Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Jerami Jagung Sebagai Pakan Ternak Di Desa Leu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Oscar Yanuarianto; Mastur Mastur; Intan Putri Mantika; Ica Ayu Wandira; Burhan Burhan
Jurnal Gema Ngabdi Vol. 2 No. 3 (2020): Jurnal Gema Ngabdi
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jgn.v2i3.103

Abstract

Currently, corn has become one of the leading commodities. This commodity can replace traditional crops such as green beans and soybeans which have a high risk of failure and require extra care. On the other hand, the use of corn waste products such as corn stover as animal feed is an efficient effort to meet feed needs, which in turn increases farmers' income and reduces the problem of environmental pollution due to corn straw waste. Leu village is one of the corn plant cultivation centers in Bima Regency, therefore, it is very necessary to improve the community's ability to utilize corn straw as animal feed; one of them is through community empowerment service activities that we have done. Community empowerment activities were attended by more than 20 participants including farmers, village officials, and extension office staff. Extension activities are carried out through demonstrations, orations (extracurricular lectures and discussions), and leaflet distribution. The results of community empowerment service activities were felt to be very useful; this was shown by the enthusiasm of the extension participants who were present during the activity
Carcass Quality, Non-Carcass Component and Meat Cholesterol of Kacang Goat Fed with Fermented Cocoa Shell Edi Suryanto; Bulkaini Bulkaini; Soeparno Soeparno; Mastur Mastur
Buletin Peternakan Vol 42, No 1 (2018): BULETIN PETERNAKAN VOL. 42 (1) FEBRUARY 2018
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v42i1.22313

Abstract

The experiment was conducted to investigate carcass quality, non-carcass component and meat cholesterol content of Kacang goat fed with fermented cocoa shell (FCS). Materials used in the experiment consisted of 9 male Kacang goat (6 - 9 months of age and ± 18,67 kg of body weight), corn straw, rice bran and FCS using three types of starters. The goat was divided into 3 groups of FCS fermentation of cocoa shell were carried out using 3 types of starters, i.e. cocoa shell fermentation 1) without additional starter (WAS FCS), 2) with Bioplus (Bioplus FCS, 3) with burger feed sauce (BFS FCS). All goats were fed corn straw and rice bran amounting to 70% and FCS amounting to 30% for 2 months. They were then slaughtered at Majeluk Slaughterhouse, Lombok. The data of carcass quality, non-carcass component, cholesterol content, and marbling were collected. The results showed that the carcass quality and non carcass component of Kacang goat were not significantly different among the feed treatments. However, the cholesterol content of meat was significantly different among the feed treatments (P<0.05). The average of carcass percentage, backfat thickness, rib eye area, fleshing index, cholesterol content and marbling of Kacang goat fed WAS FCS were 47.69%, 1.68 mm, 29.01cm2, 0.85%, 30.13 mg/100g, and 0.16%; fed Bioplus FCS were 48.67%, 1.80 mm, 30.79 cm2, 0.91%, 34.96 mg/100g and 0.05%; fed BFS FCS were 48.02%, 1.74 mm, 29.90 cm2, 0.77%, 31.88 mg/100g, and 0.11%, respectively. Non-carcass component of Kacang goat was not significantly different among the feed treatments, it was 42.41±0.064% in average. Cholesterol content of meat of Kacang goat differed among the feed treatments (P<0.05). Kacang goat fed WAS FCS had the lowest cholesterol content (30.13 mg/100 g). It could be concluded that Kacang goat fed ration containing fermented cocoa shell with several starters produced similar carcass quality and non carcass component. However, FCS without additional starter resulted in lower cholesterol content of meat.
GROWTH AND PRODUCTION OF TREE LEGUM Indigofera zollingeriana AS A STRATEGIC FORAGE IN LOMBOK ISLAND Yusuf Akhyar Sutaryono; Harjono -; Mastur -; Ryan Aryadin Putra
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 11 No 1 (2021): Pastura Vol. 11 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2021.v11.i01.p01

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi Indigofera dengan interval pemotonganberbeda yang dibudidayakan di Pulau Lombok. Penelitian dirancang dengan rancangan acakkelompok (RAK) dengan 3 kelompok interval pemotongan yaitu 30, 45 dan 60 hari setelah potong paksa. Pemotongan paksa dilakukan pada ketinggian 50 cm di atas tanah pada 11 minggu setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan Indigofera 30, 45 dan 60 hari setelah pemotongan berturut-turut adalah 89,2, 120,0 dan 161,0 cm. Sedangkan laju pertumbuhan tanaman sebesar 7,96, 10,47 dan 13,89 cm/minggu. Pembentukan percabangan pada minggu pertama sebanyak 5,0 cabang/pohon dan tumbuh signifikan menjadi 25,0 cabang/pohon setelah 4 minggu. Pembentukan cabang mencapai 40 cabang pada 60 hari setelah pemotongan paksa. Kondisi ini menunjukkan bahwa tanaman tetap tumbuh dengan cepat dan tepat meskipun tanaman ditebang. Produksi Indigofera tertinggi diperoleh pada interval pemotongan 60 hari (864,40gram/pohon) diikuti dengan peningkatan bahan kering dan bahan organik, tetapi kadar protein menurun secara signifikan. Disimpulkan bahwa Indigofera merupakan tanaman potensial yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak andalan di Pulau Lombok. Kata kunci: produksi hijauan, Indigofera zollingeriana, interval pemotongan, pertumbuhan
The Potential of Corn Waste (zea mays L.) as Ruminants Feed in Bolo District, Bima Regency Mastur Mastur; Oscar Yanuarianto; Dedy Supriadin; Ridwan Saedi; Yusuf Akhyar Sutaryono; Sukarne Sukarne
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 2 (2022): April - June
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i2.3682

Abstract

Corn straw as agricultural waste is a source of feed for ruminants which has a high fiber content and still contains good nutritional value and is sufficiently available. Unfortunately, this potency has not been fully utilized by the farmer as animal feed. This condition is found in almost all regions in NTB because we still see a lot of corn straw or corn waste in general, a lot of which is wasted even burned by the community. One of the efforts that need be made so that it can be used as a source of feed is by knowing the production of corn straw and its potential as feed for ruminants in Bolo District, Bima Regency. The research was carried out by survey method by using a questionnaire. The research results showed that the area of ​​maize plants in Bolo District was 4,041.88 hectares with a harvest area of ​​3,024.76 hectares. The production of corn waste consisting of stalks, leaves, husks, cobs and silk was 3,629.66 tons in dry matter. The population of ruminants (cattle, buffalo, goats and sheep) is 10,008 heads with the largest livestock population is the cattle. From the calculation between the amount of corn waste production and the ruminant livestock population in Bolo District, Bima Regency, it can be concluded that corn waste has a high potential as feed, which is 19 percent.
PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Bulkaini Bulkaini; Chairussyuhur Arman; Muhzi Muhzi; Mastur Mastur
Jurnal Abdi Insani Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan biogas dari kotoran sapi sebagai sumber energi energi alternatif dikandang kelompok sapi Beriuk Tinjal Desa Jempong Wareng Kecamatan Ampenan Utara Kota Mataram dilakukan melalui proses anaerobik. Instalasi biogas yang dibangun berkapasitas 4 cm3 dengan produksi biogas 1,08 m3/hari dengan volume slurry sebesar 31,033 liter/hari. Biogas yang dihasilkan dimanfaatan untuk penerangan kandang kelompok dan baru mampu menyalakan bola lampu sebanyak 2 dengan kapasitas 9 watt selama 8-10 jam, dan dimanfaatkan untuk memasak makanan dan memanaskan air. Slurry yang dihasilkan dimanfaatkan oleh petani sayur dan buah-buah yang ada di sekitar lokasi kandang kelompok. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan petani sayur diperoleh data bahwa slurry dengan volume 31,033 liter/hari bisa dipakai sebagai pupuk organik cair untuk lahan sayur seluar 5-10 Are.
PRODUKTIVITAS PERTUMBUHAN KEMBALI LAMTORO TARRAMBA YANG DITANAM PADA LAHAN KERING DESA TERUWAI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Sukarne Sukarne; Yusuf Akhyar Sutaryono; Harjono Harjono; Mastur Mastur; Rifki Wahyu Pratama
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 33 No 1 (2023): Jurnal Agroteksos April 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v33i1.846

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi tanaman lamtoro cv tarramba yang ditanam pada lahan kering dengan kemiringan lereng tertentu. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Teruwai Lombok Tengah selama 4 bulan dari tanggal 31 Maret – 31 Juli 2022. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pohon lamtoro tarramba berumur 1 tahun yang dipotong seragam dengan ketinggian 1,5 meter. Perlakuannya adalah pohon ditanam pada 3 tipe topografi lahan yang berbeda yaitu datar, miring dan curam. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah produksi total panen lamtoro, produksi bagian yang dapat dimakan, persentase daun dan batang, jumlah cabang yang tumbuh, panjang cabang, tinggi pohon dan diameter batang. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan 3 topografi lahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produksi tanaman lamtoro tarramba pada topografi lahan datar memiliki produksi yang lebih baik jika dibandingkan dengan topografi miring dan curam, dimana tanaman pada topografi miring memiliki hasil rata-rata paling sedikit yaitu 1 kg dan tanaman pada topografi curam memiliki hasil produksi sebesar 1,41. kg, sedangkan tanaman pada topografi datar memiliki jumlah produksi tertinggi yaitu 1,47 kg. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman lamtoro cv tarramba memiliki hasil rata-rata yang baik jika ditanam pada topografi lahan datar dan akan mengalami penurunan hasil produksi jika ditanam pada topografi miring dan curam.
Digestability of Dry Materials and Organic Ingredients of Rice Bran Circulated in Bima District Oscar Yanuarianto; Mastur Mastur; Mardiansyah Mardiansyah; R. Saedi; D. Supriadin; Hamsah Hamsah
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology) Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI)
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jitpi.v7i2.91

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering (KcBK) dan bahan organik (KcBO) dedak padi dari Heler Statis dan Heler Mobile di Kabupaten Bima telah dilaksanakan dari bulan September sampai dengan bulan Oktober 2020. Dedak padi yang digunakan dalam penelitian ini dipeoleh dari 2 jenis heler yang berbeda dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bima. Sampel diambil sebanyak 1 kg dari masing masing heler per kecamatan kemudian di analisis kecernaan bahan kering dan bahan organiknya di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi sifat fisik, KcBK dan KcBO dedak padi. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara KcBK dan KcBO dari kedua jenis penggilingan maka data yang diperoleh dari penelitian ini diuji dengan T-test menggunakan paket program statistik SAS (2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur, KcBK dan KcBO dedak padi hasil penggilingan statis lebih baik dari pada dedak padi hasil penggilingan mobile.
Botanical Composition, Feed Consumption and Feed Conversion of Male Bali Cattle in The Tunas Karya Group, Teruwai Village, Central Lombok Regency Sukarne Sukarne; Mastur Mastur; Harjono Harjono; Yusuf Akhyar Sutaryono; Tahyah Hidjaz
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology) Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI)
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jitpi.v8i2.155

Abstract

Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya peternakan sapi. Ketercukupan kebutuhan pakan bukan hanya diukur dari jumlah pakan yang diberikan, namun perlu juga diperhatikan keberagaman jenis pakan dan kemampuan ternak mengubah bahan pakan yang diberikan untuk meningkatkan bobot badan. Penelitian yang berjudul Komposisi Botani, Konsumsi dan Konversi Pakan Sapi Bali Jantan Di Kelompok Tunas Karya Desa Teruwai Kabupaten Lombok Tengah telah dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2021. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan 3 ekor sapi bali jantan yang ditempatkan pada kandang individu yang telah dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi komposisi botani, konsumsi dan konversi pakan yang diberikan serta pertambahan berat badan ternak selama penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pakan yang diberikan pada ternak sapi Bali Jantan yang dipelihara di Kelompok Tunas Karya Desa Teruwai Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari 100% hijauan rumput Raja dan 5 kg pakan konsentrat komersial. Konsumsi bahan kering (KBK) 6,78 kg atau 2,36 % dari BB/ekor/hari, sedangkan Konsumsi Bahan Organik (KBO) 5,90 kg/ekor/hari. Pertambahan bobot badan harian (PBBH) tercatat sebesar 0,526 kg/ekor/hari, dengan konversi pakan sebesar (12,1). Kata Kunci : Komposisi Botani, Konsumsi, Konversi, Pakan, Sapi Bali.