Penelitian mengenai pengaruh kemasakan benih menjadi tolok ukur baru yang dapat mencerminkan viabilitas dan vigor. Hubungan klorofil dengan viabilitas dan vigor benih sangat berkaitan karena secara alamiah proses pemasakan atau penuaan benih. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium BBPadi. Tujuannya untuk mengetahui hubungan antara tingkat kemasakan benih padi melalui analisis kandungan klorofil dalam benih yang nantinya dapat berpengaruh terhadap viabilitas dan vigor benih padi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu fase masak benih yang terdiri dari tiga taraf yaitu M1=Fase Masak Muda, M2=Fase Masak Sedang, M3=Fase Masak Tua. Faktor kedua adalah varietas benih terdiri dari delapan taraf yang digunakan yaitu, V1=Situ Bagendit, V2=Inpari Gemah, V3=Inpari 48 Blas, V4=Inpari 16 Pasundan, V5=Inpari 30 Ciherang Sub1, V6=Inpari 32 HDB, V7=Inpari 47 WBC, V8=PB 42. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 96 satuan percobaan. Pengaruh perlakuan diuji dengan analisis sidik ragam dan apabila uji F pada taraf 5% hasilnya menunjukkan signifikan maka untuk mengetahui perlakuan yang paling baik dilanjukan dengan uji DMRT taraf 5%. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antar variabel pengamatan pada penelitian ini dilakukan uji korelasi dan regresi sederhana dengan dimana (y) pada viabilitas dan vigor benih sebagai peubah tetap sedangkan (x) pada kandungan klorofil sebagai peubah bebas. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat interaksi fase masak dan varietas terhadap kandungan klorofil, viabilitas, vigor dan kadar air benih. Terdapat perlakuan terbaik viabilitas dan vigor benih yaitu pada fase masak tua (M3) varietas inpari 48 Blas (V3) dan Inpari 16 Pasundan (V4) dan terdapat hubungan antara kandungan klorofil dengan viabilitas dan vigor benih hal ini karena tingkat kemasakan benih sangat berpengaruh terhadap mutu benih tersebut.