Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERAN DATA KOMPOSISI POPULASI TERNAK SAPI POTONG DALAM PERENCANAAN PENCAPAIAN KECUKUPAN DAGING SAPI DI PROVINSI PAPUA BARAT Widayati, Trisiwi Wahyu; Widodo, Sri; Masyhuri, Masyhuri; Suryantini, Any
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 3 (2009)
Publisher : Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.429 KB)

Abstract

The purpose of this study is to demonstrate the important role of livestock population data with the detail the composition according to age and gender in planning the provision of meat in the province of Papua in particular to correlate the number of mother cows and cattle are ready to cut the amount of output produced in a given year. Problem-solving method using descriptive analytical approach to the tabulation and analysis tools OLS. The sample of 189 respondents used. Sample areas in Manokwari. The results showed that the relationship of parent and output data beef cattle that could be used for planning the achievement of the adequacy of the best of the best beef in West Papua obtained from the parent relations cow - calf male (age <1 year) with a number R2 0.822, with a coefficient of relationship 0.442. To produce a ready cattle bulls (age> 2 years) in the year amounted to 2.26 t required parent tail invested two years earlier.Keywords: Population Composition Data, Mother Cow, calf (Output)
PERHITUNGAN KEBUTUHAN JUMLAH INDUK SAPI UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN USAHA YANG MAKSIMAL MENGGUNAKAN METODE LAGRANGIAN DI KABUPATEN MANOKWARI Widayati, Trisiwi Wahyu
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 7 No 1 (2012): JURNAL ILMU PETERNAKAN
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.134 KB) | DOI: 10.30862/jipvet.v7i1.40

Abstract

This study was carried out in Manokwari District to the determinants of the amount of beef which is needed by beef farmer household in order to get maximum profit. Data was collected from 89 farmer household. Ordinary Least Square regression model and lagrangian optimalization method were used to analyze the primary data obtained from the survey conducted. The findings of the study showed that the number of cows which was needed to produce maximum profit are 2 (two) unit on average 0, 22 acres of land and and 8 unit on 2 acres of land tenure.
The Utilization of Agricultural and Food Industry Wastes as Feed of Grower Pigs in Manokwari Regency West Papua Widayati, Trisiwi Wahyu; Rahayu, Bernaddeta Wahyuni Irianti; Rahardjo, Dwi Djoko; Santoso, Budi
ANIMAL PRODUCTION Vol 20, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.334 KB) | DOI: 10.20884/1.jap.2018.20.3.723

Abstract

The aim of this study was to find out the potential of agricultural and food industry wastes as the constituents of pig feed to improve pigs’ performance and to reduce the feeding cost. This study was conducted at Manokwari Regency, West Papua Province. The agricultural and food industry wastes were collected from two traditional market, and four small-scale food industries. All materials used as feed were proximately analyzed to determine their nutritional values. Average daily gain, feed consumption and feed coversion ratio were taken to determine the pigs performance. Feed cost using local market prices was estimated in knowing the ability of agricultural and food industry wastes to substitutes commercial feed. The result of this research indicates that the use of agricultural and food industries wastes as an alternative components of pigs’ feed to substitute the commercial feed do not reduce the pigs’ performance and production. Among three feeds that use of agricultural and food industry wastes, feed with the combination of 75% waste and 25% commercial feed had the best feed conversion ratio, namely 2.36. On the other hand, a mixture of 25% wastes and 75% commercial feed was the most economic one, and able to reduce the feeding cost of grower pig up to 48.00%.Key words: agricultural waste,  food industry wastes, grower period, pig, feed
KKN Tematik: Pengembangan Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong Pada Masyarakat Asli Papua Di Distrik Kebar Tambrauw Supriyantono, Andoyo; Widayati, Trisiwi Wahyu; Ollong, Abdul Rahman
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 3 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i3.236

Abstract

Kebar memiliki padang penggembalaan yang sangat luas (1500 ha) akan tetapi tidak dikelola dengan baik dan hanya mampu menampung 2 ekor sapi potong dengan bobot badan 250 kg. Pada tahun 2011, distrik ini ditetapkan sebagai kawasan lumbung ternak sapi potong dan kawasan sejuta ranch. Akan tetapi padang penggembalaan ini didominasi hijauan pakan dengan kualitas yang rendah sehingga menyebabkan rendahnya bobot badan sapi potong yang dicapai pada umur produktif. Produktivitas sapi potong yang tidak maksimum juga disebabkan oleh rendahnya keterampilan masyarakat dalam pemeliharaan sapi potong yang baik dan benar. Masyarakat belum memahami dengan benar bagaminana manajemen pemeliharaan sapi akibat adanya pergeseran budaya dari pemeliharaan ternak babi ke pemeliharaan ternak sapi potong. Peningkatkan keterampilan peternak dalam memelihara sapi potong dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan KKN tematik. Metode yang dilakukan adalah dengan mengintroduksikan hijauan unggul dengan teknik budidaya yang mudah, murah dan ramah lingkungan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terdapat perubahan positif dalam pemeliharaan sapi potong dari pola ekstensif menjadi semi intensif. Petani target mulai membuat kandang dan menanam rumput unggul untuk kebutuhan pakan sapi potong. Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan, demplot dan pelatihan semakin meningkat dengan kehadiran petani dalam setiap kegiatan pendampingan. Transfer pengetahuan antar petani juga dilakukan dari satu kampung ke kampung lain yang tidak terjangkau kegiatan KKN tematik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha ternak babi di Teluk Doreri Kabupaten Manokwari Trisiwi Wahyu Widayati; Iriani Sumpe; Bernadeta Wahyuni Irianti; Denny Angelus Iyai; Sangle Yohanes Randa
Agrika Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.586 KB) | DOI: 10.31328/ja.v12i1.546

Abstract

Studi ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas usaha ternak babi di Teluk Doreri, Manokwari Papua Barat. Data diambil dari 33 peternak babi yang bermukim di sekitar Teluk Doreri, Manokwari. Data yang dikumpulkan berupa data primer, antara lain karakterisktik petani, terdiri dari umur, pendidikan, pengalaman beternak babi, dan berupa data yang terkait dengan produksi usaha ternak babi, antara lain jumlah dan tipe pakan sumber energi dan protein, jumlah induk yang dimiliki peternak, bobot badan rata-rata induk babi, dan lahan yang dimiliki peternak untuk usaha ternak babi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pakan sumber energi dan protein, curahan waktu kerja peternak untuk beternak babi, bobot induk babi dan lahan yang dimiliki petani untuk usaha ternak babi berpengaruh positif terhadap produksi ternak babi di Teluk Doreri, Manokwari. Dengan diketahui faktor-faktor penentu produksi tersebut maka dapat dijadikan sebagai bagian penting dan yang diperhatikan untuk meningkatkan produksi usaha ternak babi di Teluk Doreri, Manokwari. Kata Kunci : Manokwari, Papua Barat, produksi, Teluk Doreri, usaha ternak babi
Feasibility Study on Beef Cattle Development in Teluk Bintuni Regency, West Papua Trisiwi Wahyu Widayati; Budi Santoso; Djonly Woran; Irba Unggul Warsono; John Arnold Palulungan
Buletin Peternakan Vol 42, No 2 (2018): BULETIN PETERNAKAN VOL. 42 (2) MAY 2018
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v42i2.32731

Abstract

The purpose of this study was to obtain information on the readiness of the development of beef cattle using ranch system in Bintuni District, West Papua through the approach of four local foundations in terms of technical, social and economic. Research respondents were 62 families from four local foundations in Bintuni. Determination of technical feasibility of land used based on carrying capacity for each land. The technical feasibility of raising cattle was observed based on the knowledge of the community. Socio-economic feasibility was investigated based on food security and poverty level of society. Business feasibility was determined according to economic indicators namely B/C ratio, NPV, and IRR. The results showed that the aspect of land provided by the four foundations was feasible with the average carrying capacity based on fresh weight, dry matter and TDN basis were 1.8, 2.0 and 4.5 AU/Ha/year, respectively. About 70,91% of the farmers are free from poverty, and 46.54% are in food security status, which means that cattle raising will not be disturbed by the basic requirement of life but it needs an initial investment to support cattle raising. Based on the technical feasibility of cattle raising as much as 64,39% having no knowledge of breeding, therefore training and livestock education should be done. The business feasibility result shows that cattle raising on a breeding scale of 60 heads were feasible with positive NPV value of IDR 2.536.610,211, IRR of 23.09% and B/C of 1.22. Based on the overall indicators, it was concluded that the development of beef cattle in Bintuni regency was feasible to be done with requisite that improvement on land aspects and community knowledge about raising cattle.
PEMBENAHAN MANAJEMEN UKM KELOMPOK PETERNAK AGRI MAKMUR DAN KELOMPOK PETERNAK ACAP DI DISTRIK PRAFI KABUPATEN MANOKWARI LUKAS YOWEL SONBAIT; TRISIWI WAHYU WIDAYATI
Buletin Udayana Mengabdi Vol 14 No 1 (2015): April 2015
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.045 KB)

Abstract

This Ipteks’ activities for society (IbM) have purpose to identify the real problem faced by farmers groupAgriMakmur and farmers group Acep in beef cattle cultivation. Methods offered to societies to solve conflictsbetween groups and improve management in each farmer group. Each group was given record-training about howto manage good business and sustainable finance management therefore standard of group management can beimproved. This method is expected to increase trust from members to team leaders from each group. Moreover,societies was offered some simple training about how to do daily standardised form/ standardized report withconsidering the education level of members so groups’ management qualit. This was hoped to make better andcreate good communication among members’ group. It was also to increase group performance and develop cattleof livestock population and the last one improve group farmer’s walfare. The result shows that both AgriMakmurand Acap farmers’ group have improved knowledge (Cognitive), skill (Psycho-motoric ) and Attitude ( Affective )in Cultivation management especially in managed skill of beef cattle, daily note/recording, business analysis andavoiding of conflicts among members and group.Keywords: group management, training, beef cattle
PRODUKSI PADANG PENGGEMBALAAN ALAM DAN POTENSI PENGEMBANGAN SAPI BALI DALAM MENDUKUNG PROGRAM KECUKUPAN DAGING DI PAPUA BARAT Onesimus Yoku; Andoyo Supriyantono; Trisiwi Widayati; Iriani Sumpe
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 3 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.46 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2014.v03.i02.p11

Abstract

Papua Barat merupakan daerah yang sangat potensial bagi pengembangan ternak sapi potong karena daya dukung wilayah cukup luas. Ketersediaan sumberdaya alam tesebut memberikan peluang besar bagipengembangan usaha peternakan sapi bali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi botanis, kapasitas tampung, dan potensi produksi hijauan pakan di dataran Kebar Kabupaten Tambraw Provinsi PapuaBarat. Komposisi botanis dianalisis dengan metode ranking (dry weight rank) yaitu dengan mengobservasi hanya tiga jenis hijauan yang mempunyai kontribusi besar, dan menetapkannya sebagai ranking 1, 2,dan 3 berdasarkan bahan kering, sedangkan produksi hijauan pakan diestimasi dengan metode cuplikan menggunakan kuadrat berukuran 1 m2 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir 100% hijauan padapadang penggembalaan didominasi jenis rumput; kapasitas padang penggembalaan alam sangat rendah yaitu 0,48-1,70 UT/ha/tahun; dan produksi hijauan pada padang penggembalaan alam sangat tidak potensial untuk rencana pengembangan ternak sapi bali dan/atau sapi potong untuk mendukung program kecukupan daging sapi di Provinsi Papua Barat.
KOMPOSISI BOTANI DAN PERSEBARAN JENIS-JENIS HIJAUAN LOKAL PADANG PENGEMBALAAN ALAM DI PAPUA BARAT Onesimus Yoku; Andoyo Supriyantono; Trisiwi Widayati; Iriani Sumpe
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 4 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.76 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2015.v04.i02.p02

Abstract

Papua Barat merupakan daerah yang sangat potensial bagi pengembangan ternak sapi potong dan/atau usaha peternakan sapi bali karena wilayahnya yang luas dan cukup tersedia sumberdaya hijauan lokal sebagai pakan ternak. Padang penggembalaan alam merupakan sumber hijauan pakan bagi ternak ruminansia terutama oleh peternakan rakyat di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi botani dan persebaran jenis-jenis hijauan lokal di areal padang penggembalaan alam di dataran Kebar kabupaten Tambraw provinsi Papua Barat. Komposisi botani dianalisis dengan metode dry weight rank yaitu menaksir komposisi botani bahan kering tanpa melakukan pemotongan dan pemisahan spesies hijauan dan mengobservasi hanya tiga jenis hijauan yang mempunyai kontribusi besar, dan menetapkannya sebagai ranking 1, 2, dan 3. Persebaran jenis-jenis hijauan lokal dengan menginventarisir semua spesies yang ditemukan, dihitung frekuensi mutlak dan frekuensi relatif jenis. Komposisi botani dan persebaran jenis ditetapkan dengan metode cuplikan menggunakan kuadran berukuran 1 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padang penggembalaan alam dengan komposisi botani sekitar 82 – 87% rumput, 1% legum dan hijauan yang dapat dikonsumsi dan 12 - 17% hijauan lain yang tidak dapat dikonsumsi ternak. Ditemukan sebanyak 40 spesies hijauan pada padang penggembalaan alam di dataran Kebar.
KKN Tematik: Pengembangan Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong Pada Masyarakat Asli Papua Di Distrik Kebar Tambrauw Andoyo Supriyantono; Trisiwi Wahyu Widayati; Abdul Rahman Ollong
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i3.236

Abstract

Kebar memiliki padang penggembalaan yang sangat luas (1500 ha) akan tetapi tidak dikelola dengan baik dan hanya mampu menampung 2 ekor sapi potong dengan bobot badan 250 kg. Pada tahun 2011, distrik ini ditetapkan sebagai kawasan lumbung ternak sapi potong dan kawasan sejuta ranch. Akan tetapi padang penggembalaan ini didominasi hijauan pakan dengan kualitas yang rendah sehingga menyebabkan rendahnya bobot badan sapi potong yang dicapai pada umur produktif. Produktivitas sapi potong yang tidak maksimum juga disebabkan oleh rendahnya keterampilan masyarakat dalam pemeliharaan sapi potong yang baik dan benar. Masyarakat belum memahami dengan benar bagaminana manajemen pemeliharaan sapi akibat adanya pergeseran budaya dari pemeliharaan ternak babi ke pemeliharaan ternak sapi potong. Peningkatkan keterampilan peternak dalam memelihara sapi potong dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan KKN tematik. Metode yang dilakukan adalah dengan mengintroduksikan hijauan unggul dengan teknik budidaya yang mudah, murah dan ramah lingkungan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terdapat perubahan positif dalam pemeliharaan sapi potong dari pola ekstensif menjadi semi intensif. Petani target mulai membuat kandang dan menanam rumput unggul untuk kebutuhan pakan sapi potong. Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan, demplot dan pelatihan semakin meningkat dengan kehadiran petani dalam setiap kegiatan pendampingan. Transfer pengetahuan antar petani juga dilakukan dari satu kampung ke kampung lain yang tidak terjangkau kegiatan KKN tematik.