Nuraini W. Prasodjo
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TINGKAT KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA YANG DIKEPALAI PRIA DAN RUMAHTANGGA YANG DIKEPALAI WANITA Yulyanti Fathonah, Tri; W. Prasodjo, Nuraini
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 5, No 2 (2011)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

The purpose of this research was to determine the level of food security in both types of households, namely male headed households (RTKP) and female headed households (RTKW). The objective of this research are male headed households (RTKP) and female headed households (RTKW) ) in Jembatan Serong Community. The research methode uses a quantitative approach to survai research that is supported by qualitative data. The respondents were selected by applying simple random sampling technique. The results of this study showed that households in Jembatan Serong Community belong to the category of food security and food security inequality do not occur in RTKP and RTKW. Based on cross tabulation, the education of food administrators of RTKP and RTKW associated with the level of food security and income levels RTKP and RTKW associated with the level of food security
Food Security Level of Male Headed Households and Female Households Tri Yulyanti Fathonah; Nuraini W. Prasodjo
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 2 (2011)
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.094 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v5i2.5822

Abstract

The purpose of this research was to determine the level of food security in both types of households, namely male headed households (RTKP) and female headed households (RTKW). The objective of this research are male headed households (RTKP) and female headed households (RTKW) ) in Jembatan Serong Community. The research methode uses a quantitative approach to survai research that is supported by qualitative data. The respondents were selected by applying simple random sampling technique. The results of this study showed that households in Jembatan Serong Community belong to the category of food security and food security inequality do not occur in RTKP and RTKW. Based on cross tabulation, the education of food administrators of RTKP and RTKW associated with the level of food security and income levels RTKP and RTKW associated with the level of food security
Gender Analysis Of Village Agribusiness Development Program (Case Dry-Area Farming Village Agribusiness Development Program Participants in Cikarawang Village, District Dramaga, Bogor Regency, West Java) Pulung Anggi Yuwono; Nuraini W. Prasodjo
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 1 No. 2 (2013): Sodality
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.564 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v1i2.9399

Abstract

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan strategi untuk mengatasi kemiskinan dan membuat usahatani di desa, mengurangi kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, serta kesenjangan di antara sub-sektor. Tujuan penelitian adalah: (1) mengetahui tingkat akses, kontrol dan manfaat yang dinikmati peserta program dari komponen program pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (permodalan, pelatihan dan pendampingan), (2) menganalisis tingkat kesetaraan  gender dalam hal akses, kontrol manfaat yang dinikmati dari komponen program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (permodalan, pelatihan dan pendampingan), dan (3) menganalisis hubungan antara karakteristik individu dan rumah tangga peserta dengan tingkat akses, kontrol dan manfaat yang dinikmati dari komponen program pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (permodalan, pelatihan dan pendampingan). Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dalam bentuk survei dan didukung dengan data kualitatif. Analisis gender adalah upaya untuk mengidentifikasi dan memahami pola pembagian kerja, distribusi otoritas (keputusan mengambil pola) antara laki-laki dan perempuan, baik pola hubungan sosial, dan pengaruh atau manfaat dari kegiatan pembangunan untuk pria dan wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik rumah tangga (luas lahan kering yang dikuasai) berhubungan nyata/signifikan (secara  negatif) dengan tingkat akses dari komponen program  PUAP. Hal ini berarti bahwa semakin sempit lahan kering yang dikuasai maka akan semakin akses terhadap program PUAP. Karakteristik rumah tangga (status ekonomi rumah tangga) berhubungan nyata/signifikan (secara positif) dengan tingkat kontrol dari komponen program  PUAP. Hal ini berarti bahwa semakin kaya (tidak miskin) maka semakin kontrol terhadap program PUAP. Individual karakteristik (tingkat pendidikan formal dan luas lahan kering yang dikuasai) tidak memiliki korelasi yang nyata/signifikan dengan tingkat akses, kontrol, dan manfaat menikmati komponen program dari PUAP. Karakteristik rumah tangga (luas lahan kering yang dikuasai) tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan tingkat kontrol dan menikmati manfaat dari komponen program PUAP. Selain itu, karakteristik rumah tangga (status ekonomi rumah tangga) tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan tingkat akses dan menikmati manfaat dari komponen program PUAP. Kata kunci: Analisis Gender, Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
Structural Analysis of Food Choice Practices for Children under Five Years Old at Rural Communities West Java Nuraini W. Prasodjo; Nurmala K. Pandjaitan,; Rilus A. Kinseng; Ali Khomsan
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 1 (2017): Sodality
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.569 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v5i1.16268

Abstract

ABSTRACTThe surge in malnutrition prevalence of underweight children under five from 17.9% to 19.6% in the 2007-2013 period, indicates that Indonesia is facing problems in terms of public health. Previous studies showed that the nutritional status and the health of children are concerned with the social practices of their food choices. The purpose of this study is to identify the forms of social structure and analyze the structures that play a role as inhibitors or activators social practices of food choice for children. This study involved 200 people of the main organizer of family food from the two communities in West Java province. Communities chosen have characterized the local community of highland and lowland agriculture. The results show that the structures that play a role as inhibitors or activators social practices of food choice in the highland community are the selection of food supplied from outside the community (structure of domination), income (structure of domination), and access to means of transportation (structure of domination). Meanwhile , at the community of lowland , structural inhibitors and activators social practices of food choice were identified as the food regulation for children who suffer from pain (structure of legitimacy), norms of parenting (structure of legitimacy ), a selection of food supplied from outside the community (structure of domination) and family support (structure of domination).Keywords: social practices, food choices, structureABSTRAKMelonjaknya prevalensi gizi underweight anak balita dari 17.9% menjadi 19.6% pada tahun 2007-2013 menandai Indonesia sedang menghadapi masalah dalam hal kesehatan masyarakat. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa status gizi dan kesehatan anak mempunyai kaitan dengan praktik sosial pilihan pangan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk struktur sosial dan menganalisis struktur sosial yang berperan menghambat dan mengaktifkan praktik sosial pilihan pangan untuk anak. Kajian ini melibatkan 200 individu pengelola utama pangan keluarga dari dua komunitas di propinsi Jawa Barat. Komunitas yang dipilih mencirikan komunitas lokal pertanian dataran tinggi dan komunitas lokal pertanian dataran rendah. Hasil penelitian menemukan bahwa struktur yang berperan sebagai penghambat atau pengaktif praktik sosial pilihan pangan pada komunitas dataran tinggi adalah pilihan pangan yang disediakan dari luar komunitas (struktur dominasi), biaya/penghasilan (sumberdaya alokatif-struktur dominasi), dan akses sarana transportasi (sumberdaya alokatif-struktur dominasi). Sementara itu, pada komunitas dataran rendah, struktur penghambat dan pengaktif praktik sosial pilihan pangan yang teridentifikasi adalah aturan pangan untuk anak yang menderita sakit (aturan-struktur legitimasi), norma pengasuhan anak (aturan-struktur legitimasi), pilihan pangan yang disediakan dari luar komunitas (struktur dominasi) dan dukungan keluarga (struktur dominasi).Kata kunci: praktik sosial, pilihan pangan, struktur