL EVALUASI KIRKPATRICK EMPAT LEVEL DALAM MENGEVALUASI PROGRAM DIKLAT DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG Ramayana Ritonga; Asep Saepudin; Uyu Wahyudin
Jurnal Pendidikan Nonformal Vol 14, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan-Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.109 KB) | DOI: 10.17977/um041v14i1p12-21

Abstract

Abstract: In Improving Human Resource Development (PSDM), the Lembang Center for Agricultural Training (BBPP) is the right place to carry out technical training and functional training in agriculture. It has been proven that BBPP Lembang has printed a lot of skilled workers in the field of agriculture, this can be used as an indicator of the success of this training institution, not only that, the welfare of the farmers has also increased. BBPP Lembang is one of the places that can be used as a job that helps reduce the number of people who do not get jobs. To improve the ongoing training and on target BBPP Lembang always conducts evaluation activities that aim to see the success of the programs that have been held and follow up on the weaknesses that were obtained when the evaluation process took place both at the beginning of the program and at the end of the program. The application of the Kirkpatrick Four Level Evaluation Model is used as a frame of reference for evaluating programs, where evaluations at levels 1 and 2 will produce information for the organization about conducting training both in the middle and the end. Whereas levels 3 and 4 produce information that focuses on the impact of training for organizations and trainees. Abstrak: Dalam Meningkatkan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menjadi tempat yang tepat sasaran untuk melaksanakan pelatihan teknis dan pelatihan fungsional di bidang pertanian. Sudah terbukti BBPP Lembang banyak sekali mencetak tenaga yang handal dibidang pertanian, hal ini bisa dijadikan sebagai indicator keberhasilan dari lembaga diklat ini, bukan hanya itu, kesejahteraan para petani pun sudah meningkat. BBPP Lembang menjadi salah satu wadah yang bisa dijadikan sebagai lapangan kerja yang membantu mengurangi jumlah warga yang tidak mendapatkan pekerjaan. Untuk meningkatkan pelatihan berkelanjutan dan tepat sasaran BBPP Lembang senantiasa melakukan kegiatan evaluasi yang bertujuan melihat keberhasilan program yang telah diselenggarakan dan menindaklajuti kelemahan-kelemahan yang didapat ketika proses evaluasi berlangsung baik di awal program dan maupun diakhir program. Penerapan Model Evaluasi Kirkpatrick Empat Level dugunakan sebagai kerangka acuan untuk mengevaluasi program, dimana evaluasi pada level 1 dan 2 akan mengasilkan informasi untuk organisasi tentang penyelenggaraan pelatihan baik diwal-tengan dan akhir. Sedangkan pada level 3 dan 4 menghasilkan informasi yang berfokus pada dampak pelatihan bagi organisasi dan peserta pelatihan
Pelatihan Kewirausahaan Berlatar Ekokultural untuk Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pedesaan Uyu Wahyudin
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 28, No.1, Year 2012 (Accredited by Dikti)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.126 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v28i1.339

Abstract

The purpose of this study was to provide an entrepreneurship training model based onthe local culture to empower the rural poor. The goalwas achieved through research and development approach. The results showthat the entrepreneurship training model with an eco-cultural aspect for empowerment of the rural-poorareas should focus on theshaping ofthe public mindset from that of workers to job creators. The substance ofthe material should berelated to ecosystem and cultural elements of the local environment. The images and symbols related to Sundanese’s culture were used as media for learning. The curriculum, teaching materials, strategies and the media for training were developed inthis studybased on the theoretical  studies and consultation with experts for the empirical effectiveness of empowering the rural poor.
EDUCATION INNOVATION MODEL WITH STRATEGY IMPLEMENTATION OF THE "DARE TO BE DIFFERENT" CONCEPT Muhammad Yusuf; Iip Syarifah; Uyu Wahyudin
Jurnal Ilmiah Teunuleh Vol. 2 No. 2: Jurnal Ilmiah Teunuleh | June 2021
Publisher : Teunuleh Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51612/teunuleh.v2i1.35

Abstract

In the face of rapid and complex and unpredictable changes in life, educational innovation must be an important and critical priority because education is still the main support for improving the quality of human resources. The educational innovation model in the Indonesian Ministry of Education and Culture still tends to be more dominant in using a “top-down model” strategy, namely educational innovation developed from above by policy makers from the central level, to be implemented imperatively down to the lowest level of educational institutions. This will dull the creativity of the teaching staff and education staff. Thus, educational innovation should be balanced with a "bottom-up model" strategy, namely a model of educational innovation developed from below, which originates from the creativity of education personnel and educational staff in each educational institution implemented as an effort to improve the quality of education delivery. In order for educational innovation to run faster than other changes, it is necessary to look for more powerful models and strategies through various scientific approaches. The educational innovation model with a strategy of implementing the concept of "Dare to be different" is a concept used to motivate education providers to carry out educational innovations by not contradicting existing educational innovation models and strategies. This model focuses more on internalizing the enthusiasm for educational innovation, especially by educators. Dare to be different means daring to be different, so start with the word dare which stands for the words dream, attitude, relationship, and excellence.
PERAN PENTING PEDOMAN ETIKA BISNIS PERUSAHAAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI Uyu Wahyudin
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.118 KB)

Abstract

Segala upaya dalam pemberantasannya telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, baik itu oleh pemerintah dengan membentuk lembaga anti rasuah maupun perusahaan dengan membentuk komite etik dan menyusun pedoman etik agar tercipta suatu perusahaan yang baik, namun sekali lagi, korupsi masih terus terjadi. Kenyataan ini menyebabkan para pelaku usaha mengalami distorsi dalam kinerja mereka, yang pada gilirannya berakibat pada menurunnya etos kerja dan kerugian bagi perusahaan. Munculnya kebiasaan korupsi, kolusi dan nepotisme telah secara nyata menimbulkan kerugian materil, serta menjadikan etos kerja menjadi sangat rendah, bekerja hanya mencari kesempatan untuk korupsi. Pada titik inilah munculnya sinisme bahwa korupsi sudah menjadi budaya, karena nyaris hampir terjadi di semua sektor. Dalam kaitan inilah kajian tentang peran penting tika bisnis dalam mewujudkan good corporate governance sebagai upaya pencegahan korupsi merupakan kajian yang sangat dibutuhkan dan sangat serius untuk dapat dilaksanakan. Peran penting etika bisnis tersebut diwujudkan dalam bentuk lembaga yang tentu saja membutuhkan pedoman pelaksanaanya yang sering disebut kode etik atau pedoman etika bisnis perusahaan. Pedoman Etika Bisnis Perusahaan adalah pedoman yang dapat menjadi acuan bagi seluruh stakeholder perusahaan dalam menerapkan nilai-nilai etika perusahaan serta dapat memberikan arahan dalam memecahkan dilema etika yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan bisnis. Penerapan etika bisnis adalah wujud dari pengembangan budaya perusahaan, khususnya budaya kepatuhan dan antikorupsi.
Program Pendampingan Anggota Koperasi MISYKAT (Microfi nance Syariah Berbasis Masyarakat) dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perkotaan (Studi Deskriptif Pada Program Pendampingan di Majelis Khoerunnisa Rw 01 Kelurahan Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Rini Novianti Yusuf; Uyu Wahyudin; Yanti Shantini
Jurnal AKRAB Vol. 6 No. 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v6i1.106

Abstract

Misykat merupakan lembaga koperasi berfokus terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah, secara konsisten lembaga ini memberikan bantuan dana bergulir. Penelitian ini bertitik tolak pada program pendampingan anggota koperasi Misykat dalam pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui mengenai output yang didapat oleh anggota setelah mengikuti pelatihan kecakapan hidup,(2) Untuk mengetahui program pendampingan koperasi Misykat,(3) Untuk mengetahui capaian perubahan anggota koperasi setelah mengikuti pendampingan,(4) Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dari program pendampingan. Metode penelitian, yaitu metode deskriptif, pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, subjek peneliti : pengelola, pendamping, dan anggota koperasi yang bertempat di Lembaga Koperasi Misykat dan Mejelis Khoerunisa Cikutra Bandung. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa anggota mendapatkan ilmu pengetahuan ekonomi, sosial, dan agama, perubahan sikap seperti tutur kata, penampilan, dan memiliki keterampilan hasil kegiatan pelatihan kecakapan hidup, pendampingan program Misykat dilakukan sesuai konsep pendampingan, yaitu langkah-langkah pendampingan, strategi, dan pendekatan pendampingan. Kegiatan pendampingan, anggota mendapatkan pengetahuan ekonomi, sosial, agama yang diaplikasikan dalam kehidupan, perilaku yang lebih baik, keterampilan serta peningkatan taraf kehidupan, terdapat faktor penghambat yaitu kompetensi pendamping, faktor pendukung dari kemitraan dan fi nancial.
Dampak Hasil Belajar Program Keaksaraan Usaha Mandiri terhadap Minat Berwirausaha Masyarakat Jajat S. Ardiwinata; Uyu Wahyudin; Mochamad Dera
Jurnal AKRAB Vol. 6 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v6i2.118

Abstract

Program keaksaraan usaha mandiri bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan keberaksaraan, meningkatkan kemampuan usaha mandiri dan untuk meningkatkan pendidikan warga belajar melalui peningkatan sikap. Sehingga di harapkan warga belajar program keaksaraan usaha mandiri tidak hanya mampu keberaksaraan dan keterampilan saja tetapi harus mampu mengaplikasikan hasil belajar yang telah tutor berikan. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar dan minat berwirausaha warga belajar keaksaraan usaha mandiri. program keaksaraan usaha mandiri berjalan selama 3 bulan dengan warga belajar 420 orang yang terbagi menjadi 42 kelompok. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengacu pada konsep keaksaraan, konsep keaksaraan usaha mandiri, konsep hasil belajar, konsep minat dan konsep minat berwirausaha. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dokumentasi, angket dan wawancara, lokasi penelitian ini bertempat di PKBM Winaya Bhakti Desa Hanjuang Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Responden dalam penelitian ini adalah warga belajar keaksaraan usaha mandiri sebanyak 80 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Hasil belajar program keaksaraan usaha mandiri sangat bervariasi, diantaranya memiliki kategori hasil belajar yang tinggi, sedang dan rendah. 2) Minat berwirausaha masyarakat pada binaan program keaksaraan usaha mandiri mayoritas dari warga belajar memiliki minat berwirausaha kategori sedang atau cukup rendah. 3) Dampak hasil belajar tidak dominan mempengaruhi minat warga belajar untuk berwirausaha.
MODEL KONSEPTUAL PELATIHAN CEFE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN UMKM DI KOTA CIMAHI PROVINSI JAWA BARAT Cucu Sukmana; Ihat Hatimah; Uyu Wahyudin; Ade Sadikin Akhyadi
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Vol 14, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jvip.v14i1.50838

Abstract

This study aims to to provide a study by describing the conceptual model of CEFE training in perfecting the entrepreneurship training program.method applied is a qualitative approach with Emic's view, then data collection involves MSME actors, assistants, and coordinators as well as data collection tools by observation, documentation, interviews, and tests. Based on the results of the study, it was found that the conceptual model of CEFE training was very helpful in training management and specifically to deal with problems in the business world, then based on the discussion conducted on the conceptual model of the training it was more structured and focused when compared to not implementing the training model, then this management applied real simulation into the world of entrepreneurship which makes this model very suitable to be applied to entrepreneurship training programs. The impact of this research is to create insight into job opportunities, increase entrepreneurial insight and create a family spirit, as well as train participants to develop businesses through business partners. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memberikan kajian dengan mendeskripsikan model konseptual pelatihan CEFE dalam menyempurnakan program pelatihan kewirausahaan. Metode penelitian yang diterapkan adalah pendekatan kualitatif dengan pandangan Emic, kemudian pengumpulan data melibatkan pelaku UMKM, pendamping, dan koordinator serta alat pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi, wawancara, dan tes. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa model konseptual pelatihan CEFE sangat membantu dalam manajemen pelatihan dan khusus untuk menangani permasalahan di dunia usaha, kemudian berdasarkan pembahasan yang dilakukan mengenai model konseptual pelatihan tersebut lebih terstruktur dan fokus jika dibandingkan dengan tidak menerapkan model pelatihan, kemudian pada manajemen ini menerapkan simuasi nyata ke dunia wirausaha yang membuah model ini menerpkan simulasi model pelatihan, kemudian pada manajemen ini menerapkan simulasi nyata ke dunia wirausaha yang membuat model ini sangat cocok untuk diterapkan pada program pelatihan kewirausahaan. Dampak dari penelitian ini adalah menciptakan wawasan peluang kerja, menambah wawasan kewirausahaan dan menciptakan semangat kekeluargaan, serta melatih peserta untuk mengembangkan usaha melalui mitra usaha.
USE OF ONLINE APPLICATIONS DURING THE COVID-19 PANDEMIC BY ADULT STUDENTS AT COMMUNITY LEARNING CENTERS Budi Santoso; Ahmad Hufad; Uyu Wahyudin; Asep Saepudin; Purnomo Purnomo
Empowerment : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Vol 12, No 1 (2023): February 2023
Publisher : IKIP Siliwangi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/empowerment.v12i1.3706

Abstract

Implementation of learning at the Community Learning Center (PKBM) during the Covid 19 pandemic faced challenges, this was due to the diversity of backgrounds of students in PKBM. The majority of students in PKBM are adults, due to the nature of PKBM which is flexible and oriented to community needs. The use of applications in learning during a pandemic is an option that must be used. However, adults who were born as digital immigrants need to adapt to this new technology. This research was carried out by applying a quantitative approach, using a survey method, namely research examining large and small populations (universe) by selecting and studying selected samples from that population, so as to find the relative incidence, distribution, and interrelation of variables and located in the city Bandung. Data collection through observation, interviews, documentation studies, and questionnaires. The population of this study amounted to 77 PKBM institutions, obtained a sample with the slovin formula totaling 43 PKBM institutions, with a total of 200 PKBM students representing each institution. The results of the study show that the most widely used learning media is WhatsApp, The use of the whatsapp application is more applicable and familiar how to use it.
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR Muhammad Darif; Uyu Wahyudin; Yuyu Yuhana
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 11, No 1 (2023): APRIL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v11i1.12485

Abstract

Abstrak: Penelitian memiliki tujuan untuk mendeskripsikan gambaran tentang strategi yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di SDN Pengampelan, Provinsi Banten. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, kepala sekolah SDN Pengampelan menjadi informan kuncinya. Kemudian teknik pengumpulan datanya yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.  Tahapan pada penelitian ini yaitu pemilihan data, pengkajian, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa strategi yang digunakan oleh kepala Sekolah ialah dengan beberapa strategi yakni pada guru, dengan meningkatkan kualitas guru, meningkatkan prestasi akademik dan non akademik siswa. Sedangkan pada pelaksanaanya yakni melibatkan guru pada kegiatan pelatihan serta seminar, melakukan kegiatan bimbingan belajar (bimbel) di sekolah, remedial khusus dan kegiatan ekstrakurikuler berupa ekstrakulikuler olah raga dan seni, serta memberikan jam belajar tambahan kepada siswa yang memiliki nilai kurang baik. Sedangkan dalam peningkatan sarana prasarana kepala sekolah membuat perencanaan sarana yang dibutuhkan, pengadaan dan pemeliharaaan sarana prasarana melalui dana BOS. Abstract:  The aim of this research is to describe the strategy used by school principals to improve the quality of education at Pengampelan Elementary School, Banten Province. This study uses a descriptive qualitative, and the principal of SDN Pengampelan acts as the key informant. Data collection techniques used in this study were observation, interviews, and documentation. The stages of the research include data selection, data analysis data verification and conclusion drawing. . Based on the reseach findings, it is know that the principal uses several strategies to improve the quality of the education, including improving the quality of teachers, enhacing students’ academic and non-academic achievements. In implementation, the principal involves teacher in the training and seminar activities, provides tutoring at school, special remedial and extracurricular activities in the form of extracurriculars sports and arts as well as providing additional study hours to students who have poor grades. Meanwhile, in improving infrastructure facilities, the school principal plans the required facilities, procures and maintains infrastructure through BOS funds.
IMPLEMENTASI PEDAGOGIK DAN ANDRAGOGI DALAM PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LALU LINTAS BERBASIS KOMUNITAS DI KABUPATEN CIANJUR Dede Ahmad Supriatna; Babang Robandi; Ace Suryadi; Uyu Wahyudin; Achmad Hufad; Elih Sudiapermana; Joni Rahmat Pramudia
Jurnal Pendidikan Politik, Hukum Dan Kewarganegaraan Vol 13, No 1 (2023): Jurnal Pendidikan Politik, Hukum, dan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan model pembelajaran lalu lintas berbasis komunitas di Kabupaten Cianjur membutuhkan implementasi pedagogik dan andragogi yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Abstrak ini akan menjelaskan tentang bagaimana kedua pendekatan tersebut dapat diimplementasikan dalam pengembangan model pembelajaran lalu lintas di Kabupaten Cianjur. pedagogik digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pendekatan ini berfokus pada peran guru sebagai pengajar dan peserta didik sebagai penerima informasi. Dalam konteks pembelajaran lalu lintas, guru akan memainkan peran sentral dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam berlalu lintas yang aman dan bertanggung jawab. Penggunaan metode pengajaran yang interaktif, seperti diskusi kelompok, permainan peran, dan studi kasus, akan mendorong partisipasi aktif peserta didik dan meningkatkan pemahaman mereka tentang aturan lalu lintas. andragogi digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik di tingkat pendidikan tinggi dan masyarakat umum. Pendekatan ini lebih berfokus pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, di mana mereka memiliki peran aktif dalam menentukan jalannya pembelajaran. Dalam pengembangan model pembelajaran lalu lintas berbasis komunitas, peserta didik di Kabupaten Cianjur akan didorong untuk mengambil peran sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas. Diskusi terbuka, simulasi, dan proyek kolaboratif akan digunakan sebagai metode pembelajaran untuk mengaktifkan pemikiran kritis dan partisipasi aktif peserta didik. implementasi pedagogik dan andragogi dalam pengembangan model pembelajaran lalu lintas berbasis komunitas di Kabupaten Cianjur menjadi penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Pedagogik berfokus pada pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah, sedangkan andragogi berfokus pada pendidikan tinggi dan masyarakat umum. Kedua pendekatan ini akan memastikan partisipasi aktif peserta didik, meningkatkan pemahaman mereka tentang aturan lalu lintas, dan mendorong mereka untuk menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dalam berlalu lintas..Kata Kunci : Pedagogik, Andragogi, Pembelajaran Lalu Lintas, Cianjur