Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENERAPAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENGKAJI PERBEDAAN KONSUMSI PANGAN HEWANI DI WILAYAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI INDONESIA Saputri, Afriyanti Rahmawati; Virgantari, Fitria; Wijayanti, Hagni
-
Publisher : Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan Alam. Universitas Pakuan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.489 KB)

Abstract

This research aims to examine the differences between animal food consumption in urban and rural areas in Indonesia using discriminant analysis. The data used are secondary data obtained from the National socio-economic Survey (Susenas) held Central Bureau of statistics of the year 2015. The data analyzed includes data on average consumption of protein (grams) per capita a day according to the dining area and group housing in 34 provinces in Indonesia. Animal food consumption are examined, namely fish consumption, the consumption of meat, eggs and milk consumption. Based on the results of the analysis it can be concluded that the normality test,  matrix test  of  the  variety  of  uniform  and   test  the   average   vector  value is fulfilled, so the discriminant function is obtained as follows: where is consumption of fish, is the consumption of meat, eggs and milk consumption was and is the value of the discriminant score. The result of the discriminant functions that form validation indicates that the function is accurate and stable. The precision of the discriminant function was 85.08% or there are 2 errors in classifying a group of villages and 8 errors in classifying a group of 67 regions of cities and villages throughout the province in Indonesia. Based on the magnitude of the coefficients of the function, that the consumption of eggs and milk that contributes the largest animal food consumption differences across cities and villages. Key words : animal food consumption, discriminant analysis, test validation, assumptions
DINAMIKA KONSUMSI PRODUK PERIKANAN DI INDONESIA Virgantari, Fitria; Daryanto, Arief; Harianto, -; Kuntjoro, Sri Utami
-
Publisher : Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan Alam. Universitas Pakuan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.581 KB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan menganalisis pola konsumsi/pengeluaran dan kontribusi produk perikanan terhadap pemenuhan protein masyarakat Indonesia. Data yang digunakan adalah data Susenas yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik.  Analisis dilakukan secara deskriptif dengan tabulasi dan grafik. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum masyarakat perdesaan dengan keterbatasan anggaran lebih memberikan prioritas alokasi anggaran untuk produk perikanan, sedangkan masyarakat perkotaan memberikan prioritas untuk produk peternakan. Tingkat konsumsi ikan meningkat dengan semakin meningkatnya pendapatan. Jenis ikan yang semakin banyak dikonsumsi adalah tongkol/tuna/cakalang, kembung, bandeng, mujair, mas, lele, dan udang. Kontribusi ikan pada volume konsumsi bahan pangan hewani pada kurun waktu 2002-2007 rata-rata sebesar 57.96% setiap tahun. Secara agregat,  konsumsi protein ikan penduduk Indonesia sebesar 7.94 gram/kapita/hari, sedangkan dari produk peternakan hanya 5.69 gram/kapita/hari dengan rincian 2.64 dari daging dan 3.05 dari telur dan susu dan sebagian besar konsumsi protein ikan tersebut diperoleh dari ikan segar  dibanding ikan olahan/awetan, yaitu mencapai sekitar 81-92% dari total konsumsi ikan; sedangkan konsumsi ikan olahan hanya berkisar antara 8-22%. Secara keseluruhan konsumsi ikan olahan mengalami peningkatan, baik di desa maupun di kota.  Preferensi ikan segar di perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan, sedangkan ikan olahan di perdesaan  lebih tinggi daripada di perkotaan. Di perkotaan, dari tahun ke tahun konsumsi ikan segar mengalami penurunan, sedangkan konsumsi ikan olahan mengalami peningkatan. Sedangkan di perdesaan, konsumsi ikan segar maupun ikan olahan mengalami peningkatan cukup besar pada tahun 2008.  Konsumsi ikan segar tertinggi terdapat di wilayah Maluku, Sulawesi, dan Kepri serta NAD. Diantara ikan segar tersebut, di wilayah perkotaan maupun perdesaan, jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi adalah tongkol/tuna/cakalang, kembung, bandeng, dan mujair  Kata kunci : pangsa pengeluaran ikan, tingkat konsumsi ikan, peranan ikan dalam konsumsi protein 
PEMETAAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN HEWANI DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MULTIDIMENSIONAL SCALING Fauziah, Syifa; Virgantari, Fitria; Setyaningsih, Sri
-
Publisher : Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan Alam. Universitas Pakuan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.001 KB)

Abstract

This study aims to map the level of animal food security in Indonesia using multidimensional scaling method. The data used are secondary data obtained from the Central Bureau of Statistics, namely the average data of consumption of animal protein (gram / capita / days) and the average data of consumption of animal protein (rupiah / capita / month) in 2015 from all provinces in Indonesia. The result of the research shows that group I is food resistant in all animal food commodities, namely West Sumatra, Riau, South Sumatera, Bangka Belitung Islands, Riau Islands, Banten, West Kalimantan, Central Kalimantan, South Kalimantan, East Kalimantan and North Kalimantan. Group II is food resistant in fish, eggs and milk, less food in the meat of North Sumatra, Bengkulu, West Nusa Tenggara, North Sulawesi, West Papua and Papua. Group III is food-resistant in meat, eggs and milk, lack of food in fish such as DKI Jakarta, West Java, DI Yogyakarta, and Bali. Group IV is food-resistant in eggs and milk, less food in fish and meat such as Lampung, Central Java, and East Java. Group V is food-resistant in eggs and milk, food-susceptible to fish, and less food for less meat, namely Aceh, Central Sulawesi, South Sulawesi, Southeast Sulawesi, Gorontalo and Maluku. Group VI status is susceptible to food in fish, less food in meat, eggs and milk of West Sulawesi and North Maluku. Group VII is under-food in all animal food commodities, namely East Nusa Tenggara. Stress value of 11.15% and R2 value of 95.01% indicate that multidimensional scaling method is suitable for use in this research. Keywords: animal protein, food security, multidimensional scaling method,
PENERAPAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENGKAJI PERBEDAAN KONSUMSI PANGAN HEWANI DI WILAYAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI INDONESIA Afriyanti Rahmawati Saputri; Fitria Virgantari; Hagni Wijayanti
EKOLOGIA Vol 16, No 2 (2016): JURNAL ILMIAH ILMU DASAR DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.489 KB) | DOI: 10.33751/ekol.v16i2.732

Abstract

This research aims to examine the differences between animal food consumption in urban and rural areas in Indonesia using discriminant analysis. The data used are secondary data obtained from the National socio-economic Survey (Susenas) held Central Bureau of statistics of the year 2015. The data analyzed includes data on average consumption of protein (grams) per capita a day according to the dining area and group housing in 34 provinces in Indonesia. Animal food consumption are examined, namely fish consumption, the consumption of meat, eggs and milk consumption. Based on the results of the analysis it can be concluded that the normality test, matrix test of the variety of uniform and test the average vector value is fulfilled, so the discriminant function is obtained as follows: where is consumption of fish, is the consumption of meat, eggs and milk consumption was and is the value of the discriminant score. The result of the discriminant functions that form validation indicates that the function is accurate and stable. The precision of the discriminant function was 85.08% or there are 2 errors in classifying a group of villages and 8 errors in classifying a group of 67 regions of cities and villages throughout the province in Indonesia. Based on the magnitude of the coefficients of the function, that the consumption of eggs and milk that contributes the largest animal food consumption differences across cities and villages.Key words : animal food consumption, discriminant analysis, test validation, assumptions
DINAMIKA KONSUMSI PRODUK PERIKANAN DI INDONESIA Fitria Virgantari; Arief Daryanto; - Harianto; Sri Utami Kuntjoro
EKOLOGIA Vol 11, No 2 (2011): JURNAL ILMIAH ILMU DASAR DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.581 KB) | DOI: 10.33751/ekol.v11i2.257

Abstract

Tulisan ini bertujuan menganalisis pola konsumsi/pengeluaran dan kontribusi produk perikanan terhadap pemenuhan protein masyarakat Indonesia. Data yang digunakan adalah data Susenas yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan tabulasi dan grafik. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum masyarakat perdesaan dengan keterbatasan anggaran lebih memberikan prioritas alokasi anggaran untuk produk perikanan, sedangkan masyarakat perkotaan memberikan prioritas untuk produk peternakan. Tingkat konsumsi ikan meningkat dengan semakin meningkatnya pendapatan. Jenis ikan yang semakin banyak dikonsumsi adalah tongkol/tuna/cakalang, kembung, bandeng, mujair, mas, lele, dan udang. Kontribusi ikan pada volume konsumsi bahan pangan hewani pada kurun waktu 2002-2007 rata-rata sebesar 57.96% setiap tahun. Secara agregat, konsumsi protein ikan penduduk Indonesia sebesar 7.94 gram/kapita/hari, sedangkan dari produk peternakan hanya 5.69 gram/kapita/hari dengan rincian 2.64 dari daging dan 3.05 dari telur dan susu dan sebagian besar konsumsi protein ikan tersebut diperoleh dari ikan segar dibanding ikan olahan/awetan, yaitu mencapai sekitar 81-92% dari total konsumsi ikan; sedangkan konsumsi ikan olahan hanya berkisar antara 8-22%. Secara keseluruhan konsumsi ikan olahan mengalami peningkatan, baik di desa maupun di kota. Preferensi ikan segar di perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan, sedangkan ikan olahan di perdesaan lebih tinggi daripada di perkotaan. Di perkotaan, dari tahun ke tahun konsumsi ikan segar mengalami penurunan, sedangkan konsumsi ikan olahan mengalami peningkatan. Sedangkan di perdesaan, konsumsi ikan segar maupun ikan olahan mengalami peningkatan cukup besar pada tahun 2008. Konsumsi ikan segar tertinggi terdapat di wilayah Maluku, Sulawesi, dan Kepri serta NAD. Diantara ikan segar tersebut, di wilayah perkotaan maupun perdesaan, jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi adalah tongkol/tuna/cakalang, kembung, bandeng, dan mujair Kata kunci :pangsa pengeluaran ikan, tingkat konsumsi ikan, peranan ikan dalam konsumsi protein
PEMETAAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN HEWANI DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MULTIDIMENSIONAL SCALING Syifa Fauziah; Fitria Virgantari; Sri Setyaningsih
EKOLOGIA Vol 17, No 2 (2017): JURNAL ILMIAH ILMU DASAR DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.001 KB) | DOI: 10.33751/ekol.v17i2.766

Abstract

This study aims to map the level of animal food security in Indonesia using multidimensional scaling method. The data used are secondary data obtained from the Central Bureau of Statistics, namely the average data of consumption of animal protein (gram / capita / days) and the average data of consumption of animal protein (rupiah / capita / month) in 2015 from all provinces in Indonesia. The result of the research shows that group I is food resistant in all animal food commodities, namely West Sumatra, Riau, South Sumatera, Bangka Belitung Islands, Riau Islands, Banten, West Kalimantan, Central Kalimantan, South Kalimantan, East Kalimantan and North Kalimantan. Group II is food resistant in fish, eggs and milk, less food in the meat of North Sumatra, Bengkulu, West Nusa Tenggara, North Sulawesi, West Papua and Papua. Group III is food-resistant in meat, eggs and milk, lack of food in fish such as DKI Jakarta, West Java, DI Yogyakarta, and Bali. Group IV is food-resistant in eggs and milk, less food in fish and meat such as Lampung, Central Java, and East Java. Group V is food-resistant in eggs and milk, food-susceptible to fish, and less food for less meat, namely Aceh, Central Sulawesi, South Sulawesi, Southeast Sulawesi, Gorontalo and Maluku. Group VI status is susceptible to food in fish, less food in meat, eggs and milk of West Sulawesi and North Maluku. Group VII is under-food in all animal food commodities, namely East Nusa Tenggara. Stress value of 11.15% and R2 value of 95.01% indicate that multidimensional scaling method is suitable for use in this research.Keywords: animal protein, food security, multidimensional scaling method,
PENERAPAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENGKAJI PERBEDAAN KONSUMSI PANGAN HEWANI DI WILAYAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI INDONESIA Afriyanti Rahmawati Saputri; Fitria Virgantari; Hagni Wijayanti
Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol 16, No 2 (2016): Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekol.v16i2.732

Abstract

This research aims to examine the differences between animal food consumption in urban and rural areas in Indonesia using discriminant analysis. The data used are secondary data obtained from the National socio-economic Survey (Susenas) held Central Bureau of statistics of the year 2015. The data analyzed includes data on average consumption of protein (grams) per capita a day according to the dining area and group housing in 34 provinces in Indonesia. Animal food consumption are examined, namely fish consumption, the consumption of meat, eggs and milk consumption. Based on the results of the analysis it can be concluded that the normality test,  matrix test  of  the  variety  of  uniform  and   test  the   average   vector  value is fulfilled, so the discriminant function is obtained as follows: where is consumption of fish, is the consumption of meat, eggs and milk consumption was and is the value of the discriminant score. The result of the discriminant functions that form validation indicates that the function is accurate and stable. The precision of the discriminant function was 85.08% or there are 2 errors in classifying a group of villages and 8 errors in classifying a group of 67 regions of cities and villages throughout the province in Indonesia. Based on the magnitude of the coefficients of the function, that the consumption of eggs and milk that contributes the largest animal food consumption differences across cities and villages. Key words : animal food consumption, discriminant analysis, test validation, assumptions
DINAMIKA KONSUMSI PRODUK PERIKANAN DI INDONESIA Fitria Virgantari; Arief Daryanto; - Harianto; Sri Utami Kuntjoro
Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol 11, No 2 (2011): Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekol.v11i2.257

Abstract

Tulisan ini bertujuan menganalisis pola konsumsi/pengeluaran dan kontribusi produk perikanan terhadap pemenuhan protein masyarakat Indonesia. Data yang digunakan adalah data Susenas yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik.  Analisis dilakukan secara deskriptif dengan tabulasi dan grafik. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum masyarakat perdesaan dengan keterbatasan anggaran lebih memberikan prioritas alokasi anggaran untuk produk perikanan, sedangkan masyarakat perkotaan memberikan prioritas untuk produk peternakan. Tingkat konsumsi ikan meningkat dengan semakin meningkatnya pendapatan. Jenis ikan yang semakin banyak dikonsumsi adalah tongkol/tuna/cakalang, kembung, bandeng, mujair, mas, lele, dan udang. Kontribusi ikan pada volume konsumsi bahan pangan hewani pada kurun waktu 2002-2007 rata-rata sebesar 57.96% setiap tahun. Secara agregat,  konsumsi protein ikan penduduk Indonesia sebesar 7.94 gram/kapita/hari, sedangkan dari produk peternakan hanya 5.69 gram/kapita/hari dengan rincian 2.64 dari daging dan 3.05 dari telur dan susu dan sebagian besar konsumsi protein ikan tersebut diperoleh dari ikan segar  dibanding ikan olahan/awetan, yaitu mencapai sekitar 81-92% dari total konsumsi ikan; sedangkan konsumsi ikan olahan hanya berkisar antara 8-22%. Secara keseluruhan konsumsi ikan olahan mengalami peningkatan, baik di desa maupun di kota.  Preferensi ikan segar di perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan, sedangkan ikan olahan di perdesaan  lebih tinggi daripada di perkotaan. Di perkotaan, dari tahun ke tahun konsumsi ikan segar mengalami penurunan, sedangkan konsumsi ikan olahan mengalami peningkatan. Sedangkan di perdesaan, konsumsi ikan segar maupun ikan olahan mengalami peningkatan cukup besar pada tahun 2008.  Konsumsi ikan segar tertinggi terdapat di wilayah Maluku, Sulawesi, dan Kepri serta NAD. Diantara ikan segar tersebut, di wilayah perkotaan maupun perdesaan, jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi adalah tongkol/tuna/cakalang, kembung, bandeng, dan mujair  Kata kunci : pangsa pengeluaran ikan, tingkat konsumsi ikan, peranan ikan dalam konsumsi protein 
PEMETAAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN HEWANI DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MULTIDIMENSIONAL SCALING Syifa Fauziah; Fitria Virgantari; Sri Setyaningsih
Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol 17, No 2 (2017): Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekol.v17i2.766

Abstract

This study aims to map the level of animal food security in Indonesia using multidimensional scaling method. The data used are secondary data obtained from the Central Bureau of Statistics, namely the average data of consumption of animal protein (gram / capita / days) and the average data of consumption of animal protein (rupiah / capita / month) in 2015 from all provinces in Indonesia. The result of the research shows that group I is food resistant in all animal food commodities, namely West Sumatra, Riau, South Sumatera, Bangka Belitung Islands, Riau Islands, Banten, West Kalimantan, Central Kalimantan, South Kalimantan, East Kalimantan and North Kalimantan. Group II is food resistant in fish, eggs and milk, less food in the meat of North Sumatra, Bengkulu, West Nusa Tenggara, North Sulawesi, West Papua and Papua. Group III is food-resistant in meat, eggs and milk, lack of food in fish such as DKI Jakarta, West Java, DI Yogyakarta, and Bali. Group IV is food-resistant in eggs and milk, less food in fish and meat such as Lampung, Central Java, and East Java. Group V is food-resistant in eggs and milk, food-susceptible to fish, and less food for less meat, namely Aceh, Central Sulawesi, South Sulawesi, Southeast Sulawesi, Gorontalo and Maluku. Group VI status is susceptible to food in fish, less food in meat, eggs and milk of West Sulawesi and North Maluku. Group VII is under-food in all animal food commodities, namely East Nusa Tenggara. Stress value of 11.15% and R2 value of 95.01% indicate that multidimensional scaling method is suitable for use in this research. Keywords: animal protein, food security, multidimensional scaling method,