Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PADA USAHA SUP BUAH Dewi Rahmawati
Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis Vol 26, No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkb.v26i2.54324

Abstract

Increasing consumption of fruits nationally creates business opportunities in this field, one of which is the fruit soup business. To make an effective and efficient fruit soup business, and necessary to observe its study feasibility. The aims are to determine the feasibility of a fruit soup business and minimize the level of uncertainty in running it and reduce the fear of new entrepreneurs in running a business. This research method uses a mixed-methods approach. The initial stage uses quantitative methods with feasibility studies and sensitivity analyses that are useful for determining business viability and minimizing future uncertainties. Qualitative methods with SWOT analysis are to help know conditions that might occur in the fruit soup business. The result showed changes in variables such as an increase in raw materials by 30% and a decrease of 5% compared to customary conditions. It still showed that the fruit soup business is still feasible to run by considering the strengths, weaknesses, opportunities, and threats in running a business for five years ahead so that planning becomes more effective and efficient. Keywords: Feasibility Study, Sensitivity Analysis, SWOT Analysis
Strategi Pencapaian Keunggulan Bersaing Minuman Kemasan Lemon Menggunakan Metode Business Model Canvas & SWOT Hilmi Aulawi; Dewi Rahmawati; Robiyatul Adawiyah Isni Putri
Jurnal Kalibrasi Vol 19 No 2 (2021): Jurnal Kalibrasi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/kalibrasi/v.19-2.1095

Abstract

Silegar lemon merupakan usaha kecil, mikro dan menegah (UMKM) di kabupaten Garut yang bergerak di bidang minuman. Lokasi silegar lemon berada jalan Cibuluh-Cikajang, Garut Jawa Barat. Minuman Silegar Lemon dikelola oleh bapak Ade dengan sistem penjualan langsung dirumah dan online. Oleh karena, itu penelitian ini bertujuan untuk membantu pemilik UMKM merancang strategi baru untuk mengembangkan model bisnisnya dengan pendekatan Busines Model Canvas (BMC) dan analisis SWOT. Pada tahap awal dilakukan pemetaan model bisnis dengan BMC terhadap strategi yang di jalankan pemilik usaha, kemudian dilakukan pengolahaan dengan analisis SWOT untuk menentukan faktor internal dan faktor eksternal. Hasil dari penelitian di Silegar lemon yaitu terindikasi dalam matrik IFAS dengan total 4.09 dan EFAS dengan total skor 3,78. Letak titik pada matrik SPACE berapa pada titik 0,39; 0,28 berapa pada kuadran 1 dengan prioritas diversifikasi. Strategi yang disarankan berdasarkan matrik SWOT dan diagram SWOT adalah langkah yang tepat untuk mengatasi ancaman dan membangun kembali kekuatan yang terdapat UMKM Silegar Lemon dengan merombak beberapa strategi, seperti menambah variasi produk untuk melengkapi produk yang ada (diversifikasi konsentris), memperluas jangkauan produk bagi pelanggan baru (diversifikasi horizontal) atau menambahkan variasi produk baru untuk konsumen baru (diversifikasi konglomerat),. Tahap akhir dari penelitian ini yaitu perancangan BMC baru berdasarkan hasil analisis SWOT yaitu dengan menambahkan alternatif strategi pada 9 element BMC untuk meningkatkan penjualan Silemon Legar
Strategi Pencapaian Keunggulan Bersaing Minuman Kemasan Lemon Menggunakan Metode Business Model Canvas & SWOT Hilmi Aulawi; Dewi Rahmawati; Robiyatul Adawiyah Isni Putri
Jurnal Kalibrasi Vol 19 No 2 (2021): Jurnal Kalibrasi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.059 KB) | DOI: 10.33364/kalibrasi/v.19-2.1095

Abstract

Silegar lemon merupakan usaha kecil, mikro dan menegah (UMKM) di kabupaten Garut yang bergerak di bidang minuman. Lokasi silegar lemon berada jalan Cibuluh-Cikajang, Garut Jawa Barat. Minuman Silegar Lemon dikelola oleh bapak Ade dengan sistem penjualan langsung dirumah dan online. Oleh karena, itu penelitian ini bertujuan untuk membantu pemilik UMKM merancang strategi baru untuk mengembangkan model bisnisnya dengan pendekatan Busines Model Canvas (BMC) dan analisis SWOT. Pada tahap awal dilakukan pemetaan model bisnis dengan BMC terhadap strategi yang di jalankan pemilik usaha, kemudian dilakukan pengolahaan dengan analisis SWOT untuk menentukan faktor internal dan faktor eksternal. Hasil dari penelitian di Silegar lemon yaitu terindikasi dalam matrik IFAS dengan total 4.09 dan EFAS dengan total skor 3,78. Letak titik pada matrik SPACE berapa pada titik 0,39; 0,28 berapa pada kuadran 1 dengan prioritas diversifikasi. Strategi yang disarankan berdasarkan matrik SWOT dan diagram SWOT adalah langkah yang tepat untuk mengatasi ancaman dan membangun kembali kekuatan yang terdapat UMKM Silegar Lemon dengan merombak beberapa strategi, seperti menambah variasi produk untuk melengkapi produk yang ada (diversifikasi konsentris), memperluas jangkauan produk bagi pelanggan baru (diversifikasi horizontal) atau menambahkan variasi produk baru untuk konsumen baru (diversifikasi konglomerat),. Tahap akhir dari penelitian ini yaitu perancangan BMC baru berdasarkan hasil analisis SWOT yaitu dengan menambahkan alternatif strategi pada 9 element BMC untuk meningkatkan penjualan Silemon Legar
SIMULASI LEAN DAN SIKLUS PDCA UNTUK KARTU IDENTITAS ANAK DI DISDUKCAPIL GARUT Dewi Rahmawati; Catharina Badra Nawangpalupi
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Vol 17, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.178 KB) | DOI: 10.14710/jati.17.1.52-61

Abstract

Meningkatnya minat masyarakat dalam membuat Kartu Identitas Anak di Kabupaten Garut membuat volume pembuatan menjadi lebih banyak dan berdampak pada lambatnya proses pelayanannya. Hal ini terbukti dimana jumlah pengajuan rata-rata 70 orang per hari menjadi 150 per hari. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi dampak dari lambatnya pelayanan yang berakibat penumpukannya masyarakat di area pelayanan. Adapun metode yang digunakan adalah observasi, wawancara dan melakukan identifikasi pelayanan menggunakan SIPOC dengan cara berfikir  Lean dan siklus PDCA, kemudian dilakukan simulasi menggunakan Arena. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa proses pengecekan data yang berulang, kartu tercetak lebih dari satu akibat penginputan data yang ganda atau gagal dalam pencetakan, menunggu verfikasi. Adapun proses pengiriman dokumen dari bagian administrasi ke area pengolahan data merupakan salah satu potensi terjadinya penumpukan dokumen karena lokasinya berbeda. Oleh karena itu, untuk meminimasi hal tersebut dilakukan usulan perbaikan  dan menghasilkan bahwa proses pelayanan KIA dapat dieliminasi dari 5 aktivitas menjadi  menjadi 4  serta petugas pelayanan dari 3 menjadi 2. Pemanfataan petugas menjadi efisien serta melakukan perbaikan layout untuk meminimasi pergerakan dengan memperhatikan proses bekerja dengan menggunakan 5S.  
Analisa Pemborosan pada Perusahaan CV. Mega Putra Mandiri Menggunakan Metode Lean Project Managemen Hilmi Aulawi; Dewi Rahmawati; Ariyan Hendriatama Putra Saridi
Jurnal Kalibrasi Vol 20 No 1 (2022): Jurnal Kalibrasi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/kalibrasi/v.20-1.1083

Abstract

Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang sebelumnya direncanakan dan juga memerlukan sumber daya, baik material, biaya, tenaga kerja, dan peralatan, yang dilakukan secara mendetail. Proyek konstruksi biasanya punya batas waktu, yang artinya proyek harus sudah selesai sebelum atau tepat pada waktu yang sudah ditentukan. Dalam pelaksanaan proyek tentunya tidak lepas dari yang namanya kendala maupun kegagalan. Kegagalan bisa disebabkan oleh rendahnya kinerja atau produktiftas dari para tenaga kerja dan juga perencanaan proyek yang kurang baik. Walaupun kegagalan tersebut tidak dapat dilihat secara kasat mata, namun jika terus dilakukan dengan intensitas yang besar maka kegagalan tersebut dapat terakumulasi dan dampaknya akan terlihat pada akhir proyek, contohnya seperti keterlambatan pengerjaan proyek dari jadwal yang ditentukan dan penambahan anggaran biaya dari yang semula yang sudah direncanakan. Proyek akan dinyatakan baik apabila penyelesaian proyek tersebut dinyatakan efisien baik dari waktu maupun biaya dan juga efisiensi kerja, baik manusia ataupun alat. Apapun dalam sebuah proyek yang tidak memiliki nilai tambah, justru malah sebaliknya menambah biaya, itu disebut dengan pemborosan. Hal ini justru tidak dapat memberikan nilai tambah pada proyek atau biasa disebut dengan istilah Non Value-Adding Activities, yang di dalam dunia konstruksi disebut sebagai waste. Faktor yang menjadi penyebab adanya Non Value- Adding Activities ialah ketidakefektifan yang terjadi di beberapa faktor yang ada dalam pelaksanaan proyek (man, method, machine, material, environment), dimana hal ini dapat menjadi penyebab keterlambatan dalam penyelesaian proyek. Kurangnya perencanaan proyek yang baik merupakan salah satu faktor penyebab terlambatnya penyelesaian proyek.
Analisa Pemborosan pada Perusahaan CV. Mega Putra Mandiri Menggunakan Metode Lean Project Managemen Hilmi Aulawi; Dewi Rahmawati; Ariyan Hendriatama Putra Saridi
Jurnal Kalibrasi Vol 20 No 1 (2022): Jurnal Kalibrasi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/kalibrasi/v.20-1.1083

Abstract

Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang sebelumnya direncanakan dan juga memerlukan sumber daya, baik material, biaya, tenaga kerja, dan peralatan, yang dilakukan secara mendetail. Proyek konstruksi biasanya punya batas waktu, yang artinya proyek harus sudah selesai sebelum atau tepat pada waktu yang sudah ditentukan. Dalam pelaksanaan proyek tentunya tidak lepas dari yang namanya kendala maupun kegagalan. Kegagalan bisa disebabkan oleh rendahnya kinerja atau produktiftas dari para tenaga kerja dan juga perencanaan proyek yang kurang baik. Walaupun kegagalan tersebut tidak dapat dilihat secara kasat mata, namun jika terus dilakukan dengan intensitas yang besar maka kegagalan tersebut dapat terakumulasi dan dampaknya akan terlihat pada akhir proyek, contohnya seperti keterlambatan pengerjaan proyek dari jadwal yang ditentukan dan penambahan anggaran biaya dari yang semula yang sudah direncanakan. Proyek akan dinyatakan baik apabila penyelesaian proyek tersebut dinyatakan efisien baik dari waktu maupun biaya dan juga efisiensi kerja, baik manusia ataupun alat. Apapun dalam sebuah proyek yang tidak memiliki nilai tambah, justru malah sebaliknya menambah biaya, itu disebut dengan pemborosan. Hal ini justru tidak dapat memberikan nilai tambah pada proyek atau biasa disebut dengan istilah Non Value-Adding Activities, yang di dalam dunia konstruksi disebut sebagai waste. Faktor yang menjadi penyebab adanya Non Value- Adding Activities ialah ketidakefektifan yang terjadi di beberapa faktor yang ada dalam pelaksanaan proyek (man, method, machine, material, environment), dimana hal ini dapat menjadi penyebab keterlambatan dalam penyelesaian proyek. Kurangnya perencanaan proyek yang baik merupakan salah satu faktor penyebab terlambatnya penyelesaian proyek.
Perencanaan Pemeliharaan Mesin Produksi dengan Menggunakan Total Productive Maintenance untuk Menjamin Kestabilan Proses Produksi Yusuf Mauluddin; Dewi Rahmawati; Dewi Oktavianti
Jurnal Kalibrasi Vol 20 No 2 (2022): Jurnal Kalibrasi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/kalibrasi/v.20-2.1148

Abstract

PT. Perkebunan Nusantara VIII is a business engaged in the production of black tea, commonly called "Orthodox tea" which is still constrained by problems with machine efficiency. Damaged components often occur in Withering Trough machines. This situation can affect delays in the production process in response to reduced production capacity. This research strategy uses the Mix Method approach, where qualitative methods can provide information from interviews and direct observation of machine conditions using Failure Mode and Effects Analysis to determine the order of priority problems that arise, and the sequence of problems will be determined. Using the Overall Equipment Effectiveness technique, data on maintenance and failure of machines connected to manufacturing machines, quantitatively to determine machine performance. Research results show that the OEE value on a 61% engine is still below the Japanese Institute of Plant Maintenance standard for 85% OEE. From the calculation of the Six Big Losses, the biggest average losses are 64% for defects in process and 78% for equipment failures. The RPN value with the highest failure rate is 150.144 with the factor that the engine components are not precise because there is no periodic maintenance carried out on the machine and the operator's lack of response to machine damage.
Analisis dan Perancangan Perbaikan Sistem Manajemen Pergudangan Andri Ikhwana; Dewi Rahmawati; Viona Iswi Nurlestari
Jurnal Kalibrasi Vol 20 No 2 (2022): Jurnal Kalibrasi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/kalibrasi/v.20-2.1161

Abstract

The warehousing management system is one of the supporting factors for improving company performance through structuring the existing warehousing system at the company. The warehousing system includes how to store goods in the warehouse which must be accompanied by standard operating procedures so that every activity in the warehouse is better. The purpose of this study was to identify problems in warehousing activities accompanied by standard operating procedures for handling goods in the warehouse. This study uses a descriptive qualitative approach through distributing questionnaires supported by the results of interviews with the warehouse manager. The approach to identifying problems in the warehouse is by using a fishbone diagram and designing a warehouse management system improvement by designing a standard operating procedure for storing goods. The results of the study found that problems arise due to various factors including the condition of the workers, the warehouse environment, the method of handling goods in the warehouse and the type of material that is the object stored in the warehouse. Based on these problems, efforts are needed to improve the warehousing management system through the design of standard operating procedures for storing goods as guidelines or rules in carrying out warehousing activities. To support improvements in the arrangement of the warehouse management system, it is better to focus on the design of a standard operating system for storing goods in warehouses.
Perencanaan Pemeliharaan Mesin Produksi dengan Menggunakan Total Productive Maintenance untuk Menjamin Kestabilan Proses Produksi Yusuf Mauluddin; Dewi Rahmawati; Dewi Oktavianti
Jurnal Kalibrasi Vol 20 No 2 (2022): Jurnal Kalibrasi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/kalibrasi/v.20-2.1148

Abstract

PT. Perkebunan Nusantara VIII is a business engaged in the production of black tea, commonly called "Orthodox tea" which is still constrained by problems with machine efficiency. Damaged components often occur in Withering Trough machines. This situation can affect delays in the production process in response to reduced production capacity. This research strategy uses the Mix Method approach, where qualitative methods can provide information from interviews and direct observation of machine conditions using Failure Mode and Effects Analysis to determine the order of priority problems that arise, and the sequence of problems will be determined. Using the Overall Equipment Effectiveness technique, data on maintenance and failure of machines connected to manufacturing machines, quantitatively to determine machine performance. Research results show that the OEE value on a 61% engine is still below the Japanese Institute of Plant Maintenance standard for 85% OEE. From the calculation of the Six Big Losses, the biggest average losses are 64% for defects in process and 78% for equipment failures. The RPN value with the highest failure rate is 150.144 with the factor that the engine components are not precise because there is no periodic maintenance carried out on the machine and the operator's lack of response to machine damage.
Analisis dan Perancangan Perbaikan Sistem Manajemen Pergudangan Andri Ikhwana; Dewi Rahmawati; Viona Iswi Nurlestari
Jurnal Kalibrasi Vol 20 No 2 (2022): Jurnal Kalibrasi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/kalibrasi/v.20-2.1161

Abstract

The warehousing management system is one of the supporting factors for improving company performance through structuring the existing warehousing system at the company. The warehousing system includes how to store goods in the warehouse which must be accompanied by standard operating procedures so that every activity in the warehouse is better. The purpose of this study was to identify problems in warehousing activities accompanied by standard operating procedures for handling goods in the warehouse. This study uses a descriptive qualitative approach through distributing questionnaires supported by the results of interviews with the warehouse manager. The approach to identifying problems in the warehouse is by using a fishbone diagram and designing a warehouse management system improvement by designing a standard operating procedure for storing goods. The results of the study found that problems arise due to various factors including the condition of the workers, the warehouse environment, the method of handling goods in the warehouse and the type of material that is the object stored in the warehouse. Based on these problems, efforts are needed to improve the warehousing management system through the design of standard operating procedures for storing goods as guidelines or rules in carrying out warehousing activities. To support improvements in the arrangement of the warehouse management system, it is better to focus on the design of a standard operating system for storing goods in warehouses.