Claim Missing Document
Check
Articles

POLA ADAPTASI DALAM INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT HINDU DI DUKUH JOMBLANG DESA DUKUHRINGIN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL Susilowati, Erma; Wasino, Wasino; Utomo, Cahyo Budi
JESS (Journal of Educational Social Studies) Vol 5 No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jess.v5i2.14079

Abstract

Manusia sebagai makhluk sosial hidup bermasyarakat dan beranekaragam seperti keanekaragaman agama. Salah satu persebaran agama Hindu adalah Dukuh Jomblang, di mana jumlah pemeluk agama Hindu lebih sedikit dari agama Islam sehingga beberapa kebudayaan masyarakat Hindu dalam interaksinya menjadi bahan perbincangan masyarakat sekitar. Interaksi mengaharuskan masyarakat Hindu melakukan adaptasi agar kebudayaannya dapat diterima dan menjadi kearifan lokal Desa Dukuhringin. Tujuan penelitian ini mengkaji tentang (1) pola interaksi yang terjadi antara masyarakat Hindu dan Islam, dan (2) pola adaptasi yang terjadi antara masyarakat Hindu dan Islam dalam mempertahankan kebudayaannya sehingga terbentuk kearifan lokal di Dukuh Jomblang Desa Dukuhringin Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal.Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Teknik pengambilan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) pola interaksi yang terbentuk adalah kerjasama, akomodasi dan persaingan berdasarkan sikap saling menghargai dan toleransi yang tinggi setelah sikap kepemimpinan parisade Hindu Dharma Indonesia tegas, (2) pola adaptasi dihasilkan dari perubahan sikap dan perilaku masyarakat Hindu adalah modifikasi kultural seperti dalam bidang antar umat beragama terbentuknya forum Silaturahmi Indonesia, adanya acara Dharma Santi, adanya paguyuban pada bidang perdagangan, dan bidang pendidikan diadakan kejar paket B dan sekolah pasraman yang menjadi kearifan lokal Desa Dukuhringin. Humans as social beings living in a society and diverse. One of the areas where people are Hindus in Dukuh Jomblang. However, Hindus less than Muslims so that the interaction there was the custom of the Hindu community which ridiculed by the local community. The Hindu community must interaction adapts in culture can be accepted and become local wisdom of the village Dukuhringin. The purpose of this study are (1) patterns of interaction between Hindu and Muslim communities, and (2) pattern of adaptation that occurs between the Hindu and Muslim communities in maintaining their culture of local wisdom in the Village Dukuh Jomblang of Dukuhringin in district Slawi of Tegal regency. This study used a qualitative approach with a phenomenological method. Techniques of data retrieval is done with interviews, observation and documentation. The results showed (1) pattern interaction formed is cooperation, accommodation and competition seen with the mutual respect and tolerance were high after the attitude of the leadership of parisade Hindu Dharma Indonesia firm, (2) the adaptation pattern resulting from a change in attitude and behavior of the Hindu community seen from the field of inter-religious Forum Silaturahmi Indonesia, the Dharma Santi, the community in the areas of trade and education held packet B and Pasraman school to be local wisdom in Dukuhringin Village.
The Implementation of Social Education Learning Based on Multicultural Education in SMP Negeri 1 Lasem Asmarani, Kartika; Wasino, Wasino; Subagyo, Subagyo
JESS (Journal of Educational Social Studies) Vol 7 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jess.v7i1.18678

Abstract

The diversity of religion, ethnic, and culture that has been owned by the students of SMP Negeri 1 Lasem impacts the social patterns either in school or outside the school. The interest of social education learning is still not enough. One of social education concepts from NCSS is culture. This is really related to multicultural education. The aims of this research are to know the multicultural values in Lasem society, to analyze the implementation of social education based on multicultural education in SMP Negeri 1 Lasem also to know the supporting and obstacle factor in the implementation of social education based on multicultural education in SMP Negeri 1 Lasem. The research method that is applied is qualitative research. The multicultural values in Lasem Society are humanity values, tolerance value, mutual help value, justice value, and mutual cooperation value. Method that is applied in social education learning based of multicultural values in SMP Negeri 1 Lasem is contribution method. The supporting factors are religion factor, ethnic factor, culture factor, the support from local communities, mutual respect and respecting the others. The obstacle factors here are the relationship between students that sometimes get crashed when discussion happened in class, the characteristic of students which are difference to each other, the motivation to study, the understanding of tolerance in religion and the lack of school properties and also the lack of competence of a social education teacher.
Pernikahan Beda Agama dan Implikasinya terhadap Pola Asuh Anak Amna, Radhiah; Wasino, Wasino; Suhandini, Purwadi
JESS (Journal of Educational Social Studies) Vol 6 No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jess.v6i2.19788

Abstract

Pernikahan beda agama terjadi sebagai suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri. Ada berbagai macam alasan mengapa pernikahan beda agama semakin meningkat jumlahnya, yaitu meningkatnya mobilitas penduduk yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan orang yang berlatarbelakang berbeda dan meningkatnya toleransi serta penerimaan antar pemeluk agama yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis pernikahan beda agama yang sering terjadi di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang. (2) Menganalisis pola perlakuan pasangan beda agama terhadap anak. (3) Menganalisis implikasi pernikahan beda agama terhadap pola asuh anak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teori. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) Pernikahan beda agama merupakan hal biasa yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Bendan Ngisor yang disebabkan oleh hubungan asmara yang mendalam, menikah beda agama di luar negeri karena ekonomi mendukung, pendatang baru (menikah di wilayah lain lalu pindah dan menetap di Kelurahan Bendan Ngisor), dan hal biasa yang dilakukan oleh pihak keluarga. Hal ini sesuai dengan teori sosial Piere Bourdieu tentang habitus. Namun walaupun sudah menjadi kebiasaan, pernikahan beda agama tetap tidak sesuai dengan hukum agama maupun hukum negara di Indonesia, sehingga penyusupan yang dilakukan bagi pasangan yang menikah termasuk ke dalam pelanggaran terhadap Undang-Undang. (2) Pola perlakuan pasangan beda agama terhadap anak di Kelurahan Bendan Ngisor lebih cenderung pada pola perlakuan acceptance (penerimaan) dan permissiveness (pembolehan). (3) Pola asuh yang diterapkan pasangan beda agama lebih cenderung pada pola asuh demokratis, yang berdampak positif terhadap perkembangan anak.Interfaith marriages happened as a reality that cannot be denied. There were various of reasons why interfaith marriage is increasing in numbersuch as, the increasing mobility of people that allowing them to interact with people from different backgrounds and increasing tolerance and acceptance among people of different religions. The purpose of this study was carried out: (1) To analyze the interfaith marriage that often occurred in Bendan Ngisor village, Gajah Mungkur district of Semarang. (2) To analyze the pattern of interfaith couples treatment against children. (3) To analyze the implications of interfaith marriage to education of children (parenting). The approach used in this researchwas qualitative method. The procedures of collecting data were observation, interviews, and documentation. Furthermore, to test the validity of the data in this research used triangulation techniques of source and theory. The results of this research showed that: (1) The Interfaith marriage is odinary things which conducted by society in Bendan Ngisor district that caused by deeply relationship, interfaith marriage in abroad because of economic support, newcomer (they marriaged in other area than moved and settled in Bendan Ngisor village, and ordinary thing that conducted by the family, it was accordance to social theory of Pierre Bourdieu about “habitus”. Although it was become a habit, interfaith marriage is still not in accordance with religious law and law in Indonesia, so that infiltration married couple belongingto offense of law. (2) The pattern of interfaith couple’s treatment against children in Sub Bendan Ngisor were more likely in treatment patterns acceptance and permissiveness. (3) The interfaith couples applied parenting were more likely in a democratic parenting style, which was a positive impact on child development.
Implementation of Character Education through Nationality Historical Learning in SMK Negeri Karangdadap Pekalongan Regency Edy, Agus Nowo; Setyowati, Dewi Liesnoor; Wasino, Wasino
JESS (Journal of Educational Social Studies) Vol 7 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jess.v7i1.22586

Abstract

The government has issued a policy on cultural education and character of the nation as an effort to form the character of Indonesian human beings in harmony with the values ​​of national identity. The spirit of nationality is one of the character values ​​that will be embedded in the process of cultural education and character of the nation. The effort to internalize the character values ​​of the spirit of nationalism to learners is implemented through the learning process in school. This is the basis of research on the implementation of character education of national spirit through the learning of Indonesian history. The purpose of this study is to know the teacher's understanding of the character education policy, the ability to convey the values ​​of the spirit of nationalism in the practice of learning, knowing the supporting factors and constraints that occur in the implementation of character education. This research is qualitative descriptive and implemented in SMK Negeri Karangdadap Pekalongan Regency. Data collection techniques are done through observation, interviews, questionnaires and documentation. The results of the study show the teacher's ability to explain, interpret, sample, analyze and summarize the character values ​​of the spirit of nationalism, both listed in the character education policy and contained in historical learning materials. Based on these indicators it is concluded that teachers have an understanding of character education policy.
Development of Social Studies Learning Module Based on Problem Based Learning with Outdoor Study to Improve Learning Outcomes of 7th Grade Junior High School Kesatrian 1 Students Rahman, Abdul Haris Bahtiar; Wasino, Wasino; Martitah, Martitah
JESS (Journal of Educational Social Studies) Vol 7 No 2 (2018): December 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The main problem of social studies learning in Junior High School Kesatrian 1 is that many students are less interested and feel bored when following social studies learning. This has a direct impact on students learning outcomes. Teaching materials used in learning also do not guide students to solve problems. Therefore, it is necessary to research and develop teaching materials that can guide students to solve problems so that the students’ learning outcomes and motivation are increased. The purpose of this research is (1) to analyze the problems of social studies learning in 7th grade Junior High School, (2) compiling social studies learning module based on Problem Based Learning with Outdoor Study, (3) analyzing the effectiveness of the results of the development of learning modules based on Problem Based Learning with Outdoor Study. The research approach used is Research and Development. Data collections are including interviews, observation, study of documents, questionnaires and tests. Data analysis of this research includes descriptive data analysis and quantitative descriptive data analysis. The research findings showed that (1) social studies learning in Junior High School Kesatrian 1 showed that many students felt bored following social studies learning which had an impact on low learning outcomes. Teaching materials that are used did not guide the students to solve the problems. (2) The development of learning modules is carried out in seven stages (3) The social studies learning module based on Problem Based Learning with Outdoor Study is effectively used for social studies learning.
The Utilization of Hindhu Buddhist Heritage Sites to Develop The Student’s Historical Literacy of Public Senior High School 1 Boja Suminar, Retno; Wasino, Wasino; Handoyo, Eko
JESS (Journal of Educational Social Studies) Vol 8 No 1 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Every citizen in Indonesia has national obligations and love for the motherland. Globalization and the rapid development of science and technology have caused the patriotism and nationalism of citizen to fade away. History has an essential function in fostering patriotism and nationalism. Public Senior High School 1 Boja has a particular problem, that is the lack of Student’s literacy skills, especially in history learning. The purpose of this research is to analyze the planning, learning process, evaluation, and obstacles of the utilization of Hindhu-Buddhist heritage in Boja region as an effort to develop students' historical literacy. This study used a qualitative method. The subjects of the research were students of Public Senior High School 1 Boja. Data collection was conducted by observation, interviews, questionnaires, and documentation. An interactive data analysis analyzed the data of the research. The results of the study were stated as follows; learning planning in developing students' historical literacy by using Hindhu-Buddhist heritage of Boja region had been illustrated in the lesson plans that teachers made, students' understanding was built based on accurate historical evidence and historical learning became more meaningful because it turned from a memorizing paradigm of historical facts to historical literacy improvement. The obstacle faced in this research was the lack of time allocation. This research concluded that the utilization of Hindhu-Buddhist heritage sites in Boja region for history learning could stimulate the students of Public Senior High School 1 Boja to develop their historical literacy.
The impact of Distance Learning on Students' Interaction Changes of Junior High School 2 Kaliwiro S.Pd., Musonef; Wasino, Wasino; Priyanto, Agustinus Sugeng
JESS (Journal of Educational Social Studies) Vol 9 No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jess.v9i2.44085

Abstract

____________________________________________________________ The research objective was to analyze the impact of changes in distance learning interactions. The approach method was qualitative. The data collection techniques are observation, interviews, and documentation. The source and method triangulation were used as data validity techniques. The data analysis technique was done by collecting data, reducing data, presenting data, and verifying conclusions. The learning interactions of students before the pandemic period were: (1) Student learning interactions include the planning stage, the teaching stage, and the learning evaluation stage. (2) Forms of student interaction include learning cooperation, accommodation, competition. During the distance learning process, changes in interaction appear (1) Students who spend activities doing assignments, relaxing, helping parents, playing games, and hanging out with friends. (2) The teacher carries out the lesson planning; the learning application shares assignments to students and provides advice for students who are not disciplined. The impact of changes in distance learning interactions: (1) for students, experiencing shock, passive students, students looking for signals in various places, losses in the assessment. (2) for teachers, experiencing unprepared use of learning media, find it difficult to apply learning methods. (3) for parents, parents find it difficult to replace teachers' roles, forcing parents to be technology literate.
Perkembangan Tanaman Pangan di Indonesia Tahun 1945-1965 Mudiyono, Mudiyono; Wasino, Wasino
Journal of Indonesian History Vol 4 No 1 (2015): JIH
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga menjadi perhatian penguasa di suatu negara. Kekurangan bahan makanan tidak hanya menimbulkan masalah ekonomi, tetapi masalah sosial politik pada suatu negara. Kebudayaan menanam padi pada masyarakat Nusantara sudah terdapat sejak zaman pra sejarah, proses pertanian merupakan kegiatan turun temurun yang dilakukan masyarakat terutama pulau Jawa. Pertanian padi sampai awal abad masehi masih sederhana dan belum menggunakan teknologi pertanian. Pertanian padi di Nusantara sampai awal abad masehi masih sederhana dan relatif belum menggunakan teknologi. Perubahan terjadi pada sistem pertanian di Nusantara dalam meningkatkan hasil produksi padi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa Kolonial Belanda pusat pemerintahan terpusat di Jawa, makanan pokok masyarakat mayoritas beras pemerintah Kolonial memperhatikan produksi bahan makanan selain tanaman ekspor. Sistem politik etis membuat pertanian pangan mendapat perhatian pemerintah dengan meningkatkan hasil produksi pangan seperti pembanguan bangunan pertanian dan sauran irigasi. Pasca Proklamasi kemerdekaan terjadi perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Perkebunan dan instalasi-instalasi industri mengalami kerusakan yang berat, serta meningkatnya jumlah penduduk secara drastis. Akibat dari perang dan revolusi membuat produksi bahan makanan mengalami penurunan. Persoalan untuk menaikan produksi bahan makanan terus dilakukan pemerintah, persoalan beras asih menjadi permasalahan besar yang dihadapi masyarkat Indonesia.
Pertempuran Sidobunder di Kebumen Tahun 1947 Dewanti, Retno Yuni; Wasino, Wasino; Bain, Bain
Journal of Indonesian History Vol 4 No 1 (2015): JIH
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agresi militer Belanda tahun 1947 di Kebumen mengakibatkan Kota Gombong diduduki oleh Belanda. Meskipun sudah ada seruan gencatan senjata oleh Dewan Keamanan, Belanda tetap mengadakan patroli militernya di daerah sekitar Gombong-Karanganyar. Tindakan Belanda ini menyebabkan pada tanggal 29 Agustus 1947 TP Sie 321 pimpinan Anggoro dan pasukan PERPIS ditugaskan untuk mempertahankan Sidobunder sebagai daerah pertahanan dan menghambat gerak Belanda menuju ke Timur dari arah barat. Pada tanggal 2 September 1947 terjadi pertempuran antara pasukan TP dengan pasukan Belanda, karena kekuatan yang tidak seimbang pasukan Belanda berhasil memukul mundur pasukan TP ke Karanganyar. Jenazah korban pertempuran baru bisa dikumpulkan tanggal 3 Agustus 1947 dan dibawa ke Yogyakarta. Setelah Sidobunder dikuasi oleh Belanda, pertahanan RI di wilayah selatan menjadi lemah. Hal ini menyebabkan tentara Belanda dapat dengan mudah menduduki Kecamatan Puring dan Kecamatan Kuwarasan. Akibat dari pertempuran ini membuat warga desa Sidobunder mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Perkembangan Agama Islam di Kalangan Etnis Tionghoa Semarang Tahun 1972-1998 Chandra, Septian Adi; Wasino, Wasino; Bain, Bain
Journal of Indonesian History Vol 4 No 1 (2015): JIH
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian tentang etnis Tionghoa di Indonesia merupakan hal yang menarik dan unik untuk dibahas lebih mendalam lagi. Orang-orang keturunan Tionghoa sudah beratus tahun berdomisili di Indonesia, sebagian besar orang Tionghoa dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia. Ada golongan Tionghoa Muslim yang melakukan pelayaran ke Nusantara, Cheng Ho juga berhasil membentuk komunitas muslim tionghoa di Asia Tenggara. Di Palembang, komunitas muslim tionghoa Mazhab Hanafi pertama di kepulauan Indonesia pada tahun 1407. Cheng Ho adalah salah satu etnis Tionghoa yang melakukan pelayaran ini, ternyata juga menyebarkan agama Islam di Nusantara salah satunya di Semarang. Cheng Ho, melakukan penyebaran agama Islam di Semarang pada abad-14, peninggalan Muslim Tionghoa ini diteruskan oleh Abdul Karim Oei Tjeng Hien, Abdusomad Yap A Siong dan Kho Goan Tjin, untuk mendirikan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) tahun 1961. Alasan masyarakat etnis Tionghoa Semarang untuk memilih Islam sebagai agamanya ialah untuk mengenal Islam lebih dalam, atau hanya sekedar menikah dengan pasang yang juga beragama Islam. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh PITI ialah belajar mengaji dan melakukan dakwah dikalangan etnis Tionghoa Semarang.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdul Muntholib Aditya Rizki Alkautsar Aditya Tanuwijaya Agus Nuryatin Ahmad, Nanang Rendi Ahmad, Nanang Rendi Aisyah Nur Sayidatun Nisa, Aisyah Nur Sayidatun Albert Albert Ali Djamhuri Amin Yusuf Amna, Radhiah Anak Agung Gede Sugianthara Ananto Aji, Ananto Andy Suryadi Anggraeni Kusnadi Anthony Anthony Apik Budi Santoso Argitha Aricindy Argitha Aricindy Arief Subakti Ariyanto Arif Purnomo Armylia, Manzila Asmarani, Kartika Aspin, Pipin Yunita At. Sugeng P Atika Wijaya Atno Atno Aulia Rahmana Bagus Mulyawan Bain Bain Bianca Debby Cahyo Budi Utomo Cahyo Budi Utomo Cahyo Seftyono Carissa Liora chandra, Septian Adi Chandra, Septian Adi Christy, Dian Eka Dali Santun Naga Daniel Hadiyanto Dedi Trisnawarman Denis Gunawan Desi Arisandi Desi Arisandi Dewanti, Retno Yuni Dewanti, Retno Yuni Dewi Liesnoor Setyowati Dewi Lisnoor Setyowati, Dewi Lisnoor Diki Tri Apriansyah Putra Djoko Widodo Eddy Waluyo, Eddy Edi Sutrisna Edy Trihatmoko Edy, Agus Nowo Eko Handoyo Eko Handoyo Elysia Putri Elysia Putri, Elysia Endah Sri Hartatik Endah Sri Hartatik Erma Susilowati, Erma Ery Dewayani Eunike Eunike Fahrudin Alfi Huda Fandy Fandy Farida Ratu Wargadalem Felicia Kasinda Fitria Dwi Prasetyaningtyas Francisca Francisca Fransisca Pranata Ginanjar, Asep Hadi Sutopo Hadi Sutopo Hadi, Tjokro Hamdan Tri Atmaja Hamdan Tri Atmaja Handani, Lisa Novia Handani, Lisa Novia Handoko, Susanto T Happy Ardeena Haryono Haryono Hendra Hendra Hendra Hendra Hendro Ari Wibowo, Hendro Ari Hermanu Joebagio Hermanu Joebagio I Ketut Sudiana Ibnu Sodiq Ifada Retno Ekaningrum Jap Tji Beng Jayusman Jayusman Jeanny Pragantha Jeffri Alfred Jeffri Alfred, Jeffri Johyandi Lukmana Junaidi Junaidi Juwita Juwita Juwita Juwita, Juwita Kittisak Jermsittiparsert Kristina Kristina Kurniawan, Yanuar Rezza Luh Putu Ratna Sundari Lukmansyah, Nurul Lukmansyah, Nurul Manatap Dolok Lauro, Manatap Dolok Martitah Martitah Masrukhi Masrukhi Mawardi Mawardi Melani Asta Rosari Meli Adriani Hotma Hasibuane Meyliani Tanjung Mudiyono Mudiyono Mufti Riyani Mufti Riyani Muhammad Iqbal Birsyada Muhammad Iqbal Birsyada Muhammad Mujibur Rohman, Muhammad Mujibur Nadya Aliwarga, Nadya Nimas Puspitasari, Nimas Noeratri Andanwerti Novandi, Ardhi Setyawan Noviandi Noviandi Nugroho Trisnu Brata P. Eko Prasetyo Pamikat, Renardi Parhadi Parhadi Parhadi Parhadi, Parhadi Priyanto, Agustinus Sugeng Purbiyanti, Elis Dwi Purwadi Suhandini Putri Agus Wijayanti Rabeea Mohammed Mansour Imleesha Rachel Noveris Sukisman Radhiah Rini Amna, Radhiah Rini Rahman, Abdul Haris Bahtiar Retno Suminar Rianafik, Ifti Rifqi Aulia Abdillah, Rifqi Aulia Risman Risman Robert Robert Ronald Chandra Ronald Chandra Rosikhatul Ilmiyah, Rosikhatul Rusdarti - S.Pd., Musonef Saptono Putro Satya Budi Nugraha Sayuti, Akhmad Sayuti, Akhmad Sharon Yosephine Shintasiwi, Fitri Amalia Siti Nur Fatimah Slamet . Sri Sudarsih Steven Steven Subagyo Subagyo Sugeng P Sugiyo Sugiyo, Sugiyo Supriyadi Supriyadi Supriyadi Supriyadi Suyahmo Suyahmo Suyahmo Suyahmo Tedjo Mulyono Thiwaty Arsal Thriwaty Arsal Timothius Simon Timothy Rufus Tjokro Hadi Tony Tony Tony Tony Trhiwaty Arsal Tri Handayani Tri Joko Raharjo Tri Suminar Triwardaya Triwardaya Triwardaya Triwardaya Triwardaya Triwardaya, Triwardaya Tsabit Azinar Ahmad Udi Utomo Umi Darojah, Umi Valencia Ilona vincent sandrya Vincentius Gunawan, Vincentius Wahyu Tri Putra Wahyu Tri Putra, Wahyu Tri Warsiti Warsiti Wasro Wasro, Wasro Watcharin Joemsittiprasert Wicaksono, Teguh Mulyo William Hermawan Yansen Henly Halim Yunepto Yunepto Yuni Suprapto Yuni Suprapto Yustinus Eka Wiyana Yustinus Eka Wiyana, Yustinus Eka Zyad Rusdi Zyad Rusdi