Djoko Wahono S
Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Faktor Risiko Non Genetik dan Polimorfisme Promoter RegionGen CYP11B2Varian T(-344)C Aldosterone Synthasepada Pasien Hipertensi Esensial di Wilayah Pantai dan Pegunungan Sundari, Sundari; Aulani'am, Aulani'am; Wahono S, Djoko; Widodo, M Aris
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.059 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2013.027.03.8

Abstract

Hipertensi  esensial  disebabkan  oleh  multifaktorial  dan  merupakan  penyakit  yang  kompleks  karena  melibatkan  faktor genetik  dan  lingkungan  atau  interaksi  antara  keduanya.  Polimorfisme  kandidat  gen   secara  genetik  menentukan  terjadinya hipertensi esensial. Salah satu polimorfisme yang berhubungan dengan hipertensi adalah gen  CYP11B2    varian  T(–344)C sebagai gen penyandi aldosterone synthase.    Penelitian ini  bertujuan untuk menganalisis interaksi    antara faktor risiko non  genetik  dengan  polimorfisme  promoter  region  gen  CYP11B2  varian  T(-344)C  pada  pasien    hipertensi  esensial    di wilayah pantai dan pegunungan, dengan desain case control study. Jumlah sampel   masing-masing kelompok kasus dan kontrol sebanyak 50 orang, sehingga keseluruhan sampel penelitian   sejumlah 100 orang.   Penentuan polimorfisme gen CYP11B2  varian  T(-344)C  menggunakan  isolasi  DNA,  polymerase  chain  reaction  (PCR)  dan  analisis  hasil  restrictrictionfragment lenght polymorphism (RFLP). Penelitian ini telah mengidentifikasi adanya polimorfisme   promoter region   gen CYP11B2  sebesar  8,3%  pada  pasien  hipertensi  esensial  di  wilayah  pantai.  Polimorfisme  berupa  adanya  mutasi  basa thymine (T) menjadi cytosine (C) pada kodon -344 pada 2 (dua) pasien hipertensi esensial di wilayah pantai. Kerentanan genetik  ditemukan  pada  individu  dengan  genotip  homozigot  TT  3  (tiga)  kali   lebih  banyak   daripada  genotip  heterozigot  TC yang  mengalami  hipertensi  esensial  baik  di  wilayah  pantai  maupun pegunungan   dan    genotip  homozigot  TT  ditemukan  8 (delapan) kali lebih banyak dari pada genotip homozigot CC di wilayah pantai. Penelitian ini memperkuat bahwa genotip TT  dan  alel  -344T  berkaitan  dengan  kecenderungan  genetik  terjadinya  hipertensi  esensial.
Sarkopenia, Latihan, dan Kejadian Jatuh (Falls) pada Populasi Lanjut Usia Tantri, Niluh; sunarti, Sri; Nurlaila, Gadis; Wahono S, Djoko
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.472 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.01.8

Abstract

Sarkopenia sangat terkait dengan penurunan fungsi dalam melakukan berbagai aktivitas penting yang pada akhirnya akan menyebabkan kerapuhan, meningkatkan risiko jatuh dan hilangnya kemandirian. Latihan diketahui merupakan salah satu modalitas terapi sarkopenia, yang juga memiliki efek protektif terhadap falls. Penelitian dilakukan untuk menemukan hubungan antara sarkopenia dan latihan dengan kejadian jatuh pada  usia >60 tahun. Penelitian observasional dilakukan dengan pendekatan potong lintang pada populasi lanjut usia mandiri di Kabupaten dan Kota Malang sebanyak 232 subjek. Massa otot diukur mengunakan formula MAMC, kekuatan dan fungsi ekstremitas diukur menggunakan kekuatan genggaman tangan dan jarak tempuh dan kecepatan  berjalan. Latihan didefinisikan sebagai senam ataupun jalan kaki minimal 120 menit perminggu. Riwayat jatuh dikatakan positif bila ada kejadian jatuh dalam 1 tahun terakhir berdasarkan anamnesis. Hasil menunjukkan 106 pasien (45,69%) mengalami sarkopeni berdasarkan algoritme EWSGOP. Dari 106 kelompok sarkopeni, 27 subjek pernah mengalami jatuh (25,5%). Faktor berat badan, tinggi badan, index massa tubuh, lingkar lengan atas, tricep skinfold, genggaman tangan, kecepatan berjalan dan latihan, terbukti memiliki perbedaan yang bermakna antara kelompok sarkopenia dan tidak sarkopenia (p=0,000; p=0,035; p=0,04; p=0,000; p=0,000; p=0,000; p=0,000; p=0,001 dan  p=0,031). Hanya lingkar lengan atas yang didapatkan hubungan yang bermakna dengan adanya riwayat jatuh (p=0,000). Didapatkan hubungan yang bermakna antara latihan dengan sarkopenia (p=0,031) dengan OR 1,73 CI 1,007-2,885, sehingga dapat dihitung probabilitas subjek yang tidak melakukan latihan akan mengalami sarkopenia sebesar 63,37%.Kata Kunci:Kekuatan otot, latihan, massa otot, riwayat jatuh , sarkopenia
Ekspresi Hypoxia-Inducible Factor-1α menginduksi Ekspresi Eritropoietin Intraseluler, dan Vascular Endothelial Growth Factor pada Penderita Kanker Payudara dengan Anemia Darwin P, Muhammad; Kalim, Handono; Wahono S, Djoko; W Sudoyo, Aru; Fatchiyah, Fatchiyah
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.499 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2012.027.02.5

Abstract

 Anemia merupakan faktor prognostik independen untuk pertahanan hidup pasien kanker. Penurunan kapasitas oksigen pada darah dapat menyebabkan terjadinya kondisi hipoksia pada jaringan kanker . Hipoksia pada jaringan kanker dapat mengaktivasi faktor transkripsi hypoxia-inducible factor-1α (HIF-1α) yang kemudian akan mentranskripsi banyak gen lain yang terlibat dalam invasi sel, angiogenesis, metabolisme anaerobik dan siklus sel, seperti gen eritropoietin (Epo) dan vascular endothelial growth  factor  (VEGF). Penelitian  ini menggunakan sampel berupa 120 slide peraparat  jaringan kanker payudara (60 anemi dan 60 non anemi) dengan melakukan pewarnaan secara  imunofluoresen double staining untuk protein HIF1α dengan VEGF dan Epo dengan EpoR. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu anemi (Hb 5,5-10,7) dan non anemi (Hb 11-14,9). Hasil imunofluoresen di analisis dengan menggunakan Confocal Laser Scanning Microscope untuk mengetahui ekspresi protein target. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada ekspresi   HIF1α pada jaringan kanker penderita kanker payudara yang   anemi dan   non anemi namun sebaliknya ada perbedaan ekspresi VEGF yang signifikan (p=0,013) antara pasien anemi (754,4±316) dan non anemi (555,1±276,9). Pada kelompok sampel anemi dan non anemi ada hubungan negatif antara Hb dan HIF1α   (p=0,000; r=-0,522) dan hubungan positif  antara HIF1α dengan EPO (p=0,000; r= 0,697), antara HIF1α dengan VEGF (p=0,000; r=0,644), antara Epo dan VEGF (p=0,001; r=0,433). Pada pasien kanker anemi dan non anemi telah terjadi kondisi hipoksia pada lingkungan tumornya sehingga menyebabkan ekspresi HIF1α tidak berbeda signifikan namun hubungan HIF1α dengan EPO dan VEGF sangat kuat.  Kata Kunci: Anemi, epo, HIF1α, hipoksia, VEGF