Claim Missing Document
Check
Articles

DAMPAK PEMBANGUNAN WADUK KEDUNG OMBO TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI DI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 1989 – 1998 Novandi, Ardhi Setyawan; Wasino, Wasino; Jayusman, Jayusman
Indonesian Journal of Conservation Vol 8, No 2 (2019): December
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v8i2.22692

Abstract

Waduk Kedung Ombo merupakan waduk buatan yang dibangun pada tahun 1985-1989 untuk membendung aliran air dari Sungai Serang. Waduk Kedung Ombo berfungsi untuk mengatasi banjir dan kekeringan yang sering melanda wilayah Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode sejarah, yang mencakup (1) heuristik, (2) kritik sumber, (3) interpretasi, dan (4) historiografi. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Waduk Kedung Ombo yang diresmikan pada tanggal 14 Junuari 1989 telah mampu mengatasi masalah banjir dan kekeringan yang sering melanda wilayah bagian utara di Jawa Tengah. Hal tersebut ditandai dengan adanya perubahan sistem tanam padi oleh masyarakat petani di Kabupaten Grobogan. Masyarakat petani yang mulanya hanya bisa menanam 1 kali masa tanam padi dan 2 kali masa tanam palawija dalam satu tahun, sekarang menjadi 2 kali masa tanam padi dan 1 kali masa tanam palawija dalam satu tahun.
PABRIK GULA KALIBAGOR: PERKEMBANGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KALIBAGOR TAHUN 1957-1997 Pamikat, Renardi; Wasino, Wasino; Atno, Atno
Journal of Indonesian History Vol 8 No 2 (2019): Journal of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v8i2.37053

Abstract

Sukarno's speech on August 17, 1956 signaled the takeover of Dutch-owned companies, which began in December 1957. The Law set up for the nationalization act was Law No. 86 of 1958. One of the things nationalized by the government was the Kalibagor sugar factory. In this study, the author discusses how the process of nationalizing the Kalibagor sugar factory until its closure and the socio-economic dynamics of the community that occurred after nationalization. The results of this study are that the people in Kalibagor experienced some changes. This is the impact of the nationalization. In 1975, the sugar commodity was replaced by rice and tobacco. Then the government issued Presidential Instruction No. 9 of 1975 concerning People's Intensification Sugar Cane (TRI). But the program was also unsuccessful with a number of problems, which made the Kalibagor sugar factory continue to suffer losses. Finally, in 1997 the crisis that occurred in Indonesia resulted in a decline in the sugar industry, so that there were several sugar mills which were closed or diamalgamasi including the Kalibagor sugar factory. Keywords: Kalibagor Sugar Factory, Nationalization, Impact
Discourse on Relations Between Indonesia and Papua: Content Analysis of History Textbook of 2013 Curriculum Handoko, Susanto T; Wasino, Wasino
Paramita: Historical Studies Journal Vol 30, No 1 (2020): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v30i1.16215

Abstract

This research is motivated by the existence of a national identity crisis in Indonesian society, especially in young people or students. This research aims to analyze the discourse on relations between Indonesia and Papua found in a history textbook for senior high school of 2013 curriculum. Through this research, an understanding of how the state reconstructs national identity (Indonesian-ness) and local identity (Papuan-ness) in a history textbook for senior high school used by senior high school students in Jayapura City. The research method used is the qualitative method, which focuses on the content analysis of the history textbook. This analysis will focus on the relations between Indonesia and Papua. The meaning process was conducted using two concepts, namely Indonesian-ness and Papuan-ness. Then, those two concepts were represented in three themes: ethnic nationalism, nationalism, and national integration. The results of the research showed that the discourse on national identity (Indonesian-ness) and local identity (Papuan-ness) was a product of the government’s political policies in education, namely ideology and state identity. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya krisis identitas nasional di masyarakat Indonesia, terutama pada kaum muda atau pelajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis wacana tentang hubungan Indonesia dan Papua yang ditemukan dalam buku teks sejarah untuk kurikulum SMA 2013. Melalui penelitian ini, pemahaman tentang bagaimana negara merekonstruksi identitas nasional dan identitas lokal dalam buku teks sejarah untuk SMA yang digunakan oleh siswa SMA di Kota Jayapura. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang berfokus pada analisis isi buku teks sejarah. Analisis ini akan fokus pada hubungan antara Indonesia dan Papua. Proses pemaknaan dilakukan dengan menggunakan dua konsep, yaitu keindonesiaan dan ke-Papua-an. Kemudian, kedua konsep tersebut diwakili dalam tiga tema: nasionalisme etnis, nasionalisme, dan integrasi nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana tentang identitas nasional dan identitas lokal adalah produk kebijakan politik pemerintah dalam pendidikan, yaitu ideologi dan identitas negara.
BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI MODEL JOYFULL LEARNING BAGI GURU IPS SMP DI KOTA SEMARANG Santoso, Apik Budi; Wasino, Wasino; Ginanjar, Asep; Nisa, Aisyah Nur Sayidatun
HARMONY Vol 4 No 2 (2019): Volume 4 Nomor 2 November 2019
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.959 KB)

Abstract

Social studies subjects are one of the subjects that are closely related to the community environment in the learning process. Joyful Learning will lead to student learning motivation. Unfortunately social studies teachers are still limited in applying models in the classroom. So it is necessary to implement Technical Guidance for the Implementation of Joyful Learning Models for Social Studies Teachers of Junior High Schools in Semarang City. The objectives of the Community service activities are (1) Collaborating jointly with partners regarding what learning models have been used by the teachers in Semarang City Junior High School; (2) Studying jointly with partners related to the implementation of social studies learning which has been carried out in Semarang City Junior High School; (3) Providing technical guidance for implementing Joyful Learning models for Social Studies teachers in Semarang City Junior High School. The method of implementing community service activities uses two approaches namely textual and contextual. The procedure in this community service activity includes: (1) Exploratory; (2) Topical; (3) Monitoring and Evaluation. The results of the implementation of this community service activity can be seen that the learning model used by teachers in Semarang City Junior High School is still teacher centered and the learning model is still based on indoor learning. Guidance The implementation technique of the joyful learning model gets the result that the learning objectives must contain elements of ABCD (Audience, Behavior, Condition, and Degree), regular material and remidial material levels may be the same, but for enrichment materials must be higher, assessment of knowledge must have stimulus on the test, indicators of competency achievement to be achieved must also be integrated Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang erat kaitannya dengan lingkungan masyarakat dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran yang dirancang secara menyenangkan (Joyfull Learning) akan menimbulkan motivasi belajar peserta didik. Sayangnya guru IPS masih terbatas dalam mengaplikasikan model di kelas. Sehingga perlu dilaksanakan Bimbingan Teknis Implementasi Model Joyfull Learning bagi Guru IPS SMP di Kota Semarang. Tujuan daripada kegiatan PPM ini adalah (1) Mengkaji secara bersama dengan mitra terkait dengan apa saja model pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru-guru di SMP Kota Semarang; (2) Mengkaji secara bersama dengan mitra terkait dengan pelaksanaan pembelajaran IPS yang selama ini telah dilaksanakan di SMP Kota Semarang; (3) Memberikan bimbingan teknis implementasi model Joyfull Learning bagi guru IPS SMP di Kota Semarang. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian menggunakan dua pendekatan yaitu tekstual dan kontekstual. Prosedur dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meliputi: (1) Exploratory; (2) Topical; (3) Monitoring and Evaluation. Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dapat diketahui bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMP Kota Semarang masih terpusat pada guru (teacher oriented) serta model pembelajaran yang masih berbasis indoor learning. Bimbingan Teknik implementasi model pembelajaran joyfull learning mendapatkan hasil bahwa tujuan pembelajaran harus memuat unsur ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree), materi reguler dan materi remidial tingkatannya boleh sama, namun untuk materi pengayaan harus lebih tinggi, penilaian pengetahuan harus ada stimulus dalam soalnya, indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai juga harus terpadu.
MUSIK KERONCONG DI SURAKARTA: PERJALANAN DARI TAHUN 1960 HINGGA 1995 Christy, Dian Eka; Wasino, Wasino; Suryadi, Andy
Indonesian Journal of Conservation Vol 8, No 1 (2019): June
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v8i1.22677

Abstract

Keroncong merupakan salah satu genre musik indonesia.  Musik ini pun tak luput dari sejarah panjang bagaimana perkembangannya di Indonesia dan Surakarta, dimana Surakarta juga dikenal sebagai kota budaya dan kota dimana keroncong melahirkan banyak artis dan musisinya. Oleh karena itu, penulis ingin menguraikan tiga permasalahan dari latar belakang tersebut yaitu (1) bagaimana sejarah perkembangan musik keroncong di Indonesia, (2) bagaimana perkembangan musik keroncong di Surakarta pada tahun 1960−1995, (3) Faktor apa saja yang mempengaruhi eksistensi keroncong di Surakarta. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer yang digunakan adalah arsip mengenai keroncong yang terdapat di Depo arsip Suara Merdeka, arsip rekaman lagu Lokananta, majalah HAI, surat kabar Pikiran Rakyat, Badan Pusat Statistik Surakarta. Selain berupa dokumen, penulis juga mendapat sumber wawancara dari saksi hidup yang turut andil saat itu seperti Waljinah, Koesudiarso, Yohanes Puji dan Ary. Sementara sumber sekunder yang digunakan ialah dari buku-buku atau jurnal yang terkait penelitian. Hasil dari penelitian ini, penulis menyatakan bahwa musik keroncong merupakan kebudayaan yang sangat kental di Surakarta. Akulturasi dengan budaya Jawa yang menjadikan genre musik keroncong ini dikenal sampai kepelosok Indonesia bahkan mancanegara. Namun ketenaran ini tidak serta merta mengalami gelombang pasang dalam perjalannya, pada tahun 1960-an merupakan masa keemasan atau puncak kejayaan dari musik keroncong di Surakarta hingga melahirkan musisi yang melegenda serta deretan lagu-lagu yang tidak lekang oleh zaman. Hingga berjalannya waktu banyaknya genre musik yang masuk atau tenar di Surakarta sedikit demi sedikit menggerus puncak ketenaran musik keroncong serta beberapa faktor lain yang menyebabkan sinarnya meredup. Meskipun meredup pesona keroncong Surakarta memiliki ruang tersendiri untuk para penggemarnya.
Penanggulangan Kemiskinan Di Kabupaten Bojonegoro Tahun 1982-2008 Armylia, Manzila; Wasino, Wasino
Journal of Indonesian History Vol 10 No 1 (2021): Journal Of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v10i1.46944

Abstract

Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui upaya pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro pada Tahun 1982-2008. (2) mengetahui dampak penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 1982-2008. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yang meliputi empat tahap yaitu: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiogafi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Bojonegoro melakukan upaya penanggulangan kemiskinan difokuskan pada bidang pendidikan, ketahanan pangan dan kesehatan. Pelaksanaan kebijakan dengan dibuatnya beberapa program sangat berperan dalam perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro. Dalam usaha menanggulangi kemiskinan melalui bidang pendidikan, ketahanan pangan dan kesehatan menjadikan penduduk di Kabupaten Bojonegoro keluar dari angka kemiskinan karena sudah mempunyai kualitas pendidikan yang baik sehingga penduduk mempunyai mutu prestasi yang berkompeten, dalam masalah ketahanan pangan penduduk miskin mampu keluar dari rawan pangan dan kelaparan, dan penduduk miskin mempunyai kesehatan yang baik karena penduduk miskin dengan mudah mendapatkan pelayanan kesehatan secara murah, mudah, cepat dan berkualitas.Kata Kunci: Kemiskinan, Penanggulangan, Kebijakan.
Erupsi Merapi dan Perubahan Pemukiman di Kecamatan Pakem, Turi, dan Cangkringan Kabupaten Sleman tahun 1990-2010 Kurniawan, Yanuar Rezza; Wasino, Wasino
Journal of Indonesian History Vol 10 No 1 (2021): Journal Of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v10i1.47304

Abstract

Gunung Merapi menurut catatan sejarah sudah menunjukan aktivitas vulkaniknya (erupsi) sejak tahun 1003. Pada kurun waktu 1990an sampai 2010 telah terjadi erupsi Gunung Merapi sebanyak tujuH kali, yakni pada tahun 1992, 1994, 1997, 1998, 2001, 2006 dan 2010. Erupsi Gunung Merapi selalu memberikan dampak positif dan negatif kepada masyarakat yang tinggal di Kabupaten Sleman. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui bagaimana dampak dari erupsi Gunung Merapi dan juga dampaknya bagi masyarakat di beberapa desa di Kabupaten Sleman. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian sejarah. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Perubahan Permukiman yang terjadi di Kecamatan Pakem Turi Cangkringan ini pasca erupsi Gunung Merapi tahun 1994 dan 2010. Erupsi tahun 1994 mengarah ke permukiman masyarakat dusun Turgo dan Erupsi tahun 2010 mengarah ke permukiman masyarakat Umbuharjo, Kepuharjo dan Glagaharjo. Banyak rumah penduduk yang rusak parah tidak dapat dihuni lagi dan sebagian hanya rusak ringan. Peran pemerintah dalam hal ini memberikan tempat relokasi, huntara dan juga huntap (hunian tetap) bagi masyarakat yang terdampak langsung erupsi Gunung Merapi tahun 1994 dan tahun 2010
THE IMPLEMENTATION OF MULTICULTURAL VALUES IN THE EDUCATIONAL INSTITUTION Slamet, Slamet; Masrukhi, Masrukhi; Haryono, Haryono; Wasino, Wasino
The Journal of Educational Development Vol 5 No 1 (2017): February 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jed.v5i1.14304

Abstract

Education that is charged with multicultural values ​​is a staged-educational process that can be used as a binder and a bridge to accommodate differences, such as ethnicity, language, culture, gender, region, and religion in a multi-cultural society in order to create intelligent, wise, and polite personality in dealing with diversity issues. Multicultural education should continue to be understood comprehensively, so it is not stagnant only limited to discourse, and ultimately can be implemented in harmony and without any negative effects. It is this basis that causes multicultural education urgent for immediate implementation in educational institutions, so it is necessary to comprehensively study various aspects of life so that there is a synergy between the academic community and the society of a nation-state. This study employed a research and development (R & D) design from Borg and Gall, while the design of the model was adopted from the development of McKenny. The research procedure was based on the ten-phased design from Borg and Gall that has been modified into three phases, namely (1) a preliminary study; (2) the development of the design; and (3) testing the feasibility of the product. Based on the conclusion, this study recommends that multicultural education is a new discourse of education in Indonesia, but the urgency of its implementation is very high; the multicultural education curriculum can be implemented through each level of education, the student program and in the process of habituation through daily learning both within the school and in the family. Multicultural education can be inserted through the planting of multicultural values ​​into the curriculum or learning activities which are responsively multicultural by promoting respect for differences: racial, ethnic, cultural, religious, and territorial between the community members; and no less important is that multicultural education discourse can be implemented within the scope of the family, as the smallest social institution in the community which is most effective learning media in the process of internalization and transformation of values, as well as the socialization of family members.
Development of Curriculum Management Model Based on Multicultural Character in Pesantren Khalafiyah Retno Ekaningrum, Ifada; Widodo, Joko; Wasino, Wasino; Sugiyo, Sugiyo
The Journal of Educational Development Vol 6 No 1 (2018): February 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jed.v6i1.20759

Abstract

This article is a result of research on the development of multicultural character-based curriculum management model in the Islamic Boarding School (henceforth: Pesantren) Khalafiyah. The education pattern in Pesantren Khalafiyah is a boarding school pattern. Pesantren khalafiyah is unique compared to other school types. The school's curriculum is an integrative one that combines the formal school curriculum and the pesantren curriculum. In addition, because learning patterns incorporate habituation to form multicultural characters, the curriculum development model is typically relevant to the typology of Pesantren Khalafiyah. This research was conducted at Pesantren Khalafiyah Assalam Kudus and Pesantren Muhammadiyah Kudus. The data were analyzed using the Research and Development approach. This study aimed to develop multicultural character-based curriculum management models and procedures. The results show that the boarding school-based Pesantren Khalafiyah has special features seen from the school governance, specialty outputs, curriculum loads, and evaluative models of learning. In addition to applying the formal school curriculum, Pesantren Khalafiyah also applies non-formal charges and hidden curriculum. The cost incurred in this type of school is the overlapping between subjects - the number of subjects is more than that in regular schools - and the evaluation model of learning. The provided solution to the problems of the boarding school requires the development of integrative curriculum, which combines the madrasah, pesantren, and habituation curriculum. The integrative curriculum development design contains curriculum formulation procedures by integrating the formal school curricula with the non-formal curricula (pesantren), including the preliminary evaluation procedures.
PERNIKAHAN BEDA AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP POLA ASUH ANAK Amna, Radhiah Rini; Wasino, Wasino; Suhandini, Purwadi
JESS (Journal of Educational Social Studies) Vol 5 No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jess.v5i1.13097

Abstract

Pernikahan beda agama terjadi sebagai suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri. Ada berbagai macam alasan mengapa pernikahan beda agama semakin meningkat jumlahnya, yaitu meningkatnya mobilitas penduduk yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan orang yang berlatarbelakang berbeda dan meningkatnya toleransi serta penerimaan antar pemeluk agama yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Menganalisis pernikahan beda agama yang sering terjadi di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang. 2) Menganalisis pola perlakuan pasangan beda agama terhadap anak. 3) Menganalisis implikasi pernikahan beda agama terhadap pola asuh anak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teori. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. 1) Pernikahan beda agama merupakan hal biasa yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Bendan Ngisor yang disebabkan oleh hubungan asmara yang mendalam, menikah beda agama di luar negeri karena ekonomi mendukung, pendatang baru (menikah di wilayah lain lalu pindah dan menetap di Kelurahan Bendan Ngisor), dan hal biasa yang dilakukan oleh pihak keluarga. Hal ini sesuai dengan teori sosial Piere Bourdieu tentang habitus. Namun walaupun sudah menjadi kebiasaan, pernikahan beda agama tetap tidak sesuai dengan hukum agama maupun hukum negara di Indonesia, sehingga penyusupan yang dilakukan bagi pasangan yang menikah termasuk ke dalam pelanggaran terhadap Undang-Undang. 2) Pola perlakuan pasangan beda agama terhadap anak di Kelurahan Bendan Ngisor lebih cenderung pada pola perlakuan acceptance (penerimaan) dan permissiveness (pembolehan). 3) Pola asuh yang diterapkan pasangan beda agama lebih cenderung pada pola asuh demokratis, yang berdampak positif terhadap perkembangan anak.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdul Muntholib Aditya Rizki Alkautsar Aditya Tanuwijaya Agus Nuryatin Ahmad, Nanang Rendi Ahmad, Nanang Rendi Aisyah Nur Sayidatun Nisa, Aisyah Nur Sayidatun Albert Albert Ali Djamhuri Amin Yusuf Amna, Radhiah Anak Agung Gede Sugianthara Ananto Aji, Ananto Andy Suryadi Anggraeni Kusnadi Anthony Anthony Apik Budi Santoso Argitha Aricindy Argitha Aricindy Arief Subakti Ariyanto Arif Purnomo Armylia, Manzila Asmarani, Kartika Aspin, Pipin Yunita At. Sugeng P Atika Wijaya Atno Atno Aulia Rahmana Bagus Mulyawan Bain Bain Bianca Debby Cahyo Budi Utomo Cahyo Budi Utomo Cahyo Seftyono Carissa Liora chandra, Septian Adi Chandra, Septian Adi Christy, Dian Eka Dali Santun Naga Daniel Hadiyanto Dedi Trisnawarman Denis Gunawan Desi Arisandi Desi Arisandi Dewanti, Retno Yuni Dewanti, Retno Yuni Dewi Liesnoor Setyowati Dewi Lisnoor Setyowati, Dewi Lisnoor Diki Tri Apriansyah Putra Djoko Widodo Eddy Waluyo, Eddy Edi Sutrisna Edy Trihatmoko Edy, Agus Nowo Eko Handoyo Eko Handoyo Elysia Putri Elysia Putri, Elysia Endah Sri Hartatik Endah Sri Hartatik Erma Susilowati, Erma Ery Dewayani Eunike Eunike Fahrudin Alfi Huda Fandy Fandy Farida Ratu Wargadalem Felicia Kasinda Fitria Dwi Prasetyaningtyas Francisca Francisca Fransisca Pranata Ginanjar, Asep Hadi Sutopo Hadi Sutopo Hadi, Tjokro Hamdan Tri Atmaja Hamdan Tri Atmaja Handani, Lisa Novia Handani, Lisa Novia Handoko, Susanto T Happy Ardeena Haryono Haryono Hendra Hendra Hendra Hendra Hendro Ari Wibowo, Hendro Ari Hermanu Joebagio Hermanu Joebagio I Ketut Sudiana Ibnu Sodiq Ifada Retno Ekaningrum Jap Tji Beng Jayusman Jayusman Jeanny Pragantha Jeffri Alfred Jeffri Alfred, Jeffri Johyandi Lukmana Junaidi Junaidi Juwita Juwita Juwita Juwita, Juwita Kittisak Jermsittiparsert Kristina Kristina Kurniawan, Yanuar Rezza Luh Putu Ratna Sundari Lukmansyah, Nurul Lukmansyah, Nurul Manatap Dolok Lauro, Manatap Dolok Martitah Martitah Masrukhi Masrukhi Mawardi Mawardi Melani Asta Rosari Meli Adriani Hotma Hasibuane Meyliani Tanjung Mudiyono Mudiyono Mufti Riyani Mufti Riyani Muhammad Iqbal Birsyada Muhammad Iqbal Birsyada Muhammad Mujibur Rohman, Muhammad Mujibur Nadya Aliwarga, Nadya Nimas Puspitasari, Nimas Noeratri Andanwerti Novandi, Ardhi Setyawan Noviandi Noviandi Nugroho Trisnu Brata P. Eko Prasetyo Pamikat, Renardi Parhadi Parhadi Parhadi Parhadi, Parhadi Priyanto, Agustinus Sugeng Purbiyanti, Elis Dwi Purwadi Suhandini Putri Agus Wijayanti Rabeea Mohammed Mansour Imleesha Rachel Noveris Sukisman Radhiah Rini Amna, Radhiah Rini Rahman, Abdul Haris Bahtiar Retno Suminar Rianafik, Ifti Rifqi Aulia Abdillah, Rifqi Aulia Risman Risman Robert Robert Ronald Chandra Ronald Chandra Rosikhatul Ilmiyah, Rosikhatul Rusdarti - S.Pd., Musonef Saptono Putro Satya Budi Nugraha Sayuti, Akhmad Sayuti, Akhmad Sharon Yosephine Shintasiwi, Fitri Amalia Siti Nur Fatimah Slamet . Sri Sudarsih Steven Steven Subagyo Subagyo Sugeng P Sugiyo Sugiyo, Sugiyo Supriyadi Supriyadi Supriyadi Supriyadi Suyahmo Suyahmo Suyahmo Suyahmo Tedjo Mulyono Thiwaty Arsal Thriwaty Arsal Timothius Simon Timothy Rufus Tjokro Hadi Tony Tony Tony Tony Trhiwaty Arsal Tri Handayani Tri Joko Raharjo Tri Suminar Triwardaya Triwardaya Triwardaya Triwardaya Triwardaya Triwardaya, Triwardaya Tsabit Azinar Ahmad Udi Utomo Umi Darojah, Umi Valencia Ilona vincent sandrya Vincentius Gunawan, Vincentius Wahyu Tri Putra Wahyu Tri Putra, Wahyu Tri Warsiti Warsiti Wasro Wasro, Wasro Watcharin Joemsittiprasert Wicaksono, Teguh Mulyo William Hermawan Yansen Henly Halim Yunepto Yunepto Yuni Suprapto Yuni Suprapto Yustinus Eka Wiyana Yustinus Eka Wiyana, Yustinus Eka Zyad Rusdi Zyad Rusdi