p-Index From 2019 - 2024
5.036
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences MANAJEMEN HUTAN TROPIKA Journal of Tropical Forest Management Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Buletin PSP Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut MEDIA KONSERVASI Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Maspari Journal Jurnal Veteriner Bumi Lestari AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Jurnal Perikanan dan Kelautan BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology AL KAUNIYAH Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Jurnal EduBio Tropika Maspari Journal Jurnal Kelautan : Indonesian Journal of Marine Science and Technology Journal of Degraded and Mining Lands Management Jurnal Perikanan dan Kelautan Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) JURNAL BIOLOGI INDONESIA Omni-Akuatika MAJALAH ILMIAH GLOBE Jurnal Biologi Tropis Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management Jurnal Ilmu Kehutanan Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan Jurnal Manusia dan Lingkungan
Claim Missing Document
Check
Articles

Pertumbuhan Siput Lola (Trochus niloticus L. 1767) di Perairan Kepulauan Banda Naira Kabupaten Maluku Tengah Abukena, Safrudin La; Wardiatno, Yusli; Setyobudiandi, Isdradjat; Khouw, Abraham S
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Biologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.994 KB) | DOI: 10.14203/jbi.v10i2.3032

Abstract

Maluku as a major producer, reached the highest production of siput lola (T. niloticus) in 1989 with production about 250tons (6.8 billion) but then drastically decreased to 14.2 tons in 2005. This study was conducted over 16 months (March2012 - June 2013) in the waters of the Banda Islands. The purpose of the study was to determine the individual andpopulation growth of trochus snails. Individual growth rate (K) of siput lola resource for deameter basalt (DB) was equal to0.2439 (von Bertalanffy models) and 0.3571 (Gompertz models). Maximum size (S?) that could be achieved for deameterbasalt was equal to 91.73 mm (von Bertalanffy models) and 88.52 mm (Gompertz models). The population growth rate(r) of siput lola resource was at 0.1469 with a maximum amount that could be reached as many as 401 ind or 122ind ha-1 (von Bertalanffy models) and 191 ind or 58 ind ha-1 (Gompertz models) within a period of 24 months.Keywords : Growth, Trochus niloticus, Banda Naira islands
Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terkait Siklus Nitrogen di Sedimen Perairan Mangrove Pulau Dua, Banten Iswantari, Aliati; Wardiatno, Yusli; Pratiwi, Niken T.M; Rusmana, Iman
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 10, No 1 (2014): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.728 KB) | DOI: 10.14203/jbi.v10i1.336

Abstract

Mangrove ecosystem has important role as source of nutrient particularly nitrogen in coastal area. Nitrogen (N) is alimiting factor in marine and coastal area. The aim of this research was to study benthic fluxes and potency ofbacterial activity in sediment of mangroves area, related to nitrogen cycle. This research was conducted in floodedmangroves area in Pulau Dua. The sediment and overlying water was sampled using sediment core sampler.Experimental treatment for flux analysis and sediment-slurry were conducted in three hours. Nutrient of NH3-N,NO2-N, and NO3-N and abundance of nitrifier, denitrifier, DNRA, and ammonifier were analyzed. The resultsshowed that the abundance of anaerobic bacteria was higher than aerobic bacteria. The dominance of bacterialgroups found in sediment was ammonification bacteria. The highest nutrient concentration in sediment was NH3-N. Benthic fluxes value showed higher NH3-N tends to release from the sediment to water than NO2-N and NO3-N. Generally, mangrove sediment in Pulau Dua has higher potency ofbacterial activity (Vmax and Km) in NO3reduction by anaerobic bacteria than NH3 oxidation by aerobic bacteria.Keywords: bacteria, benthic fluxes, mangrove, potency of bacterial activity, sediment
PEMETAAN SEBARAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT: PENDEKATAN ANALISIS MULTITEMPORAL Rahadiati, Ati; Soewardi, Kadarwan; Wardiatno, Yusli; Sutrisno, Dewayany
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 20, No 1 (2018)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.435 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2018.20-1.718

Abstract

Budidaya rumput laut merupakan salah satu kegiatan di daerah pesisir yang berkembang sangat pesat.  Untuk mengetahui kondisi eksisting luasan budidaya rumput laut perlu dilakukan pemetaan sebaran budidaya rumput laut.  Pemetaan sebaran budidaya rumput laut akan lebih cepat dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh.  Tujuan dari penelitian adalah untuk membandingkan citra SPOT-6 dan Landsat 8 OLI dalam memetakan sebaran budidaya rumput laut dan untuk mengestimasi luasan eksisting budidaya rumput laut.  Proses analisis menggunakan dua metode yaitu interpretasi visual untuk SPOT-6 pansharpened dan analisis digital nilai spektral untuk Landsat 8 OLI.  Sebagai studi kasus digunakan wilayah pesisir Kabupaten Takalar.  Hasil interpretasi visual citra SPOT-6 pansharpened perekaman Maret 2013 menunjukan luasan budidaya rumput laut sebesar 800,6 hektar.  Analisis Landsat 8 perekaman Maret 2014 menggunakan band 2,3 dan 4 luasan budidaya 2.273,6 hektar dengan nilai Kappa 0,64.  Analisis Landsat 8 perekaman tahun 2016 luasan musim barat 2.451 hektar, musim peralihan ke-1 2.017,11 hektar, musim timur 637,9 hektar, dan musim peralihan ke-2 seluas 1.169,2 hektar.  Nilai akurasi keseluruhan Landsat 8 perekaman tahun 2016 lebih dari 85% yang menunjukan citra ini dapat mengestimasi luasan eksisting budidaya rumput laut.
PENGARUH PENCEMARAN MERKURI DI SUNGAI CIKANIKI TERHADAP BIOTA TRICHOPTERA (INSEKTA) Yoga, Gunawan Pratama; Lumbanbatu, Djamar; Riani, Etty; Wardiatno, Yusli
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Sungai Cikaniki, salah satu anak Sungai Cisadane, di Jawa Barat yang melalui kawasan penambangan emas Pongkor dan tercemar oleh merkuri dari ekstraksi emas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk  mengkaji pengaruh pencemaran merkuri di Sungai Cikaniki terhadap akumulasi merkuri pada larva Trichoptera di sungai tersebut  dan dampaknya terhadap penghitaman pada insangnya. Lokasi penelitian berada di Cisarua, Curug Bitung dan Lukut, kecamatan Nanggung, serta satu lokasi yang tidak tercemar di daerah Cikuluwung. Penelitian dilakukan secara time series selama 10 bulan mulai bulan Januari sampai Oktober 2012. Dari hasil penelitian diketahui bahwa konsentrasi merkuri terlarut dari hulu ke hilir berturut - turut adalah 0,114 µg/L, 4,988 µg/L, 4,229 µg/L dan 4,410 µg/L. Ratarata konsentrasi merkuri dalam bentuk partikulat dan akumulasi merkuri pada tubuh Trichoptera tertinggi teramati di Curug Bitung, berturut – turut adalah 83,963 dan 210,014 mg/Kg. Rata-rata akumulasi merkuri pada Trichoptera di Cisarua dan Lukut hampir sama yaitu berturut-turut adalah 151,116 mg/Kg dan 157,026 mg/kg. Persentase kejadian penghitaman insang trachea, pada Trichoptera, tertinggi terjadi di Curug Bitung yaitu sebesar 91% dan seluruh populasi di lokasi tersebut, sedangkan yang terrendah terjadi di Cikuluwung.
Mangrove ecosystem resilience to sea level rise: a case study of Blanakan Bay, Subang Regency, West Java, Indonesia Yulianti, Poppy; Wardiatno, Yusli; Samosir, Agustinus M
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 1, No 1 (2013): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.1.1.2013.1971

Abstract

This research was conducted to assess the social and ecological resiliences of mangrove ecosystem to sea level rise as a consequence of climate change. Resilience Index (RI) method was used range from 0 to 1. Sixteen resilience indicators, both ecological and social, are selected, developed, and evaluated. The indicators consist of mangrove coverage, density and diversity, aquatic fauna species, tidal flooding, salinity, sedimentation, land use, mangrove dependency and time allocation, conflicts potential, knowledge, the compliance rate, types of livelihood, institution cap, and level of education. Evaluation result indicate that the bay was divided into two categories of resilience; the majority has middle resilience because the mangrove coverage, density, and land use are high, with composite RI (CRI) range from 0.45 to 0.58. This was found in the villages of Muara, Langensari, Blanakan, Jayamukti, and Rawameneng. Only one village has high CRI of 0.69, such as the Cilamaya Girang. The main ecological factors that contribute to the high resilience of the area is the rate of sedimentation of 2 meters per year and rare tidal flooding, while the factor that contributes most to the impediment of social resilience is public knowledge about the importance of mangrove ecosystems©Penelitian ini merupakan penilaian parameter resiliensi ekologis-sosial ekosistem mangrove terhadap penaikan muka air laut sebagai konsekuensi dari perubahan iklim. Analisis yang dilakukan adalah untuk menghitung indeks resiliensi (Resiliency Index/RI) yang menggunakan skala 0-1. Enam belas parameter (ekologis-sosial) digunakan dalam penelitian ini, yaitu: penutupan, kerapatan, keanekaragaman jenis mangrove, jenis fauna akuatik, salinitas, banjir pasang, penggunaan lahan, laju sedimentasi, ketergantungan masyarakat, alokasi waktu pemanfaatan ekosistem mangrove, potensi konflik, tingkat kepatuhan masyarakat, pemahaman fungsi mangrove, jenis mata pencaharian, kelembagaan, dan tingkat pendidikan. Hasil analisis RI menunjukkan, Teluk Blanakan hanya memiliki 2 tingkat resiliensi, yaitu Tingkat Menengah dan Tingkat Tinggi. Tingkat Menengah memiliki penutupan mangrove yang rendah, kerapatan mangrove yang rendah, dan ketergantungan pemanfaatan mangrove yang sangat tinggi dengan kisaran nilai RI 0.45-0.58 yang ditempati oleh Desa Rawameneng, Jayamukti, Blanakan, Langensari, dan Muara. Tingkat Tinggi dengan nilai RI 0.69 hanya ditempati oleh Desa Cilamaya Girang, karena memiliki laju sedimentasi dan ketergantungan masyarakat terhadap kawasan mangrove yang rendah©
Kandungan Fenol dan Aktivitas Antioksidan Makroalga Bentik Caulerpa racemosa (Forsskal) dari Teluk Hurun, Lampung Santoso, Joko; Fitriani, Diini; Wardiatno, Yusli
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 15, No 3 (2010): October 2010
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.442 KB) | DOI: 10.24002/biota.v15i3.2592

Abstract

Caulerpa racemosa is a green benthic macroalga that mainly grows in tropical regions which is expected to bask of strong ultraviolet radiation from sunlight. This circumstance can cause to increase levels of reactive radical species. To reduce and/or protect, organism like macroalga may change its metabolism and stimulate to produce some active compounds, therefore, tropical macroalgae are estimated possessing a large number of active compounds such as antioxidant. In this experiment, edible green benthic macroalga Caulerpa racemosa grown in different water condition were used. The content of total phenol and antioxidant activity of ethyl acetate extract were performed. Pearson correlation between waters condition and antioxidant activities i.e. total phenol and DPPH inhibition were also analyzed. Caulerpa racemosa grown in station 2, exposed in strong radiation from sunlight, had the highest content of total phenol and percentage of DPPH inhibition, with their values were 12.60% and 46.43% respectively. Sunlight intencity in waters had strong positive correlation to the total phenol content and reducing activity of DPPH, however, parameters of nitrate and ammonia had strong negative correlation.
Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Tegal dan Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung ., Hartoni; Damar, Ario; Wardiatno, Yusli
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 4, No 1 (2012): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.671 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v4i1.1341

Abstract

Coral reefs are ecosystem that have important economic value, but very fragile towards natural factor and human activities. Increasing human activities around the coastal waters will affect the ecosystem of coral reefs. The research was conducted from April to July 2010. The purpose of this study were to analyze the current state of coral reefs, to analyze the extent of damage and identify the cause of damage in Tegal island and Sidodadi waters. Percentage of life coral cover was obtained using line intercept transect (LIT) method. The results showed that percentage of life coral cover at 6 observation stations approximately 37.76% - 65.90%. The highest percentage live coral cover at Station 2 and the lowest at Station 3. In general, the condition of coral reef life was categorized "medium" with an average percentage of 49.87%. Damage of coral reefs were caused by bombing activities to catch fish, coral mining for construction materials and jewelry, anchor of ships, marine tourism activities and culture.   Keyword: Coral reefs, Tegal island, Sidodadi.   ABSTRAK Terumbu karang adalah ekosistem yang mempunyai nilai ekonomi penting, tapi sangat rapuh terhadap faktor alam dan aktivitas manusia. Meningkatnya aktivitas manusia di sekitar perairan pesisir berdampak terhadap ekosistem terumbu karang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2010. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi terkini tutupan terumbu karang di perairan Pulau Tegal dan  Sidodadi. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai bulan Juli 2010 di perairan Pulau Tegal dan Sidodadi Kecamatan Padang Cermin  Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Pengambilan data tutupan karang menggunakan metode line intercept transect (LIT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tutupan karang hidup di 6 Stasiun pengamatan berkisar antara 37,76% - 65,90%. Tutupan terumbu karang terendah di Stasiun 3 sedangkan tutupan tertinggi di Stasiun 2. Secara umum kondisi terumbu karang di perairan Pulau Tegal dan Sidodadi dikategorikan kondisi sedang dengan rata-rata tutupan karang sebesar 49,87%. Kerusakan terumbu karang disebabkan oleh aktivitas pengeboman, penambangan karang untuk bahan bangunan dan souvenir, jangkar kapal, wisata bahari dan budidaya laut.   Kata Kunci: Terumbu karang, Pulau Tegal, Sidodadi
Feeding behaviour and bioerosion: the ecological role of the rock-boring urchin, Echinometra mathaei (de Blainville, 1825), in Okinawa reef flat Satyawan, Noar Muda; Tutupoho, Shelly; Wardiatno, Yusli; Tsuchiya, Makoto
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 1, No 1 (2013): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.1.1.2013.1976

Abstract

Erosion rate on corals due to activities of other biota is called bioerosion. The rock-boring urchin, Echinometra mathaei, when it is abundant, plays a significant role in benthic ecosystems, including biological processes like coral erosion. During feeding, E. mathaei erodes calcium carbonate besides grazing on algae living on coral, so it plays an important role in both organic and inorganic carbons in coral reefs. The urchin E. mathaei actively feeds during the night time (nocturnal grazer). Although in Okinawa four types (A-D) of the urchin exist, the research only focused on the types A and B. Type A of E. mathaei produced 0.44951 g feces per day on average while type B produced 0.38030 g feces per day. CaCO3 analysis in feces and gut contents showed bioerosion rate of E. mathaei type A was 0.64492 g/individu/day, and 0.54436 g/individu/day in type B. There were no significant differences in bioerosion impact of E. mathaei type A and B© Laju erosi pada karang yang disebabkan oleh biota, dikenal dengan bioerosi. Bulu babi jenis Echinometra mathaei, ketika melimpah, menjadi sangat berpengaruh terhadap ekosistem bentik termasuk proses biologi seperti erosi karang. Selama aktivitas makan, E. mathaei menggerus kalsium karbonat dalam proporsi yang besar di samping alga yang tumbuh menempel pada karang sehingga memiliki peran penting dalam siklus karbon organik dan anorganik di ekosistem terumbu karang. Bulu babi E. mathaei aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal grazer). Meskipun di Okinanawa ada 4 tipe (A-D), pada eksperimen kali ini memfokuskan pada tipe A dan B saja. Tipe A E. mathaei rata-rata memproduksi 0,44951 g feses/hari dan tipe B memproduksi 0,38030 g feses/hari. Berdasarkan analisis CaCO3 yang dilakukan pada feses dan isi lambung, laju bioerosi yang disebabkan oleh E. mathaei tipe A sebesar 0,64492 g/individu/hari sedangkan tipe B sebesar 0,54436 g/individu/hari. Tidak terdapat perbedaan dampak bioerosi yang signifikan antara E. mathaei tipe A dan B©
PERTUMBUHAN SIPUT LOLA (TROCHUS NILOTICUS L. 1767) DI PERAIRAN KEPULAUAN BANDA NAIRA KABUPATEN MALUKU TENGAH Abukena, Safrudin La; Wardiatno, Yusli; Setyobudiandi, Isdradjat; Khouw, Abraham S
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Biologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jbi.v10i2.3032

Abstract

Maluku as a major producer, reached the highest production of siput lola (T. niloticus) in 1989 with production about 250tons (6.8 billion) but then drastically decreased to 14.2 tons in 2005. This study was conducted over 16 months (March2012 - June 2013) in the waters of the Banda Islands. The purpose of the study was to determine the individual andpopulation growth of trochus snails. Individual growth rate (K) of siput lola resource for deameter basalt (DB) was equal to0.2439 (von Bertalanffy models) and 0.3571 (Gompertz models). Maximum size (S?) that could be achieved for deameterbasalt was equal to 91.73 mm (von Bertalanffy models) and 88.52 mm (Gompertz models). The population growth rate(r) of siput lola resource was at 0.1469 with a maximum amount that could be reached as many as 401 ind or 122ind ha-1 (von Bertalanffy models) and 191 ind or 58 ind ha-1 (Gompertz models) within a period of 24 months.Keywords : Growth, Trochus niloticus, Banda Naira islands
FLUKS BENTIK DAN POTENSI AKTIVITAS BAKTERI TERKAIT SIKLUS NITROGEN DI SEDIMEN PERAIRAN MANGROVE PULAU DUA, BANTEN Iswantari, Aliati; Wardiatno, Yusli; Pratiwi, Niken T.M; Rusmana, Iman
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 10, No 1 (2014): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jbi.v10i1.336

Abstract

Mangrove ecosystem has important role as source of nutrient particularly nitrogen in coastal area. Nitrogen (N) is alimiting factor in marine and coastal area. The aim of this research was to study benthic fluxes and potency ofbacterial activity in sediment of mangroves area, related to nitrogen cycle. This research was conducted in floodedmangroves area in Pulau Dua. The sediment and overlying water was sampled using sediment core sampler.Experimental treatment for flux analysis and sediment-slurry were conducted in three hours. Nutrient of NH3-N,NO2-N, and NO3-N and abundance of nitrifier, denitrifier, DNRA, and ammonifier were analyzed. The resultsshowed that the abundance of anaerobic bacteria was higher than aerobic bacteria. The dominance of bacterialgroups found in sediment was ammonification bacteria. The highest nutrient concentration in sediment was NH3-N. Benthic fluxes value showed higher NH3-N tends to release from the sediment to water than NO2-N and NO3-N. Generally, mangrove sediment in Pulau Dua has higher potency ofbacterial activity (Vmax and Km) in NO3reduction by anaerobic bacteria than NH3 oxidation by aerobic bacteria.Keywords: bacteria, benthic fluxes, mangrove, potency of bacterial activity, sediment
Co-Authors . Ahyar . Erwyansyah . Zairion Abd Saddam Mujib Abdul Hamid Abdul Hamid Abukena, Safrudin La Abukena, Safrudin La Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin ACHMAD FARAJALLAH Achmad Selamet Aku Aditiyawan Ahmad Aditya Herry Emawan Adrian Damora Agus A Hakim Agus Alim Hakim Agus Priyono Agustinus M Samosir Ahmad Muhtadi Akhmad Solihin Akrom Muflih Ali Mahsar Ali Mashar Ali Sarong Aliati Iswantari Alpinina Yunitha Ananingtyas S Darmarini Ananingtyas S Darmarini Anggoro Prihutomo Anna Rejeki Simbolon Anna Rejeki Simbolon Arie Prabawa Asep Sahidin Asep Sahidin Athifah Nurulhafidzah Audra Ligafinza Audra Nur Ayu Annisa Kumalah Bambang Sumartono Beni Beni Charles Parningotan Haratua Simanjuntak Chikarista Irfangi Claritha Madonsa Dafit Ariyanto Dafiuddin Salim Damar, Ario Daniel Djoko Setiyanto Daniel Djoko Setiyanto, Daniel Djoko Dedi Soedharma DEDI SOEDHARMA Dedy Eka Syaputra Dewi, Nina Nurmalia Dicky Rachmanzah Diding Sudira Efendi Dietriech Geoffrey Bengen Diini Fitriani Djamar Tumpal F. Lumbanbatu Dyah Muji Rahayu Erin R Nurulhayati Estri Octora Farmelia Etty Riani F Farlina Fifi Widjaja Firman Ali Rahman Fitriana Nazar Fitriani, Diini Fitrina Nazar Forcep Rio Indaryanto Forcep Rio Indaryanto Fredinan Yulianda Fredinan Yulianda Frijona Fabiola Lokollo Gatot Yulianto Gilang Rusrita Aida Gladys Peuru Gunawan Pratama Yoga Hadi Supardi Hadi Suryanto Hamdani Rachman Harpasis S. Sanusi Hartoni . Hartoni ., Hartoni Hawis H Madduppa Hefni Effendi Hendrik Sombo Heriansyah Herman Yulianto Herry Purnomo I Wayan Nurjana I Wayan Nurjaya Ibnul Qayim Ida Bagus Jelantik Swasta Iman Rusmana Inka Destiana Sapitri Irma Minarti Harahap Irza Arnita nur Isdradjad Setyobudiandi Isdradjad Setyobudiandi Isdradjad Setyobudiandi Isdradjad Setyobudiandi Isdradjat Setyobudiandi Ismudi Muchsin Ita Sualia Iya Purnama Sari Jeane Siswitasari Mulyana Jojok Sudarso Jojok Sudarso, Jojok Joko Santoso Kadarwan Soewardi Katarina Hesty Rombe Khouw, Abraham S Khouw, Abraham S Luisa Febrina Amalo Luk luk Il Maknuun Luky Adrianto Luluk Dwi Wulan Handayani Lusi Lastria Lusita Meilana Lydia Safriyani Marpaung M Mukhlis Kamal M Zainuri M. Tahmid Made Ayu Pratiwi Majariana Krisanti Majariana Krisanti Makoto Tsuchiya Mardiansyah Mardiansyah Marfian Dwidima Putra Martin Ali Iqbal Maulid Wahid Yusuf Mennofatria Boer Mintje Wawo Mohammad Mukhlis Kamal Muhamad Radifa Muhamad Suhaemi Syawal Muhammad Aly Muhammad Eidman Muhammad Nur Arkham Muhammad Rifqi Munti Yuhana Naila K Aini NAILA KHURIL AINI Nandy Kosmaryandi Nefi Islamiati Neviaty P Zamani Neviaty P Zamani Niken T.M Pratiwi, Niken T.M Niken Tunjung Murti Pratiwi Noar Muda Satyawan Novia Indah Kintani Nurhaya Afifah Nurlisa Butet, Nurlisa Peter Funch Poppy Yulianti Qadar Hasani Rachmad Caesario Rahadiati, Ati Rahman Rahman Rahmat Kurnia Raimundus Nggajo Raimundus Nggajo Rani Nuraisah Refa Riskiana Richardus F. Kaswadji Risa Tiuria Riska Febriana Rudi Alek Wahyudin Rudi Alek Wahyudin Sambas Basuni Setyo Handayani Setyo Handayani Shelly Tutupoho Sigid Hariyadi Siti Anindita Farhani Soewardi, Kadarwan Sutaman, Sutaman Sutrisno, Dewayany Syarviddint Alustco Taryono Kodiran Taslim Arifin Totok Hestirianoto Tri Partono Tri Prartono Tridoyo Kusumastanto Tyas Dita Pramesthy VELLA NURAZIZAH DJALIL Wahyu Muzammil Woro Anggraitoningsih Woro Anggraitoningsih, Woro Yoga, Gunawan Pratama Yonvitner - Yoyok Sudarso Yudi Wahyudin Yuni Puji Hastuti Yunita Magrima Anzani Yuyun Qonita Yuyun Sri Wahyuni Zeth Parinding ZETH PARINDING Zulfikar , Zulkifli Zulkifli