Agus Eka Nurma Yuneta
Sebelas Maret University

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KONSUMSI ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI SMP 18 SURAKARTA Fresthy Astrika Yunita; Sri Anggarini Parwatiningsih; Mrs Hardiningsih; Agus Eka Nurma Yuneta; M.Nur Dewi Kartikasari; Mrs Ropitasari
PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya Vol 8, No 1 (2020): February
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/placentum.v8i1.38632

Abstract

Latar belakang: Kejadian anemia yang paling banyak terjadi pada remaja putri yaitu anemia defisiensi besi, anemia disebabkan karena kebutuhan zat besi meningkat tinggi pada masa pertumbuhan dan remaja putri juga mengalami haid setiap bulannya. Hal ini diperkuat dengan kejadian anemia pada remaja putri menurut Riskesdas tahun 2016 yaitu sebesar 22,7%. Masalah anemia pada remaja putri akan mengakibatkan perkembangan motorik, mental dan kecerdasan terhambat, menurunnya prestasi belajar dan tingkat kebugaran, tidak tercapainya tinggi badan maksimal, kontribusi yang negatif pada masa kehamilan kelak, yang menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kesakitan dan kematian pada ibu dan anakTujuan penelitian: Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang konsumsi zat besi dengan kejadian anemia di SMP 18 Surakarta.Metode penelitian: Desain penelitian adalah cross sectional untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang konsumsi zat besi dengan kejadian anemia. Penelitian dilakukan di SMP 18 Surakarta. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja putri di SMP 18 Surakarta. Teknik pencuplikan sampel menggunakan simple random sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Analisis data dilakukan dengan uji statistik chi square.Hasil penelitian: Dalam penelitian ini mayoritas responden yang diteliti memiliki pengetahuan tinggi terhadap konsumsi zat besi (66.67%) dan lebih dari seperempat total responden mengalami anemia (26.67%). Selanjutnya, terdapat hubungan pengetahuan konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia dengan nilai p<0.04. Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang konsumsi zat besi memiliki risiko anemia lebih besar 13.5 kali.Kesimpulan: Mayoritas responden yang diteliti memiliki pengetahuan tinggi terhadap konsumsi zat besi dan lebih dari seperempat total responden mengalami anemia. Selanjutnya, terdapat hubungan pengetahuan konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia.
Counseling on Pre-Menstrual Syndrome (PMS) In Adolescents Fresthy Astrika Yunita; Hardiningsih - -; Agus Eka Nurma Yuneta
PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya Vol 9, No 2 (2021): August
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/placentum.v9i2.52694

Abstract

Background: Premenstrual Syndrome (PMS) is the most common health problem reported by adolescents. The main contributing factors of PMS are due to the imbalance of work of the hormones estrogen and progesterone’s as well as changes in serotonin levels. Approximately 30-80% of women experience mood or somatic disorders (or both) that occur during the menstrual cycle. The WHO (World Health Organization) report explains that PMS symptoms are experienced in 65.7 of young women. Due to lack of knowledge can decrease the quality of life of adolescents. So the knowledge about PMS is needed for young women to be ready to face the PMS.Purpose: Improving young women's knowledge of PMS.Method: The provision of PMS material was done by lecture method and leaflet giving. The object of devotion was young women. Before the counseling being given, young women took pre-tests, later conducted post-tests to evaluate the knowledge related to PMS. Result: Counseling on PMS had been conducted. There was an increased in young women's knowledge of Premenstrual Syndrome. T-test results obtained significance value of 0.000 (p<0.005).Conclusions and Suggestions: Counseling has a positive effect on young women's knowledge, especially about PMS. Pkd Wonorejo midwives should be able to provide regular counseling for young women.  For the young women, after the counseling obtained results that can increase knowledge about PMS thus that it is expected to be better prepared to face the PMS 
Analisis Implementasi Continuity of Care (CoC) di Program Studi D III Kebidanan UNS Hardiningsih Hardiningsih; Fresthy Astrika Yunita; Agus Eka Nurma Yuneta
PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya Vol 8, No 2 (2020): August
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/placentum.v8i2.43420

Abstract

Latar Belakang: Continuity of Care (CoC) merupakan layanan kebidanan melalui model pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan, persalinan, nifas dan keluarga berencana. Bidan sebagai subsistem sumber daya manusia menjadi salah satu ujung tombak yang berperan langsung pada percepatan  penurunan angka kematian ibu dan atau angka kematian bayi. Tujuan Penelitian : menganalisis impelementasi metode Continuity of Care (CoC) di Program Studi D III Kebidanan UNS.Subjek dan Metode : Desain penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di Prodi D III Kebidanan UNS mulai bulan April 2019. Informan terdiri dari dosen koordinator CoC, pembimbing institusi, pembimbing lahan dan mahasiswa serta klien. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, kajian dokumen dan observasi partisipasi.  Analisis data menggunakan model interaktifHasil penelitian : Implementasi metode CoC pada LTA ini mahasiswa dapat menunjukkan kompetensinya kepada klien melalui pelaksanaan asuhan kebidanan. Pasien merasa puas dengan pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa. Pelaksanaan LTA dengan metode CoC ini memberikan dampak yang positif bagi institusi pendidikan, klien serta untuk mahasiswa dapat memberikan pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan.Kesimpulan : Implementasi LTA dengan metode CoC di Prodi D III Kebidanan sudah terlaksana denga baik.  
MODEL PEMBERDAYAAN IBU BALITA TENTANG MP-ASI DI KELURAHAN WONOREJO KABUPATEN KARANGANYAR Fresthy Astrika Yunita; Hardiningsih Hardiningsih; Agus Eka Nurma Yuneta
PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya Vol 7, No 1 (2019): February
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/placentum.v7i1.26384

Abstract

Latar belakang: Lima tahun pertama usia emas seorang anak (Golden  Age) adalah masa yang sangat menentukan. Makanan pendamping ASI perlu di berikan balita usia 6 bulan, ASI bagi bayi tidak lagi mencukupi kebutuhan energi untuk tumbuh dan berkembang, tetapi selama pemberian makanan tambahan pada bayi ASI tetap di berikan pada balita. Masalah kesehatan dan sosial yang dihadapi Indonesia adalah rendahnya status gizi masyarakat Status Gizi balita menurut Rikesdas 2013 adalah 5,7% gizi buruk dan 13,9 % gizi kurang. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk melaksanakan model pemberdayaan  pada Ibu Balita tentang MP ASI di Kelurahan Wonorejo sehingga diharapkan ibu balita mampu mengembangkan pola asuh tentang pengetahuan Makanan Pendamping ASI.Subjek dan Metode: Model pemberdayaan ibu balita tentang MP ASI ini dilakukan melalui koordinasi Bidan Koordinator di PKD kelurahan Wonorejo, kader dan personil yang terlibat dalam kegiatan posyandu untuk selanjutnya melakukan penyuluhan kepada ibu balita.Hasil: Hasil pengabdian adalah telah dilaksanakan pemberdayaan MP ASI pada ibu balita di kelurahan wonorejo. Ibu balita mendapatkan pengetahuan tentang MP ASI dan beberapa contoh pengolahan menu MP ASI yang dapat diterapkan dirumah.Kesimpulan: Diharapkan balita mendapatkan gizi yang cukup dengan penerapan MP ASI sesuai dengan tahapannya sehingga proses tumbuh kembang berjalan dengan baik dan normal sesuai perkembangan umurnya.