Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sistem Peringatan Dini Bahaya Banjir Pada Daerah Aliran Irigasi Ahmad Fauzan; Latiful Hayat
Jurnal Riset Rekayasa Elektro Vol 3, No 2 (2021): JRRE VOL 3 NO 2 DESEMBER 2021
Publisher : LEMBAGA PUBLIKASI ILMIAH DAN PENERBITAN, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jrre.v3i2.11520

Abstract

Bencana banjir kerap melanda Indonesia pada beberapa tahun terakhir ini. Terjadinya banjir disuatu daerah mengakibatkan kerugian harta benda. Oleh karenanya, pemerintah memusatkan perhatian terhadap bencana banjir. Upaya untuk mengantisipasi banjir dapat berupa normalisasi dan naturalisasi sungai, waduk, dan embung, pembuatan sodetan dan sumur resapan, hingga penyiagaan pompa stasioner dan portabel. Solusi lain yang dapat diajukan, salah satunya adalah pembuatan sistem deteksi dini banjir. System ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat sekitar dan tim SAR dalam penanganan bencana yang akan terjadi. Sistem monitoring dirancang agar aplikasi Android dapat memberikan informasi mengenai level ketinggian air melalui sensor water level. Dalam pembuatan monitoring, aplikasi yang digunakan adalah kodular.io. Ini berfungsi untuk menampilkan hasil dari pembacaan sensor yang dipasang dalam rangkaian terkoneksi dengan modul ESP8266, yakni pengirim data analog yang akan dirubah dalam sistem firebase. Pada penelitian ini berhasil dilakukan berbagai percobaan yaitu, percobaan dalam status level air 10cm menampilkan status aman, pada percobaan 20cm menunjukkan kondisi status siaga, dan percobaan yang terakhir yaitu dalam level 30cm yang menunjukkan status pada level bahaya diikuti dengan pesan peringatan agar masyarakat segera evakuasi dini. Peringatan tentang status ketinggian air berupa aman dan waspada juga dikirimkan melalui pesan dari aplikasi Android menggunakan ESP8266. ESP8266 difungsikan sebagai IOT pengirim pesan peringatan ke aplikasi pengguna.
Deteksi Level Ketinggian Air Dengan Nikelin, Encoder dan Sensor Tekanan Untuk Sistem Peringatan Dini Banjir Latiful Hayat; Dian Nova Kusuma Hardani
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 1 (2021): Proceedings of Smart Advancement on Engineering and Applied Science
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.39 KB) | DOI: 10.30595/pspfs.v1i.132

Abstract

Floods and their problems show an increasing indication when rainfall is high. Data from BNPB shows that floods, landslides and tornadoes contributed to the total disasters in Indonesia in a decade. The existence of an early warning flood disaster can help evacuate before a disaster strikes. The system requires a water level detector as the basic data for determining flood predictions. In order to get the water level value, a touch water method can be used using electrodes or without touching the water with the help of pressure sensors, ultrasonic and imaging. Each method has advantages over the other. In this study, the effectivity and accuracy of detecting water levels were investigated using 3 methods: the direct touch of water through nickel wire, buoys with encoder, and pressure sensors. Detection of water levels can be used as a reference to obtain river water level data which is then connected via an IoT or internet connection as a reference for the Early Warning System for the arrival of floods. This study found that changes in water level of less than 30 cm can utilize buoys and encoders with an accuracy of detecting 5 to 6 counts per 1 mm increase in water level. Meanwhile, the measurement of less than 30 cm water level using nickel wire resulted in a non-linear value. The utilization of nickel wire can be used for a height of more than 30 cm where the change in resistivity has started to be linear. ADC change value is 2.93 mV/cm using 10 bit ADC at 5 Volt reference voltage. For water level heights of 50 cm and above, a pressure sensor can use a pressure sensor that can detect changes in pressure of 0.002 in Hg/mm or 0.05 mmHg/mm.
Pengenalan Dialek Bahasa Daerah di Pulau Jawa menggunakan Metode Mel-Frequency Cepstral Coefficients dan Adaptive Network-based Fuzzy Inference System Fajar Muhammad Fauzi; Latiful Hayat; Dian Nova Kusuma Hardani
Jurnal Riset Rekayasa Elektro Vol 4, No 2 (2022): JRRE VOL 4 NO 2 DESEMBER 2022
Publisher : LEMBAGA PUBLIKASI ILMIAH DAN PENERBITAN, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jrre.v4i2.11526

Abstract

Indonesia merupakan negara besar yang memiliki banyak keberagaman budaya dan suku sehingga memiliki banyak bahasa atau dialek yang berbeda-beda di setiap daerah. Berbagai penelitian dalam pengolahan sinyal suara telah banyak dikembangkan. Salah satu penelitian yang menarik untuk dikembangkan adalah Identifikasi Dialek. Dalam penelitian ini, dibuat suatu program atau aplikasi Speech Recognition dengan metode Mel-Frequency Ceptrums Coefficients (MFCC) dan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) untuk Bahasa Jawa dialek Betawi, Sunda, Banyumasan, dan Suroboyoan. MFCC untuk proses ekstraksi ciri dari sinyal ucapan pembicara dimana prosesnya akan mengubah sinyal suara menjadi beberapa vektor ciri yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk grafik. Analisis dan perancangan bentuk pola suara menggunakan software Phyton. Pengujian dilakukan dengan cara merancang perangkat lunak, melakukan pengambilan data, training sistem ANFIS, pembuatan GUI, dan pengujian dalam pengolahan data pengujian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan MFCC mampu memberikan nilai ciri yang berbeda untuk setiap suara yang dimasukkan ke dalam sistem, dan parameter MFCC yang digunakan pada penelitian ini adalah Preemph = 0,99, Nfilt = 30, Nfft = 512, Winlen = 20ms, Winstep = 10ms, Numcep = 5, dan Lowfreq = 100. Model training yang digunakan dengan 120 data training dan 2 membership function tipe gausian menghasilkan nilai akurasi secara keseluruhan 32,5% pada proses pengujian ( 30% untuk Betawi, 50% untuk Sunda, 30% untuk Banyumasan, dan 20% untuk Suroboyoan).