Stroke terbagi menjadi dua jenis yaitu stroke non hemoragik atau iskemik dan stroke hemoragik. Stroke non hemoragik terjadi Ketika gumpalan darah ataupun partikel lain menghalangi pembuluh darah ke otak, Sebagian besar stroke (87%) adalah stroke non hemoragik. Stroke biasanya diderita oleh pasien dengan kelompok umur 55-64 tahun, 65-74 tahun, dan 75 tahun keatas. Pasien dengan penyakit stroke mengalami banyak gangguan yang terutama merupakan gangguan mobilitas, pasien sulit berjalan sebab mengalami gangguan pada kekuatan otot serta kemampuan tubuh buat menjaga keseimbangan. Latihan terapi merupakan satu dari beberapa cara untuk mempercepat pasien sembuh dari cedera dan penyakit stroke. Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan terapi olahraga pada pasien stroke non hemoragik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan bentuk desain penelitian pre eksperimental dan menggunakan one group pretest-posttest pada desain yang dimana kelompok subjek atau responden diobservasi terlebih dahulu sebelum dilakukan intervensi. Responden diberikan latihan selama 6 hari. Pengaruh efektivitas latihan AAROM dapat dilihat dari hasil uji wilcoxon yang dimana diperoleh nilai -value .002 kecil nilainya daripada 0.05 yang dimana Ho ditolak dan Ha diterima. Pengaruh latihan AAROM terhadap pasien stroke non hemoragik pada kekuatan otot ekstremitas atas mengalami adanya peningkatan kekuatan motoric otot ekstremitas atas.