This Author published in this journals
All Journal Kurios
Paulus Sugeng Widjaja
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Harmonisasi masyarakat plural: Praktik sosial di sekolah teologi untuk membangun nasionalisme Indonesia yang inklusif Widjaja, Paulus Sugeng
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 7, No 2: Teologi Menstimulasi Nilai-nilai Kemanusiaan dan Kehidupan Bersama dalam Bingkai Kebang
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v7i2.359

Abstract

Indonesian Nationalism is historic and ethical, not natural. It was born out of a shared history of various groups in Indonesia in their struggle against the colonials, and of an ethical decision that those groups consciously took to become one nation. Such an inclusive nationalism must be intentionally developed structurally, systemically, and continuously by all the elements of the Indonesian nation, lest it would be wiped out by centralism, primordialism disguising in the form of dominant-religion-based nationalism, and unjust distribution of membership along with all its respected rights. Using the analysis from the perspective of Character Ethics, this article shows that theological schools have an important role in the character formation of inclusive nationalism through social practice in theological schools. Social practice is not simply a series of activities, but a series of intentional actions which are done together repeatedly by the whole members of the community. The history of an institution that was intended to prepare pastor assistants in Yogyakarta until it becomes the Faculty of Theology, Universitas Kristen Duta Wacana, at present is presented in this article as a model of effective social practice in the formation of inclusive nationalism. The research focuses on the intersubjective relations between all members of the Duta Wacana community, which reflects the very rich and deeply human experience, that takes place in the local everyday life, including various policies that are born out of that relationship with the religious-cultural identity that becomes its context.  AbstrakNasionalisme Indonesia bersifat historis dan etis, bukan alami. Ia lahir dari sejarah bersama kelompok-kelompok bangsa Indonesia melawan penjajah kolonial dan dari keputusan etis yang mereka ambil untuk menjadi satu bangsa Indonesia. Nasionalisme yang inklusif semacam itu harus dengan sengaja ditumbuh-kembangkan secara terstruktur, sistemik, dan berkesinambungan oleh segenap elemen bangsa agar tidak tergerus oleh ancaman sentralisme, primordialisme yang tersamar dalam bentuk nasionalisme berbasis agama dominan, dan ketidak-adilan distribusi keanggotaan beserta semua hak yang mengikutinya. Dengan menggunakan analisis dari perspektif Etika Karakter, tulisan ini menunjukkan bahwa sekolah-sekolah teologi memiliki peran penting untuk membentuk karakter nasionalisme yang inklusif melalui praktik sosial di sekolah-sekolah teologi terkait. Praktik sosial bukanlah sekadar rangkaian kegiatan, melainkan rangkaian tindakan yang dengan sengaja dilakukan secara bersama-sama berulang-kali oleh segenap anggota komunitas. Sejarah lembaga pendidikan asisten pendeta di Yogyakarta hingga menjadi Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana diangkat dalam tulisan ini sebagai sebuah model praktik sosial yang terbukti efektif membentuk nasionalisme yang inklusif. Penelitian difokuskan pada relasi intersubjektif di antara segenap anggota komunitas ini, yang mencerminkan pengalaman insani yang sangat kaya dan mendalam, yang terjadi sehari-harinya dalam konteks lokalitas hidup, termasuk berbagai kebijaksanaan yang lahir dari relasionalitas tersebut serta identitas kultural religius yang menjadi konteksnya.