Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ROBO SOCCER SEBAGAI MEDIA EDUKASI PENGENALAN TEKNOLOGI ROBOTIKA PADA SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Yohanes Calvinus; Endah Setyaningsih
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.121 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v3i1.8047

Abstract

Robotics technology has now become a technological requirement for all students, both at the elementary school, junior high school and high school level. In fact in some private and public schools the need for education in robotics technology is only a discourse and cannot be realized properly. Many of these schools are trying to work with several agencies providing private education services for robotics. The lack of human resources and knowledge about robotics among high school students has caused these students to not know or lack in participating in the event that should have been the driving force behind the industrial revolution 4.0 about automation and robotics. Even in Jakarta there are not many competitions in the form of robotics competitions that can be participated by high school students. The community engagement team at Tarumanagara University conducted workshops and robot competitions in the form of robo soccer, which also functioned as a media for robotics technology education for high school students. High school students are introduced to robot components in the form of electrical and mechanical components, also about programming. Students are also asked to assemble these components and the results are in the form of robo soccer. These high school students are very happy and enthusiastic about this activity, because curiosity about robots can be achieved. Students from various schools are also active in participating in the Edurobocup Contest organized by the Electrical Engineering study program at Tarumanagara University. It is hoped that this activity can be routinely carried out every year, so that robotics technology can be known while students are still in high school.ABSTRAK:Teknologi Robotika saat ini telah menjadi suatu kebutuhan teknologi bagi seluruh pelajar, baik tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas. Kenyataannya di beberapa sekolah swasta dan negeri kebutuhan pendidikan akan teknologi robotika ini hanya menjadi wacana dan belum dapat terealisasi dengan baik. Banyak sekolah-sekolah tersebut berusaha bekerjasama dengan beberapa instansi penyedia jasa pendidikan swasta untuk robotika. Minimnya sumber daya manusia dan pengetahuan tentang robotika di kalangan siswa SMA menyebabkan siswa tersebut tidak tahu ataupun kurang dalam mengikuti ajang yang seharusnya menjadi pendorong kemajuan revolusi industri 4.0 tentang otomasi dan robotika. Bahkan di Jakarta belum banyak kompetisi berupa perlombaan robotika yang dapat diikuti oleh siswa SMA. Tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Tarumanagara melakukan workshop dan lomba robot berupa robo soccer, yang sekaligus difungsikan sebagai media edukasi teknologi robotika bagi siswa SMA. Siswa SMA dikenalkan tentang komponen robot yang berupa komponen elektrik dan mekanik, juga tentang pemrograman. Siswa juga diminta merakit komponen-komponen tersebut dan hasilnya berupa robo soccer. Siswa SMA ini sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan ini, karena keingintahuan tentang robot dapat tercapai. Siswa dari berbagai sekolah juga aktif dalam mengikuti Lomba Edurobocup yang diselenggarakan oleh program studi teknik elektro Universitas Tarumanagara. Diharapkan kegiatan ini dapat rutin dilakukan tiap tahun, sehingga teknologi robotika dapat dikenal saat siswa masih di SMA
PENCAHAYAAN KANDANG SAPI DI PETERNAKAN SAWALAKSA BUANA DESA CIMAUNG, JAWA BARAT Endah Setyaningsih; Yohanes Calvinus; Hadian Satria Utama; Alfina Putri Mulyo
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i2.12933

Abstract

Sawalaksa Buana Farm was established in 2015, in Cimaung village, West Java. The area is about 1200 m2, there are two cages in the area. The first cage was used as a feedlot with a capacity of 24 bulls. The second cage, used as a cow shed for breeding, has a capacity of 20 cows. Another area is a cattle feed warehouse and a fermentation area for making feed. Cow food is the result of processing corn stalk waste by fermentation, and the Sawalaksa Buana farm produces this food. Corn stalk waste is obtained from farmers around the farm. The lighting system in the enclosure and the surrounding environment uses LED bulbs, 28 watts of power. Installation of lights in the area around the cage without using a lamp housing, both for the inside and outside/the environment. In accordance with the shape of this LED lamp, its use is more appropriate for the inside of the room, but in this farm, besides being used for the cage area, it is also used for the outside, namely the environment and around the road. The partners' problems are lack of understanding in the selection and placement of LED lights, already using LED lights, but lack of detailed specifications, selection of shapes and lamp housings that are not appropriate for lighting around the cage and for the area around the road. The solution offered is in the form of retrofitting lights on the cowshed and its environment to optimize the use of LED lights and lamp housings. The method of implementing PKM is in the form of field surveys, analyzing and replacing lamps and lamp houses in cattle pens and their environment. The results obtained from the lighting of the cage can be optimized, namely by using the type of lamp according to its designation, the use of the lamp housing and the selection of the appropriate lamp power. Thus, the purpose of implementing this PKM can be fulfilled.ABSTRAK:Peternakan Sawalaksa Buana berdiri tahun 2015, di desa Cimaung, Jawa Barat. Luas area sekitar 1200 m2, terdapat dua kandang di area tersebut.  Kandang pertama dipakai sebagai kandang penggemukan berkasipasitas 24 ekor sapi jantan. Kandang kedua, dimanfaatkan sebagai kandang sapi betina untuk pembibitan/breeding, berkapasitas 20 ekor sapi betina. Area lain berupa gudang makanan sapi dan area fermentasi pembuatan pakan. Makanan sapi berupa hasil pengolahan limbah batang jagung dengan cara difermentasi, dan makanan ini diproduksi sendiri oleh peternakan Sawalaksa Buana. Limbah batang jagung diperoleh dari petani sekitar peternakan. Sistem pencahayaan pada kandang dan lingkungan sekitarnya menggunakan lampu bohlam LED, daya 28 watt. Pemasangan lampu pada area sekitar kandang tanpa menggunakan rumah lampu, baik untuk bagian dalam dan luar/lingkungan. Sesuai dengan bentuk lampu LED ini, penggunaannya lebih tepat untuk ruangan bagian dalam, namun di peternakan ini, selain digunakan untuk area kandang, juga untuk bagian luar yaitu lingkungan dan sekitar jalan. Permasalahan mitra adalah kurang paham dalam pemilihan dan penempatan lampu LED, sudah menggunakan lampu LED, namun spesifikasi kurang detil, pemilihan bentuk dan rumah lampu yang kurang tepat untuk pencahayaaan sekitar kandang dan untuk area sekitar jalan. Solusi yang ditawarkan berupa retrofit lampu pada kandang sapi dan lingkungannya untuk mengoptimalkan penggunaan lampu LED dan rumah lampu. Metode pelaksanaan PKM berupa survei lapangan, menganalisis dan penggantian lampu dan rumah lampu pada kandang sapi dan lingkungannya. Hasil yang diperoleh pencahayaan kandang dapat dioptimalkan, yaitu dengan penggunaan jenis lampu sesuai peruntukannya, penggunaan rumah lampu dan pemilihan daya lampu yang sesuai. Dengan demikian tujuan pelaksanaan PKM ini dapat terpenuhi
Perancangan Simulasi Otomatisasi Perubahan Kecepatan Kipas yang Dipengaruhi Gas CO dan Suhu Area Parkir Basment Budiman Banumaxs Naga; Yohanes Calvinus
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 19, No 1 (2017): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.736 KB) | DOI: 10.24912/tesla.v19i1.314

Abstract

Penumpukan Gas CO dan tingginya suhu di area parkir basement sangat berbahaya dan sangat membuat tidak nyaman. Masalah tersebut dapat dikurangi dengan menggunakan sensor-sensor yang dapat mendeteksi kandungan gas CO dan suhu. Ketika sensor mendeteksi gas CO dan suhu di atas batas yang telah ditentukan maka secara otomatis mikrokontroler menggerakkan kipas dengan 3 tingkat kecepatan (Low, Medium, dan High), yang berfungsi untuk menghisap udara yang ada di dalam tempat parkir basement untuk dikeluarkan ke udara bebas dan memasukkan udara segar dari luar gedung ke dalam basement. Tujuan dari alat ini adalah membuat sistem pendeteksi gas CO dan suhu secara otomatis sehingga pengguna tempat parkir basement tidak terancam keselamatannya karena menghisap gas CO dalam jumlah besar dan tetap nyaman ketika berada di area parkir basement. Gas yang dideteksi dibagi menjadi 3 kelas, aman yaitu di bawah 66 ppm (indikator berwarna hijau), waspada 66 ppm-74 ppm (indikator berwarna kuning), dan bahaya di atas 75 ppm (indikator berwarna merah). Suhu yang dideteksi dibagi menjadi 3 kelas, aman yaitu di bawah 32oC (indikator berwarna hijau), waspada 33oC-35oC (indikator berwarna kuning), dan bahaya di atas 35oC (indikator berwarna merah). Pengelola tempat parkir juga dapat memantau lokasi di mana kandungan gas CO dan suhu melebihi dari standar aman yang telah ditentukan dengan melihat tampilan pemantau pada komputer. Kesimpulan dari alat ini, ialah mikrokontroler dapat menerima data input dari sensor gas CO dan sensor suhu, serta kipas (blower) dapat digunakan untuk mengeluarkan gas CO.
Simulasi Antena Cross Yagi Pada Komunikasi Satelit Menggunakan Perangkat Lunak Mmana-Gal Bernadus Kbato seigi; Yohanes Calvinus; Tjandra Susila
Jetri : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Jetri, Volume 19, Nomor 1, Agustus 2021
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.42 KB) | DOI: 10.25105/jetri.v19i1.8795

Abstract

In this era, the role of telecommunications facilities is very important because of that we needed several components of good telecommunications support equipment. One of the most important components in telecommunications is the antenna to be used in the transmitter as well as receiver transmission system. The most widely used antenna is the Yagi antenna. In communication, especially satellite communication also uses Yagi antenna type Cross Yagi. This Cross Yagi Antenna uses different frequencies to distinguish the uplink and downlink processes. when the uplink uses the VHF frequency and the downlink uses the UHF frequency. This simulation is done to find out the changes that occur if there is a rounding of the size made during manufacture. Rounding on the antenna is done because at the time of manufacture it is not possible for someone to measure and cut the components precisely according to calculations. The test results indicate a change that occurs from the radiation pattern where the UHF antenna radiation pattern becomes leaner. In the Gain for UHF antennas it also changes where it becomes larger, while for beamwidth there is a calculation error wherein the simulation cannot designate 3 dB.Saat era ini peranan sarana telekomunikasi sangatlah penting sehingga diperlukan beberapa komponen alat pendukung telekomunikasi yang baik. Salah satu komponen yang sangat penting dalam telekomunikasi adalah antena yang digunakan pada sistem transmisi pemancar maupun transmisi penerima. Antena yang paling banyak digunakan adalah antena Yagi. Pada komunikasi khususnya komuniksi satelit juga menggunakan antena Yagi bertipe Cross Yagi. Antena Cross Yagi ini menggunakan frekuensi yang berbeda untuk membedakan proses uplink dan downlink . saat uplink menggunakan frekuensi VHF dan downlink menggunakan frekuensi UHF. Simulasi ini di lakukan untuk mencari tahu perubahan yang terjadi jika adanya pembulatan ukuran yang dilakukan saat pembuatan. Pembulatan pada antena dilakukan karena pada saat pembuatan tidak memungkinkan untuk seseorang mengukur dan memotong komponen dengan tepat sesuai perhitungan. Hasil pengujian menunjukkan adanya perubahan yang terjadi dari pola radiasi dimana pada antena UHF pola radiasi menjadi lebih ramping. Pada Gain untuk antena UHF juga berubah dimana menjadi lebih besar, sedangkan untuk beamwidth mengalami kesalahan perhitungan dimana pada simulasi tidak dapat menunjuk 3 dB.
PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC DIMMING LIGHT PADA LABORATORIUM PENDIDIKAN Venny Venny; Endah Setyaningsih; Yohanes Calvinus
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 24 No 1 (2022): TESLA: Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tesla.v24i1.18444

Abstract

Lighting is one of the main aspects that has an important role in production activities, especially in the medium-scale industrial production process. To get optimal lighting performance, a light source is needed that can meet the needs of lighting levels in accordance with the Indonesian National Standard (SNI) regarding lighting for medium-scale industrial workplaces or laboratory rooms of educational institutions. Based on the need for a good lighting system, a system in the form of Automatic dimming light was designed that can be programmed to meet the lighting standards according to SNI. The lamp has a controller design concept that automatically uses a 10 watt bulb which is able to provide 500 lux lighting at a distance of 40 cm from the table surface. Using the light intensity sensor module to read the light intensity value so that the lighting can be processed by Arduino Uno and then forwarded to the bulb. It aims to provide adequate lighting in accordance with the desired standard, which is 500 lux ABSTRAK:Kehidupan sehari-hari orang selalu membutuhkan pencahayaan yang bersumber pada lampu. Pencahayaan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peran penting dalam kegiatan produksi, terutama pada proses produksi industri skala menengah. Untuk mendapatkan kinerja pencahayaan yang optimal maka dibutuhkan suatu sumber cahaya yang dapat memenuhi kebutuhan tingkat pencahayaan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai pencahayaan tempat kerja industri skala menengah atau ruangan laboratorium lembaga pendidikan. Pencahayaan yang cukup untuk bidang laboratorium pendidikan menurut SNI adalah sebesar 500 lux. Atas dasar kebutuhan akan sistem pencahayaan yang baik ini, dirancanglah sebuah sistem berupa Automatic dimming light yang dapat diprogram untuk memenuhi standar pencahayaan sesuai SNI. Lampu ini memiliki konsep rancangan pengontrol secara otomatis menggunakan sistem dimmer yang mampu memberikan pencahayaan sebesar 500 lux pada jarak 40 cm terhadap permukaan meja ataupun dapat mengurangi tingkat pencahayaan jika sistem mendeteksi tingkat pencahayaan sudah cukup memenuhi standar menurut SNI. Sistem ini menggunakan input yang berupa sensor intensitas cahaya untuk pembacaan nilai intensitas cahaya agar pencahayaan. Sistem akan diproses oleh Arduino Uno untuk melanjutkan perintah kepada modul dimmer agar dapat bekerja menambahkan atau mengurangi tingkat pencahayaan hingga mencapai nilai yang telah ditetapkan sesuai dengan SNI. Hal tersebut akan diteruskan ke output yang berupa sebuah lampu. Hal ini bertujuan agar dapat memberikan pencahayaan yang dikeluarkan sudah cukup sesuai dengan standar yang diinginkan yaitu 500 lux.
Analisis Umur Lampu Berdasarkan Switching Cycles Maria Beatrix; Endah Setyaningsih; Hadian Satria Utama; Yohanes Calvinus
Journal of Electrical Engineering and Computer (JEECOM) Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/jeecom.v5i2.6807

Abstract

Pencahayaan untuk suatu ruangan dan lingkungan dapat berasal dari cahaya alami dan buatan. Terdapat banyak jenis lampu untuk mendapatkan pencahayaan yang berkualitas. Salah satu jenis lampu yaitu lampu LED yang sering digunakan oleh masyarakat. Alasan penggunaan lampu LED adalah hemat energi dan umur pakai yang lama. Umur lampu biasanya dinyatakan dalam jam dan untuk pengukuran yang saat ini sudah ada SNI nya adalah menggunakan metoda satuan jam. Namun saat ini ditemukan metoda untuk  menyatakan umur lampu yaitu dengan switching cycles. Penelitian ini berupa pengukuran umur lampu dengan metoda ini. Metode penelitiannya berupa eksperimen yaitu mengukur umur lampu dengan berdasarkan switching cycles. Penelitian ini dilakukan selama 17 hari dalam setiap 1 percobaan. Terdapat 2 percobaan, percobaan pertama dengan waktu jeda 1 dan percobaab kedua dengan waktu jeda 4 detik. Waktu hidup lampu yang dipilih adalah 4, 9 dan 14 detik. Hasil penelitian menunjukkan jumlah switching cycles mencapai lebih dari 70.000 switching cycles, dalam keadaan nyala. Nilai ini melebihi dari angka yang ada di spesifikasi lampu yang dipakai sebagai lampu uji yaitu 50.000 switching cycles. Penelitian ini juga melihat tingkat pencahayaan (lux), selama uji 17 hari. Hasilnya tingkat pencahayaan tidak berkurang secara signifikan selama uji.
Aplikasi Kendali ESP32 Menggunakan Sensor Sidik Jari pada Ponsel sebagai Lapisan Keamanan Kevin Zefanya Yonatan; Hadian Satria Utama; Yohanes Calvinus
Aviation Electronics, Information Technology, Telecommunications, Electricals, Controls (AVITEC) Vol 6, No 1 (2024): February
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/avitec.v6i1.2049

Abstract

Penelitian ini merupakan pengembangan sistem kendali pada mikrokontroler ESP32 dengan penambahan lapisan keamanan berupa sensor sidik jari pada aplikasi ponsel. Aplikasi digunakan untuk mengendalikan kondisi mati atau menyala suatu perangkat elektronik yang diwakili lampu LED. Sistem keamanan sidik jari pada aplikasi ponsel diharapkan dapat mengurangi tindak kejahatan perangkat elektronik jatuh ke tangan orang lain. Model keamanan ini dirancang dengan rangkaian yang sederhana, dimulai dari pembuatan aplikasi untuk mengirimkan perintah berupa nyala atau matinya perangkat elektronik tersebut melalui koneksi Bluetooth. Modul pemroses menerima perintah dan melanjutkan perintah tersebut untuk mengendalikan lampu LED atau relai. Ketika pengguna mau mengirimkan perintah tersebut, pengguna harus memilih fungsi tombol on atau off pada aplikasi dan akan diminta memasukkan sidik jari sebagai lapisan keamanan yang memastikan bahwa yang mengirimkan perintah melalui ponsel adalah pemilik dari perangkat elektronik tersebut. Hasil yang didapatkan dalam model sistem keamanan ini bahwa perintah yang dikirimkan oleh ponsel melalui aplikasi buatan dapat dikirimkan 100% berhasil tanpa ada kendala.