p-Index From 2019 - 2024
0.778
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Interaksi Online
Primada Qurrota Ayun
Prodi S1 Ilmu Komunikasi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

THE RELATIONSHIP BETWEEN SHOPEE’S BRAND AWRANESS, BRAND ASSOCIATION AND PERCEIVED QUALITY TOWARDS SHOPEE’S CUSTOMER SATISFACTION AMONG INDONESIAN YOUNG-ADULTS Jasmine Zahra; Triyono Lukmantoro; Primada Qurrota Ayun
Interaksi Online Vol 10, No 3: Juli 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Due to their adaptability and the capacity of technology to integrate aspects of human life, technological advancements and developments, particularly in the fields of telecommunications, information, and multimedia, have a significant impact on adaptations in social relationships. The number of Indonesians who utilize the internet is steadily increasing. Due to the high mobility of humans, the commercial world places high value on the provision of goods and services and goods on demand and in a timely basis. Consumers now have the option of participating in convenient and cost-effective e-commerce. Numerous e-commerce platforms exist today. The platform is expansive and reaches all populations. The purpose of this research is to examine the relationship between Shopee’s brand awareness, brand association and perceived quality towards Shopee’s customers satisfaction among Indonesian Young-adults both partially and simultaneously. This research explains the findings of research contributing to Aaker and Keller's theory of brand equity. The primary population for this research is young adults aged 15 to 24 years old from throughout Indonesia, with a total of 100 respondents. The analysist tool used in this research is Kendall Tau_b Correlation Test to calculate ordinally ranked-data. The result of the study explained that Shopee’s brand awareness, brand association and perceived quality have a significant effect partially and simultaneously to customers satisfaction. Therefore, the result shows that brand awareness has a moderate and positive relationship, meanwhile brand association and perceived quality has a strong and positive relationship with customers satisfaction. This research 's result may be incorporated into the marketing strategies of companies and interested parties for maintaining and maximizing Brand Awareness, Brand Association, and Perceived Quality in order to have a good significant effect on potential customers, which can lead to Customer Satisfaction.
PENGARUH SELF ESTEEM DAN TRUST TERHADAP SELF DISCLOSURE YANG DILAKUKAN OLEH PASANGAN JARAK JAUH DALAM MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN JARAK JAUH DI ERA PANDEMI COVID-19 Klara Laurensia; Yanuar Luqman; Primada Qurrota Ayun
Interaksi Online Vol 10, No 3: Juli 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Munculnya virus Covid-19 tentunya memberikan pengaruh pada aspek kehidupan salah satunya membawa dampak negatif pada hubungan dengan pasangan. Dengan berbagai kebijakan yang membatasi mobilitas masyarakat di masa pandemi tentunya menyebabkan pasangan yang menjalin sebuah hubungan romantis menjadi terpisah secara fisik sehingga frekuensi untuk menghabiskan waktu bersama pasangan secara langsung juga semakin menurun sehingga kerap hubungan jarak jauh rentan mengalami kerenggangan yang berujung pada berakhirnya hubungan romantis jarak jauh tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self esteem dan trust terhadap self disclosure yang dilakukan oleh pasangan jarak jauh dalam mempertahankan hubungan jarak jauh di era Pandemi Covid-19. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Kebutuhan Antarpribadi (Interpersonal Needs Theory) dan Teori Communication Privacy Management (CPM) dan pengambilan sampel menggunakan teknik non-probability sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 100 responden yaitu 60 responden dari mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2018 dan 40 responden dari mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2019 yang sedang menjalani hubungan jarak jauh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self esteem memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self disclosure dengan nilai signifikansi sebesar 0,00. Selain itu juga trust memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self disclosure dengan nilai signifikansi sebesar 0,00. Koefisien korelasi sebesar 0,753 yang artinya memiliki tingkat pengaruh yang kuat dan positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang memiliki self esteem yang tinggi maka akan meningkatkan self disclosure yang ada dalam dirinya terhadap pasangannya. Begitu juga dengan trust, apabila seseorang memiliki trust yang tinggi maka akan meningkatkan self disclosure dirinya terhadap pasangannya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terbukti dan sejalan dengan temuan hasil penelitian.
Pengaruh Kompetensi Komunikasi Satgas Covid-19 dan Intensitas Komunikasi Keluarga Mengenai Vaksin Covid-19 Terhadap Minat Melakukan Vaksinasi Maya Lestari; Tandiyo Pradekso; Primada Qurrota Ayun
Interaksi Online Vol 11, No 1: Januari 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan Vaksinasi Covid-19 merupakan upaya pemerintah untuk penanggulangan kasus Covid-19. Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 telah melakukan sosial- isasi terkait vaksinasi. Melalui komunikasi dalam keluarga, informasi mengenai vaksin juga dipertukarkan. Namun, minat masyarakat untuk menerima dosis vaksin masih ren- dah sehingga tingkat capaian vaksinasi Covid-19 belum memenuhi target. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi komunikasi Satgas Covid-19 dan intensitas komunikasi keluarga mengenai vaksin Covid-19 terhadap minat melakukan vaksinasi. Teori yang digunakan yaitu Source Credibility Theory dan teori interaksi simbolik. Jumlah sampel pada penelitian ini 100 responden dengan teknik pengambilan sampel non-probability sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier sederhana.
REPRESENTASI FATHERHOOD DALAM FILM MIRACLE IN CELL NO. 7 (2022) Alvina Amallia Putri Damayanti; Lintang Ratri Rahmiadji; Primada Qurrota Ayun
Interaksi Online Vol 11, No 4: Oktober 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai fatherless country menurut survei Fatherhood Institute’s Fairness in Families Index. Ini dikarenakan mengakarnya nilai patriarki dalam masyarakat yang membedakan peranan gender dalam rumah tangga, dimana ibu adalah pengasuh utama anak dan ayah adalah pencari nafkah utama. Film sebagai media massa dinilai mampu menampilkan realitas dalam masyarakat. Film Miracle in Cell No. 7 menampilkan hubungan ayah dan anak yang berbeda dengan konstruksi dalam masyarakat patriarki. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan representasi fatherhood dalam film Miracle in Cell No. 7. Teori yang digunakan dalam penelitian ialah teori representasi Stuart hall yang didukung dengan konsep fatherhood Nicholas Townsend. Pengaplikasian metode analisis semiotika John Fiske dalam penelitian dilakukan dengan tiga level, yakni level realitas, representasi, dan ideologi. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan terdapat dua tokoh ayah yang memiliki sifat kebapakan yang berbeda. Tokoh utama ayah digambarkan berbeda dengan ayah dalam masyarakat patriarki pada umumnya, dimana ayah mengadopsi seluruh elemen fatherhood ideal Nicholas Townsend, yakni: (1) emotional closeness yang ditunjukkan pada sesi emotional sharing antara ayah dan anak; (2) elemen provision yang ditampilkan pada penetapan standar materi dalam kehidupan anak; (3) elemen endowment yang ditunjukkan pada sosok ayah yang mengantar jemput dan pengajaran nilai moral; serta (4) elemen protection yang ditunjukkan pada usaha perlindungan pada anak dari ancaman fisik dan ketidakpastian. Sedangkan tokoh ayah antagonis ditunjukkan sebagai ayah yang absen. Meskipun demikian, bentuk fatherhood ideal pada ayah tokoh utama ditampilkan dalam bingkai disabilitas yang kemudian membuat representasi fatherhood pada ayah disabilitas dalam film menjadi representasi fatherhood yang subordinat. Hal ini dikarenakan penggambaran fatherhood pada tokoh ayah antagonis mengarah pada bentuk fatherhood yang dominan dan fatherless. Terlebih dalam akhir cerita, tokoh utama ayah ditunjukkan kalah karena adanya keterbatasan dan ketidakberdayaan melawan tokoh ayah antagonis yang cenderung fatherless. Film ini kemudian secara ideologis mendukung ideologi dominan mengenai peranan ayah dalam pengasuhan anak, bahwa fatherhood ideal yang ditampilkan dalam film muncul karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh tokoh utama.